undefined
RANCANGAN
KEPUTUSAN BUPATI BANDUNG
NOMOR:
TAHUN 200..
TENTANG
PETUNJUK TEKNIS DAN PELAKSANAAN PENYELENGGARAAN BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR DI KABUPATEN
BANDUNG
BUPATI BANDUNG
Menimbang
: a. bahwa dalam Peraturan Daerah Nomor 4 tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan Jala
b.
Mengingat
: 1. Undang-undang Nomor 13 Tahun 1980, tentang Jalan (Lembaran Negara Tahun 1980 Nomor 83, Tambahan Lembaran
Negara Nomor 3186);
2.
Undang-undang Nomor 8 Tahun 1981, tentang Hukum Acara Pidana (Lembaran Negara Tahun 1981 Nomor 76,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3209);
3.
Undang-u
Nomor 49, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3480);
4.
5.
U n d a n g - u );
6.
Peraturan Pemerintah Nomor 42 Tahun 1993, tentang Pemeriksaan Kendaraan Bermotor di Jalan (Lembaran Negara
Tahun 1993 Nomor 60, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3528);
0.
Peraturan Pemerintah Nomor 44 Tahun 1993, tentang Kendaraan dan Pengemudi (Lembaran Negara Tahun 1993
Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Nomor 3530);
7.
Peraturan Pemerintah Nomor 25 Tahun 2000, tentang Kewenangan Pemerintah dan Kewenangan Propinsi sebagai
Daerah Otonomi
(Tambahan Lembaran Negara Nomor 3952);
8.
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 4 Tahun 2002 tentang Penyelenggaraan Lalu Lintas dan Angkutan
Jalan.
Peraturan Daerah Kabupaten Bandung Nomor 5 Tahun 2002 tentang Retribusi Jasa Umum di Bidang Lalu Lintas
dan Angkutan Jala
9.
Peraturan Pemerintah Nomor 41 Tahun 1993 tentang Angkutan Jalan (Lembaran Negara Tahun 1993 Nomor 59,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3527);
I
KETENTUAN UMUM
Pasal I
Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan:
1.
2.
3.
1992
4.
Dinas adalah Lembaga penyelenggara / Instansi Pemerintah Daerah atau. Dinas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan Parkir Umum di
Kabupaten Bandung;
5.
Kepala Dinas adalah Kepala Lembaga penyelenggara / Instansi Pemerintah Daerah atau Dinas yang bertanggung jawab dalam penyelenggaraan
Parkir Umum di Kabupaten Bandung;
6.
7.
Kendaraan Bermotor adalah setiap kendaraan yang digerakan oleh peralatan teknik yang berada pada kendaraan itu;
8.
Bengkel Umum Kendaraan Bermotor adalah bengkel umum yang berfungsi untuk membetulkan, memperbaiki dan merawat kendaraan bermotor
agar tetap memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;
Bengkel Pelaksana adalah bengkel umum yang mendapat ijin penetapan sebagai sebagai bengkel pelaksana Pemeriksaan Emisi Gas Buang
kendaraan bermotor;
11.
Perusahaan bengkel umum untuk kendaraan bermotor adalah suatu perusahaan yang menyelenggarakan pekerjaan pembetulan, perbaikan,
perawatan kendaraan bermotor untuk umum dengan pembayaran;
12.
Penguji adala PNS yang telah mengikuti dan dinyatakan lulus pendidikan dan latihan serta memiliki kualifikasi teknis tertentu dalam bidang
pengujian kendaraan bermotor yang dinyatakan dengan sertifikat yang ditandatangani oleh Direktur Jendral Perhubungan Darat;
13.
Sertifikat adalah bukti pemenuhan/pencapaian persyaratan dan klasifikasi bengkel yang diterbitkan oleh Dinas;
14.
Sertifikasi adalah prosedur pemberian sertifikat oleh Dinas yang menyatalcnn bahwa bengkel telah sesuai dengan persyaratan yang ditetapkan.
BAB II
MAKSUD DAN TUJUAN
Pasal 2
Maksud dan Tujuan Penyelenggaraan Bengkel Umum Kendaraan Bermotor adalah diutamakan sebagai salah satu upaya pembinaan kepada bengkel
umum dalam mempersiapkan kendaraan kendaaraan yang laik jalan dalam rangka meninkatkan keselamtan lalu lintas di jalan, barn kemudian sebagai
salah satu sumber Pendapatan Ash Daerah.
BAB HI
OBJEK DAN SUBJEK
Pasal 3
(1) Objek Bengkel Umum Kendaraan Bermotor adalah Setiap jasa pemberian ijin yang di berikan oleh Pemerintah Daerah untuk penyelenggaraan
bengkel umum kendaraan bermotor di wilayah Kabupaten Bandung;
(2) Subjek Bengkel Umum Kendaraan Bermotor adalah Instansi, Badan Hukum dan Perorangan yang mengelola penyelenggaraan bengkel umum
kendaraan bermotor.
BAB IV
PENYELENGGARAAN BENGKEL UMUM KENDARAAN BERMOTOR
Bagian Kesatu
a.
B e n g k e l Te r d a f t a r ;
0.
b.
Bengkel Tertunjuk;
Bengkel Pelaksana.
(2) Klasifilcasi bengkel umum sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini, didasarkan atas tingkat pemenuhan terhadap persyaratan sistem mutu,
mekanik, fasilitas dan peralatan, yaitu:
a.
b.
Bengkel terdaftar adalah bengkel umum dan bengkel khusus yang melakukan pemeliharaan dan pencucian kendaraan bermotor;
c.
Bengkel Pelaksana adalah bengkel umum yang mendapat ijin penetapan sebagai bengkel pelaksana pemeriksaan emisi gas buang kendaraan
bermotor.
Bengkel tertunjuk adalah bengkel umum dan bengkel khusus yang melakukan perawatan dan / atau perbaikan kendaraan bermotor untuk
memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan;
(3) Bengkel umum kendaraan bermotor dapat dikategorikan sebagai bengkel terdaftar apabila:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
(4) Bengkel umum kendaraan bermotor dapat dikategorikan sebagai bengkel terttOuk apabila:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
1.
m.
0.
( )
5
Bengkel umum kendaraan bermotor dapat dikategorikan sebagai bengkel pelaksanan apabila:
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
h.
i.
j.
k.
I.
m.
0.
a.
b.
c.
d.
Memiliki peralatan untuk pemeriksaan emisi gas buang kadar CO, HC, k
Bagian Kedua
Ijin Pengoperasian Bengkel
Pasal 5
(1)
(0)
(2)
Setiap kegiatan usaha bengkel umum kendaraan bermotor hams mendapat ijin dari Bupati;
Ijin bengkel sebagaimana dimaksud ayat (1) pasal ini berlaku se lama 1 (satu) tahun dan dapat diperpanjang;
Untuk memperoleh ijin sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) pasal ini, hams dilengkapi persyaratan sebagai berikut:
a.
Mengisi dan menandatangani dengan benar formulir permohonan yang telah disediakan oleh dines;
b.
1)
0)
1)
4)
5)
6)
7)
c.
Sertifikat alas hak tanah atau bukti yang sah penggunaan tanah;
Daflar peralatan yang dimiliki;
Daftar tenaga mekanik yang dimiliki;
Keterangan telah dilakukan penelitian teknis oleh dinas.
(1)
Setelah terpenuhinya segala persyaratan sebagaimana dimaksud dalam ayat (3) pasal 6, paling lama dalam jangka waktu 14 (empat betas) hari
kalender sejak tanggal permohonan, ijin dikeluarkan;
(2)
Pengajuan permohonan perpanjangan ijin (Herregistrasi) sebagaimana dimaksud ayat (2) pasal 6, barns diajukan selambat-lambatnya 14 (empat
belas) hari sebelum habis masa berlaku ijin.
Bagian Ketiga
Penangguhan dan Pencabutan Ijin Pengoperasian Bengkel
Pasal 7
a.
b.
c.
Tempat usaha bengkel umum yang dimohon ijinnya sedang dalam sengketa hukum, baik di dalam maupun di luar peradilan;
Keadaan fisik tempat usaha bengkel umum tidak / belum memenuhi persyaratan;
Persyaratan permohonan ijin belum dapat dipenuhi.
Pasal 8
a.
b.
c.
d.
e.
Pemegang ijin dihentikan usahanya karena melanggar ketentuan dan peraturan perundang-u
IN BENGKEL Pasal
9
(1) Permohonan untuk memperoleb ijin bengkel umum kendaraan bermotor diajukan secara tertulis kepada Bupati c.q. Kepala Dinas, dengan
melengkapi persyaratan sebagai berikut:
a.
b.
c.
d.
e.
(2) Pemohon wajib membayar retribusi sesuai dengan kategori bengkel yang direkomendasikan.
Pasal 10
(1)
Apabila persyaratan sebagaimana dimaksud pasal 13 dipenuhi, maka dalam jangka waktu paling lama 14 (empat betas) hari kalender sejak tanggal
permohonan, ijin dikeluarkan;
(2)
Ijin penetapan sebagai bengkel berlaku selama 1 (satu) tahun, dengan diberikan sertitikat tanda daftar bengkel kendaraan bermotor dengan format
keputusan seperti dalam lampiran;
(3)
Bagi bengkel yang masa ijinnya sudah habis dapat diperpanjang masa berlaktmya, apabila memenuhi persyaratan.
BAB VI
PEMBINAAN DAN PENGAWASAN PENYELENGGARAAN BENGKEL UMUM
Pasal 11
Pembinaan terhadap bengkel umum dilaksanakan oleh Dinas kepada setiap penyelenggara bengkel umum yang memberikan pelayanan kepada pengguna
jasa agar setiap kendaraan bermotor yang dioperasikan di jalan memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan sehingga tercipta aspek keselamatan.
Pasal 12
a.
b.
c.
d.
Pemberian bimbingan dan arahan tentang ketentuan-ketentuan teknis dan laik jalan kendaraan;
Pengawasan mutu produksi dan pemeriksaan peralatan yang digunakan;
Peningkatan profesionalisme baik langsung maupun tidak langsung;
Pendidikan dan pelatihan bagi tenaga mekanik bengkel.
BAB VII
KETENTUAN PENUTUP
Pasal 13
(1)
Dengan berlakunya Keputusan ini, maka Keputusan/Surat Keputusan Bupati Bandung yang telah diterbitkan sebelumnya yang isinya
bertentangan dan/atau tela
la
laku lagi.
(2)
Hal-hal yang belum cukup diatur dalam Keputusan akan diatur dalam Keputusan tersendiri mengenai teknis pelaksanaannya dan diatur
lebih lanjut oleh Kepala Dinas/Kantor.
Pasal 14
Ditetapkan di : SOREANG
Pada tanggal
BUPATI BANDUNG
H. OBAR SOBARNA
2.
0.
1.
2.
3.
4.
5.
6.
3.