Dalam banyak kasus, symbol material digunakan untuk menularkan dan memperkuat
budaya dari sebuah organisasi. Industri yang muncul belakangan ini menghasilkan citra
perusahaan melalui dekorasi dan tata letak kantor. Dekorator desain interior mencocokan kantor
untuk mencerminkan nilai dan filosofi bisnis dari klien. Bahkan faktor-faktor seperti jenis mobil
yang dikendarai oleh manajemen senior sebuah organisasi mencerminkan standar dan nilai-nilai
organisasi tersebut. Melalui penjelasa ini pesan disampaikan kepada karyawan mengenai faktorfaktor seperti yang penting, tingkat egalitarianisme yang diinginkan oleh manajemen puncak,
dan jenis perilaku yang sesuai.
BAHASA
Banyak organisasi dan unit dalam organisasi mengunakan jargon dan istilah sebagai car
untuk mengindetifikasikan anggota dari budaya atau subudaya. Dengan mempelajari bahasa
dalam cara ini, anggota mebuktikan penerimaan mereka dalam budaya. Dalam banyak kasus,
bahasa khas dari budaya atau sub budaya berasl dari tugas yang dilakukan atau teknologi yang
digunakan kelompok tersebut.
timbul dari lokasi geografis dan basis pelanggan yang berbeda sebanyak perbedaan nilai-nilai
yang dianut.
Globalisai telah menambahkan kompleksitas, dengan banyaknya merger yang terjadi
sekarang sebagai usaha perusahaan untuk memperluas pangsa pasar atau untuk mencapai skala
ekonomis. Dalam kenyataannya startegi semakin sulit untuk diimplementasikan.
Faktor utama yang menjadi penentu sebuah merger atau akuisisi berhasil adlah kekuatan
budaya disetiap organisasi dan derajat perbedaan yang ada antara karakteristik kunci budaya
organisasi. Dalam merger atau akuisisi, jika salah satu atau kedua organisasi memiliki budaya
yang lemah penggabungan akan bekerja lebih baik. Hal ini dikarenakan budaya yang lemah lebih
lunak dan dapat beradaptasi dengan lebih baik terhadap situasi baru. Disisi lain dua budaya yang
kuat dapat menyebabkan masalah serius. Namun, ketidakcocokan dua kebudayaan tidak menjadi
masalah ketika merger tidak terjadi dalam industry yang sama.
Pada umumnya merger memiliki pihak dominan yang melakukan pengambilalihan,
jarang terjadi merger yang berasal dari perusahaan yang sederjat. Hal ini dapat menyebabkan
perasaan superioritas pada perusahaan yang melakukan pengambilalihan dan rasa kehilangan
atau bahkan perasaan kekalahan bagi mereka yang berada di organisasi yang sedang diambil alih.
Hal ini semakin rumit ketika kantor pusat berada di Negara yang berbeda, manajer senior enggan
untuk pindah lokasi karena keluarga atau alasan ekonomi. Hal tersebut dapat menimbulkan
permusuhan akibat dari pengambilalihan bagi mereka yang tidak terbiasa dengan pemindahan
lokasi.