Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN KASUS

A. IDENTITAS PASIEN
Tn. CS, laki-laki, 33 tahun, Islam, tidak bekerja, pendidikan terakhir SMK, tinggal
di Tanggamus, belum menikah diantar ke RS Jiwa Provinsi Lampung pada tanggal
9 Juli 2015 oleh orang tua pasien.

B. ANAMNESIS PSIKIATRI
I. RIWAYAT PENYAKIT
Diperoleh dari rekam medik, autoanamnesis tanggal 13 Juli 2015 dan
alloanamnesis dari Tn.D (bapak kandung), usia 58 tahun, pendidikan terakhir
SD pada 13 Juli 2015.
1. KeluhanUtama
Mengamuk dan memukul ayah pasien tanpa alasan yang jelas.
2. Riwayat Penyakit Sekarang
Satu hari sebelum masuk rumah sakit (SMRS), pasien mengamuk dan
memukul ayah pasien. Pasien marah secara tiba-tiba tanpa ada alasan yang
jelas.
Semakin hari, pasien terlihat suka berbicara sendiri tanpa lawan bicara
yang jelas, dan tertawa tanpa sebab yang jelas. Ketika ditanya oleh salah
satu keluarga, ia hanya menjawab tidak kenapa-kenapa.
Menurut keluarga, pasien memang sering mengamuk dan marah-marah
tanpa ada alasan yang jelas. Pasien membanting-banting gelas, memukul
pintu, dan melempar vas bunga.
Menurut pasien, terdapat sura-suara berasal dari luar tubuh yang
mengganggu dan kadang-kadang menyuruh untuk marah dan mengamuk.
Suara tersebut tidak jelas sumbernya dan bukan suara yang biasa pasien
kenal. Menurut pasien pula, terdapat bayangan yang kadang kadang

muncul. Bayangan tersebut tidak diketahui dengan pasti bentuk dan


ukurannya.
Tahun 2004, keluhan pertama kali dirasakan. Hal ini disebabkan karena
pasien putus cinta. Semenjak saat itu, pasien terlihat sedih, menyendiri,
dan tidak ingin berkomunikasi dengan keluarga. Pasien juga menjadi
sering marah-marah.
Dikarenakan kondisi pasien yang mudah tersinggung, mudah marah,
mengamuk, berbicara sendiri, serta upaya tindakan pasien yang mencoba
untuk melukai orang lain, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa
dan merawat pasien di RSJ.
3. Riwayat Penyakit Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Pskiatri
Tahun 2004, saat keluhan pertama kali dirasakan, pasien dibawa ke RS
Jiwa Provinsi Lampung dan dirawat kurang lebih selama satu minggu.
Pasien kemudian diperbolehkan rawat jalan dengan mendapatkan
empat jenis obat, tetapi tidak ingat nama, bentuk, warna, dan cara
pemakaian. Obat tersebut diberikan untuk 1 bulan dan kontrol kembali
ketika obat habis. Terjadi perubahan perilaku menjadi tidak mudah
marah, tetapi masih mendengar bisikan. Setelah kontrol satu kali,
pasien mulai tidak teratur kontrol, dan tidak teratur minum obat.
Pada tahun 2012, pasien kembali marah, mengamuk dan mengancam
orang lain dengan pisau sehingga dibawa ke RSJ Provinsi Lampung.
Gangguan tersebut paling parah dalam delapan tahun terakhir.
Pasien kemudian berobat jalan dan mendapat terapi obat pink kecil
yang diminum 3x1, obat kuning bulat diminum 1x setengah, dan obat
putih diminum 3x1. Setelah beberapa kali berobat jalan ke poli,
keluhan membaik, yaitu halusinasi berkurang dan marah dapat mulai
dikendalikan. Tetapi, karena merasa sudah sehat, pada tahun 2014
2

tidak kembali kontrol ke poli. Kemudian timbul kembali marah,


halusianasi auditorik, visual.
Pada Juli 2015 pasien kembali

marah marah dan memukul ayah

sehingga dibawa ke RSJ Provinsi Lampung.


b. Riwayat Penyakit Medis Umum
Menurut keluarga, pasien tidak pernah mengeluh nyeri kepala, mual
dan nyeri ulu hati. Riwayat trauma nyeri kepala hebat disangkal,
kepala disangkal, riwayat kejang disangkal. Tidak didapatkan riwayat
gangguan terkait kondisi medis umum.
c. Riwayat Penggunaan Zat Adiktif
Menurut pasien dan keluarga tidak terdapat riwayat penggunaan zat
psikoaktif dan minuman beralkohol dan rokok.
4. Riwayat Kehidupan Pribadi
a. Periode Prenatal dan Perinatal
Menurut keluarga, pasienlahir normal, cukup bulan, dibantu oleh
bidan, tidak ada kecacatan waktu lahir.
b. Periode Bayi dan Balita
Menurut keluarga, pasien diberi ASI selama

2 tahun dan

perkembangan pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan
balita seusianya, tidak pernah mengalami gangguan.
c. Periode Masa Kanak-Kanak
Menurut keluarga, pasien tidak terlalu berbeda dari anak-anak yang
lainnya.
d. Periode Remaja
Pasien memiliki sifat penyendiri, pendiam dan jarang bercerita. Pasien
menghabiskan waktu sehari-hari di rumah.
e. Periode Dewasa
Riwayat Pendidikan

Pasien hanya tamatan SMA. Keluarga mengatakan bahwa pasien


memiliki cukup banyak teman dan bermain serta belajar sama
seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga mengatakan bahwa
walaupun pasien biasa-biasa saja dalam hal belajar namun pasien
mampu mengikuti pelajaran dengan baik. Keluhan guru terhadap

pasien dalam proses belajar disangkal oleh keluarga


Riwayat Pernikahan
Pasien belum pernah menikah. Pasien sempat mengalami putus
cinta dan ditinggal pacar menikah padda tahun 2004.
Riwayat Pekerjaan
Pasien tidak bekerja.
Riwayat Kehidupan Beragama
Pasien beragama Islam, tetapi jarang melakukan

ibadah

keagamaan.

Riwayat Keluarga
Pasien merupakan anak ke-empat dari 6 bersaudara. Sejak lahir
hingga remaja, ia dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Ia
hidup dalam keluarga yang memiliki status ekonomi yang kurang
dengan pemasukan yang tidak menentu, hanya cukup untuk
kehidupan sehari-hari.
Menurut keluarga, pasien memiliki hubungan yang baik dengan
kedua orang tua namun diakui oleh ayah pasien bahwa ia cukup
membatasi diri. Menurut keluarga pula, tidak pernah membedabedakan status kedudukan dalam keluarga.

GENOGRAM :

Laki-Laki
Perempuan
Pasien
Satu Rumah

Situasi Kehidupan Sekarang


Laki-laki, umur 33 tahun, belum menikah, saat ini pasien tidak
memiliki pekerjaan. Pasien tinggal bersama kedua orang tua. Biaya
hidup pasien ditanggung oleh kedua orang tua dan bantuan dari
beberapa keluarga lainnya.

C. STATUS MENTAL
I. Deskripsi Umum
1. Penampilan:
Seorang laki-laki memakai seragam RSJ Prov. Lampung, baju kaos motif
polos dan celana olahraga, perawakan sedang dengan berat badan cukup,
kulit kuning langsat, rambut pendek, tersisir rapi, kuku pendek dan cukup
bersih.
2. Kesadaran: Jernih.
3. Perilaku dan aktivitas psikomotor: Saat wawancara pasien dalam keadaan
duduk, kontak mata baik dan pasien cukup tenang.
4. Sikap terhadap pemeriksa: Kooperatif
5. Pembicaraan: Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, artikulasi
jelas, kualitas cukup, kuantitas cukup
II. KeadaanAfektif
1. Mood
2. Afek
3. Keserasian

: eutimia
: luas
: appropriate (serasi antara ekspresi dan suasana yang

dihayati).

III.GangguanPersepsi :
1. Halusinasi
: halusinasi auditorik, halusinasi visual
2. Ilusi
: tidak ada
3. Depersonalisasi : tidak ada
4. Derealisasi: tidak ada
IV. ProsesBerpikir :
1. Arus pikiran :
a. Produktivitas : banyak
b. Kontinuitas : koheren, mampu memberikan jawaban sesuai
pertanyaan.
c. Relevansi
: relevan
d. Hendaya berbahasa : tidak ditemukan
2. Isi pikiran
a. Waham ( - )
3. Kesadaran dan Kognisi
a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : sesuai dengan
taraf pendidikan pasien
b. Daya konsentrasi : tidak baik
c. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : baik
d. Daya ingat : jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan
jangka segera baik.
e. Pikiran abstrak : terganggu
4. Daya Nilai
a. Norma sosial
: baik
b. Uji daya nilai
: baik
c. Penilaian realitas : baik
5. Tilikan
Tilikan 1 (pasien menyangkal total terhadap penyakitnya).
6. Taraf dapat dipercaya
Pemeriksa memperoleh kesan bahwa jawaban pasien dapat dipercaya,
karena pasien konsisten dalam menjawab pertanyaan, jawaban pasien
sesuai dengan realita. Selain itu, terdapat jawaban yang sama dengan
keterangan yang diperoleh dari data pasien dalam rekam medik.
7

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK LEBIH LANJUT


Tanda vital dan pemeriksaan kondisi medis umum dalam keadaan baik.

E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA


Tn. CS, laki-laki, 33 tahun, Islam, tidak bekerja, pendidikan terakhir SMK,
tinggal di Tanggamus, belum menikah diantar ke RS Jiwa Provinsi Lampung pada
tanggal 9 Juli 2015 oleh orang tua pasien.
Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan
diri terkesan baik. Pasien dibawa dengan keluhan mengamuk dan memukul ayah
pasien tanpa alasan yang jelas.
Pasien terlihat suka berbicara sendiri tanpa lawan bicara yang jelas, dan tertawa
tanpa sebab yang jelas. Ketika ditanya oleh salah satu keluarga, ia hanya
menjawab tidak kenapa-kenapa. Menurut keluarga, pasien memang sering
mengamuk dan marah-marah tanpa ada alasan yang jelas. Pasien membantingbanting gelas, memukul pintu, dan melempar vas bunga.
Menurut pasien, terdapat sura-suara berasal dari luar tubuh yang mengganggu dan
kadang-kadang menyuruh untuk marah dan mengamuk. Suara tersebut tidak jelas
sumbernya dan bukan suara yang biasa pasien kenal. Menurut pasien pula,
terdapat bayangan yang kadang kadang muncul. Bayangan tersebut tidak diketahui
dengan pasti bentuk dan ukurannya.
Tahun 2004, keluhan pertama kali dirasakan. Hal ini disebabkan karena pasien
putus cinta. Semenjak saat itu, pasien terlihat sedih, menyendiri, dan tidak ingin
berkomunikasi dengan keluarga. Pasien juga menjadi sering marah-marah.
Dikarenakan kondisi pasien yang mudah tersinggung, mudah marah, mengamuk,
berbicara sendiri, serta upaya tindakan pasien yang mencoba untuk melukai orang
lain, akhirnya keluarga memutuskan untuk membawa dan merawat pasien di RSJ.
8

Terdapat halusinasi auditorik, tidak jelas suara siapa dan berasal dari mana, dan
halusinasi visual. Daya konsentrasi tidak baik. Penilaian abstrak terganggu.
Pada tahun 2012, pasien kembali marah, mengamuk dan mengancam orang lain
dengan pisau sehingga dibawa ke RSJ Provinsi Lampung. Gangguan tersebut
paling parah dalam delapan tahun terakhir. Pasien kemudian berobat jalan dan
mendapat terapi obat pink kecil yang diminum 3x1, obat kuning bulat diminum 1x
setengah, dan obat putih diminum 3x1. Setelah beberapa kali berobat jalan ke poli,
keluhan membaik, yaitu halusinasi berkurang dan marah dapat mulai dikendalikan.
Tetapi, karena merasa sudah sehat, pada tahun 2014 tidak kembali kontrol ke poli.
Kemudian timbul kembali marah, halusianasi auditorik, visual.
Pada Juli 2015 pasien kembali marah marah dan memukul ayah sehingga dibawa
ke RSJ Provinsi Lampung.
Saat wawancara,pasien dalam keadaan duduk, kontak mata baik dan pasien cukup
tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas
cukup, kuantitas cukup. Sikap pasien koperatif.
Pasien berbicara appropriate, serasi antara ekspresi dan suasana yang dihayati.
Memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi tempat,
waktu dan orang baik.
F. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi yang bermakna serta
menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa.
Axis I ditetapkan berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala,
demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah
ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi dasar untuk
9

menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan zat


psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga. Pada
pasien didapatkan halusinasi auditorik yang menetap. Semua gejala tersebut
sudah dialami sejak 2004. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa
pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus menyingkirkan diagnosis
gangguan psikotik akut (F.23). Keluhan yang dominan pada pasien ini yaitu
halusinasi auditori dan visual, sehingga dapat disimpulkan pasien menderita
skizofrenia paranoid (F.20.0).
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien didapatkan tumbuh
kembang baik pada saat anak anak.Pasien mampu menyelesaikan pendidikan
sampai tamat SMA. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi mental (F.70).
Axis III ditetapkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan
riwayat penyakit fisik. Oleh karena itu aksis III belum ada diagnosis. Axis IV
ditetapkan karena pasien memiliki stressor kuat. Masalah percintaan, yaitu putus
dengan kekasih membuat pasien mudah marah dan tersinggung. Pada pasien
memiliki masalah dalam hal perekonomian, karena hanya ayah dan ibu yang
bekerja sehingga hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari. Axis V ditetapkan
dari penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat
dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi selama
satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

G. EVALUASI MULTIAKSIAL
I. Aksis I : F 20.0 Skizofrenia Paranoid dengan Remisi Tak Sempurna
II. Aksis II
: Tidak ada Retardasi Mental maupun Gangguan Kepribadian
III. Aksis III
: Belum ada diagnosis

10

IV. Aksis IV

: Masalah ekonomi yang terbatas, perpisahan dengan kekasih,

pemahaman keluarga terkait pasien yang buruk.


V. Aksis V
: GAF 70 61 (saat ini)
GAF 60 51 (HLPY)

H. TERAPI
I. Psikofarmaka :
a. Haloperidol 3 x 5 mg
b. Triheksipenidil 3 x 2 mg
c. Clorpormazine 1 x 50 mg
II. PsikoterapiSupportif
a. Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.
b. Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan
memahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur.
c. Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang
sekitar pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan
yang kondusif.

I. DAFTAR PROBLEM
1. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna,
tetapi diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter.
2. Psikologik: Ditemukan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik, dan visual.
3. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial pasien, butuh
sosioterapi.

J. PROGNOSIS
1. Quo ad vitam
2. Quo ad functionam
3. Quo ad sanationam

: Bonam
: Dubia ad malam
: Dubia ad malam
11

Kondisi yang meringankan:


Faktor pencetus jelas yaitu putus percintaan dengan kekasih, dengan gejala
positif.

12

Kondisi yang memperberat:


Awitan muda, sistem pendukung buruk (pengawasan minum obat yang kurang,
pemahaman keluarga yang kurang baik tentang penyakit pasien sehingga pasien
tidak kontrol secara rutin dan penyakit berulang), bberulang/ralaps, malakukan
tindakan penyerangan
K. DISKUSI
Menurut kami diagnosis pada kasus ini di dapatkan karena pada pasien ini
ditemukan adanya gangguan halusinasi auditorik, halusinasi visual. Pasien
sebelumnya pernah mengalami hal serupa sejak 2004 dan menjalani rawat jalan
sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien ini mengalami Skizofren paranoid
remisi tak sempurna.
Axis I ditetapkan berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis,
pemeriksaan fisik dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala,
demam tinggi atau kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah
ada riwayat penggunaan zat psikoaktif. Hal ini dapat menjadi dasar untuk
menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan zat
psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga. Pada
pasien didapatkan halusinasi auditorik yang menetap. Semua gejala tersebut
sudah dialami sejak 2004. Dari data ini menjadi dasar untuk mendiagnosis bahwa
pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus menyingkirkan diagnosis
gangguan psikotik akut (F.23). Keluhan yang dominan pada pasien ini yaitu
halusinasi auditori dan visual, sehingga dapat disimpulkan pasien menderita
skizofrenia paranoid (F.20.0).
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien didapatkan tumbuh
kembang baik pada saat anak anak.Pasien mampu menyelesaikan pendidikan
sampai tamat SMA. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi mental (F.70).
Axis III ditetapkan pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan
13

riwayat penyakit fisik. Oleh karena itu aksis III belum ada diagnosis. Axis IV
ditetapkan karena pasien memiliki stressor kuat. Masalah percintaan, yaitu putus
dengan kekasih membuat pasien mudah marah dan tersinggung. Pada pasien
memiliki masalah dalam hal perekonomian, karena hanya ayah dan ibu yang
bekerja sehingga hanya cukup untuk kebutuhan sehari hari. Axis V ditetapkan
dari penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat
dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi selama
satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).

14

LAMPIRAN

15

RIWAYAT PERJALANAN PENYAKIT

Gejala pertama kali

Mengamuk

dirasakan

Mengancam dengan

Penyendiri, murung,
pendiam

Bicara sendiri

Tertawa sendiri

Halusinasi auditori

Dilakukan rawat
inap ke-1 di RSJ
Prov. Lampung

Gejala yang dialami


pasien sama dengan
sebelumnya (bicara

pisau

Bicara sendiri

Tertawa sendiri

Halusinasi auditori

Halusinasi visual

Dilakukan rawat inap

sendiri, tertawa
sendiri, halusinasi
auditori, halusinasi
visual)

Mengamuk dan
memukul Ayah

ke-2 di RSJ Prov.

Lampung

Dilakukan rawat
inap ke-2 di RSJ
Prov. Lampung

1982

0-1thn
THNTH

1985

1-3 thn

1992

3-12 thn
thnthn

2004

2012

22 thn

30 thn

Kontrol ke poli

tidak rutin

2015

33 thn

Mendapat terapi, keluhan


membaik (mengamuk
berkurang, halusinasi
berkurang).

Karena merasa sembuh,


tidak kontrol ke poli.

Kemudian timbul kembali


marah, halusianasi
auditorik, visual.

16

AUTOANAMNESIS TANGGAL 13 Juli 2015


Keterangan :
DokterMuda (D)
D

Pasien

(P)

: Assalamualaikum. Selamat siang mas, perkenalkan saya dokter muda


Mayang, kita ngobrol-ngobrol sebentar ya mas, bisa?

: Iya bisa.

: Namanya siapa mas?

: Nama saya CS.

: Saya bisa manggil apa enaknya mas, bapak, atau nama saja?

: Mas juga boleh.

: Usia mas sekarang berapa?

: 33 tahun (benar).

: Memang mas lahir tanggal berapa?

: Tahun 1982 (benar).

: Mas tinggalnya dimana?

: Pringsewu (benar).

: Mas udah nikah?

: Belum dok.

: Terakhir sekolah atau kuliah?

: Sekolah samapai SMA [Memori jangka panjang (+)]

: Setelah itu kegiatan mas apa?

: Diem aja dirumah.

: Mas biasanya kalau sehari-hari di rumah kegiatannya apa?

: Gak apa-apain.

: Mas kapan datang kesini? Sama siapa?

: Belum satu minggu dok, sama orang tua saya [Orientasi orang (+), memori
jangka pendek (+)].

: Mas tahu atau tidak kenapa dibawa kesini?

: Iya tau, kemarin mukulin bapak terus dibawa kesini.

: Mukulin bapak kenapa?


17

: Engga kenapa napa.

: Mas tau ga sekarang kita dimana?

: Iya tau kita di Rumah Sakit Jiwa.

: Kira-kira kalo mukulin orang dibawa ke rumah sakit gamas?

: Enggak.

: Jadi mas kenapa kesini?

: Ga tau.

: Mas sering marah-marah emangnya?

: Enggak juga, biasa aja.

: Mas pernah nggak sedih, pingin sendiri aja, jauh dari kerumunan?

: Engga dok.

: Mas pernah masuk sini sebelumnya?

: Iya, pernah dok. Dua kali. Tahun 2004 dan 2012.

: Yang 2004 kenapa kesini?

: Lupa dok.

: Dapat obat apa aja? Diminum berapa kali sehari?

: Yang saya ingat 4 macam aja dok. Itupun tidak teratur kontrol nya.

: Kalau yang 2012?

: Dapat 3 macam dok. Obat pink kecil yang diminum 3x1, obat kuning bulat
diminum 1x setengah, dan obat putih diminum 3x1.

: Setelah pulang, rutin kontrol?

: Enggak juga dok.

: gimana abis minum obat itu?

: Suara suara berkurang dok, marahnya juga. Karna ngerasa sehat, saya ga
kontrol sekitar 1 atau 2 tahun.

: Mas pernah ga kejang, sakit kepala, susah liat, kecelakaan ga ?

: Enggak pernah.

: Mas pernah pake narkoba atau minum alkoholga?

: Enggak pernah.

: Emang kemaren kenapa?


18

:Karna banting-banting barang, mecahin kaca, ngerusak pintu.

: Kenapa kayak gitu?

: Kesel aja.

: Coba mas cerita, sebelum di sini ngapain aja?

: Bangun, mandi, di rumah aja.

: Selama satu minggu di sini ada yang sedih, seneng. Kalo mas yang dirasain
apa?

: Biasa aja.

: Kalau sekarang yang mas rasain apa?

: Biasa aja.

: Dalam satu tahun terakhir mas pernah ngga seneng banget, sampe pingin
belanja, menghabiskan uang, pokoknya boros?

: Engga dok. Engga pernah.

: Kalau dalam satu tahun terakhir ngerasa sedih, pingin sendiri aja, pingin jauh
dari orang, ga mau makan, ga mau tidur.

: Engga juga dok.

: Kita tinggal di Lampung ya mas. Lampung kan di Indonesia. Di Indonesia


masih percaya mistis. Kalo mas percaya?

: Mistis itu apa?

: Misalnya denger bisikan bisikan, atau lihat bayangan?

: Iya, kadang kadang ada yang bisikin saya, sama ada bayangan sekelebet
lewat.

: Mas kenal sama suara atau bayangan itu?

: Engga kenal.

: Mas pernah ngga ngerasa jarinya tambah panjang? Atau telinga tambah
besar? Atau semacam itu?

: Engga pernah.

: Kalau ngerasa di ruangan, ruangannya jadi sempit atau besar? Atau


semacamnya?

: Engga pernah.
19

: Mas coba ingat 3 benda. Meja, kursi, lemari. Nanti saya tanya lagi ya mas.

: Iya dok.

: Mas waktu ke sini dianter siapa?

: sama orang tua saya.

: Tadi ada tiga benda apa mas? Coba sebutin.

: Meja, kursi, lemari.

: sekarang kita main peribahasa ya mas. Apa arti besar pasak daripada tiang?

: Engga tau dok.

: Kalau telur di ujung tanduk?

: Enggak tau juga dok.

: coba sekarang kita main itung itungan. 10 dikurang sepuluh berapa?

: delapan.

: Iya betul. Kalau saya bilang kurang artinya dikurang dua lagi ya mas.

: Iya dok.

: Sekarang angkanya diganti 100 dan 7. 100-7 berapa mas?

: 93.

: Dikurang lagi?

: 85.

: mas tau sekarang di mana?

: di RSJ dok.

: Sekarang kira-kira pagi siang apa malam?

: Siang dok.

: Jadi kalau aku bisa bikin kesimpulan, mas ke sini karena marah dan mukul
bapak. Sempat lihat bayangan dan suara bisikan. Sampai hari ini juga masih
ada. Betul mas?

: Iya dok.

: Ada lagi yang pingin disampaikan mas? Atau ada pertanyaan?

: Engga dok.

: Makasih ya mas, besok kita ngobrol-ngobrol lagi.

: Iya sama sama dok.


20

DAFTAR PUSTAKA
Kaplan

HI, Sadock BJ, Grebb JA. Kaplan dan Sadock Sinopsis Psikiatri Ilmu

Pengetahuan Perilaku Psikiatri Klinis edisi 7 jilid 1. Jakarta: Binarupa


Aksara.2010.
Maslim, Rusdi. Diagnosis Gangguan Jiwa Rujukan Ringkas dari PPDGJ-III. Jakarta:
Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007.
Amir, Nurmiati. Buku Ajar Psikiatri Edisi 2. Jakarta. FKUI. 2013
Maslim, Rusdi. Panduan Praktis Penggunaan Klini Obat Psikotropik. Edisi Ketiga.
Jakarta: Bagian Ilmu Kedokteran jiwa FK Unika Atmajaya. 2007.

21

Anda mungkin juga menyukai

  • CR Erika Sila
    CR Erika Sila
    Dokumen12 halaman
    CR Erika Sila
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Anamnes Is
    Anamnes Is
    Dokumen2 halaman
    Anamnes Is
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian Ranti
    Tugas Ujian Ranti
    Dokumen4 halaman
    Tugas Ujian Ranti
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian RNT
    Tugas Ujian RNT
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ujian RNT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR Erika Sila
    CR Erika Sila
    Dokumen12 halaman
    CR Erika Sila
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tgs DR Isura
    Tgs DR Isura
    Dokumen5 halaman
    Tgs DR Isura
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading Kulit
    Jurnal Reading Kulit
    Dokumen4 halaman
    Jurnal Reading Kulit
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR - SKIZO Tata Revisi 2
    CR - SKIZO Tata Revisi 2
    Dokumen16 halaman
    CR - SKIZO Tata Revisi 2
    Arief Yudho Prabowo
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Satya Adi Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen23 halaman
    Presentation 1
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen28 halaman
    PPT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR Arif - Eka
    CR Arif - Eka
    Dokumen19 halaman
    CR Arif - Eka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian RNT
    Tugas Ujian RNT
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ujian RNT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bahan Tutorial Asma
    Bahan Tutorial Asma
    Dokumen15 halaman
    Bahan Tutorial Asma
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR
    CR
    Dokumen20 halaman
    CR
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover Disjum
    Cover Disjum
    Dokumen2 halaman
    Cover Disjum
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tgs Ujian JIWA
    Tgs Ujian JIWA
    Dokumen14 halaman
    Tgs Ujian JIWA
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Manuskript Ranti Apriliani Putri
    Manuskript Ranti Apriliani Putri
    Dokumen19 halaman
    Manuskript Ranti Apriliani Putri
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover Disjum
    Cover Disjum
    Dokumen2 halaman
    Cover Disjum
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    Dokumen4 halaman
    Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    ebinaa
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    Dokumen2 halaman
    Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    raannttii
    Belum ada peringkat