Pendahuluan
Asfiksia menjadi penyebab sekitar 19% dari 5
juta kematian neonatus setiap tahun di seluruh
dunia.
Data Susenas 2001 menunjukkan bahwa dua
penyebab kematian utama pada bayi baru lahir
di Indonesia adalah prematuritas disertai berat
lahir rendah (29,2 %) dan asfiksia lahir (27 %)
Untuk menurunkan kematian bayi karena
asfiksia perlu pelayanan antenatal berkualitas
dan tenaga kesehatan terampil dalam resusitasi.
Definisi
Asfiksia neonatorum adalah kegagalan bernafas secara
spontan dan teratur pada saat lahir atau beberapa saat
setelah lahir yang ditandai dengan keadaan PaO2 yang
rendah di dalam darah (hipoksemia), PaCO2 yang
meningkat (hiperkarbia) dan asidosis.
Keadaan gawat darurat pada bayi baru lahir yang harus
segera ditangani
Klasifikasi berdasarkan APGAR score:
Tanpa asfiksia
:7-10
Asfiksia ringan-sedang : 4-6
Asfiksia berat
: 0-3
Tanda
A
P
G
A
R
Nilai 0
Nilai 1
Nilai 2
A Appearance
(warna kulit)
Seluruh tubuh
biru/putih
Badan merah
Kaki biru
Seluruh tubuh
kemerahan
P Pulse (denyut
jantung)
Tidak ada
< 100/menit
> 100/menit
G Grimace
Tidak ada
Perubahan
mimik
Bersin/menangis
A Activity (tonus
otot)
Lumpuh
Ekstremitas
sedikit fleksi
Gerakan aktif
Ekstremitas
fleksi
R Respiration
effort (usaha
bernafas)
Tidak ada
Lemah
Menangis kuat/
keras
(refleks),masukkan kateter ke
hidung
Penyebab Asfiksia
Keadaan Ibu
Keadaan Bayi
Bayi prematur (<37 mgg)
Persalinan sulit (letak sungsang, bayi kembar, distosia
bahu, lahir vakum, forcep)
Kelainan kongenital
Air ketuban bercampur mekonium
Pengaruh Asfiksia
Sistem
Pengaruh
Sistem
Saraf Ensefalopati
Hipoksik-Iskemik,
infark,
Pusat
perdarahan intrakranial, kejang-kejang, edema
otak, hipotonia, hipertonia
Kardiovaskular
Pulmonal
Ginjal
Adrenal
Saluran Cerna
Metabolik
Kulit
Hematologi
Derajat 1
Derajat 2
Derajat 3
Tingkat Kesadaran
Sangat
waspada Lesu (letargi)
(hyperalert)
Tonus Otot
Normal
Hipotonik
Flaccid
Postur
Normal
Fleksi
Deserberasi
Refleks
Tendon/Klonus
Hiperaktif
Hiperaktif
Tidak ada
Mioklonus
Ada
Ada
Tidak ada
Refleks Moro
Kuat
Lemah
Tidak ada
Pupil
Midriasis
Miosis
Kejang-kejang
Tidak ada
Sering terjadi
Deserberasi
EEG
Normal
Durasi
Hasil Akhir
Baik
Bervariasi
to
Diagnosis
Dini
Pengenalan faktor resiko
Pemeriksaan DJJ < 100x/m atau >160 x/m
Air ketuban mekonium dalam
pada presentasi kepala: gangguan oksigenasi
presentasi sungsang: Tidak ada artinya
Post natal
Nilai APGAR
Gawat Janin
Gawat Janin:
Reaksi janin akibat kekurangan Oksigen
Tanda Gawat janin:
FJ < 120X/menit atau >160x/menit
Gerak janin berkurang (Normal: >10x/hari)
Air ketuban bercampur mekonium untuk bayi
letak kepala
Tujuan Resusitasi
Resusitasi memberikan ventilasi adekuat,
O2
dan curah jantung yang cukup O2 ke otak,
jantung dll
Peralatan Resusitasi
Stetoskop
3 kain: untuk mengeringkan, membungkus, dan
mengganjal bahu bayi
Meja resusitasi dengan pemanas atau lampu sorot
Tabung oksigen yang terdiri dari flowmeter dan pipa
selang
Alat penghisap lendir, manual atau elektrik
Balon resusitasi (flow-inflating bag/ self-inflating bag)
dan sungkup dengan berbagai ukuran
Spuilt dan jarum, gunting, penjepit tali pusat, plester,
kapas, kasa, jam pencatat waktu, dan obat-obatan
Petugas
Minimal 1 orang yang sudah terlatih
dalam resusitasi neonatus
1.
2.
3.
4.
5.
Ya
Perawatan Rutin:
Berikan kehangatan
Bersihkan/buka jalan napas
Keringkan
Nilai warna
Tidak
Berikan kehangatan
Posisikan, bersihkan/buka jalan
napas (kalau perlu)
Keringkan, stimulasi, reposisi
Beri Oksigen
Bernafas
FJ >100
Kemerahan
Kemerahan
Perawatan
Observasi
Ventilasi Efektif
Berikan VTP
FJ < 60
FJ > 60
Berikan VTP
Lakukan kompresi dada
FJ < 60
Berikan Epineprin
FJ >100
Kemerahan
Perawatan Pasca
Resusitasi
Bayi Lahir
Penilaian:
1.
2.
3.
4.
5.
Ya Perawatan Rutin
1.
2.
3.
4.
5.
Berikan kehangatan
Posisikan bayi
Bebaskan jalan nafas
Keringkan dan rangsang bayi
Atur kembali posisi bayi
Berikan Oksigen bila perlu
Merangsang taktil
Pemberian Oksigen
Berikan oksigen aliran bebas 100%
Kecepatan oksigen 5L/menit
Setelah kulit bayi kemerahan, oksigen dihentikan
Evaluasi
Pernafasan
Frekuensi Jantung
Warna Kulit
Bila Bayi:
Bernafas normal
FJ > 100x/menit
Kulit kemerahan
Bila bayi:
Apneu
FJ < 100x/menit
Kulit pucat
VTP
2.
3.
2.
Frekuensi Napas
<60 x/m
60-80 x/m
>80 x/m
Retraksi
(-)
Ringan
Berat
Sianosis
(-)
Hilang dg O2
Menetap dg
O2
Air Entry
(+)
(-)
Merintih
(-)
(+) dengan
stetoskop
(+) tanpa
stetoskop
Untuk kompresi
Dada, teknik ibu
jari lebih disukai
Prognosis
Tergantung pada:
ada tidaknya komplikasi metabolik dan
kardiopulmonal
umur kehamilan bayi
pada tingkat keparahan ensefalopati
hipoksi-iskemik
Pencegahan
Menghilangkan atau meminimalkan faktor
resiko asfiksia
Mendeteksi tanda-tanda gawat janin sebelum
lahir, yakni:
Bradikardi
Takikardi
Gerakan janin berkurang
Ketuban bercampur mekoneum
Tersedianya tenaga ahli dan terlatih dalam
penanganan resusitasi