Anda di halaman 1dari 5

1. Mekanisme tempuyung menghancurkan batu ginjal?

Sampai saat ini belum dapat di temukan senyawa yang


bertanggung jawab dapat melarutkan atau menghancurkan batu ginjal
tersebut, diduga adanya kalium yang cukup tinggi dari tempuyung inilah
yang dapat memecahkan batu ginjal tersebut. Kehadiran kalium dari daun
tempuyung ini membuat batu ginjal yang berupa kalsium karbonat tercerai
berai, karena kalium akan menggantikan kalsium untuk bergabung dengan
senyawa karbonat sehingga batu ginjal menjadi tidak terbentuk atau larut.
Dengan berkurangnya ukuran batu ginjal , maka diharapkan batu ginjal ini
bisa keluar bersama air seni.
Sumber :

Dr. Wiwied Ekasari, Apt, Msi, dept. Farmakognosi dan


Fitokimia Fakultas Farmasi Univ. Airlangga

http://ff.unair.ac.id/sito/?mode=aview&aid=9
2. Senyawa yang terkandung terkandung di dalam tempuyung?
Tempuyung mengandung banyak senyawa kimia, seperti golongan
flavonoid

(kaemferol,

luteolin-7-O-glukosida

dan

apigenin-7-O-

glukosida), kumarin, taraksasterol serta asam fenolat bebas. Kandungan


flavonoid total dalam daun tempuyung 0,1044%, akar tanaman 0,5%
dengan jenis yang terbesar adalah apigenin-7-O-glikosida (3,4,5).
Sementara

pustaka

lain

menyebutkan

bahwa

daun

tempuyung

mengandung senyawa kimia antara lain luteolin, flavon, flavonol dan


auron. Di dalam tumbuhan, flavonoid ada dalam bentuk glikosida dan
aglikon flavonoid.
Sumber:
http://www.iptek.net.id/ind/pustaka_pangan/pdf/Senaki_V/SRININGSIH.pdf
3. Proses pembuatan ekstrak?yang paling tepat untuk tempuyung?
Untuk membuat ekstrak, terlebih dahulu kita membuat simplisia.
Simplisia adalah bahan alami yang digunakan sebagai obat dan belum

mengalami perubahan kecuali dinyatakan lain berupa bahan kering.


Simplisia terbagi atas 3 yaitu :
-

Simplisia nabati : simplisia berupa tanaman utuh, bagian

tanaman/eksudat tanaman.
Simplisia hewani : simplisia yang berupa hewan utuh, bagian
hewan atau zat-zat yang berguna yang dihasilkan oleh hewan

dan bukan senyawa murni.


Hewan utuh : cacing tanah, kuda laut, dll
Bagian hewan : sirip ikan hiu, abon ular, dll
Zat-zat : empedu ular, madu, dll
Simplisia pelikan / mineral : berupa bahan mineral

Tahapan pembuatan simplisia yaitu :


-

Penerimaan simplisia
Sortasi
Pencucian ulang
Pengeringan
Pengemasan simplisia

Sedangkan ekstrasi yaitu kegiatan penarikan kandungan kimia


yang dapt larut sehingga terpisah dari bahan yang tidak larut dengan
pelarut cair.

Metode ekstraksi
- Ekstraksi dengan pelarut
A. Cara dingin
a. Maserasi (rendam-aduk)
b. Perkolasi perkolator
B. Cara panas
a. Refluks
b. Soxhlet
c. Digesti
d. Infus
e. Dekok
- Destilasi uap
A. Ekstraksi senyawa kandungan minyak menguap.
Yang paling tepat untuk daun tempuyung yaitu metode infus.
Sumber : Lecture Simplisia dan Ekstrak oleh Prof. Dr Mae Sri Hartati
Wahyuningsih, Apt.

4. Contoh fitokimia, obat herbal terstandar dan jamu serta kandungannya?

Fitofarmaka produksi Indonesia:


-

Nodiar (POM FF 031 500 361)

Komposisi:
Attapulgite (bahan kimia, obat untuk diare), 300 mg
Psidii folium ekstrak (daun jambu biji), 50 mg
Curcumae domesticae rhizoma ekstrak (kunyit), 7.5 mg
Khasiat: untuk pengobatan diare non spesifik
Produksi: PT. Kimia Farma
-

Rheumaneer (POM FF 032 300 351)

Komposisi:
Curcumae domesticae rhizoma (temulawak), 95 mg
Zingiberis rhizoma ekstrak (kunyit), 85 mg
Curcumae rhizoma ekstrak, (temulawak) 120 mg
Panduratae rhizoma ekstrak, (temu kunci) 75 mg
Retrofracti fructus ekstrak, (buah cabe jawa), 125 mg
Khasiat: pengobatan nyeri sendi ringan
Produksi : PT. Nyonya Meneer
-

Stimuno (POM FF 041 300 411, POM FF 041 600 421)

Komposisi: Phyllanthi herba ekstrak (meniran), 50 mg


Khasiat: Membantu memperbaiki dan meningkatkan daya tahan
tubuh (sebagai imunomodulator)
Produksi: PT. Dexa Medica
-

Tensigard Agromed (POM FF 031 300 031, POM FF 031


300 041)

Komposisi:
Apii Herba ekstrak (seledri), 95 mg
Orthosiphon folium ekstrak (daun kumis kucing), 28mg
Khasiat: Membantu menurunkan tekanan darah sistolik dan
diastolik pada penderita hipertensi ringan hingga sedang
Produksi: PT. Phapros

X-Gra (POM FF 031 300 011, POM FF 031 300 021)

Komposisi:
Ganoderma lucidum (jamur ganoderma), 150 mg
Eurycomae radix (akar pasak bumi), 50 mg
Panacis ginseng radix (akar ginseng), 30 mg
Retrofracti fructus (buah cabe jawa), 2.5 mg
Royal jelly 5 mg
Khasiat: Meningkatkan stamina dan kesegaran tubuh, membantu
meningkatkan stamina pria, membantu mengatasi disfungsi ereksi
dan ejakulasi dini.
Produksi: PT. Phapros
Jumlah produk jamu di Indonesia mencapai ribuan, salah
satunya adalah ProRhoid. Produk jamu ini memiliki kandungan
yang hampir sama dengan Nodiar dan Diapet, yaitu mengandung
Curcuma domestica rhizome (rimpang kunyit) sebanyak 750 mg.
Selain itu, bahan-bahan yang terkandung dalam ProRhoid adalah
Grapthophyllum pictum folium (daun ungu) 750 mg, dan Centella
asiatica herb (pegagan) 1000 mg. Karena jumlahnya paling banyak,
kemungkinan kandungan utamanya adalah Centella asiatica
(pegagan). ProRhoid memiliki khasiat untuk meringankan wasir.
Hingga saat ini, baru 38 obat herbal terstandar (OHT) yang
sudah bisa diresepkan oleh dokter khusus yang memiliki
kompetensi. Dari

38

OHT

tersebut,

diantaranya

sudah

fitofarmaka (lulus uji klinis pada manusia) yang bisa disetarakan


pemanfaatannya

dengan

obat

kimia

moderen. Menurut

dr

Abidinsyah, 38 jenis OHT tersebut sudah bisa masuk ke layanan


kesehatan karena sudah lulus uji pra klinik dan uji klinik, tapi
tentunya dengan melihat kondisi pasien. Dokter harus bisa
membedakan mana kondisi kritis, urgent, preventif dan promotif.

Selain 38 OHT tersebut, saat ini juga sedang dikembangkan 4 jenis


obat tradisional yang tengah disaintifikasi dan diteliti di 60
puskesmas, yaitu obat untuk anti hipertensi (tekanan darah tinggi),
anti kolesterolemia (kolesterol tinggi), anti hiperlipidemia (kadar
lemak tubuh tinggi), anti hiperdiabetik (kadar gula darah
tinggi). Di Indonesia sendiri, telah beredar 17 produk OHT,
seperti : diapet, lelap, kiranti, dll.
Sumber : Sarmoko, 2009, Jamu, Obat Herbal Terstandar (OHT), dan
Fitofarmaka
Trubus. 2008. Herbal Indonesia Berkhasiat. Info Kit Vol. 8. Jakarta.
5. Apakah obat herbal memiliki efek samping? Apakah bisa digunakan pada
ibu hamil?
Ya. Sebaiknya penggunaan obat herbal pada ibu hamil dihindari.
Sumber : lecture pre clinical trial of herbal medicine
oleh dr Rustamaji, M. Kes
6. Apakah obat herbal dapat digunakan dengan obat modern? Efek yang
timbul?
Bisa. Namun untuk konsumsinya sebaiknya tidak bersamaan waktunya.
Sumber : lecture pre clinical trial of herbal medicine
oleh dr Rustamaji, M. Kes

Anda mungkin juga menyukai