Anda di halaman 1dari 136

Conjunctivitis

Dr.Masitha Dewi Sari, SpM


Conjunctivitis : peradangan dari
conjunctiva ditandai :
Dilatasi vaskuler conjunctiva
Infiltrasi celluler (sel-sel radang)
Exudation /discharge

Penyebab : biasanya di luar tubuh,kadang-kadang di


dalam tubuh
Penyebab dapat dibagi :
1. Bacterial
2. Chlamydial
3. Viral
4. Rickettsial
5. Fungal
6. Parasitic
7. Immunologic (alergic)
8. Chemical/irritative
9. Bersamaan dengan penyakit sistemik
10. Sekunder terhadap Dacryocystitis
11. Tidak diketahui

1. BACTERIAL
Purulent :
- N. gonorrheae
- N. meningitis
Subakut
- H. influenza
Chronik, termasuk blepharoconjunctivitis
yang disebabkan oleh :
- Staphyloccus aureus
- Moraxella locunata

Penyebab yang jarang (akut, sub


akut,kronik)
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Streptococcus
Neisseria catarrhalis
Coliform
Proteus
Corynebacterium diphterloe
Mycobacterium tuberculosis
Treponem apalidum

2. CHLAMYDIAL
Trachoma (Chlamydial trachomatis)
Lymphogranuloma Venerum
Psittacosis

3. VIRAL
Acute viral follicular conjunctivitis
Pharynngoconjunctivitis fever oleh karena :
adenovirus type 3 dan type 7
Epidemickeratoconjunctivitis karena :
Adenovirus type 8 dan type 19
Herpes simplex virus
Varicella, oleh karena : varicelic zooster virus
Measles virus
Dll.

4. RICKETTSIAL
Typhus/rocky mountain
Marine typhus / Q fever
Scrub typhus

5. FUNGAL
conjunctivitis catarrhalis
Granulomatous
Rhinosporidium scabei
Coccidioides immitro

6. PARASITIC
Jarang tetapi penting :
Chronic conjunctivitis dan
blepharoconjunctivitis
Oncocherca volvulus
Thelazia californiensis
Loa-loa
Ascaris lumbricoides
Trichinella spiralis
Toenia solium
dll

7. IMMUNOLOGIC
(ALERGIC)

Immediate (humoral) hipersensitivity


reaction
- vernal conjunctivitis
- atopic conjunctivitis
- giant papillary conjunctivitis
Delayed (cellular) hipersensitivity reaction
- phylectenulosis
Autoimmune disease
- kerato conjunctivitis sicca associated with
syogrens syndrome
- cycatrical pempigoid

8. CHEMICAL
IIRITATIVE

Iatrogenik (action upon the patient)


pemakaian myotic, idoxuridine, dll
Occupational
- acid
- alkali
- smoke
- wind
- ultraviolet
- caterpillar hair

9. SEKUNDER TERHADAP
DACRYOCYSTITIS
Conjunctivitis sekunder terhadap
dacryocystitis
- pneumococcus atau
haemolyticus streptococcus
Conjunctivitis sekunder terhadap
canaliculitis
- actinomyces israeli
- candida
- bakteri
- dll

10. TIDAK DIKETAHUI


Folliculosis
Acular asaesa
Chronic follicular conjunctivitis
Psoriasis
Dermatitis herpetiformis
Erythema multiforme major (steven
johnsons syndrome) : kulit
merah,melepuh, sporiasis

Viral
gatal
hypere
mia

Bacter
i
minim minim
al
al
Meny Menye
e
luruh
luruh

Chlamyd Allergic
ial
minimal hebat
Menye
luruh

Air mata hebat sedan sedang


g
sekret
minim Paling hebat
al
Hebat
nodule sering jarang Sering
pd

Menyeluru
h
(merah
muda)
Sedang
Hebat
Tidak ada

Gejala-gejala umum
Conjunctivitis
1. Merasa seperti ada benda asing di
mata berpasir
2. Merasa panas (burning/scratching
sebsation)
3. Perasaan mata bengkak (fullness
around the eye)
4. Gatal
5. Fotofobia (jika terkena kornea)

Tanda-tanda umum
Conjunctivitis
1.
2.
3.

Hyperemi
Banyak air mata
Chemosis (oedem conjunctiva bulbi dan
menggelembung)
4. Exudation/discharge
kotoran mata
5. Pseudoptosis papil
6. Hypertrophy papil
7. Folicle
8. Pseudomembran
9. Granuloma
10. Preauriculer adenopathy (pembesaran
kelenjar preauriculer)

1. HYPEREMI (MATA
MERAH)
Merupakan tanda yang sangat menonjol
pada conjunctivitis akut catarrhalis.
Paling merah di fornix,berkurang ke
limbus
Merah cerah : dugaan bacterial
Merah mudah
: dugaan alergi
Merah tanpa discharge : duagaan ke arah
iritasi, seperti : angin, matahari, asap, dll

2. AIR MATA (TEARING)


Diakibatkan :
Perasaan seperti benda asing di mata
Perasaan panas
Perasaan gatal

3. EXUDATION
Adalah tanda untuk semua akut
conjunctivitis kurang pada virus
Exudate berjonjot dan amorf
bacterial
conjunctivitis
Exudate berserabut
conjunctivitis
alergi
Exudate bengkak pada kelopak mata
bacterial atau chlamydial.

4. PSEUDOPTOSIS
Oedem atau infiltrasi terhadap Mullers muscle
dilihat pada trachoma, epidemic
keratoconjunctivitis (terutama pada musim panas)

5. PAPILLARY HYPERTROPHY
kalau hypertrophy hanya kecil conjunctivitis
kelihatan seperti permukaan hambal berwarna
merah, cenderung suatu infeksi bacterial atau
chlamydial misalnya trachoma
Kalau hypertrophy papil besar permukaan datar,
polygonal dan berwarna merah mudah/ milky
dijumpai pada :

1. conjunctivitis tarsalis superior :


seperti batubata disusun cenderung
suatu vernal conjunctivitis
2. conjunctivitis tarsalis inferior
cenderung Ssuatu atopic conjunctivitis
3. Giant papillia hypertrophy terdapat di
limbus, biasanya antara jam 2 4 dan
jam 8 10 cenderung suatu vernal
conjunctivitis

6. CHEMOSIS
Edema pada conjunctivitis bulbi
bentuk seperti balon (gelembung),
cenderung pada
Hay fever
Acute gonococcal / meningococcal
conjunctivitis
Trichinosis (trichinella spiralis)

7. FOLLICLE
Lymphoid hyperplasia di dalam adenoid layer
conjunctivitis
Sering pada viral conjunctivitis
Follicle ukurannya lebih kecil daripada pupil
Pada semua chlamydial conjunctivitis kecuali pada
neonatal inclusion conjunctivitis
Toxic conjunctivitis oleh obat : idoxuridine,myotic
Follicle pada fornix dan tarsal origin sudah tidak
begitu penting pada diagnosa tetapi kalau lokasinya
di torsus superior, cenderung suatu infeksi
chlamydia, viral toxic conjunctivitis oleh karena
topical medication

8.
PSEUDOMEMBRAN/MEMBRA
terjadi sebagai akibat proses koogulasi oleh
N
karena infeksi/toxic agen
pseudomembran coogulum hanya di permukaan
epitel/membran
coogulum melibatkan
epitel
Koogulasi sub epitel
kelenjar diangkat
berdarah
Dapat ditemukan pada :
- Epidemic kerato conjunctivitis
- herpes simplex virus conjunctivitis
- Streptococcus conjunctivitis
- Diphteria
- Erythema multiforme major

9. GRANULOMA
Biasanya pada stroma
Biasanya endogenous di :
- tuberculosis
- syphilis
- coccidioidomycosis
Bisa juga exogeneous di :
- hymphogranuloma veneral
- conjunctivitis
- tularemia
- chalazion
Sering biopsi dilakukan untuk menentukan
kausanya

10. PREAURICULAR
LYMPHADENOPATHY

Sering pada parin auds


aculoglandular syndrome
Jarang pada epidemic
keratoconjunctivitis

BACTERIAL
CONJUNCTIVITIS
A.
B.
C.

Acute bacterial conjunctivitis


Acute purulent conjunctivitis
Chronic bacterial conjunctivitis
(blepharoconjunctivitis)
D. conjunctivitis diphteriae

A. ACUTE BACTERIAL
CONJUNCTIVITIS
conjunctivitis catarrhalis acute
Adalah radang akut pada mukosa
conjunctiva, kadang disebut PINK EYE
Penyebab :
- Stophylococus epidermidis
- Stophylococus aureus
- Pneumococcus
- Streptococcus pyogenes
- Haemophylus influenzae (haemophylus
aegypticus,
koch week
- Moraxella lacunata

Staphylococcus epidermidis
- Komensal di kelopak mata dan
conjunctiva
tapi pada tempat tertentu dapat
menyebabkan
blepharoconjunctivitis
- menghasilkan exotoxin tumbuh pada
kosmetik
blepharo conjunctivitis

Staphylococcus aureus
- sangat sering conjunctivitis akut
- terdapat di kulit dan nares
- sangat toksik
infiltrate pada
kornea
keratitis

Pneumococcus
- terdapat pada saluran nafas pada asimtomatik
corner
- gram (+) diplococcus
- sering pada anak-anak
Streptococcus
- gram (+)
jarang menyebabkan
conjunctivitis
- toxin
pseudomembran conjunctivitis
(terdiri dari
lapisan fibrin dan sel peradangan)

Haemophylus influenzae (koch week bacilus)


- gram (-) sering pada saluran nafas atas
carier sehat
- sering
conjunctivitis pada anak dan
dewasa
- menghasilkan toxin
perdarahan
conjunctiva
Moraxella lacunata
- gram (-) diplobacil
- sering penyebab angular blepharo
conjunctivitis

Gambaran Klinis
- Subjektif :
* perasaan seperti ada benda asing
* fotophobia, visus menurun, holo
oleh karena sekret di kornea kelopak
mata lengket pada pagi hari
- Objektif :
* sekret mukopurulent lebih banyak
pada pagi hari oleh karena panas
tubuh
* sering di fornux dan marga palpebra

Heperemia conjunctivitis Tarsalis


conjunctivitis infect pada :
Pseudomembran pada conjunctivitis
tarsalis, sering pada infeksi
streptococcus pyogenes, pneumacoccus
Perdarahan sub conjunctival sering
pada pnemococcus, haemophylus
influenza

Pengobatan :
Pembersihan sekret (yang utama) antibiotik
yang sesuai
Kalau pengobatan hanya berdasarkan diagnosa
klinis saja, diberikan :
- sodium sulfametamide 10-15%
- neosparin
- chloramphenicol
Dalam bentuk tetes diberi tiap 3-4 jam, salep
mata diberi malam hari (7-10 hari).mata tidak
boleh ditutup (perban)
Penyulit :
Keratitis punctata superficialis, sering pada
staphylococcus
Ulcus cornea dengan/tanpa hypopion sering
pada pneumococcus

B. ACUTE PURULENT
CONJUNCTIVITIS
conjunctivitis gonorrhaeico
Adalah radang conjunctiva akut danhebat
dengan sekret purulent yang disebabkan oleh
Neisseria gonorrhaea
Ada 3 bentuk :
1. Ophtalmic neonatorium
pada bayi 1-3 hari, infeksi jalan lahir
2. conjunctivitis gonorrhoeica infantum/infantil
3. conjunctivitis gonorrhoeica adultum pada
orang
dewasa

Satu-satunya conjunctivitis yang dapat


menyebabkan keratitis dan perforasi cornea
tanpa didahului trauma karena enzim
proteolitik yang dapat merusak kornea
Note :
- < 1 hari : chemical conjunctivitis
- < 3hari
: 60
- 3-5 hari
: pneumo strepto conjunctivitis
- > 5 hari : chlanmydia
Cara infeksi :
- Autoinfeksi : pada urethritis dan cervicis
gonorrhoeica
- Kontak langsung/tidak langsung
Perjalanan penyakit : 3 stadium
1. Infiltratif 1-3 hari
2. Purulent 2-3 minggu
3. Penyembuhan 2-3 minggu

Gejala Subjektif :
- Pada bayi dan neonatus dan anak-anak tidak ada
- Dewasa : nyeri pada mata, bisa disertai tandatanda infeksi umum
- Biasanya pada 1 mata sering pada mata kanan
Gejala Objektif
- Biasanya bilateral, sekret kuning kental seperti
anal sekret
serous akhirnya purulent
- Palpebra occulum sukar dibuka, biasanya
terdapat pseudomembran pada conjunctiva
tarsalis
- Conjunctiva bulbi merah, chemosis menebal

Pengobatan
Pembilasan dan pembersihan sekret sesering
mungkin dengan kapas yang dibasahi garam foal
Salep topikal penisilin/tetrasiklin, bactracin
minimal 4 kali tiap
pada bayi dan tiap 2 jam
dewasa
Pada 2 hari pertama 5 kali tiap hari sampai
sembuh
Antibodi sistematik yang efektif untuk neisseria
gonorrhoeae
Atau penicillin sistemik + topikal ciprofloxacin

Penyulit
Pada anak-anak dan bayi dapat
keratitis dan perforasi kornea
Pada orang dewasa dapat
ulcus yang
letaknya marginal berbentuk cincin
perforasi cornea
endothalmica
kebutaan
Pencegahan
Klasik : AgNo3 1% 2 tetes segera pada
anak setelah lahir
Yang lebih aman bersihkan mata
dengan acidum borix 3% dan
pemberian chloramphenicol salep mata
bisa juga untuk mencegah chlamydia

C. CHRONIC BACTERIAL
CONJUNCTIVITIS
(BLEPHAROCONJUNCTIVITIS)
Biasanya pada penderita pbstruksi saluran
nasalacrimal docryoccystitis
Biasanya unilateral atau blepharitis atau
meibomitis
Penyebab :
- Staphylococcus
- Moraxella lacunata
- Proteus mirabilis
- Escherichia coli
- K pneumonia

Gejala
seperti akut : panas, mata kering pada mata
seperti ada benda asing, ngantuk berat
sukar membuka mata, berair, mudah lelah
lebih berat pada malam hari
Tanda :
Conjunctiva tarsalis merah dan licin
kasus lama
hipertrophy seperti hambal,
sekret mukoid sedikit,kerak sekret di
sepanjang pinggir kelopak mata atau
charity pada pagi hari

Pengobatan
Kultur dan sensitivity test bila conjunctivitis
disertai blepharitis dan meibomitis
Topikal :
- sulfocetamin
- eritromisin
- bacitracin
- hygiene pinggir kelopak
penekanan
dengan cotton
bud
- tip application setelah topical anestesi
- kompres panas selama 5 mnt
massage
- tetrasiklin 250 mg per oral (1 bulan)
untuk kontrol
fatty acid

CONJUNCTIVITIS DIPHTERIAE
Padang conjunctivitis oleh carynebacterium
diphteriae disertai gambaran khas
membran pada conjunctiva tarsalis
Sering pada anak-anak yang menderita
diphteri
Membran terdiri dari bahan nekrotik yang
terkoogulasi bercampur fibrin
menembus
intra epitel dan jaringan sub epitel
Berwarna kuning keabu-abuan
Membran dilepas
perdarahan
Diagnosa pasti : sekret dibiarkan pada agar
koeffler as dan telurite
Gejala subjektif : sesuai dengan gejala
peradangan conjunctivitis

Gejala Objektif
- Kelopak mata bengkak,merah, kaku
- Membran pada conjunctiva tarsalis
Pengobatan :
- Penicillin topikal &
- Antitoxin diphteri
sistemik
Penyulit
- keratitis
- Symblepharon (perlekatan conjunctiva tarsalis
dan
conjunctiva bulbi oleh karena adanya
membran)

CHLAMYDIAL
ChlamydiaCONJUNCTIVITIS
dapat menyebabkan :
A.Trochoma
B.Inclussion conjunctivitis
C.Psittochosis conjunctivitis
D.Lymphogranuloma venerum
TRACHOMA
Awalnya adalah chronic follicular conjunctivitis
menonjol pada conjunctiva tarsalis superior
terjadi parut ditandai garis halus horizontal (sejajar
pinggir kelopak mata) disebut ARTS LINE
Bila parut hebat
entropion & trichiasis
Keterlambatan kornea dapat berupa :
- epithelial keratitis
- Marginal dan central infiltrat
- Superficial vascularization (pannus)

Pada separuh atas kornea : folikel di limbus


sembuh
kekakan
disebut HERBETS PIT di
dasar pannus
Penyakit ini mengenai segala umur
Banyak pada orang muda dan anak-anak
Daerah terbanyak : Semenanjung Balakn,
penduduk Yahudi, Australian, Aborigin, Indian
America
Masa inkubasi : 7 hari (5 14 hari)
Penularan : Kontak langsung dengan sekret
penderita

Gambaran Klinis

Subjektif : fotophobia, gatal, berair


Objektif : menurut klasifikasi Mac Collon ada
4 stadium :
1. Stadium inpisien
- Terdapat hypertrophy papil dengan follicle
kecil di conjunctivitis tarsal superior
- Penebalan dan kongesti pembuluh darah
conjunctiva
- Sekret sedikit jernih bila tidak ada infeksi
sekunder
- Jarang ada kelainan kornea

2. Stadium establish
- Hypertrophy papil dan follicle besar/matang
di conjunctiva tarsalis superior
- Ditemukan pannus trochoma yang jelas
- Hypertrophy papil mengalahkan gambaran
follicle
- Pannus : pembuluh darah antara epitel dan
membran bowman
- Terdapat di daerah limbus atas
3. Stadium parut
- Parut pada conjunctiva superior terlihat
sebagai garis putih halus sejajar margo
palpebra dapat ditemui lekukan (herbets
pits) papil berkurang.

4. Stadium sembuh
- Terbentuk parut sempurna
perubahan
bentuk
tarsus
entropion dan trichiasis
Terapi
Topikal dan sistemik
Tetracycline salep mata 2 sampai 4 kali tiap
hari (selama 3 bulan)
Tetracycline oral / erythromycin 4 x 250 mg
(selama 3 minggu)
Responj pengobatan biasanya berjalan pelanpelan
Pencegahan :
Vaccinasi
Makanan bergizi, hygiene baik, cegah kontak
langsung/tidak langsung

Penyulit
Entropion
Kekeruhan kornea
Trichiasis
Xerosis/keratitis sica
Symblepharon (ada 3)
perlengketan conjunctiva dengan
conjunctiva

INCLUSSION
CONJUNCTIVITIS
Suatu conjunctivitis oleh chlamydia
occulogenital
termasuk golongan
trichomonas
Bila akut mengenai cornea bisa chronis
Berbeda bentuk pada anak-anak dan dewasa
Anakbayi (inclusion blenorrhea)
neonatal
inclussion conjunctivitis
- berupa serangan akut
- Terjadi 5-10 hari setelah lahir melalui sekret
cervix jalan lahir
- 1 3 hari : gonorrhoeica conjunctivitis
- 2 5 hari : coccus-coccus lain

Diagnosa
- tanda-tanda mirip conjunctivitis purudent
(conjunctivitis gonorrhoeica)
- Bisa sembuh sendiri 10-12 hari
- Kelopak mata bengkak
- Conjunctiva hyperemis, chemosis,
pseudimembran (+)
- Sekret banyak purulent bisa dijumpai
hypertrophy papil, pembesaran kelenjar
getah bening (-)

Dewasa
- Berbagai bentuk, biasanya conjunctivitis
follicularis akut terutama pada
conjunctiva bulbi inferior
dipenuhi
papil dan follicle
- Jarang (+) pseudomembran,
pembengkakan kelenjar preaurikuler (+)
- Sekret mukopurulent biasanya pada usia
seksual aktif
- Sering chemosis

Pengobatan
Topikal : sulfacetamide 10% atau tetracyclin
1% atau salep mata
4 4 kali tiap hari
(3minggu)
Oral :lebih baik erythromycin
Ibunya
diberi erythromycin atau
sulfacemide sistemik
Penularan
Kontak langsung dengan genital (seksual
intercourse)
Tidak langsung melalui kolam renang

Differential Diagnosa
Trachoma
Ophtalmica neonatorum gonorrhoeica
Odenovirus conjunctivitis (jarang)
Pneumococcal conjunctivitis (usia 3-5 hari
pada bayi)
Terapi
Tetracycline tetes/salep mata
Tetracycline capsul 4 kali 250 mg tiap hari
(selama 21 hari)
Hati-hati wanita hamil

Pencegahan
Hindari kontak seksual langsung dengan
penderita cervicitis
Chlorinasi yang cukup pada kolam renang
Pada carier (cervicitis)
tetracycline 4 kali
250mg tiap hari (21 hari)
C. PSITTACHOSIS CONJUNCTIVITIS
Jarang terjadi (voughan) kasus oleh karena
kecerobohan laboratorium
infeksi oleh
chlamydia psittachosis
Ditandai dengan chronic conjunctiva
infiltration, hypertrophy papil pada
conjunctiva superior dan epithelial keratitis

Inclusion body (-) pada sel-sel epitel (histopatologi)


Kultur : chlamydia
Pengobatan : sistemik tetracycline dalam waktu
lama
LYMPHOGRANULOMA VENERUM
Jarang terjadi oleh karena kecerobohan
laboratorium dan seksual transmission
Biasanya terjadi granulasi pembuluh kelenjar
preauriloer (-) besar
BUBO bisa terjadi
elephantiasis pada palpebra oleh karena :
pembendungan lymph
Bisa terjadi pada cornea dan conjunctiva pada
penyakit endogen (focus genitalia)

Bisa terjadi
- optic neuritis
- uveitis
- episcleritis
- phylectenulosis
Cuaca :
- chlamydia lymphogranulomalis
Serotype L1, L2,L3
Dewasa :
- berbagai bentuk
conjunctivitis
follicularis akut
- terutama pada conjunctiva inferior
dipenuhi papil, follicle

- Jarang (+) pseudomembran biasanya


pada usia seksual aktif
- Sering ketularan setelah 2 bulan
pasangan seksual baru
- Sering chemosis
Terapi :
Sulfonomide
Broad spectrum antibiotik sistemik 3-4
minggu
oral : lebih baik erythromycin atau
sulfocetamid sistemik

Penularan
Kontak langsung dengan genital (seksual intercourse)
Tidak langsung melalui kolam renang
Differential Diagnosa
Trachoma
Ophtalmica neunatorum gonorrhoeica
Adenovirus conjunctivitis (jarang)
Pneumococcal conjunctivitis (usia 3-5 hari pada bayi)
Terapi
Tetracycline tetes/salep mata
Tetracycline capsul 4 kali 250 mg tiap hari (selama
21 hari)
Hati-hati wanita hamil
Pencegahan
Hindari kontak seksual langsung dengan penderita
cervicitis
Chlorinasi yang cukup pada kolam renang
Pada carier (cervicitis)
tetracycline 4 kali 250mg
tiap hari (21 hari)

A.

III. VIRAL
CONJUNCTIVITIS

PHARYNGO CONJUNCTIVAL FEVER


Deman 38,3 40o conjunctivitis
Pharyngitis acute follicular conjunctivitis
satu atau dua mata
Follicle pada conjunctiva palpebra mukosa
pharing
Bilateral,mata berair, keratitis ringan dan
kekeruhan sub epitel
Kadang-kadang symtom 2 dari 3
Lebih sering pada anak-anak
Penyebab : Adenovirus tipe 3, kadangkadang tipe 47
Pengobatan : tidak ada yang spesifik (self
limited 10 hari)

B.EPIDERMIC KERATO
CONJUNTIVITIS
sering unilateral dan lebih parah pada
satu mata (yang pertamakali terkena)
Symptom
- mata merah sakit
- Berair setelah 5-14 hari, silau (karena
telah mengenai kornea)
- Pada anak-anak dapat disertai gejala
umum demam, pharyngitis, diare
- Dewasa : pada mata luar saja

Tanda :
- Palpebra oedem chemosis, conjunctivitis
hyperemia, follicle, sub conjunctival
hemorrhage
- Bisa pseudomembran, kadang-kadang
membran asli bisa symblepharon epithelia
keratitis, kekeruhan kornea central menyebar
ke pinggir menetap berbulan-bulan dan
sembuh tanda bekas
Penyebab : adenovirus
Penyebaran :
- tangan dokter/paramedis
- pemakaian alat-alat tidak steril atau cairan
yang terkontaminasi misalnya topikal anestesi
- tonometer schiots dan aplanasi
Penyakit berjalan 3 sampai 4 minggu

C.HERPES SIMPLEX VIRUS


CONJUNCTIVITIS
sering pada nak-anak jarang diturunkan
Tanda :
- Unilateral, iritasi, mucoid discharge, sakit, sedikit
fotophobia
- terjadi hanya pada serangan pertama herpes simplex
virus infection (primary infection)
- Sering bersamaan dengan herpes simplex virus
keratitis
- Bentuk conjunctivitis folliculer jarang
- Pseudomembran
- Sering : visicle herpes simplex pada kelopak
danpnggir
kelopak
- Pembesaran kelenjar preourikelar
khas

Perjalanan penyakit : 2 sampai 3 minggu


Pengobatan :
- tidak perlu (self limited)
- Debridement boleh
- idoxluridine, vidarabine trifluoride 4
kali tiap hari (selama 7 sampai 10
hari) kadang diteruskan sampai 2
minggu

IV. FUNGAL
CONJUNCTIVITIS
Candida
plaque conjunctivitis
berwarna putih sering ada eksudat
Penderita Diabetes Mellitus
candidal
blepharitis bersamaan dengan ukcerasi
atau granulomatous conjunctivitis
Pada kasus yang jarang
parut
conjunctiva
Pada bayi
infeksi melalui jalan lahir
Terapi : occulenta nistatin 4 sampai 5 kali
tiap hari

V. PARASITIC
CONJUNCTIVITIS

1.
2.
3.
A.

Chronic conjunctivitis dan blepharo


conjunctivitis oleh karena :
Ascaris lumbricoides
Trichinella spiralis
Taenia solium
ASCARIS LUMBRICOIDES
Butchers conjunctivitis
Bisa conjunctivitis hebat
Butcher
melakukan pemeriksaan post
mortem
memotong jaringan yang
mengandung ascoris
cairan mata
sakit hebat chemosis
oedem palpebra

Terapi :
- irigasi sacrolacrimal selama mungkin
- saluran lacrimal (soccus ilacrimal)
- test annel
sebelum operasi katarak
untuk mengetahui sistem lacrimalis
baik/tidak jika tidak
tunda operasi
Note :
Pada parasitic conjunctivitis saluran lacrimalis
harus diirigasi. Dengan spuit insulin ujung
dibengkokkan,isi NACl tusuk di punctum
lacrimal jika pasien merasa menelan sesuatu
test (+) jika pasien tidak merasa menelan
apa-apa
test (-) berarti ada sumbatan

B. TRICHINELLA
SPIRALIS

Tidak mengakibatkan conjunctivitis


yang sebenarnya tetapi penyebarannya
oedem palpebra superior dan inferior
50% kasus
chemosis berwarna
kuning pucat
Daerah rectus medial dan lateral
menjorok ke limbus
Chemosis berakhir > 1 minggu, sakit
bila mata digerakkan

Laboratorium :

- serologic test
- (+) muscle biopsi
- eosnofil 10% - 50%
Pengobatan :
- Topikal tidak perlu
- Thiabendazople mungkin berfaedah
(sistemik)

C. TAENIA SOLIUM
Kadang-kadang
conjunctivitis lebih
sering
kelenjar retina choroid arteri
vitreous
cycticercosis
Lesi conjunctivitis
sub conjunctivitis
benjolan bulat dan terlokalisir (di
sudut sebelah dalam formix inferior
melengket pada sklera dan sakit bila
ditekan)
Conjunctiva dan palpebra bisa
meradang dan bengkak
Sklera
insersi otot-otot bolamata

Diagnosa
- gejala klinik
- Complement fixation tets
- mikroorganisme pada saluran cerna
- precipitation tets
Terapi
- excisi lesi
- niclosamide (intensif)
sistemik

VI. IMMUNOLOGY
(ALLERGIC)

a. Immediate (Humoral) Hypersensitivitas


reaction (24 jam)
Hay fever conjunctivitis
Vernal conjunctivitis
Atopic conjunctivitis
Giant papillary conjunctivitis
b. Delayed (Cellular) Hypersensitivitas Reaction
(>24 jam)
Phylectenulosis
oleh karena adanya
phycten pada conjunctiva atau kornea
c. Autoimmune Disease
Kerato conjunctivitis sisca associated with
Sjorgen syndrome
Sicatrical pemphigoid

A. HAY FEVER
CONJUNCTIVITIS

Conjunctivitis yang sering mengikuti hay fever


(allergic rhinitis)
Bisa ada riwayat allergic pollens rumput-rumputan
Gejala : gatal, berair, merah
Tanda :
- conjunctivitis tarsal dan conjunctivitis bulba
hiperemis
- bila akut
chemosis
- discharge bila mata digosok papil dan folikel (-)
Terapi
- local vasoconstrictor pada fase akut (adrenalin
1:1000)
- Kompres dingin dan antihistamin oral untuk
gatalnya
- respon terhadap terapi
drastis
- recurrent bila kontak dengan antigen

B. VERNAL
CONJUNCTIVITIS

Warm weather conjunctivitis


Suatu conjunctivitis allergis
biasanya bilateral
mulai pada usia prepuberitas, berakhir 5-10
tahun
Anak laki-laki lebih banyak dari perempuan
Allergen spesifik belum diketahui, biasanya
allergi terhadap serbuk rerumputan (grass
pollen)
Jarang pada iklim sedang : iklim panas (+), iklim
dingin
Serangan sering pada spring dan summer

Ada 2 bentuk klinis


1. Bentuk palpebra
- terutama conjunctiva tarsal superior
papil
yang besar (cabbles stone)
diliputi sekret
mukoid
- giant papil
tonjolan segi banyak
(polygonal) permukaan rata kapiler tengahnya
2. Bentuk limbus
- terutama limbus
tonjolan abu-abu seperti
lilin(tranias dots)
Sering dijumpai mikropannus pada kedua bentuk
diatas, sering
epithelial keratitis

Terapi
- Bisa sembuh sendiri (dianjurkan pindah
tempat tinggal)
berganti suasana / iklim
- Steroid tipikal/sistemik
- Natrium propionat/carbonat
- Vasokonstriktor
- Disodium chromoglicate
profilaksis :
cylosporin drops %
- Kompres dingin
- AC
- Desensitisasi tidak dianjurkan
- Operasi giant papil dapat dikoogulasi cryo
CO2 atau excisi
- Antihistamin tidak efektif
- Kasus yang tidak respon
cyclosporin
drops 1%

C. ATOPIC
CONJUNCTIVITIS

Peradangan conjunctiva yang dapat ditemukan


pada orang yang mempunyai stigmata atopi
seperti dermatitis atopi dan asma bronchial
Atopi adalah suatu keadaan individu memberi
respon imunologi yang merugikan terhadap
dirinya bila dengan bahan-bahan dan zat yang
tidak berbahaya bagi orang lain
Riwayat alergi dalam keluarga (+)
jarang
bersifat anafilaksis
setelah kontak dengan
allergen

Dapat sembuh dan kambuh lagi


inaktif pada usia
di atas 50 tahun
Biasanya ditemui parut pada kulit dari :
- pergelangan tangan
- lutut
- fossa cubiti
Gejala Subjektif
- mata panas (burning sensation)
- mucoid discharge
tanda-tanda :
- mata merah, pingir, palpebra merah, conjunctiva
pucat (milky appearance)
- Oedem papil yang halus
- giant papil jarang kalau ada
pada conjunctiva
tarsalis inferior (beda dengan vernal conjunctiva
tarsalis superior )
- histopatologi : eosinofil pada kerokan papil
- Kulit palpebra khas kering dan deskuamasi sekret
mukoid

Terapi :
- Topikal steroid
- Lid hygiene
menggosok palpebra
dengan antibiotik
Penyulit
- penyakit berjalan lama
cornea
terlibat (bisa)
vascularisasi kornea
(kasus berat
visus
menurun/berkurang )
- bisa
posterior sub capsuler
cataract

D. GIANT PAPILLARY
CONJUNCTIVITIS
Pseudovernal conjunctivitis
Gejala dan tanda menyerupai vernal
conjunctivitis
Dapat terjadi pada pemakai prothese
(artificial eye and contact lens)
Penyebab : reaksi sensitivitas terhadap plastik
Terapi :
- prothese dari kaca
- Pakai kaca mata sebagai pengganti contact
lens

PHYLECTENUCLOSIS
Reaksi alergi pada conjunctiva atau kornea

Unilateral/bilateral
Pada anak-anak(kadang dewasa)
Merupakan manifestasi alergi endogen
Penyebab
- protein bakteri TBC
- antigen bakteri lain seperti Staphylococcus
- Candidiasis, ascariasis, helminthiasis
Percobaan binatang
saccus conjunctiva
ditetes (tuberculoprotein, staphylococus,
substansi serum kuda, bahan kimia)
phylectenulosis
Gizi penderita biasanya jelek

Gejala Subjektif
Iritasi dan lacrimasi
Fotophobia (bila cornea terlibat)
Sering dicetuskan oleh blepharitis atau
conjunctivitis bakteri akut
Gejala Objektif
Phylecten
lesi/tonjolan bulat
kuning/abu-abu (keras,merah, menonjol
dikelilingi daerah hiperemis)
Diameter 1-3 mm bila di limbus
bentuk
segitiga (pusatnya warna abu-abu)
Centrenya putih segera ulcerasi
sembuh
10-12 hari
Lokasi phylecten dimana saja
* di conjunctiva bulbi
* cornea / limbus

Terapi
- Ditujukan pada penyebabnya
- Steroid lokal dan sistemik
hasil baik
Penyulit
- Bila phylecten di cornea/ limbus bisa
pannus
- Pembentukan abcess dan infeksi
sekunder di conjunctiva

AUTOIMMUNE DISEASE
Kerato conjunctivitis sisca associated
with sjorgen syndrome adalah penyakit
sistemik yang ditandai dengan 3 kelainan
1. Kerato conjunctivitis sisca
karena air
mata sedikit
2. Xe (mulut kering)
3. Connective tissue disfungsi (artritis)
Menegakkan diagnosa

Harus ada 2 dari 3 diatas sering pada wanita


menjelang menopouse
Glandula lacrimal diinfiltrasi limfosit
Kadang plasma cell ini
atrofi dan destruksi
struktur kelenjar

Symtom
hyperemi conjunctiva bulbi, gejala airitasi
meningkat tetapi tidak sesuai dengan tanda-tanda
inflamasi yang ringan
sering dimuali sebagai conjunctivitis catarhalis
sakit meningkat pada sore dan malam hari dan
menurun pada pagi hari

Tanda-tanda
Lesi epitel di kornea terbanyak pada ke bawah
benang-benang filament dapat terlihat
Tebal film berkurang dan sering mengandung
mukus
Schirmer test abnormal (N=10-25mm tiap 5 menit)
Pewarna rose bengal sangat membantu untuk
diagnosa

Terapi

Artificial tear
Ruangan lembab
Obliterasi punctum lacrimal
Topikal vitamin A sebagai tambahan
pada artificial tear
Soft contact lens membantu conservasi
tear film

Schirmers Test (N >15ml)


kertas sering (wahtman filtera paper no 41)
50 x 50 mm diletakkan pada soccus
conjunctiva. Pada pertemuan 1/3 temporal
dengan bagian tengah kelopak bawah tanpa
topical anestesi tunggu 5 menit)
Rose Bengal
menentukan sel-sel epitel yang lepas/mati
Penyebab lain kerato conjunctivitis sisca

Lupus eritematosus
Sarcoidosis
Pemphigoid
Erithema multiforme mayor (steven johnsons
syndrome)
Scleroderma
Periarthritis nodosa

VII. CHEMICAL / IRRITATIVE


CONJUNCTIVITIS

A. IATROGENIK CONJUNCTIVITIS
Oleh karena obat-obatan topikal
pemakaian miotikum berlama-lama,
idouxuridine, neomycin, pengawet
obat, vehiculum AgNO3 (crede)
Follicular conjunctivitis atau infiltra
conjunctivitis
Non spesifik bisa
parut
Terapi :

Hentikan pengobatan
Bland drop atau tidak sama sekali

B. OCCUPATIONAL
oleh chemical
irritans
CONJUNCTIVITIS

Acid, alkali,smoke, wind, pupuk, sabun,


deodoran, hairspray, tembakau, kosmetik, dll
saccus conjunctivitis
bisa conjunctivitis
Smoke : mata merah, iritasi, terapi :
nonspesifik
Acid burn denaturasi protein dengan segera
Alkali burn : tidak denaturasi protein tapi
penetrasi sangat cepat dan dalam
bereaksi
lama pada conjunctivitis
kerusakan selama
berjam-jam sampai berbulan (proses
penyabunan)
Keparahan tergantung pada :

Konsentrasi asma basa


Jumlah yang masuk ke mata
Waktu mendapat pertolongan cepat

Tanda-tanda
- infection (conjunctivitis ciliare dan sakit hebat)
- fotophobia blepharospasme
- ulcus/keratitis, selanjutnya
symblepharon/encoma
Terapi :
Irigasi dengan air atau NaCl0,9 % (1/2 sampai 1 jam)
sebaiknya dengan air mengalir
Debridement
Jangan pakai antidotum
Kompres air dingin 20menit tiap jam, atropin 1% kali
tiap hari
Topikal antibiotik profilaksis
Corneal transplantasi perlu dilakukan di kemudian
hari

VIII. CONJUNCTIVITIS
BERSAMAAN DENGAN PENYAKIT
SISTEMIK

A. CONJUNCTIVITIS IN THYROID DISEASE


Pada graves disease : conjunctiva merah,
chemosis,mungkin airmata banyak brlebih
Penyakit meningkat
bisa melewati
kelopak mata
Terapi : graves disease : proteksi
conjunctiva dan cornea dengan bland
ointment
Tindakan spesifik :

Tarsorrhapy
Cortison dosis tinggi sistemik/ventrolobuler

B. GOUTY
CONJUNCTIVITIS
Pasien gout dengan mata panas sewaktu

serangan
Pemeriksaan conjunctiva lebih ringan dari yang
dikeluhkan
Penyakit mata yang dapat dijumpai :
- episcleritis
- keratitis urica
- retinophaty
- scleritis
- vitreous opacity
- Iridocyclitis
* Terapi : kontrol gout dengan colchisine dan
allopurinol

IX. CONJUNCTIVITIS
SEKUNDER TERHADAP
CANALICULITIS
Canaliculitis
oleh karena :
- actimamyces israeli
- candida
- aspergillus
Unilateral mucopurulent
conjunctivitis sering kronis
Tetapi : ditujukan kepada
canaliculitis

X. CONJUNCTIVIS CAUSA TIDAK


JELAS
Kelainan kongenital bilateral non inflamasi
Tanda :
- folliculer hypertrophy sering pada anak-anak
- gejala minimal : folikel banyak berlebih di
inferior dan
superior
- tanda peradangan (-)
- hypertrophy papil (-)
- komplikasi (-)
- mungkin folliculosis dengan manifestasi

STEVEN JOHNSONS SYNDROME


Suatu penyakit erythema multifarme mayor
(berat) ditandai dengan lesi pada kulit dan
mukosa
Kelaianan pada kulit berupa lesi erithema yang
dapat tersebar simetris
Kelainan mukosa
conjunctivitis
pseudomembran bilateral
Ada yang mengatakan penyebabnya suatu alergi
terhadap obat-obatan (sulfonamid, bacbiturat,
salisilat)
Ada yang mengatakan idiopathic (unknown)
sering setelah herpes simplex
Symtom : dapat bervariasi ringan berat antara
lain :

Nyeri otot
Malaise
Iritasi conjunctivitis
Fotophpbia
demam

Tanda-tanda kelainan khas pada kulit (macula


papula vesicula)
- pada stadium akut
conjunctivitis
pseudomembran
- pada stadium lanjut
kelainan sekunder
pada kornea : neovaskularisasi, keratinisasi,
ulcus cornea
- pada conjunctivitis
symblepharon
- pada cornea
keratitis sica
Terapi
- pembersihan conjunctiva dari sekret
- corticosteroid topikal
- artificial tears
- Trichiasis dan entropion dikoreksi
- symblepharotomy

DD

Incident
vision

Acute
Acute
conjunctivi iritis
tis

Acute
glaucoma

extracomm commo uncommon


on
n
No effect

Corneal
trauma/
infection
common

Sligthl
y
blurre
d

Marekedly
blured

Usually
blurred

Conjunctiv Diffuse
al
more
Infection
Toward
farmy

none

none

Waterly
purulent

Cornea

Deep

Usuall
y clear

steamy

Clearity
changed
Related to
causes

Pupil size

Normal

small

Moderatel
y

Normal

PENGUICULA

Dr. Masitha Dewi Sari,SpM

Definisi
Penebalan conjunctiva mata berbentuk segitiga
yang puncaknya menghadap kornea yang
terdapat di conjunctiva bulbi pada celah mata.
Bisa terjadi pada nasal dan temporal sit
Patologinya sama dengan pterygeum
Etiologi :
Iritasi
Matahari
Debu
Angin

Klinis :
Penonjolan warna kuning seperti lemak
PA : hyalin (+) dan suatu elastic
degeneration dari lapisan submucosa
Penimbunan kalsium pada penguicula tsb
Pengobatan :
Tidak perlu
Bila terjadi inflamasi
Artificial tears

beri steroid topical

PTERYGEUM

Definisi :
Penebalan conjunctiva berbentuki segitiga
puncaknya dekat ke kornea/mencapai ke kornea
Klinis :
- Pembuluh darah membesar
- visus menurun
oleh karena
astigmatisma
irruguler
pembiasan tidak pada satu
tempat
- stroma proliferasi
- sering pada bagian nasal, dalam
pertumbuhannya bisa sampai pada pupil
Gejala :
- panas
- merasa seperti ada benda asing

Pengobatan :
tidak spesifik, bila ada tanda-tanda inflamasi
beri steroid topikal
Indikasi Operasi
- pertumbuhannya progressif
2 cm
- Gangguan visus
- gangguan gerakan bola mata
- iritasi berulang
merah
- keluhan kosmetik
- apabila recidif, beri sinar beta atau extirpasi,
lakukan transplantasi dari mukosa mulut, kantung
amnion atau conjunctiva lain
Patologi :
- epitel kornea
- membrana bowmen hilang/rusak
- stroma prokiferasi seperti jaringan granulasi

KERATITIS
Definisi : peradangan kornea
Pembagian keratitis
1. Superficial
a. Purulent = supurative = ulcus cornea
b. Non Purulent
i. epithelial
ii. Sub epithelial keratitis
2. Deep = langsung terjadi padastroma,
tidak didahului
oleh proses di epithel

Penyebab
1. Exogenous infection
Infeksi dari luar,mikroorganisme, biasanya
berada
di conjunctiva
2. Occular tissue
Jaringan mata sendiri disebabkan kontinuitas
jaringan misalnya :
- Penyakit conjunctivitis menyebar ke
epithelium cornea
- Penyakit sclera ke corneal stroma
- Jaringan uvea ke endothel cornea
3. Endogenous infection
- Infeksi dari dalam tubuh
- Sangat jarang, biasanya bersifat alergi, oleh
karena
cornea avakuler, reaksi lama terjadi.

KERATITIS SUPERFICIAL
PURULENTA (ULCUS CORNEAL)
Defenisi
- infeksi cornea dengan adanya infiltrasi dan
hilangnya substansi cornea
- hampir slamanya expgenous oleh organisme
pyogenik
- penyebab ulcus cornea tanpa lesi epithel :
* gonorrhea
* diphterioe
Bakteri lain harus ada lesi epithel
ulcus
cornea stophylococcus menyebabkan
superficial punctate erotion

PENYEBAB
1. Bakteri
a. Pneumococcus
b. Staphylococcus aureus, Staphylococcus epidermidis
c. Alpha Haemolyticus Streptococcus
d. Nocardia
e. Mycobacterium
f. Streptococcus viridans
g. Klebsiella pneumonia
2. Virus
a. Herpes simplex
b. varicella zoster
c. Variola
d. Adenovirus
3. Fungal
a. Aspergillus
b. Candida
c. Cephalosorium
d. Fusarium
e. Penicillium
4. Autoimmune
5. Amuba

PATOLOGI
Terjadi nekrose setempat pada lapangan pandang
cornea (sampai stroma) sequestrum lepas danjatuh
pada saccus conjunctiva (sel mati dan
mikroorganisme, sel-sel radang). Sebagian
sequestrum menempel pada permukaan ulcus epitel
yang rusak lebih luas dari ulcusnya sendiri, begitu
juga pada lapisan bowman
Epitel dengan cepat tumbuh ke arah ulcus, tumbuh
pada pinggir bahkan diatas infiltrat. Dasar ulcus
menonjol karena adanya inhibisi cairan sekret ulcus.
Batas antara ulcus dengan jaringan sehat, sama
seperti bagian tubuh yang lain, yaitu ada dinding PMN
leukosit membentuk lapisan kedua pertahanan
sehingga lekosit berfungsi sebagai :
- digestive
: mencerna
- macerating : menghancurkan
- dissolving
: melarutkan jaringan nekrose
Jaringan terlepas
visus tambah lebar dan
kekeruhan berkurang

Dasar dan pinggiran transparan


Perbaikan mulai
terjadi, terbentuk pembuluh darah halus dari limbus
dekat ulcus untuk mensuplai bahan-bahan yang
rusak
Antibodi
untuk mengatasi infeksi (pannus)
Meresap ke cornea di COA)
merangsang
pembuluh darah iris dan corpus ciliare sehingga
terjadi hiperemi iris tanpa ciliary infection
Iritasi/peradangan bisa terlalu hebat sehingga
leukosit dan PMN keluar dari pembuluh darah
masuk ke COA dan mengendap di bagian COA
disebut hypopion
SIMPTOM
Ulcus cornea pada stadium akut/progresive ulcus
- blepharospasme
- lacrimation
- fotophobia dan pain

SIGN
Visus menurun
ulcus control
Infiltrat dengan lesi epitel di atasnya
Ciliary infection
Iridocyclitis
keratitis precipitate (bentuk
segitiga di epitel cornea), hypopion
Pannus (pembuluh darah yang masuk ke cornea)
DD MATA MERAH
1. conjunctivitis akut
2. Glaukoma akut
3. Keratitis
4. Uveitis

PENYEMBUHAN ULCUS
Pannus (+)
ada cicatrix pada bekas ulcus
Serabut yang baru terbentuk tidak tersusun
teratur sebagaimana normalnya
bias cahaya
tidak teratur
Parut luas
pembuluh darah besar /menetap
Membran bowman tidak tumbuh lagi
Cornal focets cicatrix tidak keruh / transparan
dan permukaannya datar (mata serangga)
Nb : tidak terbentuk jaringan ikat, tapi cornea
masuk ke dalam.

1.

BERDASARKAN
KETEBALAN CICATRIX
DIBAGI
:
Nebula
: kekeruhan
ringan, dapat

dilihat dengan lup


2. Macula : kekeruhan lebih jelas
dapat dilihat dengan mata telanjang
3. Leucoma : kekeruhan jelas sekali
jika kekeruhan sangat menebal
(leukoma adherent) pelengketan ke
depan
ke belakang cornea
dengan permukaan iris

KOMPLIKASI
Cicatrix
Penyembuhan cicatrix yang tidak sempurna, cornea di
bekas ulcus menonjol/bulging disebut : ECTATIC CICATRIX
= KERAECTASIS
Descematocele
Ulcus dalam seluruh stroma dikenai kecuali descement
membrane
menonjol oleh karena tekanan intra oculi
sehingga terlihat gelembung yang transparant
Hypopion
sebelum perforasi : steril (Ag-Ab reaction)
Perforation
Synechia Anterior
Kalau perforasi kecil, iris akan menutupnya
sehingga
ada perlengketan iris ke kornea atau organisasi
Leucoma Adherent
pada bagian cornea yang perforasi terbentuk parut
tebal dimana iris tetap melekat dibawahnya.
Intra Oculer Haemorrhage
Perforasi tiba-tiba
dilatasi tiba-tiba pada pembuluh
darah intra ocular
ruptur pembuluh darah

Purulent Iridocclitis Parophtalmitis


terjadi kalau masuknya kuman melalui tempat
perforasi ke dalam bola mata
Total Iris Prolaps
Dislocation of the lens
Pseudocornea dan ulcus perforation
Cicatrix
Anterior Staphyloma
Corneal Fistula
Anterior Capsular Cataract
TREATMENT
1. Mengatasi Infeksi
* antiobiotik tetes + salep
broad spectrum, kalau
perlu
sensitivity test memperlambat epitelisai
* kalau perlu antibiotik sub conjunctival
* antibiotik sistemik oral dan injection
obat yang
dapat melalui
blood aquaoeus barrier

2. Midriaticum
Sulfasatropin tetes mata 1% 3 guttae/hari untuk :
Mengistirahatkan iris dan corpus ciliare
Mencegah synechia
Mencegah iridocyclitis
3. Kebersihan Ulcus
Bersihkan saccus conjunctiva 3 kali atau lebih
dengan antiseptik lotion hango
Fungsi :
Antiseptik
Menghilangkan sekret dan jaringan mati
Menghilangkan mikroorganisme
Antiseptik :
Acidum boricum 3% (2%)
Amonium totrat normal 10%
Mercuryl axicyanide 0.01%

4. Pemanasan (Heat)
Moist heat
kompres hangat dengan acidum boricum hangat
beri 3 kali atau lebih
Dry heat
penyembuhan lebih cepat
5. Perbaiki Keadaan Umum
6. Benda asing (corpus alineum)
- diangkat / ekstersi
7. Scrapping dan Cautherization
Scrapping
mengatasi meluasnya ulcus, dinding dan dasar ulcus
Cautherization
- panas
: electrocautery
actual cautery
- Chemical : yodium tinctur
puroliqueel carbonic acid 2 sampai 3 kali interval 1-2 hari
8. Tarsorrhapy
Menjahit kelopak mata atas dan bawah (agar obat dapat mencapai
ulcus melalui conjunctiva)
9. Conjunctival Flap
Ulcus ditutup dengan conjunctiva bulbi
brigde ataupun total
10. Parasintesis
Tujuan
- mencegah erosi
- menghilangkan rasa sakit
- Nutrisi pada cornea yang sakit
- penambahan antibodi yang baru

MENURUT DALAMNYA
SUBSTANSI / LAPISAN CORNEA
YANG
DIKENAI
1. Simple Ulcer (Ulcus Simplex)
- ulcus kecil dan superficial
- iritasi ringan atau berat
- tidak ada tendensi perforasi
- berakhir tanpa komplikasi yang berarti
2. Catarrhal Ulcer
- infiltrasi berbentuk titik di bagian perifer yang selanjutnya
membentuk ulcus superficial di bagian pinggir
- beberapa ulcus bergabung membentuk ulcus berbentuk
bulan
sabit di limbus
- kalau terbentuk parut hanya sedikit, tidak mengganggu
visus
- kadang ulcus ini disebabkan penyakit vasculer, connective
tissue

3. Deep Ulcer
- lapisan dalam dari cornea ikut terkena
tendensi untuk perforasi lebih besar
ketimbang menyebar ke seluruh cornea
- sering ada hypopion
- sering prognosanya jelek
PNEUMOCOCCAL CORNEAL ULCER (ACUTE
SERPIGINOUS ULCER = HYPOPION ULCER)
Biasanya terjadi 24-48 jam sesudah terjadinya lesi epitel
cornea
Bentuk ulcus setempat abu-abu menyebar ke organ
sentral cornea
di tempat semula
Batas ulcus aktif dan infiltratif mula-mula lapisan
superficial cornea
yang terlibat, kemudian di bagian lebih dalam dari cornea

Sering didapati pada kasus-kasus obstruktif :


nasal lacrimal, sbb : trochoma abcess,
docryocystitis
Penyebab : Streptococcus pneumonia dan
pneumococcus
Sign :
- palpebra oedem (berat)
- conjunctiva and ciliary infection
- infiltrat
- iritis dan hypopion
Terapi
- terapi ulcus secara keseluruhan
- topikal : eritromiisn, bacitracin, vancomisin
- scleritis : lefazolin, penicillin, eritromisin

ADENOVIRUS
Terjadi 3 sampai 7 hari setelah onset
Pada epidemic kerato conjunctivitis type 8 dan 19
Terapi : kortikosteroid
AUTOIMMUNE
PHERIPHERAL CORNEAL ULCER
a. RING ULCER
Jarang dan lebih destruktif dari marginal ulcer
Disebabkan pengaruh dari ulcus yang marginal dan
multiple
Sering dijumpai pada influenza , disentri basiler dan
komplikasi dari penyakit autoimmune
DD :
- Ocular diphteri
- Beta hemolytic streptococcus
- gonococcal conjuntivitis
Terapi :
- sistemic dan topikal antibiotik
- corticosteroid topical
untuk yang hypersensitive

b. MOORENS ULCER = RODENT


ULCER

Penyebab tidak diketahui , tapi disangka autoimmune


Suatu marginal ulcer yang unilateral
Karakteristik :
- painful
- lekukan yang progressif di limbus dan corneal perifer
- sering pada usia tua
Terapi
Tidak respon terhadap antibiotika dan
corticosteroid
Operasi (excisi) dari limbus conjunctiva
Parscentese

c. PHYLECTENULARIS KERATITIS
Oleh karena alergi terhadap alergen endogen
Adalah hypersensitivitis defisiensi terutama
oleh :
- TBC
- ascariosis
- Stophylococcus aureus
- Coccidioidoimmitis
- ditandai dengan adanya limfosit, monosit ,
makrofog , netroil
- umumnya keratitis ini bilateral
Terapi :
- steroid
- atropin
- vitamin c dosis tinggi

d. MARGINAL KERATITIS (AUTOIMMUNE)


Patogenesanya ditentukan oleh perilimbus yang
timbul oleh karena penyakit mata lokal dan sistemik
lainnya oleh autoimmune
Pada basement membran endothel kapiler dijumpai
deposit dari immun kompleks sehingga corneal
peripher ini sering berpartisipasi seperti penyakit
outoimmune pada penyakit rheumatoid arthritis, SLE,
ocleroderma, chrons disease, psoriasis, reiters
syndrome, PAN
Karakteristik : infiltrasi ulcerasi dan menipisnya
cornea perifer
Terapi : Tidak ada yang memuaskan
e. ACHANTAMOEBA KERATITIS
Biasanya di air kotor
Differential Diagnosa :
- fungal keratitis
- herpetic keratitis
- mycobacterial

f. ULCUS CORNEA OLEH KARENA


DEFISIENSI VITAMIN A
Ulcus central dan bilateral
Berwarna abu-abu dan bergaung
dengan kehilangan kilat
Cornea menjadi lunak dan nekrose
serta terjadi perforasi
kerato
malacia
Epitelial conjunctiva terkeratinisasi
Adanya bitot di bagian temporal
Penyebab :

Diet salah
Gangguan absorbsi tractus gastrointestinal
Obstruksi biliary

Komplikasi : pertumbuhan tulang


terganggu
Terapi :
- Vitamin A 20.000 intra vena / intra
muscular
- Sulfonomida
2. DEEP KERATITIS
a. CONGENITAL SYPHILIS
b. MORBUS HANSEN

SUPERFICIAL KERATITIS NON


SUPURATIVE
Banyak disebabkan oleh virus
Terjadi ulcus yang purulent dan keratitis
Dapat terjadi deep keratitis
1. Punctat Epitelial Erotion
2. Punctat Epitelial Keratitis
Menyerang epitel yang lebih dalam,
kadang-kadang sampai ke membran
bowman dan menyebabkan lapisan
superficial
Tindakan :
Simtomatis
Atropin tetes
Antibiotik tetes (salep
sekunder infeksi)

VIRAL CORNEAL ULCER


HERPES SIMPLEKS KERATITIS
Penyebab : Herpes Simplex Virus (HSV)
ada 2 :
- primer (pada anak-anak)
- recurrent
1 tahun kemudian
Diagnosa : ditentukan dari bentuk lesi seperti
Bentuk dendrit
Geographic dan sensitivitas cornea yang menurun
atau hilang
Filamen
Linier
deceiform (dissiform)
Epitelial punctat

Gejala
- iritasi
- visus menurun bila lesi central
- fotophobia
- keluar air mata
- ulcerasi cornea
Klinis
- fever
- exposure berlebihan ultraviolet
- trauma
- menstruasi
- stress
- lokal, sistemik, immunosuppresive
- biasanya unilateral, 4 sampai 6% bilateral

Treatment
- terapi ulcus secara umum
- broad spectrum antibiotik kalau kuman tidak
diketahui
- contraindikasi : cortocosteroid
Infeksi melalui pemakaian contact lens dan fluorescence
2. DENDRITIC FEVER
HSV pada epitel
Bentuki garis dengan bercabang ujungnya bulat
Treatment :
- pada kasus yang baru dianjurkan antiviral, seperti
vidarabin, ocyclovir
- Vitamin conjunctivitis
- debridement
- kompres hangat
- atropin tetes
- mempercepat penyembuhan
Kortikosteroid : kontraindikasi

3. VARICELLA ZOSTER KERATITIS


Manifestasi ocular, tidak umum dalam
varicella, tapi umum dalam ophtalm zoster
pada varicella, lesi mata ada di kelopak
Kadang-kadang keratitis, timbul lesi
seperti phylecten pada limbus dan bisa
dijumpai keratitis epitel dengan atau
tanpa pseudodendrit
Terapi :
- tidak ada yang spesifik
- corticosteroid, penyembuhannya
sementara
- analgetik
- antiviral : acyclovir

4. VARIOLA VIRUS KERATITIS


Merupakan penyebab yang sering
menimbulkan cicatrix di cornea dan kebutaan
Lesi biasanya menyerang pupil dan bisa
timbul perforasi
5. VACCINAL VIRUS KERATITIS
Merupakan keratitis yang timbul dari
komplikasi vaksinasi small pax, corneal ulcer
dan lesi pada pinggir palpebra
Terapi : topikal rifampisin
- sistemik : sefazolin, penicillin 6, eritromisin

PSEUDOMONAS CORNEAL ULCER


Ditandai infiltrat abu-abu/kuning pada defect cornea
Rasanya sangat sakit
Lesi meluas ke segala arah oleh karena proteolitik
enzym yang dihasilkan bakteri
Sering hypopion banyak
Infiltrat dan eksudat berwarna hijau kebiruan
disebabkan pigmen organisme
ini merupakan
patognomoni
Survey pseudomonas dapat terjadi walaupun abrasi
kecil
Pada pewarnaan juga bisa
Infeksi akut oleh karen pemakaian contact lens dan
fluoresence
Treatment :
- terapi ulcus secara umum
- broad spectrum antibiotik kalau kuman tidak
diketahui.

MORAXELLA LIQUEFACIENS CORNEAL


ULCER
Ulcus yang bergaung oval mengenai cornea
bagian inferior dan berlanjut ke stroma yang
dalam pada beberap hypopion
Tidak dijumpai hypopion
Di sekeliling cornea biasanya jernih
Predisposisi :
- alkoholieme
- DM
- penyakit immunosupresive
Terapi
- first choice : gentamycin
- second choice : sodium sulfacetamide
- Third choice : zinc sulfat,
chloramphenicol

STREPTOCOCCUS PYOGENES CORNEAL ULCER


Ulcus yang sentral yang disebabkan oleh hoemolytic
streptococcus
Di sekeliling stroma cornea dijumpai oedem dan infiltrasi
hypopion
Diagnosa :
- scrapping
- cocci gram positif
Terapi :
first choice
- topikal : erythromycin
- subconjunctival : metycillin dan gentamycin
- Sistemik : nafcillin
Second choice
- topikal : bacitrocin
- subconjunctival : gentamycin
- sistemik : sefazolin
Third Choice
- Topikal : gentamycin
- Subconjunctival : vancomycin
- Oral : erythromycin

KLEBSIELLA PNEUNOMONIES CORNEAL


ULCER

Ulcus yang bergaung sering tanpa hypopion


Oedem di sekeliling stroma diagnosa : gram
(-) batang berkapsul
Terapi :
- topikal : gentamycin, karbenicillin,
chloramphenicol,
streptamycin
- sistemik : ampicillin, sefazollin, karbenicillin
- Subconjunctival : gentamycin, karbenicillin

STAPHYLOCOCCUS AUREUS
DAN EPIDERMIDIS CORNEAL
ULCER
Ulcus yang sentral
sering disebabkan
karena immunocompromised
Ulcus bergaung bisa dijumpai hypopion
dengan infiltrasi mengelilingi corneal
Ulcus ini superficial
Diagnosa : scrapping gram(+) positif
cocci
Terapi : idem dengan streptococcus
pyogenes

FUNGAL CORNEAL
ULCER

Banyak pada petani, tetapi banyak pada


orang kota yang sering memakai
corticosteroid
Kontak langsung dengan jamur dari rumput
Ulcus yang bergaung dengan infiltratif abuabu sering ada hypopion
Ulcus superficial dan satelit lesi (phenomen)
biasa menginfiltrasi
Penyebab :
- candida
- fusarium
- aspergillius

Anda mungkin juga menyukai