Anda di halaman 1dari 6

DEPARTEMEN KESEHATAN RI

POLITEKNIK KESEHATAN MATARAM JURUSAN KEPERAWATAN


FORMAT PENILAIAN KETERAMPILAN
Mata Ajaran
Keterampilan
Pengertian

:
: Pemeriksaan fisik abdomen
: Pemeriksaan fisik pada sistem abdomen
4. Tujuan : - memperoleh data tentang kondisi fisik
abdomen
- mengetahui keadaan abnormalitas pada abdomen

Penilaian
No

Komponen Penilaian / Keterampilan

PENGETAHUAN (20 %)
Penguasaan prosedur
Ketepatan data
Rasional tindakan

II

SIKAP (10 %)
Disiplin
Kerjasama
Tanggungjawab
Komunikasi
Penampilan Fisik
Kreatifitas
PELAKSANAAN/KETERAMPILAN
A.Persiapan
1. Persiapan Pasien
Memperkenalkan diri (Kontrak)
Meminta pengunjung meninggalkan ruangan
Menjelaskan tujuan
Menjelaskan prosedur yang akan dilakukan
(kosongkan bladder)
Pasien disiapkan dengan posisi: duduk (ginjal),
supinasi dengan kaki sedikit diangkat.
2. Persiapan Lingkungan
Menutup pintu atau memasang sampiran
Ruangan hangat dan nyaman, pencahayaan
adekuat
3. Persiapan Alat : baju periksa, selimut, stetoskop,
penggaris, meteran, sarung tangan, lampu periksa

III

Kemampuan ke I
II III IV

KET

B . Cara kerja
Dekatkan alat ke samping klien
Jelaskan tindakan dan tujuan
Cuci tangan
Lakukan pemeriksaan:
Inspeksi
Atur posisi klien
Tempatkan klien pada posisi supine
Letakkan satu bantal di bawah kepala klien dan
lutut
Tutupi dada klien dengan baju periksa, hanya buka
daerah abdomen. Letakkan selimut pada adaerah
pubis dan tutupi daerah kaki.
b. Visualisasi kuadran atau region abdomen

Visualisasi garis horizontal


dan vertical yang membagi abdomen kedalam 4
kuadran dan 9 region
Visualisasi organ/struktur yang ada dibawahnya
Tentukan kontur/bentuk kesimetrisan abdomen
Observasi bentuk abdomen antara batas tulang
rusuk dengan simpisis pubis.Pemeriksa melakukan
observasi abdomen pada posisi setinggi mata (posisi
pemeriksa duduk dan berlutut)
Observasi kesimetrisan abdomen : pertama
observasi pada posisi berdiri disamping klien,
kemudian berdiri di depan kaki tempat tidur/meja
periksa dan bandingkan sisi
kiri dan kanan
abdomen. Periksa bila ada tonjolan atau massa
(ketidaksimetrisan bentuk) dan apakah ada distensi
kandung kemih atau tidak. Distensi kandung kemih
dapat dilihat dari bagian suprapubis.
d. Observasi lokasi dari umbilicus : apakah berada
ditengah-tengah abdomen, inverted atau menonjol;
perhatikan kebersihan dan tanda-tanda implikasi.
Observasi kulit abdomen
Periksa adanya skar (luka jaringan parut), striae,
pembesaran vena, lecet atau kemerahan pada kulit
atau adanya ostomi. Observasi lokasi dan
karakteristiknya
Observasi pergerakan dinding abdomen

Pergerakan abdomen dapat


berupa pulsasi atau gelombang peristaltic.
Auskultasi
a. Auskultasi bising usus
Gunakan diafragma stetoskop

Mulai auskultasi pada daerah RLQ


Perhatikan karakter dan frekuansi bising usus
Hitung bising usus minimal selama 60 detik
Auskultasi bunyi vascular dan friction rub
Gunakan bell stetoskop
Dengarkan pada daerah abdominal dan arteri
renalis, iliaca dan femoralis. Letakkan bell
stetoskop pada daerah sejajar dengan garis
midklavikula di camping aorta di atas umbilikus.
Pada umumnya tidak ada bunyi yang terdengar,
tetapi pada dewasa muda mungkin terdengar
bunyi dan hal ini dianggap normal. Pada dewasa
kurus, pulsasi arteri renalis dapat terdengar.
Untuk mendengarkan friction rub auskultasi
abdomen, dengarkan suara yang kasar dan
mengganggu. Dan dengarkan dengan teliti pada
daerah hepar dan limfa.
Friction rub disebabkan oleh 2 organ yang
bersentuhan/bergesekan atau satu organ yang
bergesekan dengan peritoneum. Friction rub di
dalam abdomen biasanya menunjukkan adanya
tumor, infeksi atau peritonitis yang memerlukan
evaluasi medis lebih lanjut.
Perkusi
Suara abdomen yang terdengar pada perkusi yaitu
Timpany, Dullness (redup), Hiperresonance
Perkusi pada 4 kuadran abdomen untuk menentukan
tingkat suara tympani dan dullness.
Perkusi pada hepar
Perkusi pada abdomen untuk menentukan batas
atas dan bawah atau tinggi hepar
Mulai perkusi pada daerah setinggi umbilikus
bergerak ke atas sepanjang garis midklavikula
kanan
Suara yg pertama terdengar adalah tympani . Bila
suara berubah menjadi dullness, pemeriksa dapat
mengidentifikasikan batas bawah hepar.
Beri tanda titik dengan pena. Hal ini biasanya
pada batas tulang rusuk.
Perkusi ke arah bawah dari ICS ke 4 sepanjang
garis midklavikula kanan. Suara pertama yang
terdengar seharusnya adalah resonance, karena
pemeriksa melakukan perkusi pada paru-paru.

Lanjutkan perkusi ke bawah


sampai terdengar bunyi dulness. Ini adalah batas
atas hepar. Beri tanda titik.
Batas atas biasanya setingkat dengan ICS ke-6.
Jarak antara kedua titik kurang lebih 6-12 cm.
Perkusi sepanjang garis midsternum dengan
tehnik yang sama seperti sebelumnya. Ukuran
hepar pada garis midsternum kurang lebih 4-9 cm.
b. Perkusi Limfa : untuk menentukan ukuran dan lokasi
limfa
Perkusi pada sisi kiri abdomen ke posterior
sampai garis midaksila kiri (splenic dulness)
biasanya terdengar dari ICS ke-6 sampai dengan
ke-10
c. Palpasi dan perkusi kandung kemih untuk mengetahui
lokasi dan isinya
Lakukan palpasi untuk mengetahui fundus
kandung kemih ( 5-7 cm)
Setelah mengethui fundus, lalu lakukan perkusi
Perkusi dilakukan diatas regio suprapubik,
kandung kemih jika terisi penuh oleh urin akan
terdengar suara redup (dulness)
Perkusi ginjal
Atur posisi pasien menjadi posisi duduk
membelakangi pemeriksa
Observasi sudut kostovertebral , perhatikan warna
dan kesimetrisan
Palpasi area sudut kostovertebral kiri dan amati
reaksi klien dan tanyakan apa yg dirasakannya
Lakukan hal yang sama pada bagian kanan
Perhatian : jangan lakukan perkusi dan palpasi
apabila diketahui ada riwayat nyeri, Jangan lakukan
perkusi dan palpasi apabila diperkirakan klien
menderita tumor ginjal.Palpasi akan meningkatkan
tekanan intraabdominal yang dapat memudahkan
penyebaran.
Lakukan perkusi untuk mengkaji ginjal lebih
lanjut dengan cara : 1) Letakkan telapak tangan
tidak dominan di atas sudut kostovertebral, 2)
Lakukan perkusi atau tumbukan di atas telapak
tangan dengan menggunakan kepalan tangan
dominan, 3) Ulangi prosedur untuk bagian kanan.

Palpasi
Palpasi abdomen dilakukan untuk menentukan ukuran

dan letak organ, ketegangan, otot, adanya massa, nyeri


dan adanya cairan.
Identifikasi daerah yang nyeri sebelum memulai palpasi
dan palpasi pada daerah yang nyeri dilakukan terakhir.
Pemeriksa menggunakan baik itu palpasi dangkal
maupun palpasi dalam. Tangan pemeriksa harus hangat.
Klien harus serileks mungkin
Palpasi abdomen dangkal
Letakkan telapak tangan dan jari pada abdomen
Tekan abdomen dangkal dan menggunakan jari
Pindahkan tangan keseluruh 4 kuadran dengan
cara
mengangkat
tangan
kemudian
meletakkannya pada daerah yang lain. Jangan
menggeser atau menarik tangan pada permukaan
kulit
Palpasi abdomen dengan tekanan yang sedang
Lakukan seperti langkah no.1 (palpasi dangkal)
Berikan penekanan abdomen kurang lebih (5 cm)
Pastikan untuk melakukan palpasi pada ke-4
kuadran secara teratur urutannya.
Untuk klien yang gemuk/klien dengan
pembesaran abdomen, gunakan tehnik bimanual :
letakkan jari tangan yang tidak dominan di atas
tangan yang dominan
Identifikasi ukuran organ di bawahnya, apakah
ada nyeri atau massa.
Palpasi hepar
Pemeriksa berdiri di sisi kanan klien
Letakkan tangan kiri di bawah thorax posterior
kanan pada tulang rusuk ke 11 dan 12 (pinggang)
Instruksikan klien untuk relaks diatas tangan kiri
pemeriksa
Angkat daerah tulang rusuk dengan tangan kiri
Letakkan tangan kanan pada abdomen (RUQ)
atau di bawah batas bawah hepar kemudian tekan
ke dalam dan keatas sepanjang batas lengkung
tulang rusuk
Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam.
Pada saat inhalasi perawat meraba tepi hepar
Secara normal hepar tidak teraba kecuali pada
beberapa klien yg kurus. Bila teraba normal tepi
hepar halus, tegas dan tidak nyeri
Palpasi limfa
Pemeriksa berdiri di sisi kanan klien
Letakkan tangan kiri di bawah lengkung rusuk

sebelah kiri dan lengkung tersebut untuk


memindahkan posisi limfa ke anterior
Tekan ujung jari-jari tangan kanan ke dalam batas
tulang rusuk kiri ke arah klien
Instruksikan klien untuk menarik nafas dalam
melalui mulut. Karena diafragma akan turun dan
limfa bergerak ke arah ujung-ujung jari tangan
kanan pemeriksa. Akan tetapi biasanya limfa
tidak teraba kecuali ada pembesaran yg jelas
e. Palpasi ginjal
Posisi supinasi, palpasi dilakukan disebelah kanan
Letakkan tangan kiri di bawah abdomen diantara
tulang iga dan lengkung iliaka. Tangan kanan
dibagian atas
Anjrkan klien nafas dalam dan tangan kanan
menekan ke bawah sementara tangan kiri
mendorong keatas
Lakukan hal yang sama untuk ginjal kanan.
5. Rapikan alat- alat
6. Cuci tangan
C. Evaluasi
Evaluasi perasaan klien
Kontrak waktu untuk kegiatan selanjutnya
Dokumentasi prosedur dan hasil observasi
TOTAL NILAI

Mataram,......................
PENILAI
1. ................................... ( tgl
2. ....................................( tgl
3. ....................................( tgl
4. ....................................( tgl

)
)
)
)

Anda mungkin juga menyukai