Tujuan
Tempat
Waktu
Sasaran
: Skill play
2.
Anak bisa merasa senang dan tidak takut lagi dengan dokter dan perawat
3.
4.
5.
6.
7.
Dapat mengekspresikan keinginan, perasaan, dan fantasi anak terhadap suatu
permainan
8.
9.
Agar anak dapat beradaptasi lebih efektif terhadap stress karena sakit
10.
Anak dapat merasakan suasana yang nyaman dan aman seperti dirumah Sebagai alat
komunikasi antara perawat klien.
RENCANA PELAKSANAAN :
No Terapis
Persiapan
1
1. Menyiapkan ruangan.
2. Menyiapkan alat-alat.
1
menit
Proses :
Menjawab salam,
2
Memperkenalkan diri,
menit Memperhatikan
3 Penutup (1 menit).
7
Bermain bersama dengan
menit antusias dan mengungkapkan
perasaannya
3
menit
2
Memperhatikan dan menawab
menit
salam
Metode
: Bermain bersama
Media
Materi
: Terlampir
Leader 2
: Dega Agassa S.
Notulen
: Sih Mikuwati
Fasilitator
: Fika Nuraini
SETTING
Keterangan :
: Leader
: Notulen
: Peserta/ Klien/Anak
: Keluarga Klien
: Fasilitator
EVALUASI
1. A.
PENDAHULUAN
Bermain merupakan suatu aktivitas bagi anak yang menyenangkan dan merupakan
suatu metode bagaimana mereka mengenal dunia. Bagi anak bermain tidak sekedar mengisi
waktu, tetapi merupakan kebutuhan anak seperti halnya makanan, perawatan, cinta kasih dan
lain-lain. Anak-anak memerlukan berbagai variasi permainan untuk kesehatan fisik,
mentaldan perkembangan emosinya.
Dengan bermain anak dapat menstimulasi pertumbuhan otot-ototnya, kognitifnya dan juga
emosinya karena mereka bermain dengan seluruh emosinya, perasaannya dan pikirannya.
Elemen pokok dalam bermain adalah kesenangan dimana dengan kesenangan ini mereka
mengenal segala sesuatu yang ada disekitarnya sehingga anak yang mendapat kesempatan
cukup untuk bermain juga akan mendapatkan kesempatan yang cukup untuk mengenal
sekitarnya sehingga ia akan menjadi orang dewasa yang lebih mudah berteman, kreatif dan
cerdas, bila dibandingkan dengan mereka yang masa kecilnya kurang mendapat kesempatan
bermain.
Perawatan anak sakit sangatlah perlu karena hal ini adalah salah satu bentuk upaya dalam
proses penyembuhan pada anak sakit. Namum pada sisi lain, perawatan dan proses
keperawatan yang bertujuan penyembuhan tersebut kadang membuat anak-anak menjadi
takut/ trauma dan kejenuhan pada anak. Karena aktivitas anak sangat sedikit frekuensinya
dan hal inlhah yang membuat anaknsemakin jenuh di Rumah sakit. Hal ini sangat
berpengaruh pada kooperatif anak dalam menerima perawatan dan pelayanan keperawatan di
rumah sakit.
Selain menimbulkan hal di atas, kejenuhan dan lamanya anak di rawat di rumah sakit
membuat kebutuhan bermain anak sangat kurang, hal ini terjadi karena banyak hal, antara
lain : kondisi fisik klien yang masih lemah sehingga nak tidak mampu beraktivitas, kondisi
ruang atau tempat yang asing bagi anak dan banyaknya orang-orang baru disekeliling anak
sehingga anak menjadi takut dan lain sebagainya.
Hal di atas di temukan juga pada Ruang Brawijaya di RSUD Kanjuruan Kepanjen, di mana
anak terlihat bosan, takut dan lebih banyak diam atau menangis. Hal inilah yang akhirnya
membuat anak hanya diam terpaku tanpa melakukan aktifitas sehingga kebutuhan bermainya
tidak terpenuhi
Dari latar belakang di atas menurut kelompok 4 perlu di adakan suatu tindakan keperawatan
yang tepat untuk mengurangi tingkat kejenuhan dan katakutan anak sehingga anak menjadi
aktif dan terpenuhi kebutuhan bermainya.
1. B.
PRESCHOOL
1. Pengertian Preschool
Menurut Joyce Engel (1999), yang dikatakan anak usia pra sekolah adalah anak-anak yang
berusia berkisar 3-6 tahun. Ada beberapa aspek yang perlu diperhatikan untuk mengukur
tingkat pertumbuhan dan perkembangan anak.
Anak usia pra sekolah adalah anak yang berusia antara 3-6 tahun ( Wong, 2000), anak usia
prasekolah memiliki karakteristik tersendiri dalam segi pertumbuhan dan perkembangannya.
Dalam hal pertumbuhan, Secara fisik anak pada tahun ketiga terjadi penambahan BB 1,8 s/d
2,7 kg dan rata-rata BB 14,6 kg.penambahan TB berkisar antara 7,5 cm dan TB rata-rata 95
cm.
2. Aspek Bahasa
Pada awal masa prasekolah perbendaharaan kata yang dicapai jarang dari 900
kata,mengunjak tahun keempat sudah mencapai 1500 kata atau lebih dan pada tahun kelima
sampai keenam mencapai 2100 kata,mengunakan 6 sampai 8 kata,menyebut 4 warna atau
lebih,dapat menggambar dengan banyak komentar serta menyebutkan bagiannya,mengetahui
waktu seperti hari,minggu dan bulan,anak juga sudah mampu mengikuti 3 perintah sekaligus.
3. Aspek Sosial
Pada tahun ketiga anak sudah hamper mampu berpakaian dan makan sendiri,rentang
perhatian meningkat ,mengetahui jenis kelaminnya sendiri,dalam permainan sering mengikuti
aturannya sendiri tetapi anak sudah mulai berbagi.tahun keempat anak sudah cenderung
mandiri dank eras kepala atau tidak sabar,agresif secara fisik dan vweerbal,mendapat
kebanggan dalam pencapaian,masih mempunyai banyak rasa takut.pada akhir usia prasekolah
anak sudah jarang memberontak,lebih tenang,mandiri,dapat dipercaya,lebih
bertanggungjawab,mencoba untuk hidup berdasarkan outran,bersikap lebih baik,dalam
permainan sudah mencoba mengikuti aturan tetapi kadang curang.
Personal social
Keluarga harmonis, komunikasi baik maka anak akan mempunya kemampuan dan
penyesuaian dalam hubungan dengan orang lain.
Masuk TK akan sangat membantu anak untuk jembatan bergaul dan sosialisasi
dengan teman sebaya.
4. Aspek Kognitif
Tahun ketiga berada pada fase pereptual,anak cenderung egosentrik dalam berfikir dan
berperilaku,mulai memahami waktu,mengalami perbaikankonsep tentang ruang,dan mulai
dapat memandang konsep dari perspektif yang berbeda. Tahun keempat anak berada pada
fase inisiatif,memahami waktu lebih baik,menilai sesuatu menurut dimensinya,penilaian
muncul berdasarkan persepsi,egosentris mulai berkurang,kesadaran social lebih tinggi,mereka
patuh kepada orang tua karena mempunyai batasan bukan karena memahami hal benar atau
salah. Pada akhir masa prasekolah anaka sudah mampu memandang perspektif orang lain dan
mentoleransinya tetapi belum memahaminya,anak sangat ingin tahu tentang factual dunia.
Motorik halus
Memanjat
Menaiki sepeda roda tiga
Belajar menalikan tali sepatu, mengkancing, menyikat gigi
Merupakan lingkungan dalam kandungan, mulai konsepsi lahir sampai yang meliputi gizi
pada waktu ibu hamil, zat kimia atau toksin, kebiasaan merokok dan lain-lain.
b. Lingkungan post natal
Seperti sosial ekonomi orang tua, nutrisi, iklim atau cuaca, olahraga, posisi anak dalam orang
tua dan status kesehatan.
6. Macam Bermain
1. Bermain aktif
Pada permainan ini anak berperan secara aktif, kesenangan diperoleh dari apa yang diperbuat
oleh mereka sendiri. Bermain aktif meliputi :
1. Bermain mengamati/menyelidiki (Exploratory Play)
Perhatian pertama anak pada alat bermain adalah memeriksa alat permainan tersebut,
memperhatikan, mengocok-ocok apakah ada bunyi, mencium, meraba, menekan dan kadangkadang berusaha membongkar.
1. Bermain pasif
Pada permainan ini anak bermain pasif antara lain dengan melihat dan mendengar.
Permainan ini cocok apabila anak sudah lelah bernmain aktif dan membutuhkan sesuatu
untuk mengatasi kebosanan dan keletihannya.
Contoh ; Melihat gambar di buku/majalah.,mendengar cerita atau musik,menonton televisi
dsb.
Dalam kegiatan bermain kadang tidak dapat dicapai keseimbangan dalam bermain, yaitu
apabila terdapat hal-hal seperti dibawah ini :
1. Kesehatan anak menurun. Anak yang sakit tidak mempunyai energi untuk aktif
bermain.
2. Tidak ada variasi dari alat permainan.
3. Tidak ada kesempatan belajar dari alat permainannya.
4. Tidak mempunyai teman bermain.
1. C.
2. 1.
Menggambar adalah sebuah ekspresi yang di keluarkan oleh seseorang yang didalamnya
menunjukkan sebuah seni dan mengandung arti atau makna tertentu. Menggambar bisa
dijadikan sebuah metode terapi pada seseorang anak yang menderita sakit untuk menghibur
dan mengeksplorasi dirinya baik intelegensi dan emosional.
1. 2.
Keuntungan Menggambar
1. 3.
Metode menggambar
Ada beberapa metode dalam menggambar yang tujuannya mengembangkan kreativitas dan
imajinasi anak, yaitu :
1. Menggambar dengan cara mengamati (observasi).
Anak bisa menggambar dan mewarnai gambarnya sendiri tanpa menjiplak atau dengan
contoh pola. Dengan demikian anak dapat melupakan observasi dengan cara menciptakan,
bereksperimen, dan melampaui kemampuannya.
1. Menggambar berdasarkan pengalaman/kenangan.
Menggambar dengan metode ini lebih memotivasi anak untuk menggambarkan sesuatu
berdasarkan pengalaman dan kenangannya. Saat latihan, guru harus banyak menggunakan
pertanyaan untuk membantu mereka mengingat detail yang berarti dari pengalaman mereka.
1. Menggambar berdasarkan imajinasi.
Kejadian mendorong kita untuk keluar dan bisa diekspresikan dalam bentuk gambar, lukisan,
dan model. Menggambar dengan imajinasi menjadi lebih efektif dengan latihan yang rutin.
1. 4.
Ulangi suatu cara menggambar sehingga anak terampil, sebelum meningkat pada
keterampilan yang lebih majemuk.
Jangan memaksa anak menggambar, bila anak sedang tidak ingin menggambar.
5. Evaluasi
Peserta terapi bermain menggambar mampu:
Anak bisa menggambar sesuai dengan tingkat perkembangan
Membedakan warna dan bentuk gambar
Menulis dan mengambar
Merasa senang,tenang terkait hospitalisasi.
DAFTAR PUSTAKA :
Soetjiningsih, 1988, Tumbuh Kembang Anak, EGC, Jakarta.
Markum.A.H, 1991, Buku Ajar Ilmu Kesehatan Anak, FKUI, Jakarta
http://zaebetterhealth.blogspot.com/2009/01/tumbuh-kembang-anak-usia-prasekolah.html
http://jauharieffendy.blogspot.com/2008/08/pembelajaran-menggambar-untuk-anak.html