Anda di halaman 1dari 20

LAPORAN KASUS

F20.0 SKIZOFRENIA PARANOID DENGAN EKSASERBASI AKUT


A. IDENTITAS PASIEN
Nama
Tanggal lahir
Umur
Jenis Kelamin
Pendidikan
Pekerjaan
Agama
Suku/Bangsa
Alamat
Status perkawinan
Nomor CM
Tanggal Pemeriksaan

: Nn. LM
: 7 Juni 1996
: 18 tahun
: Perempuan
: Tamat SD
:: Islam
: Jawa
: Kab. Pringsewu
: Belum kawin
: 11-aa-33
: 28 Februari 2014. Pukul 10.50 WIB

B. ANAMNESIS PSIKIATRI (Allo-Autoanamnesa)


I.
RIWAYAT PENYAKIT
a. Keluhan Utama
Marah-marah dan mengamuk tanpa sebab yang jelas.
b. Riwayat Gangguan Sekarang
Pasien dan keluarga mengatakan bahwa ia suka melamun. Hal ini sudah ia
rasakan sejak sekitar 1 minggu sebelum masuk rumah sakit (SMRS).
Semakin hari, pasien terlihat suka berbicara sendiri tanpa lawan bicara yang
jelas. Pasien juga terlihat sering tertawa tanpa sebab yang jelas. Ketika
ditanya oleh salah satu keluarga, ia hanya menjawab tidak kenapa-kenapa.
Keluarga menceritakan bahwa kakak pasien pernah dipukul secara tiba-tiba
oleh pasien dan ia menuduh kakaknya tersebut dengan hal yang tidak-tidak.
Hal ini sering terjadi dan tidak hanya satu kali. Keluarga juga mengatakan
pasien sering terlihat bernyanyi, meringis tertawa dan menangis sendiri.
Keluarga mengungkapkan bahwa pasien juga terlihat marah bila ada
tetangga yang melihatnya dan menuduh tetangga tersebut sedang
membicarakannya. Pasien juga mengatakan bahwa ia tidak suka terhadap
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

salah satu warga desa yaitu Mbah X. Ia merasa setiap ia membeli dan
mempunyai barang-barang tertentu, Mbah X selalu iri dan mengikutinya.
Pasien juga mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara yang tidak
jelas asalnya. Suara tersebut mengatakan kamu menang.. kamu menang..
dia kalah.. dia kalah.. dan merupakan suara wanita. Pasien juga mengatakan
bahwa ia memiliki teman bernama Nn. L dan suara-suara tersebut tertuju
untuknya. Pasien menjelaskan bahwa dahulu Nn. L memiliki banyak teman
dibandingkan dengannya dan ia merasa semua teman-temanya diambil oleh
Nn.L. Namun sekarang, pasien mengatakan bahwa ia menang dari Nn. L
dikarenakan teman pasien lebih banyak daripada Nn. L. Keluarga
menjelaskan mengenai hal ini, Nn. L memang teman pasien dari kecil. Nn. L
merupakan warga desa setempat dimana ia sudah bekerja di Jakarta. Saat
Nn. L pulang untuk tunangan, pasien marah-marah dan merasa disaingi. Hal
ini juga pernah terjadi dengan kakak perempuan pasien.
Selain itu, pasien mengatakan bahwa ia dikejar-kejar oleh salah seorang
tetangga tepat disamping rumahnya, yaitu Pak M. Ia mengatakan bahwa Pak
M sangat menyukainya dan memaksanya untuk menikah dengan Pak M.
Bahkan pasien mengatakan bahwa Pak M memaksa keluarga untuk segera
menikahkan pasien dengan Pak M sedangkan pasien menolak. Dua hari
SMRS, keluarga mengatakan bahwa pasien marah dan mencoba untuk
melukai Pak M dengan menggunakan balok kayu. Keluarga menjelaskan
bahwa pasien memang sangat membenci Pak M, dan mengakui bila pasien
pernah mengeluh bahwa ia sering dipaksa oleh Pak M untuk menikah
dengannya, sedangkan yang sebenarnya tidak demikian. Dikarenakan
kondisi pasien yang mudah tersinggung, mudah marah, mengamuk,
berbicara sendiri, merasa curiga terhadap orang lain dan keluarga serta upaya
tindakan pasien yang mencoba untuk melukai tetangga sekitar, akhirnya
keluarga memutuskan untuk membawa dan merawat pasien di RSJ.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

Pasien pernah mengalami keluhan yang sama untuk pertama kalinya pada
6 bulan lalu, oleh keluarga pasien dibawa ke Spesialis Jiwa di RS Swasta
Pringsewu. Setelah diberi obat 1 bulan, keluarga mengaku gejala tersebut
berkurang, dan dokter tersebut meminta untuk kontrol kembali. Setelah 1
bulan (5 bulan SMRS), pasien dibawa untuk kontrol kembali, oleh dokter
yang sama diberi obat untuk 1 bulan kemudian. Dalam perkembangan
pengobatan, keluarga mengaku efeknya kurang, dan pasien kambuh
kembali, namun dikarenakan tidak memiliki biaya, pasien tidak dibawa
berobat. Satu bulan kemudian (4 bulan SMRS), dikarenakan kondisi
pasien bertambah buruk (mudah tersinggung, mudah marah dan
mengamuk), akhirnya oleh keluarga pasien dibawa ke Puskesmas. Dari
Puskesmas pasien diberi obat untuk 1 bulan dan diminta untuk kontrol
kembali 1 bulan kemudian. Satu bulan kemudian (3 bulan SMRS) pasien
kontrol kembali dan obat diteruskan. Namun dalam pengobatan kedua
dari Puskesmas, pasien kambuh kembali. Pasien dibawa ke Puskesmas
dan oleh dokter Puskesmas pasien disarankan untuk memeriksakan diri ke
Poli RSJ Provinsi untuk pertama kali. Pasien pun dibawa ke RSJ dan
melakukan rawat jalan. Setelah dua bulan rawat jalan dan persediaan obat
mau habis, dikarenakan biaya ekonomi untuk ke RSJ tidak ada, keluarga
tidak membawa pasien untuk kontrol dengan konsekuensi pasien putus
obat.

b. Riwayat Penyakit Dahulu


Keluarga mengatakan bahwa pasien sering mengeluh nyeri kepala, mual
dan nyeri ulu hati sejak sekitar 6 bulan ini. Riwayat trauma kepala
disangkal, riwayat kejang disangkal.
c. Riwayat Penggunaan Zat Adiktif
Pasien dan keluarga menyangkal penggunaan zat psikoaktif, merokok,
dan minuman beralkohol.
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

II.

RIWAYAT PRAMORBID
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Menurut keluarga, pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh dukun,
tidak ada kecacatan waktu lahir.
b. Riwayat Bayi dan Balita
Menurut ibu pasien, pasien diberi ASI selama 2 tahun dan perkembangan
pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita seusianya.
c. Riwayat Anak dan Remaja
Menurut keluarga, pasien merupakan anak yang biasa saja. Jika ada masalah,
ia tidak sungkan untuk berbagi terhadap salah satu anggota keluarga. Masamasa remaja pasien lebih dihabiskan untuk bekerja.

III.

RIWAYAT PENDIDIKAN
Pasien hanya tamatan SD. Ia menempuh SD dalam kurun waktu 6 tahun.
Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki cukup banyak teman dan bermain
serta belajar sama seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga mengatakan bahwa
walaupun pasien biasa-biasa saja dalam hal belajar namun pasien mampu
mengikuti pelajaran dengan baik. Keluhan guru terhadap pasien dalam proses
belajar disangkal oleh keluarga.

IV.

RIWAYAT PERKAWINAN
Pasien belum pernah menikah.

V.

RIWAYAT PEKERJAAN
Pasien pernah bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Ia sudah bekerja berkalikali. Pertama kali bekerja, ia bekerja selama setengah bulan. Namun, ia berhenti
dikarenakan sakit. Lalu pasien pulang dan tidak kembali bekerja. Kerja yang
kedua, lamanya 1 bulan, dan ia berhenti bekerja dikarenakan sering dimarahin
oleh istri majikannya dikarenakan istri majikannya cemburu terhadap pasien.
Terakhir pasien mengatakan bahwa ia pernah bekerja sebagai pekerja rumah
tangga selama 4 tahun.

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

VI.

RIWAYAT KEHIDUPAN KELUARGA


Pasien merupakan anak kedelapan dari 10 bersaudara. Sejak lahir hingga
remaja, ia dirawat dan diasuh oleh kedua orang tuanya. Ia hidup dalam keluarga
yang memiliki status ekonomi yang kurang dikarenakan orang tuanya hanya
bekerja sebagai buruh tani. Pasien memiliki hubungan yang baik dengan kedua
orang tua namun diakui oleh ibu pasien bahwa ia cukup membatasi diri.
Keluarga mengatakan bahwa tidak pernah membeda-bedakan status kedudukan
dalam keluarga.
Dahulu selepas tamat SD, kakak korban pernah membatasi pergaulan pasien
untuk memiliki teman dekat. Sejak saat itu, pasien lebih suka diam di rumah.

GENOGRAM :

Keterangan:
: Laki-laki
: Wanita

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

: Pasien
: Ada riwayat gangguan kejiwaan
VII.

SITUASI SEKARANG
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya bersama satu kakak laki-lakinya dan
dua adik perempuannya.

VIII. PERSEPSI PASIEN TENTANG DIRI DAN KEHIDUPANYA


Pasien merasa dirinya sakit dan mengerti tentang penyakitnya yang
membutuhkan pengobatan.

C. STATUS MENTAL
I.
Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang perempuan memakai seragam RSJ Prov. Lampung, baju kaos
orange motif polos dan celana olahraga biru, perawakan kecil dengan berat
badan cukup, kulit kuning langsat, rambut sepunggung, dikuncir tampak
kering dan tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih.
b. Kesadaran : Jernih
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara pasien dalam keadaan terikat, kontak mata baik dan pasien
cukup tenang.
d. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas
cukup, kuantitas cukup namun sesekali terdapat inkoherensi.
e. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
II.

Keadaan Afektif
a. Mood
: meningkat
b. Afek
: luas
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

c. Keserasian
III.

: appropriate

Fungsi Intelektual (Kognitif)


a. Taraf pendidikan, pengetahuan umum dan kecerdasan : Sesuai dengan taraf
pendidikan pasien
b. Daya konsentrasi : Kurang
c. Orientasi (waktu, tempat, dan orang) : Baik
d. Daya ingat : Jangka panjang, jangka menengah, jangka pendek, dan jangka
segera baik.
e. Pikiran abstrak : sedikit terganggu

IV.

V.

Gangguan Persepsi :
a. Halusinasi
b. Ilusi
c. Depersonalisasi
d. Derealisasi

: Halusinasi auditorik (+)


: Tidak ada
: Tidak ada
: Tidak ada

Proses Berpikir :
a. Arus pikiran :
1. Produktivitas
2. Kontinuitas
3. Hendaya berbahasa

: Cukup
: Relevan, namun sesekali ditemukan inkoherensi
: Tidak ditemukan

b. Isi pikiran
Waham (+) :
1. Kebesaran
2. Kejar
VI.

VII.

Daya Nilai
a. Norma sosial
b. Uji daya nilai
c. Penilaian realitas

: Tidak terganggu
: Tidak terganggu
: Tidak terganggu

Tilikan
Tilikan derajat 1. Penyangkalan penuh terhadap gangguan dialaminya.

VIII. Taraf dapat dipercaya : Dapat dipercaya


Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Tanda-tanda vital:
TD = 120/80 mmHg
N = 75 x/menit
P = 20 x/menit
S = 36,4C
b. Pemeriksaan Fisik
Mata
: Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Paru
: Tidak ditemukan kelainan
Jantung : Tidak ditemukan kelainan
Abdomen : Tidak ditemukan kelainan
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Nn. LM, 18 tahun, tamat SD, Islam, suku Jawa, beralamat di Kab.
Pringsewu, belum kawin, telah dilakukan auto-alloanamnesa pada tanggal 28
Februari 2014 pukul 10.50 WIB.
Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan
diri terkesan baik. Pasien dibawa dengan keluhan mudah tersinggung, mudah
marah, mengamuk, dan ada upaya tindakan pasien yang mencoba untuk melukai
tetangga sekitar. Keluhan ini sudah terjadi sekitar sekitar 6 bulan SMRS dan hilang
timbul terutama ketika pasien putus obat. Faktor ekonomi yang kurang yang
memperngaruhi pengobatan pasien. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
tidak jelas asalnya. Pasien mudah tersinggung dan curiga terhadap tetangga sekitar
dan anggota keluarga. Pasien juga merasa cantik dan merasa lebih baik
dibandingkan teman dan adiknya. Pasien juga merasa dikejar-kejar oleh salah satu
tetangga pasien dimana ia yakin bahwa orang tersebut menyukainya dan ingin
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

menikah dengannya. Saat wawancara pasien dalam keadaan terikat, kontak mata
baik dan pasien cukup tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi sedang,
volume cukup, kualitas cukup, kuantitas cukup namun sesekali terdapat
inkoherensi. Sikap pasien koperatif.
Pasien menjalani pendidikan hingga tamat SD namun tidak melanjutkan
dikarenakan faktor ekonomi. Saat SD pasien tidak pernah ada masalah baik dalam
akademik maupun sosial. Menurut pengakuan keluarga pasien memiliki banyak
teman dan disayangi oleh gurunya. Pada pasien ditemukan daya konsentrasi
kurang, memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi
tempat, waktu dan orang baik.
F. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna
serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa.
a. Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat
penggunaan

zat

psikoaktif.

Hal

ini

dapat

menjadi

dasar

untuk

menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan


zat psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga.
Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik yang menetap, kadang ditemukan
arus pikiran yang terputus (break) yang berakibat inkoherensi, gejala-gejala
negatif seperti penarikan diri dari sosial, sering melamun, bicara jarang. Semua
gejala tersebut sudah dialami sejak 6 bulan SMRS. Dari data ini menjadi dasar
untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus
menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23). Pada pasien juga
ditemukan bahwa pasien merasa dikejar-kejar oleh salah seorang tetangga
disamping rumah serta gangguan afektif, dorongan pembicaraan dan gejala
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

katatonik yang tidak begitu menonjol. Dari data ini menjadi dasar untuk
mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid (F.20.0)
b. Aksis II
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh
kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan
pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi
mental (F.70)
Selain itu pada pasien ditemukan kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan

dan

kecurigaan

serta

kecurigaan

yang

mendalam

untuk

mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang


netral sebagai suatu sikap permusuhan. Dari data ini hanya memenuhi dua
kriteria dari tujuh kriteria diagnosis gangguan kepribadian paranoid (F.60.0),
oleh karena itu pasien memiliki ciri kepribadian paranoid.
c. Aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik.
Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis.
d. Aksis IV
Pada pasien memiliki masalah dalam hal perekonomian yang mengakibatkan
adanya kesulitan dalam pengobatan pasien (Masalah ekonomi). Pasien setelah
tamat SD sempat dibatasi dalam pergaulan yang mengakibatkan pasien jadi
lebih menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial (Masalah keluarga dan
psikososial).
e. Aksis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat
dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). GAF tertinggi
selama satu tahun terakhir adalah 60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang).
G. EVALUASI MULTIAKSIAL
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V

: F 20.0 Skizifrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


: Kesan ciri kepribadian paranoid
: Tidak ada
: Masalah ekonomi, keluarga dan psikososial
: GAF 70 61 (saat ini)
GAF 60 51 (HLPY)

H. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi
diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter. Selain pasien memiliki
faktor genetik dari ayah dan nenek dari ayahnya maka pasien memerlukan
psikofarmakologi.
b. Psikologik: Ditemukan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik dan waham kejar dan kebesaran sehingga pasien membutuhkan
psikoterapi.
c. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial pasien butuh
sosioterapi.
I. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
b. Quo ad functionam
c. Quo ad sanationam

: Bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam

J. RENCANA TERAPI
a.
Psikofarmaka :
Risperidone 2 x 2 mg;
Nitrazepam 1 x 5 mg (pada malam hari).
b.

Psikoterapi Supportif
Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

Konseling memberikan pengertian kepada pasien tentang penyakitnya dan

memahami kondisinya lebih baik dan menganjurkan untuk berobat teratur.


Sosioterapi : memberikan penjelasan pada keluarga pasien dan orang sekitar
pasien untuk memberikan dorongan dan menciptakan lingkungan yang
kondusif.

K. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
a. Apakah diagnosis sudah tepat?
Menurut kami diagnosis pada kasus ini sudah tepat karena:
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat
penggunaan

zat

psikoaktif.

Hal

ini

dapat

menjadi

dasar

untuk

menyingkirkan diagnosis gangguan mental organik (F.0) dan penggunaan


zat psikoaktif (F.1).
Diagnosis ditegakkan berdasarkan anamnesis dengan pasien dan keluarga.
Pada pasien didapatkan halusinasi auditorik yang menetap, kadang ditemukan
arus pikiran yang terputus (break) yang berakibat inkoherensi, gejala-gejala
negatif seperti penarikan diri dari sosial, sering melamun, bicara jarang. Semua
gejala tersebut sudah dialami sejak 6 bulan SMRS. Dari data ini menjadi dasar
untuk mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia (F.20), sekaligus
menyingkirkan diagnosis gangguan psikotik akut (F.23). Pada pasien juga
ditemukan bahwa pasien merasa dikejar-kejar oleh salah seorang tetangga
disamping rumah serta gangguan afektif, dorongan pembicaraan dan gejala
katatonik yang tidak begitu menonjol. Dari data ini menjadi dasar untuk
mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid (F.20.0)
Aksis II
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh
kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan
pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi
mental (F.70)
Selain itu pada pasien ditemukan kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan

dan

kecurigaan

serta

kecurigaan

yang

mendalam

untuk

mendistorsikan pengalaman dengan menyalahartikan tindakan orang lain yang


netral sebagai suatu sikap permusuhan. Dari data ini hanya memenuhi dua
kriteria dari tujuh kriteria diagnosis gangguan kepribadian paranoid (F.60.0),
oleh karena itu pasien memiliki ciri kepribadian paranoid.
Aksis III
Pada anamnesis dan pemeriksaan fisik tidak ditemukan riwayat penyakit fisik.
Oleh karena itu aksis III tidak ada diagnosis.
Aksis IV
Pada pasien memiliki masalah dalam hal perekonomian yang mengakibatkan
adanya kesulitan dalam pengobatan pasien (Masalah ekonomi). Pasien setelah
tamat SD sempat dibatasi dalam pergaulan yang mengakibatkan pasien jadi
lebih menyendiri dan menarik diri dari lingkungan sosial (Masalah keluarga
dan psikososial).
Aksis V
Penilaian terhadap kemampuan pasien untuk berfungsi dalam kehidupannya
menggunakan skala GAF (Global Assessment of Functioning). Pada saat
dilakukan wawancara, skor GAF 70-61 (beberapa gejala ringan dan menetap,
disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum masih baik). Hal ini ditandai
dengan pasien mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri disertai
gejala psikotik yang ringan. GAF tertinggi selama satu tahun terakhir adalah
60-51 (gejala sedang, disabilitas sedang). Hal ini ditandai dengan pasien masih
mampu melakukan aktivitas sehari-hari secara mandiri namun sesekali ia butuh
bantuan dari keluarga disertai gejala psikotik yang cukup sedang.
b. Apakah rencana terapi sudah tepat?
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

Menurut kami rencana terapi pada kasus ini sudah tepat karena pemberian obat
berdasarkan keluhan dan gejala psikotik yang didapatkan (gejala negatif dan
positif serta pada pasien mulai ditemukan penurunan fungsi kognitif). Oleh
karena itu kami memilih antipsikotik atipikal Risperidon 2 x 2 mg dengan dosis
anjuran 2-6 mg/hari. Selain itu dikarenakan pasien mengeluh kesulitan untuk
tidur, kami memilih antiinsomnia yang memiliki efek sedatif-hipnosis
Nitrazepam 1 x 5 mg (pada malam hari) dengan dosis anjuran 2 x 5 mg/hari.
c. Apakah prognosis sudah tepat?
Ada beberapa pertimbangan yang memperngaruhi prognosis pasien:
Onset terjadinya gangguan saat usia muda (sekitar 18 tahun);
Ada riwayat genetik pada pasien, yaitu pada ayah dan nenek dari ayahnya;
Terdapat stressor dari keluarga dan psikososial;
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pengobatan pasien;
Tingkat kepatuhan pasien terhadap konsumsi obat-obatan dan untuk kontrol
ke pusat kesehatan.
L. FOLLOW UP
1 Maret 2014
Subjek:
Melamun berkurang,

3 Maret 2014
Subjek:
Melamun berkurang,

halusinasi auditorik

halusinasi auditorik

berkurang, sudah bisa

berkurang, sudah bisa

tidur, emosi berkurang.

tidur, emosi berkurang.

Objek:
TD: 110/70 mmHg
N: 78 x/m
P: 18 x/m
S: 36,6C

Objek:
TD: 120/70 mmHg
N: 82 x/m
P: 20 x/m
S: 36,7C

Assessment:
Skizofrenia Paranoid

Assessment:
Skizofrenia Paranoid

Planning:
Planning:
Risperidone 2 x 2 mg Risperidone 2 x 2 mg
Nitrazepam 1 x 5 mg Nitrazepam 1 x 2,5 mg
(pada malam hari)
(pada malam hari)
Psikoterapi
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

Psikoterapi

LAMPIRAN

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

AUTOANAMNESIS TANGGAL 28 Februari 2014


Keterangan :
Dokter Muda (D)
Pasien
D

(P)
: Assalamualaikum. Selamat siang mba, perkenalkan saya dokter muda Arif
dengan dokter muda Eka, kita ngobrol-ngobrol sebentar ya mbak, bisa?

: Iya bisa.

: Namanya siapa mbak?

: Nama saya LM (Orientasi orang (+))

: Usia mbak sekarang berapa?

: 18 tahun (benar)

: Memang mbak lahir tanggal berapa?

: Tanggal 7 Juni 1996 (benar)

: Mbak tinggalnya dimana?

: Ambarawa (Orientasi tempat (+))

: Tinggal sama siapa?

: Orang tua

: Terakhir sekolah atau kuliah?

: Sekolah sampai SD kelas 6 (Memori jangka panjang (+))

: Setelah itu kegiatan mbak apa?


Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

: Kerja

: Memang kerja apa mbak? Dimana?

: Jadi pembantu, pengasuh di panti jompo, jadi baby sitter. Kerjanya di


Ambarawa, Teluk, Karang.

: Kenapa tidak melanjutkan sekolahnya?

: Karena tidak ada biaya

: Mbak biasanya kalau sehari-hari di rumah kegiatannya apa?

: Gak apa-apain

: Mbak kapan datang kesini? Sama siapa?

: Barusan dokter, sama kakak saya (Orientasi orang (+), memori jangka
pendek (+))

: Mbak tahu atau tidak kenapa dibawa kesini?

: Iya tau, jadi waktu itu gue mau ngejual tanah gue yang dikasih sama bokap
gue, terus gue dimarahin sama abang gue, setelah dimarahin gue sedih
banget sampe badan gue tremor. Gue paling gak bisa dimarahin sama orang
yang paling gue sayang. Buat gue, hal tersedih adalah dimarahin orang yang
paling gue sayang dan yang paling gue sayang itun adalah abang gue

: dulu pernah diceritain ga lahirnya mba Yuli gimana?

: gak taulah lupa.

: dulu pernah ga kebentur atau pingsan gitu?

: ga kayaknya

: Mba Yuli tau kalau mba yuli sakit ?

: Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? gue juga tau kalo Penyakit gue
gak bisa sembuh.

: Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ?

: Tau, jadi bipolar kini manik itu kadang-kadang sedih sekali, Kadang sangat
bahagia iya kan ? gue tau dari dokter gue dari kecil dan searching di internet

: Mba Yuli bisa cerita gimana awalnya mba yuli sakit ?

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

: Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai sakit. Waktu itu
gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah keluarga gue sendiri.
Waktu kecil ayah kandung gue suka namparin gue, ya dari situ gue sakit

: Memang Yuli ada berapa ayah ?

: Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue dari kecil
tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua kandung gue.

: Mba Yuli sering kambuh ? kalau kambuh karena apa ? dari umur 13 tahun itu
sering sakit ?

: Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 kambuh, 14 sembuh, 15 kambuh, 16
sembuh, 17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004 sembuh kambuh
lagi setelah melahirkan karena sebenernya gue kan gak boleh hamil sama
dokter udah gitu gue ngelahirinnya gak disesar berarti gue makin besar dong
kemungkinan gue buat kambuh, udah gitu suami gue skizofrenia juga, kan
skizofrenia bisa mencetuskan gangguan bipolar iya kan ? biasanya gue
paling sering kambuh setelah putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.

: selama sekolah ada ga masalah?

: Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru bahasa
lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya

susu terus gue

dipanggil ke depan kelas dari situ gue stress gue kambuh lagi sakitnya
(stressor).
D

: mba dewi sudah menikah?

: sudah tahun 2004 udah 10 tahun, tapi suami gue skizofrenia juga

: mba dewi sudah punya anak?

: sudah satu orang laki-laki

: sekarang hubungan dengan suami mba gimana?

: udah ga pernah ketemu lagi soalnya dia sakit juga, anak gue aja tinggalnya
sama orang tua gue

: Kalau anak Yuli gimana? Dia tau Yuli ibunya?

: Gak, dia kalo kesini panggil gue tante. Gue gak mau anak seperti ayah
ataupun ibunya. Gue mau jadi sahabat dia aja, gue cukup memperhatikan
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

dia dari jauh dan jadi temen cerita gue. Buat gue yang terpenting anak gue
hidup bahagia di masa depan (mata berkaca-kaca)
D

: mba Yuli sempet kerja?

: ngga, kan gue gila (stresor)

: kalau mba dengan kakak-kakak mba sering ribut ga?

: enggak

: kalau dengan tetangga gimana mba? Baik-baik ga?

: gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem-macem
sama gue, kalo dia macem-macem y ague marah

: dirumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (familly history)

: ada kakaknya mamah gue sakit juga dia skizofrenia (herediter)

: mba Yuli selama disini apa yang dirasakan?

: Senang punya teman teman tapi kangen dengan orang tua tiri gue karena dia
lebih perhatian sama gue. (mood baik)

: mba kayanya ga suka ngerokok ya?

: ga bisa saya (rokok -)

: kalo minum kayanya enggak pernah..

: ga pernah, ga suka. (alkohol -)

: kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon gamungkin lah yah.

: ga pernah saya kaya gitu gitu.. (psikotropika -)

: mba pernah denger bisikan-bisikan gak?

: ga pernah.(halusinasi akustik -)

: kalau liat seperti bayangan atau setan gitu pernah ga mba?

: ga pernah juga (halusinasi visual -)

: pernah mencium bau-bauan tapi ga ada sumber baunya?

: ga pernah (halusinasi olfaktorik -)

: kalau ngerasa ada yang jalan-jalan di kulit?

: ga pernah (halusinasi taktil -)

: pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga mba?

: ngga..
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014

: mba dewi ngerasa punya kelebihan ga dibanding orang lain?

: iya gue lebih pinter disbanding kakak-kakak gue, orang gue ranking terus
dari SD. IPK gue aja 3,34, gue suka belajar bahasa inggris yang bukunya
tebel-tebel (Waham kebesaran).

: lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba yuli?

: terimakasih mba

: ya terimakasih

Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut


|
18
Maret 2014

Anda mungkin juga menyukai

  • CR Erika Sila
    CR Erika Sila
    Dokumen12 halaman
    CR Erika Sila
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Anamnes Is
    Anamnes Is
    Dokumen2 halaman
    Anamnes Is
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian Ranti
    Tugas Ujian Ranti
    Dokumen4 halaman
    Tugas Ujian Ranti
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian RNT
    Tugas Ujian RNT
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ujian RNT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR Erika Sila
    CR Erika Sila
    Dokumen12 halaman
    CR Erika Sila
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tgs DR Isura
    Tgs DR Isura
    Dokumen5 halaman
    Tgs DR Isura
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Jurnal Reading Kulit
    Jurnal Reading Kulit
    Dokumen4 halaman
    Jurnal Reading Kulit
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR - SKIZO Tata Revisi 2
    CR - SKIZO Tata Revisi 2
    Dokumen16 halaman
    CR - SKIZO Tata Revisi 2
    Arief Yudho Prabowo
    Belum ada peringkat
  • Cover
    Cover
    Dokumen1 halaman
    Cover
    Satya Adi Nugraha
    Belum ada peringkat
  • Bab Ii
    Bab Ii
    Dokumen23 halaman
    Bab Ii
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Presentation 1
    Presentation 1
    Dokumen23 halaman
    Presentation 1
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Daftar Pustaka
    Daftar Pustaka
    Dokumen1 halaman
    Daftar Pustaka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • PPT
    PPT
    Dokumen28 halaman
    PPT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iv
    Bab Iv
    Dokumen1 halaman
    Bab Iv
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Ujian SZ
    Ujian SZ
    Dokumen21 halaman
    Ujian SZ
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas Ujian RNT
    Tugas Ujian RNT
    Dokumen1 halaman
    Tugas Ujian RNT
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bahan Tutorial Asma
    Bahan Tutorial Asma
    Dokumen15 halaman
    Bahan Tutorial Asma
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover Disjum
    Cover Disjum
    Dokumen2 halaman
    Cover Disjum
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab Iii
    Bab Iii
    Dokumen2 halaman
    Bab Iii
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • CR Arif - Eka
    CR Arif - Eka
    Dokumen19 halaman
    CR Arif - Eka
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tgs Ujian JIWA
    Tgs Ujian JIWA
    Dokumen14 halaman
    Tgs Ujian JIWA
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Manuskript Ranti Apriliani Putri
    Manuskript Ranti Apriliani Putri
    Dokumen19 halaman
    Manuskript Ranti Apriliani Putri
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Cover Disjum
    Cover Disjum
    Dokumen2 halaman
    Cover Disjum
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    Dokumen4 halaman
    Bab 6 Evapro Ranti Apriliani
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Kata Pengantar
    Kata Pengantar
    Dokumen1 halaman
    Kata Pengantar
    raannttii
    Belum ada peringkat
  • Tugas
    Tugas
    Dokumen1 halaman
    Tugas
    ebinaa
    Belum ada peringkat
  • Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    Dokumen2 halaman
    Bab 7 Evapro Ranti Apriliani
    raannttii
    Belum ada peringkat