Anda di halaman 1dari 12

Pengukuran Kinerja

Balance Scorecard dari Aspek Finansial

Disusun oleh:
Rahma Yulia Prastiwi

041311233106

Ridhotullah Rezki M.S.

041311233285

Dhendy Satrya N.

041311233300

Rafika Rakhma

041311233302

Nasir Lababan

041311233341

DEPARTEMEN MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS AIRLANGGA

Analisis Keuangan dan Common Size

Analisis Rasio Likuiditas, Aktivitas, dan Leverage

Analisis Du Pont

PT Kalbe Farma (Persero) Tbk.

PT Kimia Farma (Persero) Tbk.

Analisis Perbandingan Perusahaan Kalbe dan Kimia Farma

Berdasarkan Rasio Likuiditas


1. Current Ratio:
Pada tahun 2013 Kalbe memiliki Current Ratio sebesar 2.84. Interpretasinya adalah hasil
penjualan seluruh aset lancar Kalbe mampu menutup hingga 284 persen dari total utang
lancarnya yang akan jatuh tempo dalam jangka pendek.

Sedangkan Kimia Farma

memiliki Current Ratio lebih sedikit, yaitu sebesar 2.40 yang tidak berbeda jauh dengan
Kalbe.
2. Quick Ratio:
Pada tahun 2013 Kalbe memiliki Quick Ratio sebesar 1.68. Interpretasinya adalah jika
semua aset lancar selain uang muka biaya dan persediaan dicairkan atau diuangkan maka
akan menutup hingga 168 persen dari total utang lancar Kalbe yang akan jatuh tempo
dalam satu tahun buku. Sedangkan Kimia Farma memiliki Quick Ratio lebih sedikit,
yaitu sebesar 1.57 yang tidak berbeda jauh dengan Kalbe.
3. Cash Ratio:
Pada tahun 2013 Kalbe memiliki Cash Ratio sebesar 0.51. Interpretasinya adalah Cash
pada Kalbe hanya mampu menutup hingga 51 persen dari total utang lancarnya yang
akan jatuh tempo dalam jangka pendek. Sedangkan Kimia Farma memiliki Cash Ratio
sedikit lebih besar, yaitu sebesar 0.53 yang tidak berbeda jauh dengan Kalbe.
Berdasarkan Rasio Aktivitas
1. Total Asset Turn Over adalah mengukur perputaran dari semua asset yang dimiliki
perusahaan.
Kimia Farma lebih unggul dibandingkan dengan Kalbe, karena Kimia Farma memiliki
Total Asset Turn Over yang lebih besar.
2. Fixed Asset Turn Over adalah mengukur perputaran dari fix asset yang dimiliki
perusahaan.

Kimia Farma lebih unggul dibandingkan dengan Kalbe, karena Kimia Farma memiliki
Fix Asset Turn Over yang lebih besar.
3. Account Receivable Turn Over adalah untuk menghitung berapa kali dana yang tertanam
dalam piutang perusahaan berputar dalam setahun. Kimia Farma lebih unggul
dibandingkan dengan Kalbe, karena Kimia Farma memiliki Account Receivable Turn
Over yang lebih besar.
4. Inventory Turn Over adalah untuk menghitung harga pokok penjualan dengan rata-rata
persediaan. Rasio ini di gunakan untuk mengukur efektivitas manajemen perusahaan
dalam mengelola persediaan. Kimia Farma lebih unggul dibandingkan dengan Kalbe,
karena Kimia Farma memiliki Inventory Turn Over yang lebih besar

Berdasarkan Rasio Hutang

Total Debt Equity Ratio adalah merupakan perbandingan total hutang yang dimiliki
perusahaan dengan modal sendiri (ekuitas). Kimia Farma memiliki nilai Debt Ratio lebih
besar (0.3) dibandingkan dengan Kalbe (0.0).

Berdasarkan Rasio Profitabilitas


Rasio profitabilitas merupakan rasio yang bertujuan untuk mengetahui
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba selama periode tertentu dan juga
memberikan gambaran tentang tingkat efektifitas manajemen dalam melaksanakan
kegiatan operasinya. Efektifitas manajemen disini dilihat dari laba yang dihasilkan
terhadap penjualan dan investasi perusahaan. Rasio ini disebut juga rasio rentabilitas.
Rasio profitabilitas merupakan rasio yang menggambarkan kemampuan perusahaan
dalam mendapatka laba melalui semua kemampuan dan sumber yang ada seperti kegiatan
penjualan, kas, modal, jumlah karyawan, jumlah cabang dan sebagainya (Syafri,
2008:304).

Gambar 1 TABEL KEUANGAN KALBE FARMA

Gambar 2 TABEL KEUANGAN KIMIA FARMA

a.

Return on assets (ROA)


Rasio antara laba setelah pajak dan total aset. ROA menunjukkan
kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba setelah pajak dengan
menggunakan seluruh aset yang dimilikinya. Rasio ini penting bagi pihak
manajemen untuk mengevaluasi efektivitas dan efisiensi manajemen
perusahaan dalam mengelola seluruh asetnya dalam menghasilkan laba
bersih. Semakin besar ROA, berarti semakin efektif dan efisien penggunaan
aset perusahaan atau dengan kata lain dengan jumlah aset yang sama bisa
dihasilkan laba yang lebih besar.
ROA PT. Kimia Farma menurun dari 9.88% menjadi 8.68% pada tahun
2013, yang berarti tingkat efisiensi perusahaan dalam menggunakan
aktivanya menurun sebesar 1.20%. Hal ini disebabkan asset yang dimiliki

perusahaan meningkat cukup signifikan dibanding kenaikan laba setelah


pajak.
Akan tetapi, hal ini masih kalah jauh apabila dibandingkan dengan Kalbe
Farma. ROA kalbe farma menurun dari 118,41% menjadi 6,96%. Ini
berarti kalbe farma lebih efisien daripada Kimia Farma dalam
menggunakan aktivanya.
b.

Return On Equity (ROE)


Return on equity merupakan perbandingan antara laba bersih sesudah
pajak dengan total ekuitas. Return on equity merupakan suatu pengukuran
dari penghasilan (income) yang tersedia bagi para pemilik perusahaan (baik
pemegang saham biasa maupun pemegang saham preferen) atas modal yang
mereka investasikan di dalam perusahaan (Syafri, 2008:305). Return on
equity adalah rasio yang memperlihatkan sejauh manakah perusahaan
mengelola modal sendiri (net worth) secara efektif, mengukur tingkat
keuntungan dari investasi yang telah dilakukan pemilik modal sendiri atau
pemegang saham perusahaan (Sawir 2009:20).

ROE menunjukkan

rentabilitas modal sendiri atau yang sering disebut rentabilitas usaha.


ROE PT. Kimia Farma menurun dari 14.38% menjadi 13.34 % pada tahun
2013, yang berarti tingkat efisiensi penggunaan modal sendiri oleh
manajemen perusahaan semakin meningkat sebesar 0,92%.
Apabila dibandingkan dengan Kalbe Farma, Kimia Farma masih kalah
efisien dalam hal penggunaan modal dengan Kalbe Farma. Kalbe Farma
mengalami penurunan dari 23,52% menjadi 22,68%.
c.

Net Profit Margin


Rasio ini mengukur laba bersih setelah pajak terhadap penjualan. Net
profit margin mengukur kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba
bersih setelah pajak dengan menggunakan penjualan yang berhasil dicapai
perusahaan.Rasio ini mencerminkan efisiensi seluruh bagian, yakni
produksi, personalia, pemasaran, dan keuangan yang ada dalam perusahaan
dalam menghasilkan laba.

Net profit margin PT. Kimia Farma menurun dari 5.49% menjadi 4.93%
pada tahun 2013 yang berarti kemampuan perusahaan untuk menghasilkan
laba bersih dari penjualan menurun sebesar 0.32%.
Net profit margin PT. Kalbe Farma juga menurun dari 12,72% menjadi
12% pada tahun 2013. Kimia farma unggul dalam hal ini karena penurunan
tidak sebesar kalbe farma.
d.

Operating Profit Margin


Operating profit margin merupakan perbandingan antara laba usaha dan
penjualan. Operating profit margin merupakan rasio yang menggambarkan
apa yang biasanya disebut pure profit yang diterima atas setiap rupiah dari
penjualan yang dilakukan (Syamsuddin, 2009:61). Operating profit disebut
murni (pure) dalam pengertian bahwa jumlah tersebutlah yang benar-benar
diperoleh dari hasil operasi perusahaan dengan mengabaikan kewajibankewajiban finansial berupa bunga serta kewajiban terhadap pemerintah
berupa pembayaran pajak. Apabila semakin tinggi operatig profit margin
maka akan semakin baik pula operasi suatu perusahaan.
Operating profit margin Kimia Farma menurun dari sebelumnya 7,4%
pada tahun 2012 menjadi 6,5% pada 2013 yang berarti, efisiensi bagian
produksi, personalia dan pemasaran dalam menghasilkan laba menurun
sebesar 0,90% pada 2013

e.

Gross Profit Margin


Gross profit margin merupakan rasio yang mengukur efisiensi
pengendalian harga pokok atau biaya produksinya, mengindikasikan
kemampuan perusahaan untuk berproduksi secara efisien (Sawir, 2009:18).
Gross profit margin merupakan persentase laba kotor dibandingkan dengan
sales. Semakin besar gross profit margin semakin baik keadaan operasi
perusahaan, karena hal ini menunjukkan bahwa harga pokok penjualan
relatif lebih rendah dibandingkan dengan sales, demikian pula sebaliknya,
semakin rendah gross profit margin semakin kurang baik operasi perusahaan
(Syamsuddin, 2009:61).

Berdasarkan rasio ini, gross profit margin Kimia Farma menurun dari
29,72% pada 2013 dari sebelumnya yaitu 31,47% yang berarti, kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba kotor dengan penjualan yang
dilakukan perusahaan semakin menurun sebesar (efisiensi yang dicapai
bagian produksi) 1,75%. Berkebalikan dengan Kalbe Farma yang justru
mengalami kenaikan gros profit margin. Kabe Farma mengalami kenaikan
dari 47,91% menjadi 47,99%. Kalbe Farma lebih efisien daripada Kimia
Farma dalam menghasilkan laba kotor.
f.

Basic earning power


Rentabilitas ekonomi merupakan perbandingan laba sebelum pajak
terhadap total asset. Jadi rentabilitas ekonomi mengindikasikan seberapa
besar kemampuan asset yang dimiliki untuk menghasilkan tingkat
pengembalian atau pendapatan atau dengan kata lain Rentabilitas Ekonomi
menunjukkan kemampuan total aset dalam menghasilkan laba. Rentabilitas
ekonomi mengukur efektifitas perusahaan dalam memanfaatkan seluruh
sumberdaya yang menunjukkan rentabilitas ekonomi perusahaan (Sawir,
2009:19).
Basic earning power PT. Kimia farma meningkat signifikan dari tahun
2012 sebesar 47,5% menjadi 62,23% pada 2013 yang berarti efektifitas dan
efisiensi perusahaan dalam mengelola seluruh aktiva perusahaan untuk
menghasilkan laba sebelum bunga dan pajak meningkat hingga 14,73%

Berdasarkan Du Pont Analisis


Dari hasil analisis Du Pont ROE yang dilakukan pada PT Kalbe Farma (Persero) Tbk
dan PT Kimia Farma (Persero) Tbk dihasilkan data dan fakta seperti yang tertera di atas.
Berdasarkan indeks harga saham (idx.co.id), Kalbe Farma merupakan perusahaan leading
dan Kimia Farma menjadi perusahaan yang dianalisis. Dari hasil analisis Du Pont ROE yang
dilakukan, terlihat angka ROE Kalbe Farma di tahun 2013 lebih tinggi (0,2358) dari pada
Kimia Farma (0,1328). Begitu juga di tahun 2012, dimana ROE Kalbe Farma (0,2404) lebih

tinggi daripada Kimia Farma (0,1427). Namun, pada kedua perusahaan terjadi penurunan
tingkat ROE dari tahun 2012 ke 2013 yang penurunan ROE kedua perusahaan disebabkan
karena penurunan tingkat ROA. Dari analisis Du Pont di atas, bisa dilihat penurunan ROA
kedua perusahaan disebabkan karena nilai Net Profit Margin dan Total Asset Turnover kedua
perusahaan rata-rata juga mengalami penurunan. Hal ini mungkin dikarenakan tingginya
sales dan net income yang didapatkan oleh perusahaan tidak disertai dengan efektivitas dan
efisiensi penggunaan aset-aset perusahaan sehingga kapasitas yang digunakan tidak berjalan
dengan optimal.

Anda mungkin juga menyukai