Anda di halaman 1dari 50

UU YAYASAN DALAM KAITANNYA

DENGAN PENYELENGGARAAN PTS


DEDI MULYASANA

Dasar Hukum Yayasan Setelah 6 Agustus 2001


UU No. 16 Tahun 2001 tentang Yayasan (UUY) yang diundangkan
06 Agusts 2001 dan berlaku efektif 06 Agustus 2002,
UU No. 28 Tahun 2004 tentang Perubahan Undang-undang No.
16 Tahun 2001 tentang Yayasan yang diundangkan 06 Oktober
2004 dan berlaku efektif 06 Oktober 2005.
Peraturan Pemerintah No. 63 tanggal 23 September 2008
tentang Pelaksanaan Undang-Undang tentang Yayasan

Prinsip yang ingin diwujudkan dalam UU Yayasan


sebagai badan hukum nirlaba:
1. Kemandirian badan hukum
2. Transparency dan
3. Accountability
2

YAYASAN
Yayasan adalah badan hukum yang terdiri
atas kekayaan yang dipisahkan dan
diperuntukkan untuk mencapai tujuan
tertentu di bidang sosial, keagamaan, dan
kemanusiaan, yang tidak mempunyai
anggota. (UU NO. 16 / 2001)
Nama Yayasan harus didahului dengan kata
"Yayasan". Dalam hal kekayaan Yayasan
berasal dari wakaf, kata "wakaf" dapat
ditambahkan setelah kata "Yayasan

YAYASAN DIDIRIKAN DLM JANGKA


WAKTU
(1) Yayasan dapat didirikan untuk jangka waktu
tertentu atau tidak tertentu yang diatur dalam
Anggaran Dasar. (pasal 16 uu 16/2001)
(2) Dalam hal Yayasan didirikan untuk jangka
waktu tertentu, Pengurus dapat mengajukan
perpanjangan jangka waktu pendirian kepada
Menteri paling lambat 1 (satu) tahun sebelum
berakhirnya jangka waktu pendirian Yayasan.

PERBEDAAN
UU NO 16 THN 2001
Kekayaan Yayasan baik
berupa uang, barang,
maupun kekayaan lain yg
diperoleh, dilarang dialihkan
atau dibagikan scr langsung
atau tidak langsung kepada
Pembina, Pengurus,
Pengawas, karyawan, atau
pihak lain yg mempunyai
kepentingan terhadap
Yayasan.(psl 5)

UU NO 28 THN 2004
1. Kekayaan Yayasan baik
berupa uang, barang,
maupun kekayaan lain yang
diperoleh Yayasan, dilarang
dialihkan atau dibagikan
secara langsung atau tidak
langsung, baik dalam bentuk
gaji, upah, maupun
honorarium, atau bentuk lain
yang dapat dinilai dengan
uang kepada Pembina,
Pengurus dan Pengawas.

PASAL 11: (1) Yayasan


memperoleh status badan
hukum setelah akta
pendirian Yayasan
memperoleh pengesahan
dari Menteri.
(2) Kewenangan Menteri
dalam memberikan
pengesahan akta pendirian
Yayasan sebagai badan
hukum dilaksanakan oleh
Kepala Kantor Wilayah
Departemen Kehakiman
dan Hak Asasi Manusia atas
nama Menteri, yang wilayah
kerjanya meliputi tempat
kedudukan Yayasan.

(1) Yayasan memperoleh status


badan hukum setelah akta
pendirian Yayasan memperoleh
pengesahan dari Menteri.
(2) Untuk memperoleh
pengesahan, pendiri atau
kuasanya mengajukan
permohonan kepada Menteri
melalui Notaris yang membuat
akta pendirian Yayasan tersebut.
(3) Notaris, wajib menyampaikan
permohonan pengesahan kepada
Menteri dalam jangka waktu
paling lambat 10 (sepuluh) hari
terhitung sejak tanggal akta
pendirian Yayasan ditandatangani.

Pengurus menerima gaji, upah, atau


honorarium, dalam hal Pengurus Yayasan:
a. bukan pendiri Yayasan dan tidak terafiliasi
dengan Pendiri, Pembina, dan Pengawas; dan
b. melaksanakan kepengurusan Yayasan secara
langsung dan penuh.
(3) Penentuan mengenai gaji, upah, atau
honorarium, ditetapkan oleh Pembina sesuai
dengan kemampuan kekayaan Yayasan. (psl 1
UU 28/2004)

(3) Dalam memberikan (4) Dalam memberikan


pengesahan, Kepala
pengesahan akta pendirian
Kantor Wilayah
Yayasan, Menteri dapat meminta
Departemen
pertimbangan dari instansi terkait
Kehakiman dan Hak
dalam jangka waktu paling
Asasi Manusia dapat
lambat 7 (tujuh) hari terhitung
meminta
sejak tanggal permohonan
pertimbangan dari
diterima secara lengkap.
instansi terkait.
(5) Instansi wajib menyampaikan
jawaban dalam jangka waktu
paling lambat 14 (empat belas)
hari terhitung sejak tanggal
permintaan pertimbangan
diterima.

PASAL 12: (1) Pengesahan


PASAL 12: (1) Permohonan
akta pendirian diajukan
pengesahan diajukan secara tertulis
kepada Menteri. KETENTUANNYA
oleh pendiri atau
diberikan atau ditolak dalam jangka
kuasanya dengan
waktu paling lambat 30 (tiga puluh)
mengajukan
hari terhitung sejak tanggal
permohonan tertulis
permohonan diterima secara
kepada Menteri.
lengkap.
(2) Pengesahan diberikan
(3) Dalam hal diperlukan
dalam waktu paling
pertimbangan pengesahan
lambat 30 (tiga puluh)
diberikan atau ditolak dalam jangka
hari terhitung sejak
waktu paling lambat 14 (empat
tanggal permohonan
belas) hari terhitung sejak tanggal
diterima secara lengkap.
jawaban atas permintaan
pertimbangan dari instansi terkait
diterima.

(3) Dalam hal diperlukan


pertimbangan pengesahan
diberikan atau tidak
diberikan dalam jangka
waktu :
a. paling lambat 14 (empat
belas) hari terhitung sejak
tanggal jawaban
permintaan Pertimbangan
DITERIMA dari instansi
terkait; atau setelah lewat
30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal
jawaban permintaan
pertimbangan kepada
instansi terkait TIDAK
DITERIMA.

(4) Dalam hal jawaban atas


permintaan pertimbangan
tidak diterima, pengesahan
diberikan atau ditolak
dalam jangka waktu paling
lambat 30 (tiga puluh) hari
terhitung sejak tanggal
permintaan pertimbangan
disampaikan kepada
instansi terkait."

MENDIRIKAN BADAN USAHA


1. Yayasan dapat mendirikan badan usaha yang
kegiatannya sesuai dengan maksud dan
tujuan yayasan.
2. Yayasan dapat melakukan penyertaan dalam
berbagai bentuk usaha yang bersifat
prospektif dengan ketentuan seluruh
penyertaan tersebut paling banyak 25 % (dua
puluh lima persen) dari seluruh nilai
kekayaan Yayasan.

PASAL 15a UU 2/2013


permohonan pengesahan akta pendirian berasal
dari Yayasan yang sudah tidak dapat
menggunakan kata Yayasan di depan namanya,
permohonan dilampiri:
a. salinan akta pendirian Yayasan yang dalam
premise aktanya menyebutkan asal-usul
pendirian Yayasan termasuk kekayaan Yayasan
yang bersangkutan;
b. laporan kegiatan Yayasan paling sedikit selama 5
(lima) tahun terakhir secara berturut-turut yang
ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan
diketahui oleh instansi terkait;

c. surat pernyataan Pengurus Yayasan bahwa


Yayasan tidak pernah dibubarkan secara
sukarela atau berdasarkan putusan
pengadilan;
d. fotokopi Nomor Pokok Wajib Pajak Yayasan
yang telah dilegalisir oleh notaris;
e. surat pernyataan tempat kedudukan disertai
alamat lengkap Yayasan yang ditandatangani
oleh Pengurus Yayasan dan diketahui oleh
lurah atau kepala desa setempat;

f. pernyataan tertulis dari Pengurus Yayasan


yang memuat keterangan nilai kekayaan pada
saat penyesuaian Anggaran Dasar;
g. surat pernyataan Pengurus mengenai
keabsahan kekayaan Yayasan; dan
h. bukti penyetoran biaya pengesahan dan
pengumuman Yayasan.

ANGGARAN DASAR MEMUAT (UU


16/2001)
1. nama dan tempat kedudukan;
2. maksud dan tujuan serta kegiatan untuk
mencapai maksud dan tujuan tersebut;
3. jangka waktu pendirian;
4. jumlah kekayaan awal yang dipisahkan dari
kekayaan pribadi pendiri dalam bentuk uang
atau benda;
5. cara memperoleh dan penggunaan kekayaan;

6. tata cara pengangkatan, pemberhentian, dan


penggantian anggota Pembina, Pengurus, dan
Pengawas;
7. hak dan kewajiban anggota Pembina, Pengurus,
dan Pengawas;
8. tata cara penyelenggaraan rapat organ Yayasan;
9. ketentuan mengenai perubahan Anggaran
Dasar;
10.penggabungan dan pembubaran Yayasan; dan
11.Penggunaan kekayaan sisa likuidasi atau
penyaluran kekayaan Yayasan setelah
pembubaran.

PERUBAHAN ANGGARAN DASAR


(1) Perubahan Anggaran Dasar hanya dapat
dilaksanakan berdasarkan keputusan rapat
Pembina.
(2) Rapat Pembina hanya dapat dilakukan,
apabila dihadiri oleh paling sedikit 2/3 (dua
per tiga) dari jumlah anggota Pembina.
(3) Perubahan Anggaran Dasar dilakukan dengan
akta notaris dan dibuat dalam bahasa
Indonesia. (pasal 18 uu 16/2001)

(1) Dalam hal korum tidak tercapai, rapat


Pembina yang kedua dapat diselenggarakan
paling cepat 3 (tiga) hari terhitung sejak
tanggal rapat Pembina yang pertama
diselenggarakan.
(2) Rapat Pembina yang kedua sah, apabila
dihadiri oleh lebih dari 1/2 (satu per dua) dari
seluruh anggota Pembina.
(3) Keputusan rapat Pembina yang kedua sah,
apabila diambil berdasarkan persetujuan
suara terbanyak dari jumlah anggota Pembina
yang hadir.

PEMBERITAHUAN ANGGARAN DASAR


YAYASAN
Pasal 18 AYAT 4 uu no 2/2013 ditambah 1 ayat menjadi
(1) Pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar Yayasan
selain perubahan nama dan kegiatan Yayasan
disampaikan kepada Menteri oleh Pengurus Yayasan
untuk dicatat dalam Daftar Yayasan dan diumumkan
dalam Tambahan Berita Negara Republik Indonesia.
(2) Pemberitahuan dilampiri: (a) salinan akta perubahan
Anggaran Dasar Yayasan; (b) fotokopi Nomor Pokok
Wajib Pajak Yayasan yang telah dilegalisir oleh notaris;
c. bukti penyetoran biaya penerimaan pemberitahuan
perubahan Anggaran Dasar dan pengumumannya.

PERSYARATAN PERUBAHAN:
a. mengubah tempat kedudukan harus melampirkan
surat pernyataan tempat kedudukan Yayasan yang
ditandatangani oleh Pengurus Yayasan dan diketahui
oleh lurah atau kepala desa setempat;
b. memperoleh bantuan negara, bantuan luar negeri,
dan/atau pihak lain sebesar Rp500.000.000,00 (lima
ratus juta rupiah) atau lebih dalam 1 (satu) tahun
buku atau mempunyai kekayaan di luar harta wakaf
sebesar Rp20.000.000.000,00 (dua puluh miliar
rupiah) atau lebih harus melampirkan pengumuman
surat kabar yang memuat ikhtisar laporan tahunan
dan tembusan hasil audit laporan tahunan.

(1) Pemberitahuan perubahan data Yayasan


disampaikan kepada Menteri oleh Pengurus
Yayasan atau kuasanya dengan melampirkan
dokumen yang memuat perubahan tersebut.
(2) Perubahan mulai berlaku sejak tanggal
keputusan rapat atau tanggal kemudian yang
ditetapkan dalam keputusan rapat yang sah
memutuskan perubahan data tersebut.

PASAL 18: (3) Menteri berdasarkan


pemberitahuan perubahan data,
melakukan pencatatan perubahan data
dan menerbitkan surat penerimaan
pemberitahuan perubahan data.
Pasal 19A UU 2/2013: Menteri hanya
dapat menerima perubahan Anggaran
Dasar dan/atau perubahan data Yayasan
yang dilakukan oleh anggota organ yang
telah diberitahukan kepada Menteri.

PENGUMUMAN
1) Akta pendirian Yayasan

yang telah disahkan sebagai


badan hukum atau
perubahan Anggaran Dasar
yang telah disetujui, wajib
diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia.

UU 28/2004: (1) Akta


pendirian Yayasan yang
telah disahkan sebagai
badan hukum atau
perubahan Anggaran
Dasar yang telah disetujui
atau telah diberitahukan
wajib diumumkan dalam
Tambahan Berita Negara
Republik Indonesia.

(2) Pengumuman AKTA


PENDIRIAN YAYASAN
diajukan permohonannya
oleh Pengurus Yayasan
atau kuasanya kepada
Kantor Percetakan Negara
Republik Indonesia dalam
waktu paling lambat 30
(tiga puluh) hari terhitung
sejak tanggal akta
pendirian Yayasan yang
disahkan atau perubahan
Anggaran Dasar yang
disetujui.

Pengumuman AKTA
PENDIRIAN YAYASAN,
dilakukan oleh
Menteri dalam jangka
waktu paling lambat
14 (empat belas) hari
terhitung sejak
tanggal akta pendirian
Yayasan disahkan atau
perubahan Anggaran
Dasar disetujui atau
diterima Menteri.

KEKAYAAN
) Kekayaan Yayasan berasal dari sejumlah kekayaan yang
dipisahkan dalam bentuk uang atau barang.
(2) Selain kekayaan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1),
kekayaan Yayasan dapat diperoleh dari :
a. sumbangan atau bantuan yang tidak mengikat;
b. wakaf;
c. hibah;
d. hibah wasiat; dan
e. perolehan lain yang tidak bertentangan dengan
Anggaran Dasar Yayasan dan/atau peraturan
perundangundangan yang berlaku.
(3) Dalam hal kekayaan Yayasan berasal dari wakaf, maka
berlaku ketentuan hukum perwakafan. (Pasal 26 UU
16/2001)
(1

Organ Yayasan

Pembina

Pengurus

Pengawas

Masa tugas Pengurus dan Pengawas Yayasan 5


tahun dan dapat diangkat kembali;
Pengurus minimal 3 orang yang terdiri dari
Ketua, Sekretaris, Bendahara;
Pengawas minimal 1 orang.
26

PEMBINA adalah organ Yayasan yang mempunyai


kewenangan untuk :
a. memutuskan pengubahan Anggaran Dasar,
Penggabungan atau pembubaran Yayasan
b. Mengangkat dan memberhentikan anggota
Pengurus dan Pengawas
c. menetapkan kebijakan umum Yayasan
berdasarkan Anggaran Dasar Yayasan
d. Menyetujui Program kerja dan Rancangan
Anggaran Tahunan
e. Mengesahkan laporan keuangan tahun buku yang
lampau
yang diangkat sebagai Pembina adalah orang perorangan
sebagai pendiri yayasan atau berdasarkan keputusan
rapat pembina.
27

KEWENANGAN PENGURUS :
a. melakukan pengurusan yayasan dan;
b. mewakili yayasan dalam maupun diluar
pengadilan
Pertanggungjawaban tugas pengurus, wajib
membuat laporan tahunan yang
disampaikan kepada Pembina baik
mengenai keadaan keuangan maupun
perkembangan kegiatan Yayasan.
28

Pengurus tidak berwenang


a. mengikat Yayasan sebagai penjamin utang
b. mengalihkan kekayaan Yayasan kecuali
dengan
perseujuan Pembina; dan
c. membeani kekayaan Yayasan untuk
kepentingan
pihak lain

29

Pengawas adalah organ Yayasan yang mempunyai


kewenangan untuk melakukan pengawasan dan
memberi nasehat kepada pengurus dalam
menjalankan kegiatan usaha Yayasan;
Pada dasarnya Pengawas tidak mempunyai fungsi
eksekutif walaupun anggaran dasar Yayasan dapat
mengatur bahwa untuk perbuatan hukum tertentu
pengurus memerlukan persetujuan tersebut bukan
merupakan perbuatan kepengurusan atau pemberian
kuasa. Hanya dalam hal terjadinya benturan
kepentingan antara Yayasan dengan seluruh anggota
pengurus, maka Pengawas berwenang mewakili
Yayasan apabila hal tersebut diatur dalam anggaran
dasar
30

Pembubaran Yayasan
Yayasan bubar karena :
Jangka waktunya berakhir
Tujuannya telah atau tidak tercapai
Putusan pengadilan dengan alasan: (1)
Melanggar ketertiban umum dan kesusilaan
(2) Tidak mampu membayar utang setelah
pailit (3) Asetnya tidak cukup melunasi utang
setelah pailit dicabut
Yayasan yang bubar harus dilikuidasi
31

Ketentuan Peralihan Undang-Undang Yayasan


Pasal 71 ayat (1) Undang-Undang Nomor 28 Tahun 2004 Tentang
Perubahan Undang-Undang Nomor 16 Tentang Yayasan
1. Yayasan yang sudah ada sebelum Undang-Undang Yayasan yang
telah:

Didaftarkan di Pengadilan Negeri dan diumumkan dalam


Tambahan Berita Negara R.I; atau

Didaftarkan di Pengadilan Negeri dan mempunyai izin dari


instansi terkait;

tetap diakui sebagai badan hukum dengan ketentuan dalam


jangka waktu paling lambat 3 tahun sejak 06 Oktober 2005, yakni 06
Oktober 2008 wajib menyesuaikan anggaran dasarnya dengan ketentuan
UU. Paling lambat 1 tahun sejak pelaksanaan penyesuaian

anggaran dasar, penyesuaian anggaran


diberitahukan kepada Menhukham.

dasarnya

wajib
32

Yayasan yang diakui sebagai badan hukum, tetapi


tidak menyesuaikan anggaran dasarnya dalam
masa 3 tahun, yakni paling lambat 06 Oktober
2008, tidak dapat menggunakan kata Yayasan
didepan namanya dan dapat dibubarkan
berdasarkan
putusan
pengadilan
atau
permohonan Kejaksaan atau pihak yang
berkepentingan.
Pasal 71 ayat 1: Yayasan yang tetap diakui sebagai
badan hukum, dalam jangka waktu paling lambat
3 (tiga) tahun terhitung sejak tanggal 6 Oktober
2005, berarti paling lambat 6 Oktober 2008 wajib
menyesuaikan Anggaran Dasarnya.
33

ayat 2: Yayasan yang telah didirikan tidak diakui sebagai


badan hukum dapat mengajukan status badan
hukum dengan cara:
Menyesuaian Anggaran Dasar dengan UU
Yayasan.
Mengajukan permohonan status badan hukum
kepada Menteri paling lambat 1 (satu) tahun
terhitung sejak 6 Oktober 2005, berarti paling
lambat 6 Oktober 2006.
ayat 3: Penyesuaian Anggaran Dasar pada ayat (1) wajib
diberitahukan kepada Menteri paling lambat 1 (satu)
tahun setelah pelaksanaan penyesuaian.
34

ayat 4: Akibat hukum bagi:


a. Yayasan yang tetap diakui sebagai badan hukum
tetapi tidak menyesuaikan sampai batas waktu 6
Oktober 2008, dan
b. Yayasan yang tidak diakui sebagai badan hukum
sampai batas waktu 6 Oktober 2006 tidak
menyesuikan Anggaran Dasarnya dengan UU
Yayasan, Tidak dapat menggunakan kata Yayasan
di depan namanya, dan Dapat dibubarkan
berdasarkan putusan Pengadilan atas permohonan
Kejaksaan atau pihak yang berkepentingan.

35

Pasal 36

Yayasan yang telah didirikan sebelum berlakunya


Undang-undang dan tidak diakui sebagai badan
hukum menurut undang-undang tetapi masih
melakukan kegiatan secara terus menerus sesuai
dengan Anggaran Dasarnya dan belum pernah
dibubarkan, dapat memperoleh status badan
hukum dengan cara mengajukan permohonan
pengesahan status badan hukum kepada Menteri
permohonan dengan melampirkan :
a. Salinan Akta AD;
b. Laporan kegiatan yayasan selama 5 (lima) tahun
berturut-turut ditandatangani oleh pengurus
yayasan dan diketahui oleh instansi terkait;

36

c.

d.

e.

f.

Surat pernyataan pengurus yayasan bahwa


yayasan tidak pernah dibubarkan;
Fotokopi NPWP yang telah dilegalisir oleh
Notaris;
Surat pernyataan tempat kedudukan disertai
alamat lengkap yayasan yang telah
ditandatangani oleh pengurus yayasan dan
diketahui oleh lurah atau kepala desa
setempat;
Pernyataan tertulis TTG nilai kekayaan pada
saat penyesuaian Anggaran Dasar;
37

g. Surat pernyataan pengurus mengenai keabsahan


kekayaan yayasan; dan
h. Bukti penyetoran biaya pengesahan dan
pengumuman yayasan
(3). Menteri menerbitkan keputusan pengesahan
badan hukum yayasan setelah ketentuan
sebagaimana
(4). Yayasan memperoleh status badan hukum
pada
saat diterbitkannya keputusan menteri
mengenai
pengesahan badan hukum
yayasan.
38

Pasal 39

Yayasan yang sdh tdk berhak menggunakan


kata yayasan dapat mengajukan kembali
usulannya kpd Menteri dengan penyesuaian
AD. Lampiran:
a. Salinan Akta perubahan Anggaran Dasar
sesuai Undang-undang baru;
b. Tambahan
Berita
Negara
Republik
Indonesia yang memuat Akta pendirian
yayasan atau bukti pendaftaran Akta
pendirian di Pengadilan Negeri dan izin
melakukan kegiatan dari instansi terkait;
39

f. Surat pernyataan tempat kedudukan disertai


alamat lengkap yayasan yang ditandatangani
oleh pengurus yayasan dan diketahui oleh
lurah atau kepala desa setempat; dan
g. Neraca yayasan yang ditandatangani oleh
semua organ yayasan atau laporan akuntan
publik mengenai kekayaan yayasan pada saat
penyesuaian;
h.Pengumuman surat kabar mengenai ikhtisar
laporan tahunan bagi yayasan yang sebagian
kekayaannya berasal dari bantuan negara,
40

bantuan luar negeri, dan/atau sumbangan


masyarakat sebagaimana dimaksud pasal 72
Undang-undang; dan
i. Bukti
penyetoran
biaya
penerimaan
pemberitahuan perubahan Anggaran Dasar
yayasan dan pengumumannya .

41

Diantara Pasal 39 dan pasal 40 disisipkan 1 (satu) pasal


yakni pasal 39A yang berbunyi sebagai berikut :
Pasal 39A
Yayasan yang sebelum berlakunya peraturan
pemerintah ini baik yang diakui sebagai badan hukum
maupun yang
tidak diakui sebagai badan hukum
oleh Undang-undang
dan tidak lagi melakukan
kegiatan yayasan sebagaimana ditentukan dalam
Anggaran Dasarnya, harus melikuidasi kekayaannya
dan menyerahkan sisa hasil likuidasi sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan dibidang yayasan
dalam jangka waktu paling lambat 90 (sembilan puluh)
hari.
42

MASALAH DALAM PENYELENGGARAAN


PTS
1.

PTS dan PTN diperlakuan sama dalam


BORANG akreditasi BAN PT. namun,
perlakuan dan bantuan yang diberikan
pada keduanya tidak sama. Padahal
menurut UUD 1945 dan UUSisdiknas
mengamanatkan untuk kepada semua
warga negara untuk mendapatkan layanan
pendidikan yang sama. Bantuan kepada
mahasiswa, fasilitas dan penyelenggaraan
PTS, bantuan dosen dsb.

2.

Pemberian otonomi yang seluas-

luasnya kepada badan penyelenggara


Pergurua Tinggi belum berjalan dengan
mulus, karena masih ketentuan lain
dimana pemerintah masih sebagai
penentu dalam penetapan kebijakan
contoh persyaratan tambahan tentang
kelulusan

3. PP No. 66/2010 Pasal 58G ayat (1)


yang menyatakan: Organ dan
pengelolaan satuan pendidikan tinggi
yang
diselenggarakan
oleh
masyarakat menggunakan tata kelola
yang ditetapkan oleh badan hukum
nirlaba yang sah berdasarkan
ketentuan perundang-undangan.

4.

UUD45 menyatakan bahwa pemerintah


bertanggungjawab terhadap pendidikan
anak
bangsa.
Namun
dengan
perbandingan PTS dan PTN 3000: 100
tidak mendapat dukungan yang adil dari
APBN dan APBD
5. Rekruitmen mahasiswa yang dilakukan
oleh PTN secara perlahan dapat
mematikan ruang gerak PTS. Ibarat
perahu lawan pukat harimau.
akibatnya banyak PTS yang gulung tikar.

6. Dampak Pelaksanaan UU No. 12/2012 terhadap


eksistensi PTS

1. Pasal 60 ayat 2 dan 3 yang menegaskan


bahwa
PTS di selenggarakan oleh Badan Hukum nirlaba
yang berbentuk Yayasan.
2. Pasal 66 ayat 3: statuta PTS ditetapkan dengan
surat keputusan Badan Penyelenggara, bukan oleh
senat universitas
ataupun Rektor. Pemegang
kewenangan thd struktur organisasi PTS adalah
Badan Penyelenggara (Yayasan)
3. Pasal 67 menyatakan bahwa otonomi PTS diatur
oleh Badan Penyelenggara (Yayasan)

4. Pasal 69 ayat 2 menegaskan bahwa dosen


dan tenaga kependidikan diangkat dan
ditempatkan oleh Badan Penyelenggara
(Yayasan)
5. Pasal 70 ayat 3 menegaskan bahwa dosen
dan tenaga kependidikan diberikan gaji
pokok dan tunjangan oleh Badan
Penyelenggara (Yayasan)

6.

Pasal 33 ayat 5 menyatakan bahwa PTS


langsung mendapatkan status terakriditasi
pada
saat
memperoleh
izin
penyelenggaraan program studi, namun
menurut Pasal 55 ayat 4 s/d 6 bahwa, yang
mengatur adanya lembaga akreditasi
mandiri disamping BAN PT untuk
memenuhi
kebutuhan dan percepatan
akreditasi bagi PT dan program studi.

7. Pasal 80 ayat 2 yang menyatakan bahwa


pemerintah/Diknas akan membuka PTN baru
ditiap-tiap ibu kota propinsi di satu sisi lain
dapat membukan akses baru pendidikan,
namun di sisi lain, merupakan ancaman bagi
PTS.
8. Berikutnya kebijakan mem PTN kan PTS dapat
menimbulkan masalah baru bagi para
pengelola PTS di sekitarnya karena
menyebabkan penurunan mahasiswa yang
diperoleh PTS yang sudah ada di wilayah itu

Anda mungkin juga menyukai