TINJAUAN PUSTAKA
Struktur dari mata itu sendiri atau bisa di sebut dengan anatomi mata meliputi
kelopak mata, sklera, konjungtiva, kornea, pupil, iris, lensa, retina, saraf optikus,
humor aqueus, serta humor vitreus yang masing-masingnya memiliki fungsi atau
kerjanya sendiri.
Kelopak mata : kelopak mempunyai lapis kulit yang tipis pada bagian
depan sedang di bagian belakang di tutupi selaput lendir tarsus yang
disebut konjungtiva tarsal. Konjungtiva tarsal hanya dapat dilihat
dengan melakukan eversi kelopak. Konjungtiva tarsal melalui forniks
menutup bulbus okuli. Konjungtiva merupakan membran mukosa yang
makula
okluden;ikatan
ini
merupakan barrier.
Sel basal menghasilkan membran basal yang melekat erat
kepadanya. Bila terjadi gangguanakan mengakibatkan erosi
rekuren.
- Epitel berasal dari ektoderm permukaan
2. Membran Bowman
- Terletak di bawah membran basal epitel komea yang
merupakan kolagen yang tersusun tidak teratur seperti
stroma dan berasal dari bagian depan stroma.
Lapis ini tidak mempunyai daya regenerasi.
3 . S t r o m a
- Terdiri atas lamel yang merupakan susunan kolagen yang sejajar
-
satu
dengan
lainnya,
pada p e r m u k a a n t e r l i h a t a n y a m a n y a n g t e r a t u r
s e d a n g d i b a g i a n p e r i f e r s e r a t k o l a g e n i n i be
rcabang; terbentuknya kembali serat kolagen memakan
waktu lama yang kadang-kadangsampai 15 bulan. Keratosit
merupakan sel stroma kornea yang merupakan fibroblas
terletak di antara serat kolagen stroma. Diduga keratosit
membentuk
bahan
dasar
dan
serat
kolagen
dalam
basalnya.
Bersifat sangat elastik dan berkembang terns seumur hidup,
pm.
Endotel
melekat pada
membran
descement
terdepan tanpa
ada akhir
saraf.
Bulbul
Krause
untuk sensasi dingin ditemukan di daerah limbus. Daya regenerasi saraf sesudah
dipotong di daerahlimbus terjadi dalam waktu 3 bulan.
Trauma atau penyakit yang merusak endotel akan
m e n g a k i b a t k a n s i s t e m p o m p a endotel terganggu
dekompensasi
endotel dan
sehingga
terjadi edema
kornea.
depan.
Pembiasan
sinar
terkuat
Arteri oftalmika dan arteri retinalis menyalurkan darah ke mata kiri dan
mata kanan, sedangkan darah dari mata dibawa oleh vena oftalmika dan vena
retinalis. Pembuluh darah ini masuk dan keluar melalui mata bagian belakang.
Fotoreseptor Mata.
Sel-sel fotoreseptor di dalam mata terdiri atas dua jenis, yaitu sel-sel
batang dan sel-sel kerucut. Pada manusia, terdapat sekitar 7 juta sel kerucut dan
kurang lebih 125 juta sel batang untuk setiap mata. Sel-sel batang merupakan selsel yang sangat peka terhadap cahaya dengan intensitas rendah. Sel-sel batang
berperan dalam proses penglihatan di malam hari atau tempat-tempat gelap untuk
menghasilkan ketajaman pengelihatan yang rendah. Sayangnya, sel-sel batang
tidak mampu mendeteksi warna. Sel-sel ini tersebar di seluruh retina, kecuali di
fovea. Di dalam sel-sel batang terdapat pigmen fotosensitif rodopsin (warna
merah muda atau ungu). Rodopsin hanya 1 jenis, sehingga hanya ada 1 jenis sel
batang. Jika rodopsin terpapar atau menyerap cahaya, rodopsin akan terurai
menjadi opsin dan retinal. Sebaliknya, jika tidak ada cahaya atau gelap, rodopsin
akan terbentuk kembali.
Perlu diketahui bahwa penguraian rodopsin menjadi opsin dan retinal jauh
lebih
cepat
ketimbang
pembentukannya
kembali.
Pada
saat
rodopsin
pada sudut fitrasi terdapat garis Schwalbe yang merupakan akhir perifer
endotel danmembran descement, dan kanal Schlemm yang menampung cairan
mata keluar kesalurannya.
Sudut bilik mata depan sempit terdapat pada mata berbakat glaukoma
sudut tertutup,hipermetropia, blokade pupil, katarak intumesen, dan sinekia
posterior perifer.
Lensa mata
Lensa merupakan badan yang bening, bikonveks 5 mm tebalnya
dan berdiameter 9mm pada orang dewasa. Permukaan lensa bagian
posterior lebih melengkung daripada bagiananterior. Kedua permukaan
tersebut
bertemu
pada
tepi
lensa
yang
dinamakan
ekuator.
diperlukan
sebagai
media
penglihatan,
- Terletak di tempatnya.
Keadaan patologik lensa ini dapat berupa :
- Tidak kenyal pada orang dewasa yang akan mengakibatkan
-
presbiopia,
Keruh atau spa yang disebut katarak,
Tidak berada di tempat atau subluksasi dan dislokasi.
Lensa orang dewasa di dalam perjalanan hidupnya akan menjadi
Badan kaca merupakan suatu jaringan seperti kaca bening yang terletak
antara lensadengan retina. Badan kaca bersifat semi cair di dalam bola mata.
Mengandung air sebanyak 90% sehingga tidak dapat lagi menyerap air.
Sesungguhnya fungsi badan kaca sama denganfungsi cairan mata, yaitu
mempertahankan bola mata agar tetap bulat. Peranannya mengisiruang untuk
meneruskan sinar dari lensa ke retina. Badan kaca melekat pada bagian tertentu
jaringan bola mata. Perlekatan itu terdapat pada bagian yang disebut ora serata,
pars plana,dan papil saraf optik. Kebeningan badan kaca disebabkan tidak
terdapatnya pembuluh darahdan sel. Pada pemeriksaan tidak terdapatnya
kekeruhan badan kaca akan memudahkanmelihat bagian retina pada pemeriksaan
oftalmoskopi.
Struktur badan kaca merupakan anyaman yang bening dengan diantaranya
cairan bening. Badan kaca tidak mempunyai pembuluh darah dan menerima
nutrisinya dari jaringan sekitarnya: koroid, badan siliar dan retina.
Retina
Retina adalah suatu membran yang tipis dan bening, terdiri atas
penyebaran daripadaserabut-serabut saraf optik. Letaknya antara badan kaca dan
koroid. Bagian anterior berakhir pada ora serata. Dibagian retina yang letaknya
sesuai dengan sumbu penglihatanterdapat makula lutea (bintik kuning) kira-kira
berdiameter 1 - 2 mm yang berperan pentinguntuk tajam penglihatan. Ditengah
makula lutea terdapat bercak mengkilat yang merupakanreflek fovea.
Kira-kira 3 mm kearah nasal kutub belakang bola mata terdapat daerah
bulat putihkemerah-merahan, disebut papil saraf optik, yang ditengahnya agak
melekuk dinamakanekskavasi faali. Arteri retina sentral bersama venanya masuk
kedalam bola mata ditengah papil saraf optik. Arteri retina merupakan pembuluh
darah terminal. Retina terdiri atas lapisan:
1. Lapis fotoreseptor, merupakan lapis terluar retina terdiri atas sel batang yang
mempunyai bentuk ramping, dan sel kerucut.
2. Membran limitan eksterna yang merupakan membran ilusi.
3. Lapis nukleus luar, merupakan susunan lapis nukleus sel kerucut dan batang.
Ketigalapis diatas avaskular dan mendapat metabolisme dari kapiler koroid.
4. Lapis pleksiform luar, merupakan lapis aselular dan merupakan tempat
sinapsis selfotoreseptor dengan sel bipolar dan sel horizontal.
5. Lapis nukleus dalam, merupakan tubuh sel bipolar, sel horizontal dan sel
Otot ini menggerakkan mata dengan fungsi ganda dan untuk pergerakkan
matatergantung pada letak dan sumbu penglihatan sewaktu aksi otot.1 Otot
penggerak mata terdiriatas 6 otot yaitu :
1. Oblik inferior, aksi primer
- ekstorsi dalam abduksi sekunder
- elevasi dalam aduksi
- abduksi dalam elevasi
2. Oblik superior, aksi primer
- intorsi pada abduksisekunder
- depresi dalam aduksi
- abduksi dalam depresi
3. Rektus inferior, aksi primer
- depresi pada abduksisekunder
- ekstorsi pada abduksi
- aduksi pada depresi
4. Rektus lateral, aksi- abduksi
5. Rektus medius, aksi- aduksi
6. Rektus superior, aksi primer
- elevasi dalam abduksisekunder
- intorsi dalam aduksi
- aduksi dalam elevasi
1. Otot Oblik Inferior
Oblik inferior mempunyai origo pada foss lakrimal tulang lakrimal,
berinsersi padasklera posterior 2 mm dari kedudukan makula, dipersarafi saraf
okulomotor, bekerja untuk menggerakkan mata keatas, abduksi dan eksiklotorsi.
2. Otot Oblik Superior
Oblik superior berorigo pada anulus Zinn dan ala parva tulang sfenodi di
atas foramenoptik, berjalan menuju troklea dan dikatrol batik dan kemudian
berjalan di atas otot rektussuperior, yang kemudian berinsersi pada sklera dibagian
temporal belakang bola mata. Oblik superior dipersarafi saraf ke IV atau saraf
troklear yang keluar dari bagian dorsal susunansaraf pusat.
Mempunyai aksi pergerakan miring dari troklea pada bola mata dengan
kerja utamaterjadi bila sumbu aksi dan sumbu penglihatan search atau mata
melihat ke arch nasal.Berfungsi menggerakkan bola mata untuk depresi (primer)
terutama bila mata melihat kenasal, abduksi dan insiklotorsi. Oblik superior
merupakan otot penggerak mata yang terpanjang dan tertipis.
3. Otot Rektus Inferior
Rektus inferior mempunyai origo pada anulus Zinn, berjalan antara oblik
inferior dan bola mata atau sklera dan insersi 6 mm di belakang limbus yang pada
persilangan denganoblik inferior diikat kuat oleh ligamen Lockwood.
Rektus inferior dipersarafi oleh n. IIIFungsi menggerakkan mata- depresi
(gerak primer)- eksoklotorsi (gerak sekunder)- aduksi (gerak sekunder)Rektus
inferior membentuk sudut 23 derajat dengan sumbu penglihatan.
4. Otot Rektus Lateral
Rektus lateral mempunyai origo pada anulus Zinn di atas dan di bawah
foramen optik.Rektus lateral dipersarafi oleh N. VI. Dengan pekerjaan
menggerakkan mata terutamaabduksi.
5. Otot Rektus Medius
Rektus medius mempunyai origo pada anulus Zinn dan pembungkus dura
saraf optik yang sering memberikan dan rasa sakit pada pergerakkan mata bila
terdapat neuritisretrobulbar, dan berinsersi 5 mm di belakang limbus. Rektus
medius merupakan otot matayang paling tebal dengan tendon terpendek.
Menggerakkan mata untuk aduksi (gerak primer).
6. Otot Rektus Superior
Rektus superior mempunyai origo pada anulus Zinn dekat fisura orbita
superior beserta lapis dura saraf optik yang akan memberikan rasa sakit pada
pergerakkan bola mata bila terdapat neuritis retrobulbar. Otot ini berinsersi 7 mm
di belakang limbus dandipersarafi cabang superior N.III.
2.2 Definisi Katarak
2.3 Epidemiologi
2.4 Patofisiologi
Patogenesis katarak belum diketahui dengan pasti. Yang jelas, di lensa
yang mengalami katarak terdapat agregasi protein sehingga menghalangi
masuknya cahaya ke media optik mata. Perubahan protein juga dapat
menghasilkan kesalahan warna menjadi kuning ataupun coklat. Selain itu,
ditemukan adanya vesikel di antara serat-serat lensa atau pembesaran dan
perpindahan sel-sel epitel lensa. Terdapat beberapa faktor yang berkontribusi
dalam pembentukan agregasi ini, yaitu kerusakan oleh radikal bebas, sinar
Katarak hipermatur: sel-sel korteks lensa mencair. Sel yang mencair ini
dapat keluar dari kapsul yang intak sehingga lensa mengkerut.
2.5 Etiologi
2.6 Klasifikasi
Menurut Ilyas 2013, berdasarkan usia katarak dapat diklasifikasikan dalam:
2.6.1. Katarak Kongenital
Katarak congenital adalah katarak yang mulai terjadi sebelum atau segera
setelah lahir dan bayi berusia kurang dari 1 tahun. Katarak congenital
merupakan penyebab kebutaan pada bayi yang cukup berarti terutama akibat
penanganannya yang kurang tepat.
Katarak congenital digolongkan dalam katarak:
Katarak Metabolik
Katarak diabet dan galaktosemik (gula)
Katarak hipokalsemik (tetanik)
Katarak defisiensi gizi
Katarak
aminoasiduria
(termasuk
sindrom
Lowe
dan
homosistinuria)
Penyakit Wilson
Katarak berhubungan dengan kelainan metabolic lain.
Otot
Distrofi miotonik (umur 20 sampai 30 tahun)
Katarak Traumatika
Katarak Komplikata
Kekeruhan lensa dengan nucleus yang mengeras akibat usia lanjut yang
biasanya mulai terjadi pada usia lebih dari 60 tahun.
Pada katarak senile sebaiknya disingkirkan penyakit mata local dan
penyakit sistemik seperti diabetes mellitus yang dapat menimbulkan katarak
komplikata.
Katarak senile secara klinik dikenal dalam 4 stadium yaitu insipient,
imatur, intumesen, matur, hipermatur, dan morgagni.
Katarak imatur, sebagian lensa keruh atau katarak. Katarak yang belum
mengenai seluruh lapis lensa. Pada katarak imatur akan dapat
bertambah volume lensa akibat meningkatnya tekanan osmotic bahan
2.7 Penatalaksanaan