Pengertian dan Definisi Difusi. Difusi adalah perpindahan molekul-molekul dari konsentrasi tinggi ke
konsentrasi rendah. Difusi Sangat berbeda dengan Osmosis. Pada Osmosis, perpindahan molekul harus
melalui lapisan membran semipermeable. Sedangkan pada difusi bisa menggunakan membran
semipermeable bisa juga tidak. Difusi dan Osmosis di sebut gerakan pasif karena tidak
membutuhkan energi pengerak. Difusi akan terus terjadi hingga seluruh partikel tersebar luas secara merata
atau mencapai keadaan kesetimbangan dimana perpindahan molekul tetap terjadi walaupun tidak ada
perbedaan konsentrasi. Contoh difusi adalah pemberian gula dalam air.
Berdasarkan prosesnya, Difusi dapat dibedakan menjadi dua, yaitu difusi sederhana dan difusi terbantu
(facilitated diffusion).
1. Difusi Sederhana
Molekul zat dapat berdifusi secara spontan hingga dicapai kerapatan yang sama dalam suatu ruangan. Contoh
Difusi sederhana antara lain adalah:
setetes parfum akan menyebar ke seluruh ruangan (difusi gas di dalam medium udara).
Molekul dari sesendok gula akan menyebar ke seluruh volume air dalam gelas meskipun tanpa diaduk
(difusi zat padat di dalam medium air)
2. Difusi Terbantu/Khusus
Difusi terbantu merupakan proses difusi dengan perantara protein pembawa (carrier protein). Arah
perpindahan molekul seperti halnya pada difusi biasa yaitu dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah,
hanya saja protein pembawa membantu proses perpindahan molekul ini. Difusi terbantu merupakan transpor
melalui media pembawa. Difusi khusus ini biasanya terjadi pada sistem transfortasi sel.
Macam-macam Difusi
Macam-macam difusi di kelompokan menjadi 3, yaitu:
Difusi Cair, jika terjadi perpindahan molekul cairan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah,
Difusi Padat, jika jika terjadi perpindahan molekul padatan dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi
rendah,
Difusi Gas, ika terjadi perpindahan molekul gas dari konsentrasi tinggi ke konsentrasi rendah.
Ukuran partikel, semakin kecil ukuran partikel, semakin tinggi kecepatan difusinya.
Ketebalan membran, semakin tebal membran, semakin lambat kecepatan difusi.
Luas suatu area, semakin besar luas area, semakin cepat kecepatan difusinya.
Jarak, semakin besar jarak antara dua konsentrasi, semakin lambat kecepatan difusinya.
Suhu, semakin tinggi suhu, semakin cepat kecepatan difusinya
Perbedaan konsentrasi yang ada pada kedua larutan yang mengalami difusi disebut gradien konsentrasi.
Difusi terjadi karena molekul dan ion yang terlarut dalam air bergerak secara acak dengan konstan.
http://id.wikipedia.org/wiki/Difusi
Tingkat gradien konsentrasi: Semakin besar perbedaan konsentrasi, semakin cepat difusi. Semakin dekat
distribusi bahan sampai ke kesetimbangan, semakin lambat laju difusi terjadi.
Massa molekul menyebar: molekul yang lebih berat bergerak lebih lambat; Oleh karena itu, mereka
menyebar lebih lambat. Sebaliknya adalah benar untuk molekul yang lebih ringan.
Suhu: Suhu yang lebih tinggi meningkatkan energi dan karena itu gerakan molekul, meningkatkan laju difusi.
Suhu yang lebih rendah menurunkan energi molekul, sehingga mengurangi laju difusi.
Kerapatan Pelarut: Saat kerapatan pelarut yang meningkat, tingkat difusi akan berkurang. Molekul-molekul
memperlambat karena mereka memiliki waktu yang lebih sulit masuk melalui media padat. Jika media
kurang padat, difusi meningkat. Karena sel-sel terutama menggunakan difusi untuk memindahkan bahan
dalam sitoplasma, setiap peningkatan kepadatan sitoplasma akan menghambat pergerakan bahan. Sebuah
contoh dari hal ini adalah orang yang mengalami dehidrasi. Seperti sel-sel tubuh kehilangan air, laju difusi
menurun dalam sitoplasma, dan fungsi sel-sel memburuk. Neuron cenderung sangat sensitif terhadap efek
ini. Dehidrasi sering menyebabkan ketidaksadaran dan mungkin koma karena penurunan laju difusi dalam
sel.
Kelarutan: Seperti telah dibahas sebelumnya, bahan nonpolar atau larut dalam-lipid melewati membran
plasma lebih mudah daripada bahan polar, memungkinkan tingkat yang lebih cepat dari difusi.
Luas permukaan dan ketebalan membran plasma: Peningkatan luas permukaan meningkatkan laju difusi,
sedangkan membran tebal mengurangi itu.
Jarak tempuh: Semakin jauh bahwa zat harus melakukan perjalanan, semakin lambat laju difusi. Hal ini
memberikan pembatasan atas ukuran sel. Sel yang bulat besar akan mati karena nutrisi atau limbah tidak
dapat mencapai atau meninggalkan pusat sel. Oleh karena itu, sel-sel yang baik harus dalam ukuran
kecilseperti halnya dengan kebanyakan eukariota bersel tunggal.
Sebuah variasi dari difusi adalah proses filtrasi. Dalam penyaringan, bahan bergerak menurut gradien
konsentrasinya melalui membran; kadang-kadang laju difusi ditingkatkan oleh tekanan, menyebabkan zat
untuk menyaring lebih cepat. Hal ini terjadi pada ginjal dimana gaya tekanan darah dalam jumlah besar air dan
zat terlarut yang menyertai, atau zat terlarut, keluar dari darah dan masuk ke tubulus ginjal. Tingkat difusi
dalam hal ini hampir sepenuhnya bergantung pada tekanan. Salah satu efek dari tekanan darah tinggi adalah
munculnya protein dalam urin, yang diperas oleh tekanan yang abnormal tinggi.
http://www.sridianti.com/pengertian-difusi-dan-faktor-yang-mempengaruhinya.html
Antibiotika atau dikenal juga sebagai obat anti bakteri adalah obat
yang digunakan untuk mengobati penyakit infeksi yang disebabkan
oleh bakteri. Alexander Fleming pada tahun 1927 menemukan
antibiotika yang pertama yaitu penisilin. Setelah mulai digunakan
secara umum pada tahun 1940, maka antibiotika bisa dibilang
merubah dunia pengobatan serta mengurangi angka kesakitan &
kematian yang disebabkan oleh penyakit infeksi secara dramatis (1).
Resistensi antibiotik adalah kemampuan mikroorganisme untuk
mengatasi pengaruh antibiotik. Dengan kata lain, mikroorganisme
yang resisten terhadap antibiotik, misalnya bakteri, akan kebal dan
tidak mati walau diberi antibiotik(2). Resistensi bakteri terhadap obat
terdiri atas beberapa jenis, yaitu (1) resistensi primer yang
merupakan resistensi alamiah terhadap kuman, contohnya
bakteriStaphylococcus
yang mengandung enzim penisilinase
dapat mengubah penisilin menjadi asam penisilinoat yang tidak
mampu membunuh kuman itu; (2) resistensi sekunder, yaitu karena
adanya muatan-muatan yang berkembang biak menjadi spesies
yang resisten; (3) resisten episomal atau plasmid yang dapat terjadi
karena bakteri mentransfer DNA kepada bakteri lain melalui kontak
antarsel bakteri sejenis dan antarbkateri yang berlainan jenis; serta
(4) resistensi silang, yaitu resistensi bakteri terhadap suatu
antibiotic dengan semua derivatnya. Sebagai contoh, penisilin
dengan ampisilin, rifampisin dengan rifamisin, dan berbagai jenis
sulfonamide. Untuk menghindari resistensi silang, digunakna dosis
antibiotic yang relative lebih tinggi daripada dosis efektif minimum
dalam waktu singkat(3).
Resistensi antibiotik adalah kemampuan dari bakteri atau
mikroorganisme lain untuk menahan efek antibiotic. Resistensi
antibiotic terjadi ketika bakteri dapat merubah diri sedemikian rupa
hingga dapat mengurangi efektifitas dari suatu obat, bahan kimia
ataupun zat lain yang sebelumnya dimaksudkan untuk
menyembuhkan atau mencegah penyakit infeksi. Akibatnya bakteri
tersebut dapat bertahan hidup dan bereproduksi sehingga makin
membahayakan. Bakteri tersebut dapat membentuk ketahanan
khusus terhadap suatu jenis antibiotika tertentu, sehingga