Anda di halaman 1dari 10

BAB 1

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Semua orang pasti akan menyambut datangnya sukses dengan tangan terbuka.
Sebaliknya, banyak orang akan berusaha agar tidak mengalami kegagalan.
Kenyataannya, sukses dan gagal merupakan "satu paket" yang tidak bisa dipisahkan.
Lalu, mengapa kita harus takut pada kegagalan? Yang perlu kita ketahui adalah apa
yang harus kita lakukan ketika kegagalan datang. Jika kita sadar bahwa kegagalan itu
merupakan bagian dari sukses dan kegagalan merupakan guru yang terbaik, maka kita
tidak akan takut ketika kegagalan datang.
Sebagai manusia tentu kita memiliki perasaan dan emosi. Pada saat kita
melakukan kesalahan ataupun kegagalan yang menurut kita sangat mengecewakan dan
memalukan diri kita, tentu kita dapat merasa kesal, sedih, dan bingung. Tidak jarang
pula kita mungkin marah terhadap diri kita sendiri. Jika kita memang merasakan hal
yang demikian, kita berhak meluapkan kesedihan kita sejenak dengan menangis,
menceritakan kekesalan maupun kesedihan kita kepada keluarga kita ataupun sahabat
yang kita percayai, mungkin juga berteriak dengan keras di suatu lapangan rumput yang
luas atau berbagai ekspresi kekesalan kita sudah tahu bahwa kegagalan bukanlah hal
yang perlu ditakutkan.
Kegagalan, sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dialami oleh manusia. Seperti
keberhasilan, kegagalan adalah suatu siklus hidup. Bagian dari perjalanan jiwa untuk
memaknai hidup, mencapai pengertian akan hidup, agar dapat mencapai sesuatu yang
lebih baik. Tentu, tentu saja manusia harus memiliki kekuatan dan keberanian untuk
menghadapi situasi sangat tak enak yang bernama kegagalan itu. Hanya manusiamanusia yang kuat yang bisa bangkit lagi, dan lagi setelah jatuh dan gagal. Sebenarnya
kegagalan disebabkan karena kurang tepatnya cara yang digunakan dalam melakukan
suatu pekerjaan. Mungkin karena keteledoran kita atau bertindak tanpa berpikir lebih
jauh. Tetapi yang pokok adalah karena kekurangan ilmu pengetahuan yang
berhubungan dengan pekerjaan itu.
Berbeda dengan seseorang yang mempunyai ilmu pengetahuan luas. Dalam setiap
ia melangkah, maka ia mencoba berpikir seribu kali. Bila melakukan pekerjaan ini,
berapa kerugian atau keuntungannya, apa tidak gagal, dan kalau gagal harus berbuat
apa lagi, jalan mana yang hendak ditempuh. Itulah perhitungan orang yang
berpengetahuan

luas.

Sehingga

setiap

pekerjaan

yang

dikerjakannya

selalu

mendatangkan hasil yang sukses dan gemilang. Dalam makalah ini kami akan
menjelaskan kegagalan yang terjadi pada perusahaan telekomunikasi di Indonesia.
1.2 Rumusan Masalah
Dari latar belakang diatas maka kami mengambil rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah latar belakang perusahaan ESIA dan AXIS
2. Apakah penyebab kegagalan yang terjadi pada masing masing perusahaan yang
akan Anda jelaskan?
1.3 Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini ialah :
1. Mengetahui penyebab kegagalan yang terjadi pada masing masing perusahaan yang
akan kami jelaskan.
2. Mengetahui Latar belakang masing-masing perusahaan
1.4 Manfaat Penulisan
Adapun penulisan makalah ini memiliki manfaat sebagai berikut :
1. Bagi penulis
- Mengetahui penyebab kegagalan suatu perusahaan
2. Bagi Pembaca
- Sebagai sumber referensi
- Mengetahui penyebab kegagalan perusahaan
1.5 Sistematika Penulisan
Penulisan makalah ini menggunakan data sekunder yang kami peroleh dari internet dan
buku. Lalu kami rangkum dan kami jabarkan kembali dengan bahasa kami sendiri
sehingga lebih mudah dimengerti.

BAB 2
PEMBAHASAN
2.1 Latar Belakang Kegagalan AXIS
PT Axis Telekom Indonesia (sebelumnya bernama PT Natrindo Telepon Seluler),
dikenal sebagai Axis, adalah sebuah perusahaan operator telekomunikasi seluler di
Indonesia. Axis mempunyai produk GSM dengan nama sama, "AXIS".
Axis meluncurkan layanannya pada April 2008 dan kini tersedia di lebih dari 400
kota di seluruh pulau-pulau besar Indonesia, termasuk Jawa, Sumatera, Kalimantan,
Sulawesi, Bali, dan Lombok. Berkantor pusat di Jakarta, Axis merupakan operator
seluler 2G, 3G, dan 4G dengan pertumbuhan tercepat di Indonesia, melayani lebih dari
15 juta pelanggan telepon seluler, didukung oleh lebih dari 800 pegawai yang
berdedikasi.
PT Natrindo Telepon Seluler pada awalnya merupakan bagian dari Grup Lippo.
Natrindo merupakan perusahaan operator telekomunikasi seluler GSM 1.800 MHz
pertama di Indonesia dengan fokus awal untuk beroperasi di wilayah Jawa Timur
dengan merek dagang "Lippo Telecom" sejak bulan Mei 2001. Natrindo kemudian
berhasil mendapatkan lisensi untuk wilayah nasional dan diakuisisi oleh Maxis
Communications Berhad, masing-masing sebesar 51% pada bulan Januari 2005 dan
44% pada bulan April 2007. Pada bulan Juni 2007, Saudi Telecom Company
mengakuisisi 51 persen saham Natrindo yang dimiliki Maxis, sehingga saham Maxis di
Natrindo hanya tinggal 44 persen. Saat ini, Natrindo sedang mengembangkan jaringan
2G dan 3G-nya ke beberapa wilayah lain di Indonesia.
Pada tanggal 7 Juni 2011, berdasarkan persetujuan dari Kementerian Hukum dan
Hak Asasi Manusia, nama badan hukum perusahaan AXIS diubah dari PT Natrindo
Telepon Seluler menjadi PT Axis Telekom Indonesia.
Produk Axis di awal pendiriannya sebagai Natrindo dikenal dengan merek dagang
"Lippo Telecom", kemudian "Solusi". Lippo Telecom hanya beroperasi di wilayah Jawa
Timur. Jakarta, 30 Maret 2015. Merek produk layanan seluler Axis kembali hadir
dengan wajah baru pasca merger dengan XL. Kini merek layanan yang identik dengan
warna ungu itu menawarkan gaya hidup baru dalam menggunakan layanan
telekomunikasi melalui penyediaan layanan yang simple, terutama untuk sekedar
menelpon, SMS, dan Data/Internet sesuai kebutuhan dengan tarif irit. Pengenalan
kembali Axis kali ini ditandai dengan peluncuran program gaya hidup Iritology yakni
penawaran layanan Ngobrol Irit, Ngenet Irit, Awet Irit. Slogan dari Axis adalah GSM
YANG BAIK (Hingga 2014) dan IRIT ITU AXIS (30 Maret 2015-sekarang)

2.2 Latar Belakang Kegagalan ESIA


ESIA adalah merek layanan operator yang dikeluarkan oleh PT. Bakrie Telecom
Tbk, operator telekomunikasi yang berbasis teknologi CDMA 2000 1x dengan layanan
Limited mobility, maksudnya adalah layanan mobilitas jaringan tanpa kabel yang
dibatasi dalam satu kode area. Dengan esia, kita bisa melakukan semua panggilan,
mulai panggilan lokal, interlokal maupun internasional. ESIA menyediakan 2 (dua)
pilihan layanan yaitu ESIA prabayar dimana pelanggan sendiri yang menentukan
penggunaannya sesuai kebutuhan, dengan pilihan voucher mulai dari Rp. 1000, Rp.

5000, Rp. 10 ribu, Rp. 25 ribu, Rp 50 ribu dan Rp. 100 ribu dan esia pascabayar dimana
pelanggan akan lebih leluasa melakukan panggilan ke operator manapun, dimanapun,
tanpa direpotkan oleh urusan pengisian talktime karena pemakaian baru akan
ditagihkan di bulan berikutnya.

ESIA merupakan layanan yang sangat menguntungkan. Dengan tarif hematnya,


yang cuma Rp. 1/detik bisa berkomunikasi tanpa rasa cemas akan pengeluaran telpon.
Tersedia pula banyak pilihan fitur seperti call forwarding, call waiting, SMS, Internet,
dan esia gogo serta layanan Value Added Service (VAS) atau Fitur-fitur Keren seperti
download ring back tone, ringtones, wallpaper, atau mendengarkan lagu-lagu favorit
sekaligus juga bisa mengirimkannya Greeting Messaging Service (pesan suara disertai
dengan lagu). Dibawah ini merupakan sejarah singkat ESIA mulai dari awal
diluncurkan, yaitu :
- September 2003:
Pertama kalinya esia diluncurkan, esia mereka operator yang menggunakan
technology baru CDMA 2000 1X dengan fasilitas layanan Fixed Wireless
Access dan Limited Mobility. Esia diluncurkan untuk salah satu solusi
berkomunikasi secara hemat karena tarif esia relatif lebih murah dibandingkan
-

operator lainnya.
September Desember 2004
Esia meluncurkan program innovative Gile Beneer bekerja sama dengan
Nokia. Program ini merupakan program bundling dengan Nokia 2112, dimana
esia menawarkan begitu banyak keuntungan seperti Gratis telepon dan SMS ke
sesama pelanggan esia dan ke telepon PSTN. Kamu mungkin menjadi salah satu
pengguna

esia

yang

pada

saat

itu

merasakan

keuntungannya.

Tak lama kemudian diluncurkan pula program Rumpi abiis, program ini

mengulang sukses program Gile beneer dimana kali ini pengguna esia bisa
-

nelpon berjam-jam ke sesama esia dan ke PSTN secara Gratis.


Januari 2005
Program yang sangat innovative dan baru pertama kali diluncurkan di Indonesia
yaitu Program Hujan Duit dimana pengguna esia yang menerima panggilan
dari operator non esia akan mendapatkan duit (Terima Telepon Dapat Duit).
Setiap terima 1 menit panggilan, pengguna esia akan mendapatkan bonus Rp.
50.
Program ini berlaku untuk pelanggan prabayar dan pascabayar. SLI 1188
Program panggilan internasional dengan tariff Rp. 1.188/menit ke 43 negara
tujuan menjadi salah satu program yang banyak diminati terutama untuk

pengguna esia yang banyak melakukan panggilan internasional.


Agustus 2005
Peluncuran kampanye Talktime. Talktime diperkenalkan oleh esia, yang
memberikan paradigma baru bagi konsumen untuk secara tepat melihat
penghitungan pemakaian telepon. Istilah pulsa yang selama ini dipakai tidak
menunjukan lamanya waktu bicara, tetapi lebih kepada alat ukur yang
digunakan oleh operator telepon. Kampanye Talktime sangat sukses, terlebih
esia dengan tarifnya hematnya, menawarkan talktime yang paling lama yaitu
Rp. 3000/jam. Bayangkan operator lain menawarkan tariff berpuluh-puluh kali

untuk pembicaraan satu jam.


Februari 2006
Talktime esia kembali menggebrak pasar, dengan memberikan tarif yang lebih
hemat lagi per jamnya, yaitu Rp. 1.000, tidak heran jika sekarang makin banyak

orang yang mengetahui untungnya pake esia.


Oktober 2006
Disamping talktime-nya yang spektakuler, Esia meluncurkan serangkaian
program Esia Spektakular, yang didalamnya tersedia beragam keuntungan
spektakular, seperti Hape spektakuler yaitu beragam pilihan handphone mulai
dari Rp. 299 ribu, Tarif spektakuler, penawaran SLI Rp. 1500 ke lebih 55
negara.

2.3 Penyebab Kegagalan AXIS dan ESIA


2.3.1 Penyebab kegagalan AXIS
Saudi Telecom Company (STC) telah mengumumkan bahwa mereka sedang
memasuki tahap negosiasi untuk menjual PT AXIS Telekom Indonesia (AXIS),
anak usaha STC di Indonesia. STC memiliki kepemilikan saham langsung

80,100% serta 3,725% secara tidak langsung. Adapun alasan STC menjual
AXIS adalah karena operator ini miskin pendapatan dan jumlah operator yang
banyak di Indonesia membuat persaingan demikian ketatnya.
Menurut STC sebagaimana dikutip TeleGeography, Arab Saudi merupakan
kelompok Arab pertama yang berinvestasi di industri telekomunikasi Indonesia,
sejak 2007. Dan dikatakan, pasar Indonesia yang berkembang pesat, akan
memberikan 'platform untuk pertumbuhan di masa depan.' Namun sayangnya,
STC mengakui bahwa kinerja keuangan AXIS tidak menggembirakan dan telah
gagal untuk memberikan pertumbuhan di pasar nirkabel sangat kompetitif,
dimana terjadi perebutan pendapatan 10 operator.
Karena itu, STC secara resmi mengumumkan bahwa mereka memulai
pembicaraan dengan para pembeli potensial, pemberi pinjaman dan Kreditor
lain untuk mencapai kesepakatan. Untuk itu pula, Axis melakukan reklasifikasi
investasi di Indonesia sebagai aset untuk dijual pada tanggal 30 Juni lalu dimana
menurut klasifikasi ini, aktiva bersih pada nilai wajar, namun dengan kerugian
mencapai 188 juta atau sekitar Rp.1,88 triliun.
Axis pada saat itu terancam bangkrut dan tidak mampu membayar Biaya Hak
Penggunaan (BHP) sewa frekuensi tahun tersebut sekitar Rp 1 triliun kepada
pemerintah. Pada dua tahun terakhir yaitu 2011 dan 2012, Axis mengalami
kerugian sekitar Rp 2,3 triliun per tahun. Jika akusisi ditunda maka Axis akan
bangkrut dan negara akan mengalami kerugian karena Axis tidak bisa
membayar BHP frekuensi. Sehingga potensi PNBP yaitu Pendapatan Negara
Bukan

Pajak

akan

menghilang.

Seperti

diketahui,

bahwa

industri

telekomunikasi menyumbang PNBP sebesar Rp 12 triliun pr tahun, dimana


sekitar 85 persen dari jumlah tersebut berasal dari BHP frekuensi.
XL telah menyatakan kesediaannya membayar BHP sewa frekuensi Axis Rp 1
triliun yang jatuh tempo pada 15 Desember 2013. XL menandatangani
perjanjian jual beli bersyarat untuk mengakuisisi Axis pada September 2013
sebesar 865 juta dollar AS atau sekitar Rp 9,9 triliun, dengan catatan buku Axis
bersih dari utang dan posisi kas nol (cash free and debt free). Harga pembayaran
akan digunakan untuk membayar nilai nominal saham Axis, serta membayar
utang dan kewajiban Axis.
XL akan tetap menyediakan Axis dalam bentuk layanan yang ada di dalamnya.
Bentuk serupa juga pernah dilakukan oleh operator selular yang sudah lebih
dulu melakukan konsolidasi. Pengguna Axis tetap bisa menikmati layanan yang

ditawarkan oleh XL setelah merger. Industri telekomunikasi Indonesia akan


lebih kuat jika jumlah pemainnya dikurangi. Bergabungnya XL dan Axis tentu
akan menguntungkan keduanya, baik secara secara fasilitas maupun jumlah
pelanggan. XL dan Axis akan bisa menyediakan layanan yang lebih baik untuk
layanannya. Setelah bergabung nantinya XL akan mendapatkan tambah
spektrum, Axis juga akan mendapatkan coverage yang lebih luas karena dapat
tambahan dari XL sebagai pemilik barunya.
Lebih lanjut, posisi XL akan naik menjadi operator terbesar kedua akibat dari
mengakuisisi Axis. Anak perusahaan dari Axiata Group Behad itu bakalan
mendapatkan tambahan kapasitas spektrum, base transceiver station (BTS), dan
pelanggan secara otomatis.
Apabila dihitung matematis, jumlah pelanggan XL akan naik jadi 60 jutaan,
BTS dari Axis sekitar 10 ribuan dan nilai perusahaannya pasti meningkat.
Saingannya bukan lagi Indosat tapi Telkomsel yang sekarang jadi nomor 1 di
Indonesia. Data terakhir yang diungkap kedua operator itu menunjukkan bahwa
XL memiliki lebih dari 49,1 juta pelanggan dan Axis memiliki lebih dari 17 juta
pelanggan. Urusan frekuensi, XL memiliki alokasi di frekuensi 900 Mhz, 1800
Mhz dan 2,1 Ghz. Sedangkan Axis memiliki alokasi frekuensi di 1.800 Mhz dan
2,1 Ghz.
2.3.2

Penyebab kegagalan ESIA


Tahun 2014 mungkin menjadi tahun dimana perusahaan telekomunikasi
mobile berbasis CDMA di Indonesia akhirnya mati. Meningkatnya popularitas
serta persaingan harga layanan GSM di negara ini menjadi berita buruk bagi
operator CDMA seperti Smartfren, Esia, dan Flexi.
Esia milik Bakrie Telecom terlihat sangat membutuhkan sebuah revolusi.
Perusahaan yang memiliki 14,6 juta pelanggan pada tahun 2011 ini, pada tahun
2013 hanya melayani 11,6 juta pengguna yang tampaknya akan terus menurun
dari tahun ke tahun.
Keuangannya juga tidak terlihat baik dengan mengalami kerugian sebesar Rp
1,5 triliun pada kuartal ketiga tahun 2013. Hutang perusahaan ini diturunkan
menjadi default setelah gagal membayar.
Hilangnya kepercayaan terhadap CDMA juga diutarakan oleh produsen
handphone dan penyedia peralatan jaringan di negara yang telah beralih fokus
dari CDMA ke GSM ini. Salah satu distributor handset terbesar, Erajaya,

sekarang tidak lagi menjual perangkat CDMA di 500 tokonya. Penyedia


peralatan jaringan besar juga tidak lagi menyediakan menara BTS CDMA.
Kenapa ini bisa terjadi? Alasan terbesarnya dan yang paling jelas adalah
kelebihan CDMA dibandingkan GSM sudah tidak ada lagi. Dulu, meski
jangkauan sinyalnya buruk, perusahaan telekomunikasi CDMA memiliki tarif
yang lebih murah. Tapi setelah perang harga yang sengit melawan operator
GSM, perbedaan tarif antara CDMA dan GSM menjadi tidak terlalu signifikan.
Karena itulah esia akhirnya memilih mengakhiri usahanya di bidang
telekomunikasi di Indonesia.

BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Kegagalan, sebenarnya adalah sesuatu yang wajar dialami oleh manusia. Seperti
keberhasilan, kegagalan adalah suatu siklus hidup. Begitu juga dengan perusahaan. Setiap
perusahaan pasti memiliki masa jatuh bangun. Setiap perusahaan pasti melewatinya dan
mereka selalu dituntut untuk bertahan dan bangkit kembali ketika terdapat suatu kegagalan
dalam proses bisnis atau produk.
Akan tetapi tidak semua perusahaan dapat bertahan. Ada suatu seleksi alam yang
akhirnya menggusur produk atau bahkan perusahaan itu sendiri. Perusahaan Axis contohnya,
perusahaan ini mengalami suatu kegagalan karena tidak menghasilkan profit dan memiliki
kinerja keuangan yang buruk. Axis mengalami kerugian sekitar Rp 2,3 triliun per tahun. Jika
akusisi ditunda maka Axis akan bangkrut dan negara akan mengalami kerugian karena Axis
tidak bisa membayar BHP frekuensi.
Contoh lainnya ialah ESIA yang mengalami suatu kemunduran. Meningkatnya
popularitas serta persaingan harga layanan GSM di negara ini menjadi berita buruk bagi
operator CDMA seperti Smartfren, Esia, dan Flexi. Keuangannya juga tidak terlihat baik
dengan mengalami kerugian sebesar Rp 1,5 triliun pada kuartal ketiga tahun 2013. Hutang
perusahaan ini diturunkan menjadi default setelah gagal membayar.
Selain itu, kelebihan CDMA dibandingkan GSM sudah tidak ada lagi. Dulu, meski
jangkauan sinyalnya buruk, perusahaan telekomunikasi CDMA memiliki tarif yang lebih
murah. Tapi setelah perang harga yang sengit melawan operator GSM, perbedaan tarif antara
CDMA dan GSM menjadi tidak terlalu signifikan. Karena itulah esia akhirnya memilih
mengakhiri usahanya di bidang telekomunikasi di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai