Selain
mengetahui dan belajar keterampilan olahraga kita harus berlatih
secara teratur sehingga gerakan menjadi otomatis. Sebagai contoh,
ketika menyelam di dalam air kita perlu mengetahui teknik-teknik
dasar pertama, dan kemudian kita berlatih secara teratur sehingga
kita menjadi mahir. Kuat seperti kita menyelam kepala-meluruskan
refleks dikendalikan oleh organ sensorik di leher dan telinga mulai
penegakan leher dan kepala sebelum memasuki air, menyebabkan
apa yang dikenal sebagai mundur menyelam "flop perut."
Dengan bermain kita juga meningkatkan keterampilan olahraga
karena kekuatan otot dan tubuh yang sehat dan juga untuk
keterampilan motorik halus dan kasar. Ketika satu tubuh yang sehat,
kuat lincah dalam gerakan kedua berjalan, memanjat, berayun,
melompat, menendang, menangkap dan melempar bola maka dia
akan lebih siap untuk melakukan keterampilan dalam olahraga.
Dalam pelaksanaan olahraga keterampilan yang dibutuhkan
kepercayaan diri dan merasa mampu untuk melaksanakan kegiatan
atau gerakan. Keyakinan muncul jika ia bisa melakukan gerakan
dengan benar dan menciptakan rasa ingin melakukan gerakan lebih
sulit. Kemampuan motorik atau olahraga yang melibatkan inversi
tubuh, jungkir balik, kembali membalik, atau gerakan postural
normal, orang harus belajar untuk secara sadar menghambat refleks
postural dasar. Untuk mencapai itu dibutuhkan orang yang
berkonsentrasi pada posisi tubuh tertentu selama gerakan. Sebagai
contoh, untuk melakukan kegiatan jungkir seseorang harus
berkonsentrasi untuk menyentuh dagu ke lutut.
Jadi, pertama-tama kita harus belajar dan memahami dasar-dasar
berolahraga keterampilan dan konsentrasi yang dibutuhkan untuk
melakukannya dan kami harus berlatih secara teratur baik visual
dan nonvisual. Sebagai contoh, seorang atlet tidak akan mahir
dalam berolahraga jika tidak berolahraga secara teratur, karena itu
untuk memahami dasar-dasar keterampilan olahraga tidak cukup,
tapi kita harus sering berlatih.