Anda di halaman 1dari 7

Nama : Agnes Yesenia

Nim : 1302101010228
Kelas : 02
Tugas : Dasar-dasar Bioteknologi

PROSPEK TERAPI GEN

PENDAHULUAN
Terapi gen adalah teknik memperbaiki gen yang rusak atau cacat yang
bertanggungjawab atas timbulnya penyakit tertentu. Seorang ahli menyatakan bahwa
terapi gen merupakan teknologi masa kini yang membolehkan gen-gen yang rusak
diganti dengan gen-gen normal dimana kita menggunakan vektor untuk menyisipkan
DNA yang diingini ke dalam sel dan disuntikkan ke dalam tubuh. Terapi ini pertama
kali diperkenalkan pada tahun 1990. Selama ini pendekatan terapi gen yang
berkembang adalah menambahkan gen-gen normal ke dalam sel yang mengalami
ketidaknormalan. Pendekatan lain adalah melenyapkan gen abnormal dengan
melakukan rekombinasi homolog. Pendekatan ketiga adalah mereparasi gen abnormal
dengan cara mutasi balik selektif, sedemikian rupa sehingga akan mengembalikan
fungsi gen tersebut. Selain pendekatan-pendekatan tersebut, ada pendekatan lain
untuk terapi gen yaitu mengendalikan regulasi ekspresi gen abnormal tersebut.
Perkembangan terapi gen yang terkini untuk penyakit-penyakit adalah lebih ke arah
gagasan mencegah diekspresikannya gen-gen yang jelek atau abnormal, atau dikenal
dengan gene silencing. Untuk tujuangene silencing atau membungkam ekspresi gen
tersebut, maka penggunaan RNA jika dibandingkan dengan DNA lebih
dimungkinkan, sehingga dikenal istilah RNA therapeutic. Gagasan terapi gen dengan

mereparasi mRNA (messenger RNA) daripada mengganti gen yang cacat


berarti menggunakan mekanisme regulasi sel itu sendiri, sehingga efek samping yang
merugikan lebih dapat ditekan Setelah adanya laporan-laporan penelitian, maka
dimulailah booming dalam bisnis perusahaan-perusahaan yang berkaitan dengan riset
RNA, maupun perusahaan-perusahaan farmasi yang berharap RNA therapeutic
ini segera dapat diluncurkan sebagai sediaan obat. Namun, para pakar
memperkirakan masih sekitar tujuh sampai limabelas tahun lagi baru bias terealisasi.
Wahana paling banyak digunakan dalam terapi gen adalah virus yang telah
dimodifikasi secara genetis sehingga mampu membawa DNA manusia normal.
Disamping itu, teknologi penghantaran obat dengan bentuk liposome yang kini juga
telah banyak mengalami modifikasi, serta teknologi menggunakan pengenalan
reseptor, telah mendukung perkembangan terapetik RNA.
Kemajuan dalam bidang biologi molekuler telah memunculkan teknologi untuk
memanipulasi gen-gen in vivo untuk pengobatan penyakit melalui terapi gen. Akhirakhir ini, penyakit-penyakit target untuk terapi gen telah meluas dari kelainan
metabolik kongenital menjadi penanganan terhadap penyakit kanker.
PEMBAHASAN
Sejak Watson dan Crick menemukan struktur double helix DNA pada tahun
1953, teknologi rekombinan DNA dan biologi molekuler berkembang dengan sangat
cepat. Bahkan urutan DNA lengkap dari genom ma-nusia yang berjumlah 3 milyar
pasangan basa telah berhasil diidentifikasi melalui proyek ge-nom manusia. Kemajuan ini membuka jalan untuk generasi baru kedokteran berbasis teknologi
canggih, termasuk kedokteran gen (diagno-sis genetik dan terapi gen), kedokteran
regeneratif,

kedokteran

robotik,

kedokteran

moleku-ler

dan

nanomedicine.

Perkembangan akhir-akhir ini dalam biologi sel dan molekul memang tidak ha-nya
berkontribusi pada pemahaman mengenai dasar molekuler penyakit namun juga
Terapi Gen pada Penyakit Kanker Teresa Liliana Wargasetia 25

menyediakan teknologi poten-sial untuk manipulasi gen-gen in vivo. Dengan


pengetahuan bah-wa penyakit-penyakit pada ma-nusia disebabkan oleh abnor-malitas
ekspresi dan regulasi gen, terapi gen berkembang de-ngan harapan bahwa gen-gen
fungsional yang disisipkan ke dalam sel dapat memperbaiki fungsi sel dan
menghasilkan produk gen yang diperlukan, lalu mengkompensasi kelainan genetik
dan menyembuhkan penyakit.
Terapi gen pertama kali dilakukan pada 14 September 1990 di USA yang
didesain un-tuk mengobati defisiensi adeno-sine deaminase (ADA). Transfer ex vivo
gen ADA ke dalam lim-fosit pembuluh darah tepi dan sel-sel progenitor sumsum tulang belakang dari penderita severe combined immunodeficiency yang berkaitan
dengan defisiensi adenosine deaminase (ADA -SCID) menghasilkan perbaikan
imunitas selular dan humoral pada pasien yang ditangani. Sejak saat itu, telah
dilakukan lebih dari 600 uji klinis dilakukan di seluruh du-nia, dan lebih dari 4.000
pasien telah menerima terapi gen.
Akhir-akhir ini, penyakit-penyakit target untuk terapi gen telah meluas dari
kelainan metabolik kongenital menjadi tumor-tumor malignan yang tidak dapat
disembuhkan oleh pengobatan yang ada dan bahkan penyakitpenyakit tumor jinak
kronis yang menyebabkan penurunan kualitas hidup. Para peneliti melihat potensi
terapi gen untuk pena-nganan kanker, suatu penyakit akibat abnormalitas regulasi dan
ekspresi gen. Walaupun kemoterapi dan radioterapi memper-panjang kemampuan
bertahan hidup dan dapat mengobati kanker pada beberapa kasus, namun
kekurangan-kekurangannya pun banyak. Selsel target kemoterapi adalah sel-sel
yang berproliferasi, bukan sel-sel kanker secara spesifik. Kemoterapi juga
mempunyai efek samping sehingga dosis yang diperbolehkan terbatas, dan pada
sebagian besar tumor-tumor solid terjadi kekambuhan yang cepat setelah terapi.
Berbeda dari terapi konvensional, terapi gen untuk kanker menjanjikan pengobatan
yang spesifik terhadap kanker, efek toksik yang lebih sedikit dan potensi yang lebih
besar untuk sembuh.

Hingga pertengahan Juli 2004, di Jepang telah dikembangkan dua puluh protokol terapi
gen. Diantara-nya, lima belas berkaitan dengan kanker. Penyakit-penyakit kanker yang dijadikan
target meliputi karsinoma sel ginjal, kanker paru-paru, kanker oesophagus, kanker payudara,
kanker prostat, kanker otak (malignant glioma), leukemia, dan kanker kolon.

Pendekatan Terapi Gen untuk Pengobatan Kanker


Secara umum, terapi gen dilakukan dengan cara meng-ganti atau menginaktifkan gen
yang tidak berfungsi, menam-bahkan gen fungsional, atau menyisipkan gen ke dalam sel untuk
membuat sel berfungsi normal.
Sel-sel kanker mempu-nyai tiga karakteristik yang dikontrol secara genetis untuk
mempertahankan kelangsungan hidup dan pertumbuhan:
- sel-sel kanker mempunyai kecepatan pertumbuhan yang tidak normal
- sel-sel kanker tidak mati ketika tubuh mengisyaratkan hal itu
- sel-sel kanker melawan kerja sistem imun tubuh.
Oleh karena itu terapi gen untuk mengobati kanker didasarkan pada koreksi kecepatan
pertumbuhan, kontrol kematian sel dan membuat sistem imun membunuh sel-sel kanker.
Pendekatan lain untuk terapi gen kanker adalah dengan strategi bunuh diri.

Terapi Gen pada Kanker Payudara


Terapi gen pada kanker payudara dilakukan dengan mengganti gen supresor tumor yang
rusak. Terapi gen juga di-lakukan dengan menghentikan ekspresi onkogen melalui peng-gunaan
antisense urutan DNA atau gen yang berkaitan dengan ekspresi onkogen. Namun pe-ngiriman
gen yang efisien de-ngan target sel-sel kanker spe-sifik dan mengarah pada eks-presi produk gen
yang diper-tahankan masih sangat sulit untuk dicapai. Terapi gen p53 dengan adenovirus saat ini
sedang diuji dalam kombinasi dengan docetaxel pada kanker payudara lanjut. Uji yang melibatkan intra lesi p53 juga sedang dalam proses penelitian.
Terapi antionkogen mengunakan urutan antisense terhadap c-fos dan c-myc sedang dipelajari
pada kanker payuda-ra. Sejumlah gen yang berkaitan dengan kanker payudara dijadi-kan target
dengan mengguna-kan teknik antisense pada model preklinis. Terapi gen dengan gen E1A
adenovirus yang berikatan dengan promo-ter HER-2 telah dipelajari dalam bentuk terapi
antionkogen untuk menurunkan ekspresi HER-2. Uji fase I dari gen E1A liposom pada kanker
payudara dan ovarium memper-lihatkan reduksi protein HER-2. Uji fase II sedang dilakukan.
Uji terapi gen yang dida-sari nononkogen atau supresor tumor melibatkan transfeksi da-ri
modulator imun seperti anti-gen-antigen dan sitokin seperti hal-nya proteksi dari sel-sel tu-nas

dengan gen multidrug resistance (MDR-1) atau mem-bersihkan sel-sel tunas dengan gen
proapoptotik bcl-xs atau de-ngan gen herpes virus thymi
Terapi Gen untuk Kanker Paru-paru serta Kanker Kepala dan Leher
Perbaikan jalur gen su-presor tumor dengan penggan-tian gen-gen supresor tumor pa-da
sel-sel kanker telah dipelajari pada kanker paru-paru serta kanker kepala dan leher. Gen yang
paling banyak dipelajari adalah gen supresor tumor p53 yang dikirimkan oleh vektor adenovirus.
Uji klinis terkini pa-da kanker paru-paru serta kan-ker kepala dan leher secara kon-sisten
memperlihatkan terjadi-nya transduksi dan ekspresi gen, mediasi apoptosis dan res-pon klinis.
Uji klinis terapi gen dengan p53 pada kanker paru-paru dan kanker kepala dan leher dapat dilihat
pada tabel 1.
Uji klinis dengan peng-gantian gen p53 menunjukkan bahwa injeksi intratumor secara
langsung memberikan toksisitas yang rendah. Ekspresi gen p53 setelah injeksi terjadi sebagai
respon imun terhadap adeno-virus. Vektor berupa virus me-nyebar di antara sel-sel tumor dan
mendorong kematian sel melalui apoptosis.
Terapi Gen pada Tumor Otak
Tumor otak (glioma ma-ligna) bersifat terlalu invasif un-tuk dapat diobati dengan opera-si
reseksi saja. Secara umum, pa-sien glioma maligna menerima terapi ajuvan, termasuk terapi
radiasi, kemoterapi dan terapi imun setelah operasi reseksi tetapi prognosisnya tetap buruk.
Terapi gen merupakan strategi baru untuk menangani penyakit ini. Namun jumlah te-rapi gen
pada penyakit-penyakit sistem saraf pusat hanya sedikit karena sistem saraf pusat adalah organ
yang kompleks dan dibatasi oleh blood-brain barrier.
KESIMPULAN
Terapi gen pada penyakit kankermasih dalam tahap pene-litian, tetapi kemajuan yang pesat telah diperoleh pada bebera-pa uji klinik. Walaupun banyak tantangan yang harus dihadapi,
namun metode ini, telah me-nunjukkan toleransi yang baik dan efektif bagi sejumlah kan-ker.
Untuk pasien-pasien de-ngan kanker yang tidak respon-sif terhadap penanganan kon-vensional,
maka terapi gen tampaknya perlu dipertimbang-kan.

DAFTAR PUSTAKA
Malik, Amalia.2012. RNA THERAPEUTIC, PENDEKATAN BARU DALAM TERAPI GEN.
Departemen Farmasi FMIPA-UI, Universitas Indonesia, Depok.
Teresa Liliana Wargasetia.2010. Terapi Gen pada Penyakit Kanker. Bagian Biologi, Fakultas
Kedokteran, Universitas Kristen Maranatha, Bandung.

Anda mungkin juga menyukai

  • Leucocytozoonosis
    Leucocytozoonosis
    Dokumen23 halaman
    Leucocytozoonosis
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Malaria
    Malaria
    Dokumen5 halaman
    Malaria
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Hiegen
    Hiegen
    Dokumen5 halaman
    Hiegen
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Makalah Infeksius
    Makalah Infeksius
    Dokumen17 halaman
    Makalah Infeksius
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • LOGBOOK Sarah
    LOGBOOK Sarah
    Dokumen1 halaman
    LOGBOOK Sarah
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Bab I
    Bab I
    Dokumen3 halaman
    Bab I
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Bahan Berbahaya Dan Beracun
    Bahan Berbahaya Dan Beracun
    Dokumen2 halaman
    Bahan Berbahaya Dan Beracun
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • IPDHB
    IPDHB
    Dokumen8 halaman
    IPDHB
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Hiegen
    Hiegen
    Dokumen5 halaman
    Hiegen
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • TIMBAL (PB)
    TIMBAL (PB)
    Dokumen18 halaman
    TIMBAL (PB)
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Rancop
    Rancop
    Dokumen9 halaman
    Rancop
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Makalah Propalsus Uteri
    Makalah Propalsus Uteri
    Dokumen10 halaman
    Makalah Propalsus Uteri
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Retensio Plasenta
    Retensio Plasenta
    Dokumen7 halaman
    Retensio Plasenta
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Caplak
    Caplak
    Dokumen6 halaman
    Caplak
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Virus Ayam.. Aaa
    Virus Ayam.. Aaa
    Dokumen1 halaman
    Virus Ayam.. Aaa
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Monyet Rhesus
    Monyet Rhesus
    Dokumen5 halaman
    Monyet Rhesus
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Penurun Kolestrol
    Penurun Kolestrol
    Dokumen2 halaman
    Penurun Kolestrol
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Fisio 2
    Fisio 2
    Dokumen2 halaman
    Fisio 2
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Indika Si
    Indika Si
    Dokumen4 halaman
    Indika Si
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Dopamin
    Dopamin
    Dokumen6 halaman
    Dopamin
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Indika Si
    Indika Si
    Dokumen4 halaman
    Indika Si
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Antiviral
    Antiviral
    Dokumen10 halaman
    Antiviral
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Fisio 2
    Fisio 2
    Dokumen2 halaman
    Fisio 2
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Patogenesis Virus
    Patogenesis Virus
    Dokumen3 halaman
    Patogenesis Virus
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Petunjukteknispeningkatankomp Dosen PDF
    Petunjukteknispeningkatankomp Dosen PDF
    Dokumen21 halaman
    Petunjukteknispeningkatankomp Dosen PDF
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Mikro Difusi
    Mikro Difusi
    Dokumen6 halaman
    Mikro Difusi
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Sterilisasi Dan Desinfeksi
    Sterilisasi Dan Desinfeksi
    Dokumen25 halaman
    Sterilisasi Dan Desinfeksi
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Mikro Difusi
    Mikro Difusi
    Dokumen6 halaman
    Mikro Difusi
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat
  • Virus Ayam.. Aaa
    Virus Ayam.. Aaa
    Dokumen1 halaman
    Virus Ayam.. Aaa
    Agnes Yesenia Sinulingga
    Belum ada peringkat