2.1
Teoritis Medis
2.1.1
Defenisi
DHF adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue sejenis virus
yang tergolong Arbovirus dan masuk ke dalam tubuh penderita melalui gigitan
nyamuk Aedes Aegypty (betina).(Christantie Effendy, Skp.1995)
DHF adalah penyakit yang terutama terdapat pada anak dan remaja atau
orang dewasa dengan gejala demam, nyeri otot dan sendi yang biasanya
memburuk setelah dua hari pertama.( Indrawan, 2001)
Dengue haemorhagic fever (DHF) adalah penyakit yang terdapat pada
anak dan orang dewasa dengan gejala utama demam, nyeri otot dan nyeri sendi
yang disertai ruam atau tanpa ruam. DHF sejenis virus yang tergolong arbo virus
dan masuk kedalam tubuh penderita melalui gigitan nyamuk aedes aegypty
(betina) (Seoparman , 1990).
DHF adalah demam khusus yang dibawa oleh aedes aegypty dan beberapa
nyamuk lain yang menyebabkan terjadinya demam. Biasanya dengan cepat
menyebar secara efidemik. (Sir,Patrick manson,2001)
2.1.2
Etiologi
Virus dengue di bawa oleh nyamuk Aedes Aegypty dan Aedes Albopictus
2.1.3
Patofisiologi
Infeksi Virus Dengue
Permeabilitas dinding kapiler
Permeabilitas Trombositopenia
Vaskuler
Demam,
Masalah Kep :
Masalah..Kep :
Anorexia,
- Resti Perdarahan
- Ggn.Rasa
Kebocoran
Mual
- Resti syok
Nyaman Nyeri
plasma
Hipovolemik
Masalah.Kep :
Perdarahan
Masalah Kep :
-Hipoprotenemia
- Ggn.Keb.Nutrisi
-Efusi Pleura
- Def.Vol.Cairan
-Asites
- Ggn.Akt.
- Cemas
- Resti
Masalah.Kep:
-Hipovolemik syok
Asidosis
Metabolik
Menggigil
2.1.4
Sakit kepala.
Derajat I :
Demam disertai gejala klinis lain atau perdarahan spontan, uji turniket
positi, trombositopeni dan hemokonsentrasi.
Derajat II :
Manifestasi klinik pada derajat I dengan manifestasi
perdarahan spontan di bawah kulit seperti peteki,
hematoma dan perdarahan dari lain tempat.
Derajat III :
Manifestasi klinik pada derajat II ditambah dengan
ditemukan manifestasi kegagalan system sirkulasi
Derajat IV :
Manifestasi klinik pada penderita derajat III ditambah dengan
ditemukan manifestasi renjatan yang berat dengan ditandai tensi tak
terukur dan nadi tak teraba.
2.1.5
Pemeriksaan Penunjang
a. Darah
1) Trombosit menurun.
2) HB meningkat lebih 20 %
3) HT meningkat lebih 20 %
4) Leukosit menurun pada hari ke 2 dan ke 3
5) Protein darah rendah
6) Ureum PH bisa meningkat
7) NA dan CL rendah
b. Serology : HI (hemaglutination inhibition test).
1) Rontgen thorax : Efusi pleura.
2) Uji test tourniket (+), kriteria WHO : lebih dari 20 peteki
c. USG : Hepatomegali dan splenomegali
2.1.6
Penatalaksanaan Medis
a. Tirah baring
b. Pemberian makanan lunak .
c. Pemberian cairan melalui infus.
Pemberian cairan intra vena (biasanya ringer lactat,
nacl) ringer lactate merupakan cairan intra vena yang
paling
sering
digunakan
mengandung
Na
130
Komplikasi
Perdarahan luas
Efusi pleura
Penurunan kesadaran
2.2
TEORITIS KEPERAWATAN
2.2.1
Pengkajian Keperawatan
Dalam memberikan asuhan keperawatan, pengkajian merupakan dasar
utama dan hal penting dilakukan oleh perawat. Hasil pengkajian yang dilakukan
perawat terkumpul dalam bentuk data. Adapun metode atau cara pengumpulan
data yang dilakukan dalam pengkajian : wawancara, pemeriksaan (fisik,
laboratorium, rontgen), observasi, konsultasi.
a. Data subyektif
Data yang dikumpulkan berdasarkan keluhan pasien atau keluarga pada pasien
DHF, data obyektif yang sering ditemukan menurut Christianti Effendy, 1995
yaitu :
1) Lemah.
2) Panas atau demam.
3) Sakit kepala.
4) Anoreksia, mual, haus, sakit saat menelan.
5) Nyeri ulu hati.
6) Nyeri pada otot dan sendi.
7) Pegal-pegal pada seluruh tubuh, konstipasi (sembelit).
b. Data obyektif
Data yang diperoleh berdasarkan pengamatan perawat atas kondisi pasien. Data
obyektif yang sering dijumpai pada penderita DHF antara lain :
1) Suhu tubuh tinggi, menggigil, wajah tampak kemerahan.
2) Mukosa mulut kering, perdarahan gusi, lidah kotor.
3) Tampak bintik merah pada kulit (petekia), uji torniquet (+),epistaksis,ekimosis,
hematoma, hematemesis, melena.
4) Hiperemia pada tenggorokan.
5) Nyeri tekan pada epigastrik.
6) Pada palpasi teraba adanya pembesaran hati dan limpa.
7) Pada renjatan (derajat IV) nadi cepat dan lemah, hipotensi, ekstremitas dingin,
gelisah, sianosis perifer, nafas dangkal.
Pemeriksaan laboratorium pada pasien dengan DHF akan dijumpai :
1) Ig G dengue positif.
2) Trombositopenia.
3) Hemoglobin meningkat > 20 %.
4) Hemokonsentrasi (hematokrit meningkat).
5) Hasil pemeriksaan kimia darah menunjukkan hipoproteinemia, hiponatremia,
hipokloremia.
Pada hari ke- 2 dan ke- 3 terjadi leukopenia, netropenia, aneosinofilia,
peningkatan limfosit, monosit, dan basofil.
1) SGOT/SGPT mungkin meningkat.
2) Ureum dan pH darah mungkin meningkat.
3) Waktu perdarahan memanjang.
4) Asidosis metabolik.
5) )Pada pemeriksaan urine dijumpai albuminuria ringan.
2.2.2
Diagnosa Keperawatan
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
1.
ESRON
4.
SAULAN IDAWATI
2.
IRIANY NOVITASARI
5.
SITI FATMAWATI
3.
NOVI SUARNIATTI
6.