Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN KASUS

F20.x4SKIZOFRENIA PARANOID REMISI TAK SEMPURNA


A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Tanggal lahir
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku/Bangsa
Alamat

Status perkawinan
Nomor CM
Tanggal Pemeriksaan

: Nn. LM
: 7 Juni 1996
: 18 tahun
: Perempuan
: Tamat SD
:: Islam
: Jawa
: Ambarawa RT 05/RW 02 Desa Ambarawa
Kec. Ambarawa Kab. Pringsewu
: Belum kawin
: 11-22-33
: 28Februari 2014. Pukul 10.50 WIB

B. ANAMNESIS PSIKIATRI(Allo-Autoanamnesa)
I.
RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Marah-marah dan mengamuk tanpa sebab yang jelas.
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa ia suka melamun. Hal ini sudah ia
rasakan sejak 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS). Semakin
hari, pasien terlihat suka berbicara sendiri tanpa lawan bicara yang jelas.
Pasien juga terlihat sering tertawa tanpa sebab yang jelas. Ketika ditanya
oleh salah satu keluarga, ia hanya menjawab tidak kenapa-kenapa.
Keluarga menceritakan bahwa kakak pasien pernah dipukul secara tiba-tiba
oleh pasien dan ia menuduh kakaknya tersebut dengan hal yang tidak-tidak.
Hal ini sering terjadi dan tidak hanya satu kali. Keluarga juga mengatakan
pasien sering terlihat bernyanyi, meringis tertawa dan menangis sendiri.
Keluarga mengungkapkan bahwa pasien juga terlihat marah bila ada
tetangga yang melihatnya dan menuduh tetangga tersebut sedang

membicarakannya. Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak suka terhadap


salah satu warga desa yaitu Mbah X.Ia merasa setiap ia membeli dan
mempunyai barang-barang tertentu, Mbah X selalu iri dan mengikutinya.
Pasien juga mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara yang tidak
jelas asalnya. Suara tersebut mengatakan kamu menang.. kamu menang..
dia kalah.. dia kalah.. dan merupakan suara wanita. Pasien juga mengatakan
bahwa ia memiliki teman bernama Nn. L dan suara-suara tersebut tertuju
untuknya. Pasien menjelaskan bahwa dahulu Nn. L memiliki banyak teman
dibandingkan dengannya dan ia merasa semua teman-temanya diambil oleh
Nn.L. Namun sekarang, pasien mengatakan bahwa ia menang dari Nn. L
dikarenakan teman pasien lebih banyak daripada Nn. L. Keluarga
menjelaskan mengenai hal ini, Nn. L memang teman pasien dari kecil. Nn. L
merupakan warga desa setempat dimana ia sudah bekerja di Jakarta. Saat
Nn. L pulang untuk tunangan, pasien marah-marah dan merasa disaingi. Hal
ini juga pernah terjadi dengan kakak perempuan pasien.
Selain itu, pasien mengatakan bahwa ia dikejar-kejar oleh salah seorang
tetangga tepat disamping rumahnya, yaitu Pak M. Ia mengatakan bahwa Pak
M sangat menyukainya dan memaksanya untuk menikah dengan Pak M.
Bahkan pasien mengatakan bahwa Pak M memaksa keluarga untuk segera
menikahkan pasien dengan Pak M sedangkan pasien menolak. Dua hari
SMRS, keluarga mengatakan bahwa pasien marah dan mencoba untuk
melukai Pak M dengan menggunakan balok kayu. Keluarga menjelaskan
bahwa pasien memang sangat membenci Pak M, dan mengakui bila pasien
pernah mengeluh bahwa ia sering dipaksa oleh Pak M untuk menikah
dengannya, sedangkan yang sebenarnya tidak demikian. Dikarenakan
kondisi pasien yang mudah tersinggung, mudah marah, mengamuk,
berbicara sendiri, merasa curiga terhadap orang lain dan keluarga serta upaya
tindakan pasien yang mencoba untuk melukai tetangga sekitar, akhirnya
keluarga memutuskan untuk membawa dan merawat pasien di RSJ.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya

Pasien pernah mengalami keluhan yang samauntuk pertama kalinya pada


6 bulan lalu, oleh keluarga pasien dibawa ke Spesialis Jiwa di RS
SwastaPringsewu. Setelah diberi obat 1 bulan, keluarga mengaku gejala
tersebut berkurang, dan dokter tersebut meminta untuk kontrol kembali.
Setelah 1 bulan (5 bulan SMRS), pasien dibawa untuk kontrol kembali,
oleh dokter yang sama diberi obat untuk 1 bulan kemudian.Dalam
perkembangan pengobatan, keluarga mengaku efeknya kurang, dan
pasien kambuh kembali, namun dikarenakan tidak memiliki biaya, pasien
tidak dibawa berobat. Dua bulan kemudian (4 bulan SMRS), dikarenakan
kondisi pasien bertambah buruk (mudah tersinggung, mudah marah dan
mengamuk), akhirnya oleh keluarga pasien dibawa ke Puskesmas. Dari
Puskesmas pasien diberi obat untuk 1 bulan dan diminta untuk kontrol
kembali 1 bulan kemudian. Satu bulan kemudian (3 bulan SMRS) pasien
kontrol kembali dan obat diteruskan. Namun dalam pengobatan kedua
dari Puskesmas, pasien kambuh kembali. Pasien dibawa ke Puskesmas
dan oleh dokter Puskesmas pasien disarankan untuk memeriksakan diri ke
Poli RSJ Provinsi untuk pertama kali. Pasien pun dibawa ke RSJ dan
melakukan rawat jalan. Setelah dua bulan rawat jalan dan persediaan obat
mau habis, dikarenakan biaya ekonomi untuk ke RSJ tidak ada, keluarga
tidak membawa pasien untuk kontrol dengan konsekuensi pasien putus
obat.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga mengatakan bahwa pasien sering mengeluh nyeri kepala, mual
dan nyeri ulu hati sejak 6 bulan ini. Riwayat trauma kepala disangkal,
riwayat kejang disangkal.
c. Riwayat Penggunaan Zat Adiktif
Pasien dan keluarga menyangkal penggunaan zat psikoaktif, merokok,
dan minuman beralkohol.

II.

RIWAYAT PRAMORBID
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Menurut keluarga, pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh dukun,
tidak ada kecacatan waktu lahir.
b. Riwayat Bayi dan Balita
Menurut ibu pasien, pasien diberi ASI selama 2 tahun dan perkembangan
pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita seusianya.
c. Riwayat Anak dan Remaja
Menurut keluarga, pasien merupakan anak yang biasa saja.Jika ada masalah,
ia tidak sungkan untuk berbagi terhadap salah satu anggota keluarga. Masamasa remaja pasien lebih dihabiskan untuk bekerja.

III.

RIWAYATPENDIDIKAN
Pasien hanya tamatan SD. Ia menempuh SD dalam kurun waktu 6 tahun.
Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki cukup banyak teman dan bermain
serta belajar sama seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga mengatakan bahwa
walaupun pasien biasa-biasa saja dalam hal belajar namun pasien mampu
mengikuti pelajaran dengan baik. Keluhan guru terhadap pasien dalam proses
belajar disangkal oleh keluarga.

IV.

RIWAYATPERKAWINAN
Pasien belum pernah menikah.

V.

RIWAYATPEKERJAAN
Pasien pernah bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Ia sudah bekerja berkalikali. Pertama kali bekerja, ia bekerja selama setengah bulan.Namun, ia berhenti
dikarenakan sakit. Lalu pasien pulang dan tidak kembali bekerja. Kerja yang
kedua, lamanya 1 bulan, dan ia berhenti bekerja dikarenakan sering dimarahin
oleh istri majikannya dikarenakan istri majikannya cemburu terhadap pasien.
Terakhir pasien mengatakan bahwa ia pernah bekerja sebagai pekerja rumah
tangga selama 4 tahun.

VI.

RIWAYATKEHIDUPAN KELUARGA

Pasien merupakan anak kedelapan dari 10 bersaudara.Sejak lahir hingga


remaja, ia dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Ia hidup dalam keluarga
yang memiliki status ekonomi yang kurang dikarenakan orang tuanya hanya
bekerja sebagai buruh tani. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua
orang tua namun diakui oleh ibu pasien bahwa ia cukup membatasi diri.
Keluarga mengatakan bahwa tidak pernah membeda-bedakan status kedudukan
dalam keluarga.
Dahulu selepas tamat SD, kakak korban pernah membatasi pergaulan pasien
untuk memiliki teman dekat. Sejak saat itu, pasien lebih suka diam di rumah.

GENOGRAM :

Keterangan:
: Laki-laki
: Wanita
: Pasien

: Ada riwayat gangguan kejiwaan


VII.

SITUASI SEKARANG
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya bersama satu kakak laki-lakinya dan
dua adik perempuannya.

VIII. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANYA


Pasien merasa dirinya sakit dan mengerti tentang penyakitnya yang
membutuhkan pengobatan.

C. STATUS MENTAL
I.
Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang perempuan memakai seragam RSJ Prov. Lampung, baju kaos
orange motif polos dan celana olahragabiru, perawakan kecil dengan berat
badan cukup,kulit kuning langsat, rambut sepunggung,dikuncir tampak
keringdan tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih.
b. Kesadaran : Jernih
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara pasien dalam keadaan terikat, kontak mata baik dan pasien
cukup tenang.
d. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas
cukup, kuantitas cukup namun sesekali terdapat inkoherensi.
e. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
II.

Keadaan Afektif
a. Mood
: meningkat
b. Afek
: luas
c. Keserasian : appropriate

III.

Fungsi Intelektual (Kognitif)


a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf
pendidikan pasien
b. Daya konsentrasi : Kurang
c. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik
d. Daya ingat : Jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan jangka
segera baik.
e. Pikiran abstrak : sedikit terganggu

IV.

V.

Gangguan Persepsi :
a. Halusinasi
b. Ilusi
c. Depersonalisasi
d. Derealisasi

: Halusinasi auditorik (+)


: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Proses Berpikir :
a. Arus pikiran :
1. Produktivitas
2. Kontinuitas
3. Hendaya berbahasa

:Cukup
: Relevan, namun sesekali ditemukan inkoherensi
: Tidak ditemukan

b. Isi pikiran
Waham (+) :
1. Cinta (erotomania)
2. Kebesaran
3. Kejar
VI.

VII.

Daya Nilai
a. Norma sosial
b. Uji daya nilai
c. Penilaian realitas

: Tidak terganggu
: Tidak terganggu
: Tidak terganggu

Tilikan
Tilikan1. Penyangkalan penuh terhadap gangguan dialaminya.

VIII. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Tanda-tanda vital:
TD = 120/80 mmHg
N = 75 x/menit
P = 20 x/menit
S = 36,4C
b. Pemeriksaan Fisik
Mata
: Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Paru
: Tidak ditemukan kelainan
Jantung : Tidak ditemukan kelainan
Abdomen : Tidak ditemukan kelainan
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Nn. LM, 18 tahun, tamat SD, Islam, suku Jawa, beralamat di Ambarawa RT
05/RW 02 Desa Ambarawa Kec. Ambarawa Kab. Pringsewu, belum kawin, telah
dilakukan auto-alloanamnesa pada tanggal28Februari 2014 pukul 10.50 WIB.
Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan
diri terkesan baik. Pasien dibawa dengan keluhan mudah tersinggung, mudah
marah, mengamuk, dan ada upaya tindakan pasien yang mencoba untuk melukai
tetangga sekitar. Keluhan ini sudah terjadi sekitar 6 bulan SMRS dan hilang
timbul terutama ketika pasien putus obat. Faktor ekonomi yang kurang yang
memperngaruhi pengobatan pasien. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
tidak jelas asalnya. Pasien mudah tersinggung dan curiga terhadap tetangga sekitar
dan anggota keluarga. Pasien juga merasa cantik dan merasa lebih baik
dibandingkan teman dan adiknya. Pasien juga merasa dikejar-kejar oleh salah satu
tetangga pasien dimana ia yakin bahwa orang tersebut menyukainya dan ingin
menikah dengannya. Saat wawancara pasien dalam keadaan terikat, kontak mata

baik dan pasien cukup tenang.Pembicaraan spontan, lancar, intonasi sedang,


volume cukup, kualitas cukup, kuantitas cukup namun sesekali terdapat
inkoherensi. Sikap pasien koperatif.
Pasien menjalani pendidikan hingga tamat SD namun tidak melanjutkan
dikarenakan faktor ekonomi. Saat SD pasien tidak pernah ada masalah baik dalam
akademik maupun sosial. Menurut pengakuan keluarga pasien memiliki banyak
teman dan disayangi oleh gurunya.Pada pasien ditemukan daya konsentrasi
kurang, memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi
tempat, waktu dan orang baik.
F. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna
serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa.
a. Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat
penggunaan

zat

psikoaktif.

Hal

ini

dapat

menjadi

dasar

untuk

menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan


zat psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga.
Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik yang menetap, kadang ditemukan
arus pikiran yang terputus (break) yang berakibat inkoherensi, gejala-gejala
negatif seperti penarikan diri dari sosial, sering melamun, bicara jarang. Semua
gejala tersebut sudah dialami sejak 6 bulan SMRS. Dari data ini menjadi dasar
untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus
menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23). Pada pasien juga
ditemukan bahwa pasien merasa dikejar-kejar oleh salah seorang tetangga
disamping rumah serta gangguan afektif, dorongan pembicaraan dan gejala

katatonik yang tidak begitu menonjol. Dari data ini menjadi dasar untuk
mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid (F.20.0)
b. Aksis II
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh
kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan
pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi
mental (F.70)
Selain itu pada pasien ditemukan kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan

dan

kecurigaan

serta

kecurigaan

yang

mendalam

untuk

mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang


netral sebagai suatu sikap permusuhan. Dari data ini hanya memenuhi dua
kriteria dari tujuh kriteria diagnosis gangguan kepribadian paranoid (F.60.0),
oleh karena itu pasien memilikiciri kepribadian paranoid.
c. Aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik.
Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis.
d. Aksis IV
Pada pasien memiliki masalah dalam hal perekonomian yang mengakibatkan
adanya kesulitan dalam pengobatan pasien (Masalah ekonomi). Pasien setelah
tamat SD sempat dibatasi dalam pergaulan yang mengakibatkan pasien jadi
lebih menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial (Masalah keluarga dan
psikososial).
e. Aksis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat
dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi
selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
G. EVALUASI MULTIAKSIAL

Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V

: F 20.0Skizifrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


: Kesan ciri kepribadian paranoid
: Tidak ada
: Masalah ekonomi, keluarga dan psikososial
: GAF 70 61 (saat ini)
GAF 60 51 (HLPY)

H. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi
diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter. Selain pasien memiliki
faktor genetik dari ayah dan nenek dari ayahnya maka pasien memerlukan
psikofarmakologi.
b. Psikologik:Ditemukan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik dan waham cinta, kejar dan kebesaran sehingga pasien membutuhkan
psikoterapi.
c. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosialpasien butuh
sosioterapi.
I. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
b. Quo ad functionam
c. Quo ad sanationam

: Bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam

J. RENCANA TERAPI
a.
Psikofarmaka :
Risperidone 2 x 2 mg;
Lorazepam 1 x 1 mg (pada malam hari).
b.

Psikoterapi Supportif
Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan

keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.


Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan
memahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur.

Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar


pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang
kondusif.

K. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
a. Apakah diagnosa sudah tepat?
Menurut kami diagnosa pada kasus ini sudah tepat karena:
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat
penggunaan

zat

psikoaktif.

Hal

ini

dapat

menjadi

dasar

untuk

menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan


zat psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga.
Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik yang menetap, kadang ditemukan
arus pikiran yang terputus (break) yang berakibat inkoherensi, gejala-gejala
negatif seperti penarikan diri dari sosial, sering melamun, bicara jarang. Semua
gejala tersebut sudah dialami sejak 6 bulan SMRS. Dari data ini menjadi dasar
untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus
menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23). Pada pasien juga
ditemukan bahwa pasien merasa dikejar-kejar oleh salah seorang tetangga
disamping rumah serta gangguan afektif, dorongan pembicaraan dan gejala
katatonik yang tidak begitu menonjol. Dari data ini menjadi dasar untuk
mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid (F.20.0)
Aksis II
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh
kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan

pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi


mental (F.70)
Selain itu pada pasien ditemukan kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan

dan

kecurigaan

serta

kecurigaan

yang

mendalam

untuk

mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang


netral sebagai suatu sikap permusuhan. Dari data ini hanya memenuhi dua
kriteria dari tujuh kriteria diagnosis gangguan kepribadian paranoid (F.60.0),
oleh karena itu pasien memilikiciri kepribadian paranoid.
Aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik.
Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Pada pasien memiliki masalah dalam hal perekonomian yang mengakibatkan
adanya kesulitan dalam pengobatan pasien (Masalah ekonomi). Pasien setelah
tamat SD sempat dibatasi dalam pergaulan yang mengakibatkan pasien jadi
lebih menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial (Masalah keluarga dan
psikososial).
Aksis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat
dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Hal ini ditandai
dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai
gejala psikotik yang ringan. GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah
60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).Hal ini ditandai dengan pasien masih
mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri namun sesekali ia butuh
bantuan dari keluarga disertai gejala psikotik yang cukup sedang.
b. Apakah rencana terapi sudah tepat?
Menurut kami rencana terapi pada kasus ini sudah tepat karena pemberian obat
berdasarkan keluhan dan gejala psikotik yang didapatkan (gejala negatif dan

positif serta pada pasien mulai ditemukan penurunan fungsi kognitif). Oleh
karena itu kami memilih antipsikotik atipikal Risperidon 2 x 2 mg dengan dosis
anjuran 2-6 mg/hari. Selain itu dikarenakan pasien mengeluh kesulitan untuk
tidur, kami memilih sedatif Lorazepam 1 x 1 mg (pada malam hari) dengan
dosis anjuran 2-3 x 1 mg/hari.
c. Apakah prognosa sudah tepat?
Prognosis mendukung kearah lebih baik:
Pasien termotivasi untuk sembuh;
Keluarga mendukung pasien untuk sembuh;
Hal yang mendukung kearah lebih buruk:
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pengobatan pasien;
Perjalanan penyakit yang sudah berlangsung sekitar 6 bulan.
L. FOLLOW UP

AUTOANAMNESIS TANGGAL 28Februari 2014


Keterangan :
Dokter Muda (D)
Pasien
D

(P)
: Assalamualaikum. Selamat siang mba, perkenalkan saya dokter muda Arif
dengan dokter muda Eka, kita ngobrol-ngobrol sebentar ya mbak, bisa?

:Iya bisa.

: Namanya siapa mbak?

: Nama saya LM (Orientasi orang (+))

: Usia mbak sekarang berapa?

: 18 tahun (benar)

: Memang mbak lahir tanggal berapa?

: Tanggal 7Juni 1996 (benar)

: Mbak tinggalnya dimana?

: Ambarawa (Orientasi tempat (+))

: Tinggal sama siapa?

: Orang tua

: Terakhir sekolah atau kuliah?

: Sekolah sampai SD kelas 6(Memori jangka panjang (+))

: Setelah itu kegiatan mbak apa?

: Kerja

: Memang kerja apa mbak? Dimana?

: Jadi pembantu, pengasuh di panti jompo, jadi baby sitter. Kerjanya di


Ambarawa, Teluk, Karang.

: Kenapa tidak melanjutkan sekolahnya?

: Karena tidak ada biaya

: Mbak biasanya kalau sehari-hari di rumah kegiatannya apa?

: Gak apa-apain

: Mbak kapan datang kesini? Sama siapa?

: Barusan dokter, sama kakak saya (Orientasi orang (+), memori jangka
pendek (+))

: Mbak tahu atau tidak kenapa dibawa kesini?

: Iya tau, karena saya marah-marah trus saya sering ngelamun sendiri.

: Mba tahu atau tidak sekarang ada dimana ?

: iya tahu, di rumah sakit negeri sakti.

: Mba leti sadar kalau mba sakit ?

: nggak, saya gak sakit. Kata kakak, saya dititipin disini satu bulan, biar gak
sering melamun lagi. Nanti saya dijemput kalau sudah satu bulan.

: mba sebelumnya sudah pernah kesini ?

: sudah, sudah 2 kali, di depan, minta obat aja pak.

: mba, pernah gak mba mendengar bisikan-bisikan tapi gak kelihatan ada
orang yang lagi berbisik ?

: eeeeehhm, pernah sih, bisikan kayak orang ngomong kamu kalah kamu
kalah saya menang- saya menang.

: itu tidak ada yang berbisik ke mba beneran ?

: ya gak ada,

: tapi mba tahu ga itu mirip suara siapa ?

: kayaknya sih mirip suara L dok.

: L itu siapa ya mba ?

: L itu sahabat saya, tapi dulu, sekarang dia kerja di jakarta, jadi gak pernah
ketemu.

: trus kira-kira kenapa L bisikin kayak gitu sama mba ? apa sebelumnya mba
ada masalah sama L, kok temenannya sampai dulu aja?

: yaa sekarang kan L itu udah kerja di Jakarta, trus temennya banyak, nah dia
itu ngambilin temen-temen saya, sekarang dia udah banyak temennya, dulu
dia ga ada temen.

: nah, mba kan dibawa kesini karena suka marah sama melamun ya, itu karena
lagi dengerin bisikan L ?

: ga lah dok, saya marah-marah itu karena saya gak mau dinikahin. Saya
dipaksa sama kakak saya buat nikah sama M, tapi saya gak mau.

: kenapa ga mau mba ?

: kan saya masih muda trus ya dok, M itu kan udah tua, umurnya aja udah 50
tahun, ya saya ga mau lah makanya saya marah-marah.

: memangnya kapan mba diajak nikah sama M ?

: dari lebaran tahun kemarin itu dok.

: jadi mba suka marah-marah sejak itu ? memangnya mba ga bilang aja ga
mau nikah sama M ?

: ya sudah bilang, tapi si M itu masih aja ngejer-ngejer saya.

: trus keluarga mendukung mba sama M ?

: iya, itu malah kakak saya yang maksain saya nikah sama M, seneng kali
mereka liat saya nikah sama kakek-kakek.

: mba dengan kakak-kakak atau orang tua mba sering ribut ga?

: enggak

: mba sekarang apa yang dirasain ?

: biasa aja, ga seneng, sedih aja karena diikat.

: kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba?

: ga pernah juga (halusinasi visual -)

: pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya?

: ga pernah (halusinasi olfaktorik -)

: kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit?

: ga pernah (halusinasi taktil -)

: pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga mba?

: ngga..

: mba ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain?

: ya waktu sd saya itu pinter, temennya aja banyak, saya suka dapet ranking,
cita-cita saya dulu mau jadi perawat. Si L itu dulu temennya ga ada, saya trus
yang nemenin dia, sekarang semua temen saya dia ambil.

: lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba ?

: ya si M itu, ngejer ngejer saya trus.

: mba, dulu disekolah suka pelajaran apa ?

: matematika

: oh, klo gtu coba sekarang kalau 100 dikurangi 7 berapa ya ?

: 93

: kalau dikurangin lagi ?

: 84

: dikurangi lagi ?

: 73

: mba kalau arti dari peribahasa katak dalam tempurung mba tahu ?

: ya berarti kataknya gak bisa kemana-mana terperangkap.

: kalau air susu dibalas air tuba ?

: air susu itu orang tua, air tuba itu anaknya.

: mba kalau mba nemuin dompet, ada uangnya, ada ktp nya juga, itu
dompetnya mau mba gimanain ?

: ya saya balikin ke orangnya dok, kan ada ktp nya.

: kalo ternyata alamatnya jauh ? mba nya ga ada uang buat nganterin ke
alamatnya ?

: ya tetep saya anterin dok, kan kasian itu orangnya ilang dompet, klo perlu ya
saya ngutang dulu buat nganterin dompetnya.

: ya sudah, tanya jawab nya hari ini sekian dulu ya, besok kita lanjutin lagi,
mba lanjutin makannya, trus obatnya diminum ya. terimakasih mba

: ya terimakasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Tgs DR Isura
    Tgs DR Isura
    Dokumen5 halaman
    Tgs DR Isura
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Anamnes Is
    Anamnes Is
    Dokumen2 halaman
    Anamnes Is
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading Kulit
    Jurnal Reading Kulit
    Dokumen4 halaman
    Jurnal Reading Kulit
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR Erika Sila
    CR Erika Sila
    Dokumen12 halaman
    CR Erika Sila
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR Erika Sila
    CR Erika Sila
    Dokumen12 halaman
    CR Erika Sila
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian Ranti
    Tugas Ujian Ranti
    Dokumen4 halaman
    Tugas Ujian Ranti
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian RNT
    Tugas Ujian RNT
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ujian RNT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR - SKIZO Tata Revisi 2
    CR - SKIZO Tata Revisi 2
    Dokumen16 halaman
    CR - SKIZO Tata Revisi 2
    Arief Yudho Prabowo
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Satya Adi Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen23 halaman
    Presentation 1
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen28 halaman
    PPT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tgs Ujian JIWA
    Tgs Ujian JIWA
    Dokumen14 halaman
    Tgs Ujian JIWA
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Ujian SZ
    Ujian SZ
    Dokumen21 halaman
    Ujian SZ
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover Disjum
    Cover Disjum
    Dokumen2 halaman
    Cover Disjum
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR
    CR
    Dokumen20 halaman
    CR
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian RNT
    Tugas Ujian RNT
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ujian RNT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Manuskript Ranti Apriliani Putri
    Manuskript Ranti Apriliani Putri
    Dokumen19 halaman
    Manuskript Ranti Apriliani Putri
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    ebinaa
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bahan Tutorial Asma
    Bahan Tutorial Asma
    Dokumen15 halaman
    Bahan Tutorial Asma
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    Dokumen2 halaman
    Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    Dokumen4 halaman
    Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover Disjum
    Cover Disjum
    Dokumen2 halaman
    Cover Disjum
    raannttii
    Belum ada peringkat