: Nn. LM
: 7 Juni 1996
: 18 tahun
: Perempuan
: Tamat SD
:: Islam
: Jawa
: Kab. Pringsewu
: Belum kawin
: 11-aa-33
: 28 Februari 2014. Pukul 10.50 WIB
salah satu warga desa yaitu Mbah X. Ia merasa setiap ia membeli dan
mempunyai barang-barang tertentu, Mbah X selalu iri dan mengikutinya.
Pasien juga mengatakan bahwa ia sering mendengar suara-suara yang tidak
jelas asalnya. Suara tersebut mengatakan kamu menang.. kamu menang..
dia kalah.. dia kalah.. dan merupakan suara wanita. Pasien juga mengatakan
bahwa ia memiliki teman bernama Nn. L dan suara-suara tersebut tertuju
untuknya. Pasien menjelaskan bahwa dahulu Nn. L memiliki banyak teman
dibandingkan dengannya dan ia merasa semua teman-temanya diambil oleh
Nn.L. Namun sekarang, pasien mengatakan bahwa ia menang dari Nn. L
dikarenakan teman pasien lebih banyak daripada Nn. L. Keluarga
menjelaskan mengenai hal ini, Nn. L memang teman pasien dari kecil. Nn. L
merupakan warga desa setempat dimana ia sudah bekerja di Jakarta. Saat
Nn. L pulang untuk tunangan, pasien marah-marah dan merasa disaingi. Hal
ini juga pernah terjadi dengan kakak perempuan pasien.
Selain itu, pasien mengatakan bahwa ia dikejar-kejar oleh salah seorang
tetangga tepat disamping rumahnya, yaitu Pak M. Ia mengatakan bahwa Pak
M sangat menyukainya dan memaksanya untuk menikah dengan Pak M.
Bahkan pasien mengatakan bahwa Pak M memaksa keluarga untuk segera
menikahkan pasien dengan Pak M sedangkan pasien menolak. Dua hari
SMRS, keluarga mengatakan bahwa pasien marah dan mencoba untuk
melukai Pak M dengan menggunakan balok kayu. Keluarga menjelaskan
bahwa pasien memang sangat membenci Pak M, dan mengakui bila pasien
pernah mengeluh bahwa ia sering dipaksa oleh Pak M untuk menikah
dengannya, sedangkan yang sebenarnya tidak demikian. Dikarenakan
kondisi pasien yang mudah tersinggung, mudah marah, mengamuk,
berbicara sendiri, merasa curiga terhadap orang lain dan keluarga serta upaya
tindakan pasien yang mencoba untuk melukai tetangga sekitar, akhirnya
keluarga memutuskan untuk membawa dan merawat pasien di RSJ.
c. Riwayat Gangguan Sebelumnya
a. Riwayat Gangguan Jiwa Sebelumnya
Pasien pernah mengalami keluhan yang sama untuk pertama kalinya pada
6 bulan lalu, oleh keluarga pasien dibawa ke Spesialis Jiwa di RS Swasta
Pringsewu. Setelah diberi obat 1 bulan, keluarga mengaku gejala tersebut
berkurang, dan dokter tersebut meminta untuk kontrol kembali. Setelah 1
bulan (5 bulan SMRS), pasien dibawa untuk kontrol kembali, oleh dokter
yang sama diberi obat untuk 1 bulan kemudian. Dalam perkembangan
pengobatan, keluarga mengaku efeknya kurang, dan pasien kambuh
kembali, namun dikarenakan tidak memiliki biaya, pasien tidak dibawa
berobat. Satu bulan kemudian (4 bulan SMRS), dikarenakan kondisi
pasien bertambah buruk (mudah tersinggung, mudah marah dan
mengamuk), akhirnya oleh keluarga pasien dibawa ke Puskesmas. Dari
Puskesmas pasien diberi obat untuk 1 bulan dan diminta untuk kontrol
kembali 1 bulan kemudian. Satu bulan kemudian (3 bulan SMRS) pasien
kontrol kembali dan obat diteruskan. Namun dalam pengobatan kedua
dari Puskesmas, pasien kambuh kembali. Pasien dibawa ke Puskesmas
dan oleh dokter Puskesmas pasien disarankan untuk memeriksakan diri ke
Poli RSJ Provinsi untuk pertama kali. Pasien pun dibawa ke RSJ dan
melakukan rawat jalan. Setelah dua bulan rawat jalan dan persediaan obat
mau habis, dikarenakan biaya ekonomi untuk ke RSJ tidak ada, keluarga
tidak membawa pasien untuk kontrol dengan konsekuensi pasien putus
obat.
II.
RIWAYAT PRAMORBID
a. Riwayat Kehamilan dan Persalinan
Menurut keluarga, pasien lahir normal, cukup bulan, dibantu oleh dukun,
tidak ada kecacatan waktu lahir.
b. Riwayat Bayi dan Balita
Menurut ibu pasien, pasien diberi ASI selama 2 tahun dan perkembangan
pasien saat bayi dan balita sesuai dengan bayi dan balita seusianya.
c. Riwayat Anak dan Remaja
Menurut keluarga, pasien merupakan anak yang biasa saja. Jika ada masalah,
ia tidak sungkan untuk berbagi terhadap salah satu anggota keluarga. Masamasa remaja pasien lebih dihabiskan untuk bekerja.
III.
RIWAYAT PENDIDIKAN
Pasien hanya tamatan SD. Ia menempuh SD dalam kurun waktu 6 tahun.
Keluarga mengatakan bahwa pasien memiliki cukup banyak teman dan bermain
serta belajar sama seperti anak-anak lainnya. Keluarga juga mengatakan bahwa
walaupun pasien biasa-biasa saja dalam hal belajar namun pasien mampu
mengikuti pelajaran dengan baik. Keluhan guru terhadap pasien dalam proses
belajar disangkal oleh keluarga.
IV.
RIWAYAT PERKAWINAN
Pasien belum pernah menikah.
V.
RIWAYAT PEKERJAAN
Pasien pernah bekerja sebagai pekerja rumah tangga. Ia sudah bekerja berkalikali. Pertama kali bekerja, ia bekerja selama setengah bulan. Namun, ia berhenti
dikarenakan sakit. Lalu pasien pulang dan tidak kembali bekerja. Kerja yang
kedua, lamanya 1 bulan, dan ia berhenti bekerja dikarenakan sering dimarahin
oleh istri majikannya dikarenakan istri majikannya cemburu terhadap pasien.
Terakhir pasien mengatakan bahwa ia pernah bekerja sebagai pekerja rumah
tangga selama 4 tahun.
VI.
GENOGRAM :
Keterangan:
: Laki-laki
: Wanita
: Pasien
: Ada riwayat gangguan kejiwaan
VII.
SITUASI SEKARANG
Pasien tinggal bersama kedua orang tuanya bersama satu kakak laki-lakinya dan
dua adik perempuannya.
C. STATUS MENTAL
I.
Deskripsi Umum
a. Penampilan
Seorang perempuan memakai seragam RSJ Prov. Lampung, baju kaos
orange motif polos dan celana olahraga biru, perawakan kecil dengan berat
badan cukup, kulit kuning langsat, rambut sepunggung, dikuncir tampak
kering dan tersisir rapi, kuku pendek dan cukup bersih.
b. Kesadaran : Jernih
c. Perilaku dan aktivitas psikomotor
Saat wawancara pasien dalam keadaan terikat, kontak mata baik dan pasien
cukup tenang.
d. Pembicaraan : Spontan, lancar, intonasi sedang, volume cukup, kualitas
cukup, kuantitas cukup namun sesekali terdapat inkoherensi.
e. Sikap terhadap pemeriksa : Kooperatif
II.
Keadaan Afektif
a. Mood
: meningkat
b. Afek
: luas
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014
c. Keserasian
III.
: appropriate
IV.
V.
Gangguan Persepsi :
a. Halusinasi
b. Ilusi
c. Depersonalisasi
d. Derealisasi
Proses Berpikir :
a. Arus pikiran :
1. Produktivitas
2. Kontinuitas
3. Hendaya berbahasa
: Cukup
: Relevan, namun sesekali ditemukan inkoherensi
: Tidak ditemukan
b. Isi pikiran
Waham (+) :
1. Kebesaran
2. Kejar
VI.
VII.
Daya Nilai
a. Norma sosial
b. Uji daya nilai
c. Penilaian realitas
: Tidak terganggu
: Tidak terganggu
: Tidak terganggu
Tilikan
Tilikan derajat 1. Penyangkalan penuh terhadap gangguan dialaminya.
D. PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK
a. Tanda-tanda vital:
TD = 120/80 mmHg
N = 75 x/menit
P = 20 x/menit
S = 36,4C
b. Pemeriksaan Fisik
Mata
: Tidak ditemukan kelainan
Hidung : Tidak ditemukan kelainan
Telinga : Tidak ditemukan kelainan
Paru
: Tidak ditemukan kelainan
Jantung : Tidak ditemukan kelainan
Abdomen : Tidak ditemukan kelainan
E. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
Pasien Nn. LM, 18 tahun, tamat SD, Islam, suku Jawa, beralamat di Kab.
Pringsewu, belum kawin, telah dilakukan auto-alloanamnesa pada tanggal 28
Februari 2014 pukul 10.50 WIB.
Pasien berpenampilan sesuai dengan usianya, cara berpakaian rapi dan perawatan
diri terkesan baik. Pasien dibawa dengan keluhan mudah tersinggung, mudah
marah, mengamuk, dan ada upaya tindakan pasien yang mencoba untuk melukai
tetangga sekitar. Keluhan ini sudah terjadi sekitar sekitar 6 bulan SMRS dan hilang
timbul terutama ketika pasien putus obat. Faktor ekonomi yang kurang yang
memperngaruhi pengobatan pasien. Pasien mengaku mendengar suara-suara yang
tidak jelas asalnya. Pasien mudah tersinggung dan curiga terhadap tetangga sekitar
dan anggota keluarga. Pasien juga merasa cantik dan merasa lebih baik
dibandingkan teman dan adiknya. Pasien juga merasa dikejar-kejar oleh salah satu
tetangga pasien dimana ia yakin bahwa orang tersebut menyukainya dan ingin
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014
menikah dengannya. Saat wawancara pasien dalam keadaan terikat, kontak mata
baik dan pasien cukup tenang. Pembicaraan spontan, lancar, intonasi sedang,
volume cukup, kualitas cukup, kuantitas cukup namun sesekali terdapat
inkoherensi. Sikap pasien koperatif.
Pasien menjalani pendidikan hingga tamat SD namun tidak melanjutkan
dikarenakan faktor ekonomi. Saat SD pasien tidak pernah ada masalah baik dalam
akademik maupun sosial. Menurut pengakuan keluarga pasien memiliki banyak
teman dan disayangi oleh gurunya. Pada pasien ditemukan daya konsentrasi
kurang, memori segera, jangka pendek, menengah dan panjang baik. Orientasi
tempat, waktu dan orang baik.
F. FORMULASI DIAGNOSIS
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang bermakna
serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability (hendaya) dalam
pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat disimpulkan bahwa pasien
ini mengalami gangguan jiwa.
a. Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat
penggunaan
zat
psikoaktif.
Hal
ini
dapat
menjadi
dasar
untuk
katatonik yang tidak begitu menonjol. Dari data ini menjadi dasar untuk
mendiagnosis bahwa pasien menderita skizofrenia paranoid (F.20.0)
b. Aksis II
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh
kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan
pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi
mental (F.70)
Selain itu pada pasien ditemukan kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan
dan
kecurigaan
serta
kecurigaan
yang
mendalam
untuk
Aksis I
Aksis II
Aksis III
Aksis IV
Aksis V
H. DAFTAR PROBLEM
a. Organobiologik: Tidak ditemukan adanya kelainan fisik yang bermakna, tetapi
diduga terdapat ketidakseimbangan neurotransmitter. Selain pasien memiliki
faktor genetik dari ayah dan nenek dari ayahnya maka pasien memerlukan
psikofarmakologi.
b. Psikologik: Ditemukan hendaya dalam menilai realita berupa halusinasi
auditorik dan waham kejar dan kebesaran sehingga pasien membutuhkan
psikoterapi.
c. Sosiologik: Ditemukan adanya hendaya dalam bidang sosial pasien butuh
sosioterapi.
I. PROGNOSIS
a. Quo ad vitam
b. Quo ad functionam
c. Quo ad sanationam
: Bonam
: Dubia ad bonam
: Dubia ad bonam
J. RENCANA TERAPI
a.
Psikofarmaka :
Risperidone 2 x 2 mg;
Nitrazepam 1 x 5 mg (pada malam hari).
b.
Psikoterapi Supportif
Ventilasi : memberikan kesempatan kepada pasien untuk menceritakan
keluhan dan isi hati sehingga pasien menjadi lega.
K. PEMBAHASAN/TINJAUAN PUSTAKA
a. Apakah diagnosis sudah tepat?
Menurut kami diagnosis pada kasus ini sudah tepat karena:
Pada pasien ini ditemukan adanya gangguan persepsi dan isi pikir yang
bermakna serta menimbulkan suatu distress (penderitaan) dan disability
(hendaya) dalam pekerjaan dan kehidupan sosial pasien, sehingga dapat
disimpulkan bahwa pasien ini mengalami gangguan jiwa.
Aksis I
Berdasarkan data-data yang didapat memelalui anamnesis, pemeriksaan fisik
dan rekam medik, tidak ditemukan riwayat trauma kepala, demam tinggi atau
kejang sebelumnya ataupun kelainan organik. Tidak pernah ada riwayat
penggunaan
zat
psikoaktif.
Hal
ini
dapat
menjadi
dasar
untuk
Aksis II tidak ada diagnosis dikarenakan pada pasien hanya didapatkan tumbuh
kembang saat masa kanak-kanak baik, pasien mampu menyelesaikan
pendidikan sampai tamat SD. Hal ini menyingkirkan diagnosis retardasi
mental (F.70)
Selain itu pada pasien ditemukan kepekaan berlebihan terhadap kegagalan dan
penolakan
dan
kecurigaan
serta
kecurigaan
yang
mendalam
untuk
Menurut kami rencana terapi pada kasus ini sudah tepat karena pemberian obat
berdasarkan keluhan dan gejala psikotik yang didapatkan (gejala negatif dan
positif serta pada pasien mulai ditemukan penurunan fungsi kognitif). Oleh
karena itu kami memilih antipsikotik atipikal Risperidon 2 x 2 mg dengan dosis
anjuran 2-6 mg/hari. Selain itu dikarenakan pasien mengeluh kesulitan untuk
tidur, kami memilih antiinsomnia yang memiliki efek sedatif-hipnosis
Nitrazepam 1 x 5 mg (pada malam hari) dengan dosis anjuran 2 x 5 mg/hari.
c. Apakah prognosis sudah tepat?
Ada beberapa pertimbangan yang memperngaruhi prognosis pasien:
Onset terjadinya gangguan saat usia muda (sekitar 18 tahun);
Ada riwayat genetik pada pasien, yaitu pada ayah dan nenek dari ayahnya;
Terdapat stressor dari keluarga dan psikososial;
Faktor ekonomi yang mempengaruhi pengobatan pasien;
Tingkat kepatuhan pasien terhadap konsumsi obat-obatan dan untuk kontrol
ke pusat kesehatan.
L. FOLLOW UP
1 Maret 2014
Subjek:
Melamun berkurang,
3 Maret 2014
Subjek:
Melamun berkurang,
halusinasi auditorik
halusinasi auditorik
Objek:
TD: 110/70 mmHg
N: 78 x/m
P: 18 x/m
S: 36,6C
Objek:
TD: 120/70 mmHg
N: 82 x/m
P: 20 x/m
S: 36,7C
Assessment:
Skizofrenia Paranoid
Assessment:
Skizofrenia Paranoid
Planning:
Planning:
Risperidone 2 x 2 mg Risperidone 2 x 2 mg
Nitrazepam 1 x 5 mg Nitrazepam 1 x 2,5 mg
(pada malam hari)
(pada malam hari)
Psikoterapi
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014
Psikoterapi
LAMPIRAN
(P)
: Assalamualaikum. Selamat siang mba, perkenalkan saya dokter muda Arif
dengan dokter muda Eka, kita ngobrol-ngobrol sebentar ya mbak, bisa?
: Iya bisa.
: 18 tahun (benar)
: Orang tua
: Kerja
: Gak apa-apain
: Barusan dokter, sama kakak saya (Orientasi orang (+), memori jangka
pendek (+))
: Iya tau, jadi waktu itu gue mau ngejual tanah gue yang dikasih sama bokap
gue, terus gue dimarahin sama abang gue, setelah dimarahin gue sedih
banget sampe badan gue tremor. Gue paling gak bisa dimarahin sama orang
yang paling gue sayang. Buat gue, hal tersedih adalah dimarahin orang yang
paling gue sayang dan yang paling gue sayang itun adalah abang gue
: ga kayaknya
: Iya tau, gue sakit bipolar kini manik kan ? gue juga tau kalo Penyakit gue
gak bisa sembuh.
: Mba Yuli tau apa bipolar kini manik ? Tau dari siapa ?
: Tau, jadi bipolar kini manik itu kadang-kadang sedih sekali, Kadang sangat
bahagia iya kan ? gue tau dari dokter gue dari kecil dan searching di internet
: Iya, catet ya.. Jadi awalnya pas gue umur 13 tahun gue mulai sakit. Waktu itu
gue masih SMP, sebenernya yang buat gue sakit adalah keluarga gue sendiri.
Waktu kecil ayah kandung gue suka namparin gue, ya dari situ gue sakit
: Gue belum cerita ya? Jadi gue dititipin ke orang tua angkat gue dari kecil
tapi semenjak gue sakit gue dibalikin lagi ke orang tua kandung gue.
: Mba Yuli sering kambuh ? kalau kambuh karena apa ? dari umur 13 tahun itu
sering sakit ?
: Iya catet ya, jadi gue itu umur 13 kambuh, 14 sembuh, 15 kambuh, 16
sembuh, 17 sakit, 18 sembuh, terus dari tahun 1995-2004 sembuh kambuh
lagi setelah melahirkan karena sebenernya gue kan gak boleh hamil sama
dokter udah gitu gue ngelahirinnya gak disesar berarti gue makin besar dong
kemungkinan gue buat kambuh, udah gitu suami gue skizofrenia juga, kan
skizofrenia bisa mencetuskan gangguan bipolar iya kan ? biasanya gue
paling sering kambuh setelah putus cinta apalagi waktu sama Noe letto.
: Pernah waktu gue SMP kelas 2 gue dipermalukan sama guru bahasa
lampung gue di depan kelas cuma gara-gara gue nanya
dipanggil ke depan kelas dari situ gue stress gue kambuh lagi sakitnya
(stressor).
D
: sudah tahun 2004 udah 10 tahun, tapi suami gue skizofrenia juga
: udah ga pernah ketemu lagi soalnya dia sakit juga, anak gue aja tinggalnya
sama orang tua gue
: Gak, dia kalo kesini panggil gue tante. Gue gak mau anak seperti ayah
ataupun ibunya. Gue mau jadi sahabat dia aja, gue cukup memperhatikan
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014
dia dari jauh dan jadi temen cerita gue. Buat gue yang terpenting anak gue
hidup bahagia di masa depan (mata berkaca-kaca)
D
: enggak
: gini ya prinsipnya gue ga akan marah kalo orang itu gak macem-macem
sama gue, kalo dia macem-macem y ague marah
: dirumah dulu ada orang yang sakit kayak Yuli ga? (familly history)
: Senang punya teman teman tapi kangen dengan orang tua tiri gue karena dia
lebih perhatian sama gue. (mood baik)
: kalo obat obat-obatan gitu juga, ama ngirup aibon gamungkin lah yah.
: ga pernah.(halusinasi akustik -)
: pernah ngerasa apa yang mba pikirin itu orang lain bisa tau ga mba?
: ngga..
Laporan Kasus Skizofrenia Paranoid dengan Eksaserbasi Akut
|
18
Maret 2014
: iya gue lebih pinter disbanding kakak-kakak gue, orang gue ranking terus
dari SD. IPK gue aja 3,34, gue suka belajar bahasa inggris yang bukunya
tebel-tebel (Waham kebesaran).
: lalu merasa ada orang lain yang ingin berbuat jahat ga sama mba yuli?
: terimakasih mba
: ya terimakasih