Anda di halaman 1dari 5

I.

CHEST PHYSIOTHERAPY
Mukus merupakan suatu lapisan protektif yang melapisi bagian dalam paru dan
jalan napas yang menangkap debu dan kotoran yang terdapat pada udara yang kita hirup
dan mencegah iritasi pada paru. Ketika terdapat infeksi dan iritasi, maka tubuh akan
memproduksi mukus yang kental untuk membantu paru-paru melepaskan diri dari infeksi.
Bila mukus yang kental ini menyumbat jalan napas, maka akan terjadi kesulitan bernapas.
Sehingga untuk membantu membuang ekstra mukus ini dilakukanlah Chest
Physiotherapy.
Chest Physiotherapy terdiri dari Postural Drainage, perkusi dada, dan vibrasi dada.
Biasanya ketiga metode ini digunakan pada posisi drainase paru yang berbeda diikuti
dengan latihan napas dalam dan batuk.
A.

Postural Drainage
Penumpukan sekresi saluran napas bila dibiarkan akan menimbulkan akibat

yang serius. Dapat timbul serangan batuk spasmodik akibat iritasi lokal, obstruksi
bronkus, atelektasis, infeksi paru, dan gangguan ventilasi perfusi.
Postural Drainage merupakan pemberian posisi terapeutik pada pasien yang
memungkinkan sekresi paru mengalir berdasarkan gravitasi ke dalam bronkus mayor
dan trakea dimana selanjutnya dapat dibatukkan.
Indikasi:

Kondisi yang berkaitan dengan paru-paru: bronkitis, fibrosis kistik, pneumonia,

asma, abses paru, penyakit paru-paru obstruktif.


Profilaksis post-operatif torakotomi, stasis pneumonia
Profilaksis pada penggunaan ventilasi buatan jangka lama, kelumpuhan, dan pada
pasien dalam kondisi tak sadar
Kontra indikasi:

Peningkatan TIK
Segera setelah makan
Refleks batuk (-)
Penyakit jantung akut
Gangguan sistem pembekuan
Postural Drainage juga merupakan suatu rangkaian latihan non invasif yang
digunakan bersamaan dengan humidifikasi dan pengobatan.

Manipulasi ini dibentuk oleh kombinasi mekanis (perkusi dan vibrasi),


gravitasi dan mekanisme batuk. Pasien diletakkan dalam berbagai posisi sesuai
dengan segmen paru yang terlibat. Segmen paru yang akan didrainase ditempatkan
setinggi mungkin dan bronkus utama severtikal mungkin. Selanjutnya perhatikan
gambar-gambar berikut ini untuk membantu pengaturan posisi drainase paru.
Pasien harus dimonitor dengan cermat pada saat posisi kepala lebih rendah
terhadap adanya aspirasi, dispnea, atau aritmia. Pada pasien abses paru, hindari posisi
pasien dengan lokasi abses di sebelah atas karena akan menyebabkan pengaliran abses
ke sisi paru lainnya.
Waktu yang diperlukan untuk tindakan ini bervariasi tergantung pada kondisi
pasien (sekitar 20-30 menit). Selama pemberian posisi, pasien dianjurkan napas dalam
5 7 kali diselingi napas biasa selama 1-2 menit.
Tindakan ini dapat dilakukan 4 sampai 6 kali sehari atau setiap 2 jam pada
kasus sputum banyak dan kental dan dilakukan sebelum pemberian makanan.
Untuk memfasilitasi drainase agar konsistensi sekresi paru yang kental
menjadi lebih encer perlu dipertahankan pemberian cairan yang adekuat (oral atau
intravena) dan pemberian medikasi mukolitik.
Berikut macam-macam posisi postural drainage:

Lobus atas kanan - segmen anterior

Lobus atas kiri - segmen anterior

Lobus atas kanan segmen posterior (dipandang dari depan)

Lobus atas kanan segmen posterior (dipandang dari belakang)

Lobus atas kiri segmen posterior

lobus atas kiri - segmen posterior (posisi lain)

Lingula (dipandang dari belakang)

Kedua lobus bawah segmen anterior

Lobus bawah kanan segmen lateral

Lobus bawah kiri segmen lateral dan


Lobus bawah kanan segmen kardiak (medial)

Kedua lobus bawah segmen posterior


Perhatikan: bantal di bawah perut dan lutut, kepala tanpa bantal

Lobus bawah kanan segmen posterior


(Posisi dimodifikasi untuk penekanan khusus)

Kedua lobus bawah segmen posterior

Anda mungkin juga menyukai