Anda di halaman 1dari 29

TAJUK 5 : PENGEMBARAAN DAN ASAS

PANDU ARAH
Tujuan
Peraturan & persediaan
Prosedur pengembaraan
membaca peta topo & kegunaan kompas
Mengesan tanda/simbol

PENGEMBARAAAN
1. Definisi:
Suatu perjalanan yang mempunyai tujuan dan memberikan pengalaman baru dalam
menempuh rintangan atau halangan dan cabaran

2. Tujuan:
1) Memenuhi objektif atau syarat latihan
2) Memberi pengalaman serta pengetahuan terbaru

3. Jenis-Jenis Pengembaraan:
i.

Menyiasat alam semula jadi


a. Hutan, tumbuhan dan serangga

ii.

Menyiasat tempat, kawasan dan bahan sejarah


a. Muzium, bangunan lama dan kawasan tapak perkuburan

iii.

Melakukan kajian geografi dan sosiologi


a. Sungai, batu batan, kampung dan perbandaran

iv.

Pengembaraan khusus
a. Mendaki gunung, berkanu, berakit dan berbasikal

v.

Pengembaraan misteri
a. Mencari harta karun, jejak isyarat dan pertolongan cemas

vi.

Pengembaraan survivor
a. Hidup dalam hutan, memasak cara hutan, mendaki gunung dan bukit dan
mempelajari isyarat sulit

4. Cara Pengembaraan
1) Berjalan kaki
2) Berbasikal

3) Menggunakan kenderaan awam


4) Menggunakan rakit atau sampan
5) Pengembaraan udara
6) Mendaki gunung
7) Orientari
8) Kompas marching

5. Peraturan & Persediaan Pengembaraan


1. Setiap pengembaraan perlu ada persediaan dan destinasi hendaklah dirancang
terlebih dahulu.
2. Tempat-tempat

sejarah

dan

rekreasi,.

perusahaan

kampung,

penghidupan

kerompok kecil, penempatan orang asli dan tempat-tempat yang memberi cabaran
eloklah dimasukkan ke dalam program pengembaraan.
3. Rancangan pengembaraan hendaklah dipersetujui oleh Ketua Kelana, Ketua Kelana
hendaklah memberi nasihat, panduan serta peraturan bagi memastikan pengurusan
pengembaraan itu mengikut cara berpengakap.
4. Mesti mengetahui cara menyediakan Buku Log Pengembaraan. pekara penting
yang wajib ada;

Tarikh, masa, dan tempat, waktu tiba dan waktu berlepas.

Peta pengembaraan dan gambaran keadaan alam semula jadi.

Rekod temu ramah, kajian, dan pendapat.

Projek ( jika dikehendaki membuat projek, lokasi, penyertaan masyarakat,


masalah, kejayaan.)

Cetusan rasa digambarkan melalui lukisan, foto, rakaman, video, puisi dan
sebagainya.

Langkah keselamatan hendaklah diutamakan. (penilaian dan risiko ).

6. Alatan Dalam Pengembaraan


1.

Kotak pertolongan cemas dan ubat

2.

Parang

3.

Botol air

4.

Peta dan kompas

5.

Tongkat pengakap panjang 5 kaki

6.

Tali manilahemp 2 meter

7.

Lampu picit

8.

Mancis api

9.

Alatan memasak yang rengkas, rengan dan sesuai.

10.

Pakaian ibadat

11.

Jam

12.

Wisel

13.

Ponco

14.

Pen dan buku catatan

7. Pengendalian Pengembaraan
i.

Mesyuarat

- perancangan

ii.

Taklimat - peraturan/disiplin

iii.

Peralatan -

senarai semak

seperti ubat,

dll.
iv.

Kawalan

v.

Disiplin

vi.

Penerangan

8. PROSEDUR SEBELUM PENGEMBARAAN


i.

ii.

iii.

Kebenaran daripada pihak tertentu;

Pengetua

Ibu bapa/penjaga

Tuan punya tapak perkhemahan/

untuk bermalam

Hospital

Balai Polis

Penghulu/ketua kampung dll.

Tarikh dan masa pengembaraan

Musim panas/hujan

Tetapkan tarikh

Pakaian dan peralatan

Sesuai - musim/tempat.

Alatan memasak - ringan, ringkas & sesuai.

iv.

Soalan-soalan/tugasan

v.

Sediakan track perjalanan lebih awal

vi.

Pesanan kepada peserta

Jangan celupar

pisau, ponco pakaian ibadah

Jangan merosak harta orang lain

Ujudkan hubungan yang baik dengan orang ramai

9. Prosedur Semasa Pengembaraan


i.

Pembimbing/Jurulatih ikut kumpulan secara jauh - pastikan Aktiviti/tugasan


a. yang diberi diikuti/dibuat.

ii.

Peserta membuat tugasan.

iii.

Pastikan keselamatan.

iv.

Mempastikan peserta ikuti arahan/taklimat

v.

Pastikan peserta tidak merosakkan alam sekitar, tak ambil harta orang, tidak
mencuri dan tidak mengganggu.

10. Prosedur Selepas Pengembaraan


1. Serah laporan/hasil dapatan semasa pengembaraan.
2. Pastikan tiada peserta sakit, hilang/tercedera.
3. Penilaian dan ganjaran dari jurulatih.
4. Rumusan/Refleksi dari jurulatih.

11. Tugasan
i.

Perancangan/Kertas Kerja;

Pengenalan

Ahli

Bentuk AJK

Aktiviti/aturcara

Anggaran perbelanjaan

Penutup

sesuai untuk Patrol

ii.

Buku Latihan;

Nama sekawan/Patrol/Ahli

Lakaran, catatan - bentuk rupa bumi

Catatan hal yang berlaku

Cetusan rasa

Ilmu kejadian

Contoh LAPORAN PENGEMBARAAN

Tarikh

Masa

Jarak

Laporan

RUJUKAN
Ahmad Atiq. (2012). Skim Latihan Pengakap Kelana. http://skimkelana.blogspot.com/.
Dilayari pada 26 Jun 2013.

Mazarwan

Muhamad.

(2012).

Pengakap

kanak-kanak.

www.scribd.com/doc/58037193/pengakap-kanak2. Dilayari pada 27 Jun

http://
2013.

MEMBACA PETA TOPO


Peta
Menurut sejarah, pengembangan dari peta topografis telah sebagian besar digunakan
untuk kebutuhan militer. Pelatihan Pembacaan Peta Angkatan perang sangat
dipentingkan pada saat itu untuk menambah keahlian. Selain digunakan untuk
angkatan perang, sekaRang ini peta juga banyak digunakan oleh warga sipil
untuk memancing, berkemah, gerak jalan, tehnik mendaki gunung, menyusuri jalan,
atau penggunaan lain yang bersifat untuk mengarahkan ke suatu tujuan atau tempat
(navigasi). Bahkan 80 % dari pekerjaan melibatkan data georeference yang dapat di
ekstrak dalam peta.

A. Definisi
Peta adalah gambaran sebagian atau seluruh permukaan bumi ke dalam bidang yang
dipilih dengan skala dan system proyeksi tertentu.
Informasi yang dapat diekstrak dalam peta :
1. Informasi Geometris berupa posisi/lokasi, keruangan/spasial
2. Informasi Semantik atau deskriptif berupa atribut peta dan karakteristik objek

B. Jenis Peta
Peta bisa dijeniskan berdasarkan isi, skala, penurunan serta penggunaannya.

Peta berdasarkan isinya:


Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut
serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran.

Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahanbahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta
topografi.
Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batas dllnya.
Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah.
Peta jalan: memuat informasi tentang jejaring jalan pada suatu wilayah
Peta Kota: memuat informasi tentang jejaring transportasi, drainase, sarana kota
dll-nya.
Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya.
Peta Teknis: memuat informasi umum tentang tentang keadaan permukaan bumi
yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan
perencanaan teknis skala 1 : 10 000 atau lebih besar.
Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi
beserta informasi ketinggiannya menggunkan garis kontur. Peta topografi juga
disebut sebagai peta dasar.
Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan
skala lebih kecil dari 1 : 100 000.

Peta berdasarkan skalanya:


Peta skala besar: skala peta 1 : 10 000 atau lebih besar.
Peta skala sedang: skala peta 1 : 10 000 1 : 100 000.
Peta skala kecil: skala peta lebih kecil dari 1 : 100 000.
Peta tanpa skala kurang atau bahkan tidak berguna. Skala peta menunjukkan ketelitian
dan kelengkapan informasi yang tersaji dalam peta. Peta skala besar lebih teliti dan
lebih lengkap dibandingkan peta skala kecil. Skala peta bisa dinyatakan dengan:
persamaan (engineers scale), perbandingan atau skala numeris (numerical or fractional
scale) atau skala fraksi dan grafis (graphical scale).

Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan:

Peta dasar: digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum
maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umunya menggunakan peta
topografi.
Peta tematik: dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tematema tertentu.

PETA TOPOGRAFI
A. Unsur Peta Topografi
Peta topografi adalah suatu representasi di atas bidang datar tentang seluruh atau
sebagian permukaan bumi yang bersifat natural dan buatan yang terlihat dari atas dan
diperkecil dengan perbandingan ukuran tertentu. Peta topografi menggambarkan
secara proyeksi dari sebagian fisik bumi, sehingga dengan peta ini bisa diperkirakan
bentuk permukaan bumi. Bentuk relief bumi pada peta topografi digambarkan dalam
bentuk garis-garis kontur.
Dalam menggunakan peta topografi harus diperhatikan kelengkapan petanya yang
juga merupakan unsur yang terdapat dalam peta yaitu:

Judul Peta

Adalah identitas yang tergambar pada peta, ditulis nama daerah atau identitas
lain yang menonjol

Keterangan

Pembuatan

Peta

Merupakan informasi mengenai pembuatan dan instansi pembuat. Dicantumkan


di bagian kiri bawah dari peta

Nomor

Peta

(Indeks

Peta)

Adalah angka yang menunjukan nomor peta. Dicantumkan di bagian kanan atas.

Pembagian

Lembar

Peta

Adalah penjelasan nomor-nomor peta lain yang tergambar di sekitar peta yang
digunakan, bertujuan untuk memudahkan penggolangan peta bila memerlukan
interpretasi suatu daerah yang lebih luas.

Sistem Koordinat

Adalah perpotongan antara dua garis sumbu koordinat. Macam koordinat adalah:
Koordinat Geografis: Sumbu yang digunakan adalah garis bujur (BB dan BT),
yang berpotongan dengan garis lintang (LU dan LS) atau kordinat yang
penyebutannya

menggunakan

garis

lintang

dan

bujur.

Koordinatnya

menggunakan derajat, menit dan detik. Misalnya Co 12032 12BT 517 14 LS.
Koordinat Grid: Perpotongan antara sumbu absis (x) dengan ordinal (y) pada
koordinat grid. Kedudukan suatu titik dinyatakan dalam ukuran jarak (meter),
sebelah selatan ke utara dan barat ke timur dari titik acuan.
Koordinat Lokal: Untuk memudahkan membaca koordinat pada peta yang tidak
ada gridnya, dapat dibuat garis-garis faring seperti grid pada peta.
Skala bilangan dari sistem koordinat geografis dan grid terletak pada tepi peta. Kedua
sistem koordinat ini adalah sistem yang berlaku secara internasional. Namun dalam
pembacaan

seiring

sederhana

membingungkan,
atau

karenanya

tidak

pembacaan
dibaca

koordinat

dibuat

seluruhnya.

Misalnya: 72100 mE dibaca 21, 9 9700 mN dibaca 97, dan lain-lain.

Skala Peta
Adalah perbandingan jarak di peta dengan jarak horisontal sebenarnya di medan
atau

lapangan.

Rumus

jarak

datar

dipeta

dapat

dituliskan

sbb:

JARAK DI PETA x SKALA = JARAK DI MEDAN


Ada dua macam skala yakni skala angka atau non garis (grafis), misalnya skala
1:25.000, berarti 1 cm di peta sama dengan 250 m di medan yang sebenarnya,
dan skala garis atau grafis (biasanya di peta skala garis berada di bawah skala
angka).

Orientasi Arah Utara

Pada peta topografi terdapat tiga arah utara yang harus diperhatikan sebelum
menggunakan peta dan kompas, karena tiga arah tersebut tidak berada pada satu
garis. Tiga arah utara tersebut adalah:
Utara Sebenarnya (True North/US/TN) diberi simbol * (bintang), yaitu utara
yang melalui Kutup Utara di Selatan Bumi.
Utara Peta (Grid North/UP/GN) diberi simbol GN, yaitu Utara yang sejajar
dengan garis jala vertikal atau sumbu Y. Hanya ada di peta.
Utara Magnetis (Magnetic North/UM) diberi simbol (anak panah separuh),
yaitu Utara yang ditunjukan oleh jarum kompas. Utara magnetis selalu
mengalami perubahan tiap tahunnya (ke Barat atau Timur) dikarenakan oleh
pengaruh rotasi bumi.
Kerana ketiga arah utara tersebut tidak berada pada satu garis, maka akan terjadi
penyimpangan-penyimpangan sudut, antara lain:
Penyimpangan sudut antaraUS UP baik ke Barat maupun ke Timur,
disebut ikhlaf Peta (IP) atau Konvergensi Meridian. Yang menjadi patokan
adalah Utara Sebenarnya (US).
Penyimpangan sudut antara US -UM baik ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Magnetis (IM) atau Deklinasi. Yang menjadi patokan adalah I
Utara Sebenarnya (IS).
Penyimpangan sudut antara UP UM baik ke Barat maupun ke Timur,
disebut Ikhtilaf Utara Peta-Utara Magnetis atau Deviasi. Yang menjadi
patokan adalah Utara Peta f71. dengan diagram sudut digambarkan US UP
UM

Orientasi Peta

Orientasi peta adalah menyamakan kedudukan peta dengan medann yang sebenarnya.
Sebelum anda mulai orientasi peta, usahakan untuk mengenal dulu tanda-tanda medan
sekitar yang menyolok dan posisinya di peta. Hal ini dapat dilakukan dengan
pencocokan nama puncakan, nama sungai, desa, dan lain-lain. Jadi minimal anda tahu

kasar posisi anda ada dimana. Orientasi peta ini hanya berfungsi untuk meyakinkan
anda bahwa perkiraan posisi anda di peta adalah benar.
Langkah-langkah orientasi peta :
1. usahakan untuk mencari tempat yang berpemandangan terbuka agar dapat melihat
tanda-tanda medan yang menyolok.
2. Siapkan kompas dan peta anda, letakan pada bidang datar.
3. Utarakan peta, dengan berpatokan pada kompas, sehingga arah peta sesuai
dengan arah medan sebenarnya.
4. Cari tanda-tanda medan yang paling menonjol disekitar anda, dan temukan tandatanda medan tersebut di peta. Lakukan hal ini untuk beberapa tanda medan.
5. ingat tanda-tanda itu, bentuknya dan tempatnya di medan yang sebenarnya

Garis Kontur Atau Garis Ketinggian


Garis kontur adalah gambaran bentuk permukaan bumi pada peta topografi.
Sifat-sifat garis kontur, yaitu:
Garis kontur merupakan kurva tertutup sejajar yang tidak akan memotong satu
sama lain dan tidak bercabang.
Garis kontur yang didalam selalu lebih tinggi dari yang diluar.
Interval kontur selalu merupakan kelipatan yang sama.
Indek kotur dinyatakan dengan garis tebal.
Semakin rapat jarak antara garis kontur, berarti semakin terjal. Jika garis
kontur bergerigi (seperti sisir) maka kemiringannya hampir sama atau sama
dengan 90.
Pelana (sadel) terletak antara dua garis kontur yang sama tingginya tetapi
terpisah satu sama lain. Sadel yang terdapat diantara dua gunung besar
dinamakan PASS.

Titik Triangulasi

Selain dari garis-garis kontur dapat pula diketahui tinggi suatu tempat dengan
pertolongan titik ketinggian, yang dinamakan titik triangulasi, titik ini adalah suatu titik
atau benda yang meruakan pilar atau tonggak yang menyatakan tinggi mutlak suatu
tempat dari permungkaan laut. macam-macam titik triangulasi:
Titik Primer, 1.14 titik ketinggian gol. I, No. 14, tinggi 3120 mdpl. 3120
Titik Sekunder, S.45, titik ketinggian gol. II, No.45, tinggi 2340 mdpl. 2340
Titik Tersier, 7:15 , titik ketinggian gol.III No. 15, tinggi 975 mdpl 975
Titik Kuarter, Q.20 , titik ketinggian gol.IV No. 20, tinggi 875 mdpl 875
Titik Antara, TP.23 , titik ketinggian Antara, No.23, tinggi 670 mdpl 670
Titik Kadaster, K.131 , titik ketinggian Kedaster, No.I 31, tg 1202 mdpl 7202
Titik kadaster Kuater, K.Q 1212, titikketinggian Kedaster Kuarter, No. 1212, tinggi
1993 mdpl 1993

Legenda Peta

Adalah informasi tambahan untuk memudahkan interprestasi peta, berupa unsur yang
dibuat oleh manusia maupun oleh alam. Legenda peta yang penting dan perlu sekali
dipahami antara lain:
Titik ketingian
Jalan setapak
Garis batas wilayah
Jalan raya
Pemukiman
Air Kuburan, dll.
Supaya peta mudah dibaca dan dipahami, maka aneka ragam informasi peta pada
skala tertentu harus disajikan dengan cara-cara tertentu, yaitu:
Simbol: digunakan untuk membedakan berbagai obyek, misalnya jalan, sungai,
rel

dan

Daftar kumpulan simbol pada suatu peta disebut legenda peta.

lain-lainnya.

Warna: digunakan untuk membedakan atau memerincikan lebih jauh dari simbol
suatu obyek, misalnya laut yang lebih dalam diberi warna lebih gelap, berbagai
kelas jalan diberi warna yang berbeda-beda dll.

B. Memahami Peta Topografi

Membaca

Garis

Kontur

Punggungan Gunung
Punggungan gunung merupakan rangkaian garis kontur berbentuk huruf U
dimana Ujung dari huruf U menunjukan tempat atau daerah yang lebih pendek
dari

kontur

diatasnya.

Lembah atau Sungai


Lembah atau sungai merupakan rangkaian garis kontur yang berbentuk n (huruf
V

terbalik)

dengan

Ujung

yang

Tajam.

Daerah landai datar dan terjal curam


Daerah datar/landai garis konturnya jarang, sedangkan daerah terjal/curam garis
konturnya rapat.

Menghitung Harga Interval Kontur


Pada peta skala 1:50.000 dicantumkan interval konturnya 25 meter. Untuk mencari
interval kontur berlaku rumus 1/2000 x skala peta. Tapi rumus ini tidak berlaku untuk
semua peta, pada peta GUNUNG MERAPI/1408-244/JICA TOKYO-1977/1:25.000,
tertera dalam legenda peta interval konturnya 10 meter sehingga berlaku rumus
1/2500 x skala peta. Jadi untuk penentuan interval kontur belum ada rumus yang
baku, namun dapat dicari dengan:
Cari dua titik ketinggian yang berbeda atau berdekatan. Misalnya titik A dan B,
Hitung selisih ketinggiannya (antara A dan B), Hitung jumlah kontur antara A dan B,
Bagilah selisih ketinggian antara A-B dengan jumlah kontur antara A-B hasilnya
adalah interval kontur.

Membaca Utara Peta

Setiap kali menghadapi peta topografi, pertama-tama carilah utara peta tersebut.
selanjutnya lihat judul peta (judul peta selalu berada pada bagian utara, bagian atas
dari peta). Atau lihat tulisan nama gunung atau desa di kolom peta, utara peta adalah
bagian atas dari tulisan tersebut.

Mengenal Tanda Medan


Selain tanda pengenal yang terdapat pada legenda peta, untuk keperluan orientasi
harus juga digunakan bentuk-bentuk bentang alam yang mencolok di lapangan dan
mudah dikenal di peta, disebut Tanda Medan. Beberapa tanda medan yang dapat
dibaca pada peta sebelum berangkat ke lapangan, iaitu:
Lembah antara dua puncak
Lembah yang curam
Persimpangan jalan atau ujung desa
Perpotongan sungai dengan jalan setapak
Percabangan da kelokan sungai, air terjun, dan lain-lain
Untuk daerah yang datar dapat digunakan, persimpangan jalan dan
percabangan sungai, jembatan dan lain-lain.

Menggunakan Peta
Pada perencanaan perjalanan dengan menggunakan peta topografi, sudah tentu
titik awal dan titik akhir akan diplot di peta. Sebelum berjalan catatlah:
Koordinat titik awal (A)
Koordinat titik tujuan (B)
Sudut peta antara A B
Tanda medan apa saja yang akan dijumpai sepanjang lintasan A B
Berapa panjang lintasan antara A B dan berapa kira-kira waktu yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan lintasan A B

Yang perlu diperhatikan dalam melakukan suatu operasi adalah :


Kita harus tahu titik awal keberangkatan kita, balk di medan maupun di peta
Gunakan tanda medan yang jelas balk di medan dan peta

Gunakan kompas untuk melihat arah kita, apakah sudah sesuai dengan tanda
medan yang kita gunakan sebagai patokan, atau belum.
Perkirakan berapa jarak lintasan. Misalnya, medan datar 5 km ditempuh selama
60 menit dan medan mendaki ditempuh selama 10 menit.
Lakukan orientasi dan resection, bila keadaannya memungkinkan.
Perhatikan dan selalu waspada terhadap adanya perubahan kondisi medan dan
perubahan arah perjalanan, menyeberangi sungai, ujung lembah dan lainnyalainnya.
Panjang lintasan sebenarnya dapat dibuat dengan cara, pada peta dibuatkan
lintasan dengan jalan membuat garis (skala vertikal dan horisontal) yang
disesuaikan dengan skala peta. Gambar garis lintasan tersebut (pada peta)
memperlihatkan kemiringan lintasan juga penampang dan bentuk peta. Panjang
lintasan diukur dengan mengalikannya dengan skala peta, maka akan
didapatkan panjang lintasan sebenarnya.

Membaca Koordinat
Cara menyatakan koordinat ada dua cara, iaitu:
I.

Cara koordinat peta


Menentukan koordinat ini dilakukan diatas peta dan bukan dilapangan.
Penunjukan

koordinat

ini

meggunakan:

Sistem Enam Angka, misalnya: koordinat titik A (374:622), titik B (377:461)


Cara Delapan Angka, misalnya: koordinat titik A (3740:6225), titik B (3376:4614)
II.

Cara Koordinat Geografis


Untuk Indonesia sebagai patokan perhitungan adalah Jakarta yang dianggap 0
atau 106 44 27,79. Sehingga di wilayah Indonesia awal perhitungan adalah kota
Jakarta. Bila di sebelah barat Jakarta akan berlaku pengurangan dan sebaliknya.
Sebagai patokan letak lintang adalah garis ekuator (sebagai 0). Untuk koordinat
geografis yang perlu diperhatikan adalah petunjuk letak peta.

Sudut Peta
Sudut peta dihitung dari utara peta ke arah garis sasaran searah jarum jam. Sistem
pembacaan sudut dipakai Sistem azimuth (0 360). Sistem Azimuth adalah sistem
yang menggunakan sudut-sudut mendatar yang besarnya dihitung atau diukur sesuai
dengan arah jarum jam dari suatu garis yang tetap (arah utara). Bertujuan untuk
menentukan arah-arah di medan atau di peta serta untuk melakukan pengecekan
arah perjalanan, karena garis yang membentuk sudut kompas tersebut adalah arah
lintasan yang menghubungkan titik awal dan akhir perjalanan. Sistem perhitungan
sudut

dibagi

menjadi

dua

berdasarkan

sudut

kompasnya.

Back azimuth: bila sudut kompas > 180 maka sudut kompas dikurangi 180. Bila
sudut kompas < 180 maka sudut kompas ditambah 180.

Teknik Membaca Peta


Prinsipnya: menentukan posisi dari arah perjalanan dengan membaca peta dan
menggunakan tehnik orientasi dan resection, bila keadaan memungkinkan
Titik awal: Kita harus tahu titik keberangkatan kita, baik itu dipeta maupun di
lapangan. Plot titik tersebut di peta dan catat koordinatnya.
Tanda Medan: Gunakan tanda medan yang jelas (punggungan yang menerus,
aliran sungai, tebing, dll) sebagai guide line atau pedoman arah perjalanan.
Kenali tanda medan tersebut dengan menginterprestasikan peta.
Arah Kompas: Gunakan kompas untuk melihat arah perjalanan kita. Apakah
sesuai dengan arah punggungan atau sungai yang kita susuri.
Menaksir Jarak: Dalam berjalan, usahakan selalu menaksir jarak dan selalu
memperhatikan arah perjalanan. Kita dapat melihat kearah belakang dan melihat
jumlah waktu yang kita pergunakan. Jarak dihitung dengan skala peta sehingga
kita memperoleh perkiraan jarak di peta. Perlu diingat, bahwa taksiran kita itu
tidak
10

pasti.
x

10

untuk

peta

1:50.000

20

20

untuk

peta

1:100.000

Untuk peta ukuran 20 x 20 disebut juga LBD, sehingga pada 20 pada garis
sepanjang

khatulistiwa

(40.068)

merupakan

paralel

terpanjang.

40.068km: (360 : 20) = 40.068 km: (360 : 1/3) = 40.068 km: (360 x 3)
40.068km

1080

37,1km

Jadi 20 pada garis sepanjang khatulistiwa adalah 37,1 km. Jarak 37,1 km kalau
digambarkan dalam peta skala 1 : 50.000 akan mempunyai jarak: 37,1 km =
3.710.000 cm. Sehingga dipeta: 3.710.000 : 50.000 akan mempunyai jarak: 37,1
km

3.710.000

50.000

74,2

cm.

Akibatnya 1 LBD peta 20 x 20 skala 1:50.000 di sepanjang khatulistiwa


berukuran 74,2 x 74,2 cm. Hal ini tidak praktis dalam pemakaiannya.
Lembar Peta
Dikarenakan LBD tidak praktis pemakaiannya, karena terlalu lebar. Maka tiap
LBD dibagi menjadi 4 bagian dengan ukuran masing-masing 10 x 10 atau 37,1 x
37,1 cm. Tiap-tiap bagian itu disebut lembar peta atau sheet, dan diberi huruf A,
B, C, D. Jika skala peta tersebut 1:50.000, maka peta itu mempunyai ukuran
50.000 x 37,1 = 1.855.000cm = 18,5km.
Penomoran Lembar Peta
Meridian (garis bujur) yang melalui Jakarta adalah 106 48 27,79 BT dipakai
sebagai meridian pokok untuk penomoran peta topografi di Ind

CARA MENGGUNAKAN KOMPAS BIDIK


Kompas adalah alat yang berfungsi untuk menunjukkan arah mata angin. Dan bagi para
petualang, haruslah mengetahui dengan benar tentang kompas dan kinerjanya.
Bahwasannya, dengan mengetahui dan bisa membaca peta dengan arah kompas,
maka kemungkinan akan tersesat menjadi semakin kecil. Penting sebenarnya
bagi penggiat alam bebas, tetapi banyak yang belum menggunakannya.

Bagian - bagian penting dari Kompas :


1. Dial, adalah permukaan Kompas dimana tertera angka derajat dan huruf mata angin.
2.

Visir,

3.

Kaca

4.

Jarum

5.

Tutup

adalah

lubang

Pembesar,
Penunjuk
Dial

dengan

dengan

kawat

digunakan
adalah
dua

alat
garis

halus
untuk
yang

bersudut

untuk

membidik

melihat
menunjuk
45o

yang

sasaran.

derajat Kompas.
Utara
dapat

Magnet.
diputar.

6. Alat Penyangkut adalah tempat ibu jari untuk menopang Kompas saat membidik.

Cara Mempergunakan Kompas :

Untuk menjelaskan cara menggunakan kompas yang baik akan diberikan contoh
penggunaan kompas bidik.
1. Buka tutup kompas, sedemikian hingga tegak lurus.
2. Tarik pengait jempol ke bawah.
3. Masukkan ruas pertama jempol kanan ke dalam cincin tersebut.
4. Telunjuk sejajar dan memegang penutup yang berdiri tegak. Jari-jari lain
memegang penutup kompas.
5. Lengan lurus ke depan.
6. Dekatkan kompas ke depan mata.
7. Untuk mencari tanda yang akan dijadikan patokan dalam pengintaian, sebaiknya
dipilih benda yang jauh tapi jelas terlihat dan tidak terhalang apa pun, hingga
baik dijadikan patokan (Sasarannya disebut Check Point).
8. Kalau tidak ada benda alam untuk dijadikan patokan, maka patokan yang dapat
dijadikan incaran harus kita buat sendiri, tongkat, bendera, atau benda lain.
9. Arah perjalanan menuju titik yang menjadi patokan.
10. Setelah sampai lokasi yang dituju dapat dilanjutkan dengan mengincar kembali
ke arah yang ditentukan sampai ke tempat yang dituju.
11. Sasaran balik (back reading) dipergunakan apabila kita akan kembali ketitik
sebelumnya.

Rumus sasaran Balik (back Azimuth)


1. Tambah dengan 1800 apabila sasaran bidiknya kurang dari 1800
2. Kurangi dengan 1800 apabila sasaran bidiknya lebih dari 1800
Contoh sasaran balik:
Sasaran bidik 400 maka sasaran baliknya adalah: 400 + 1800 = 2200 .
Jika sasaran bidiknya 3000 1800 = 1200

Cara melihat Kompas dan membidik sasaran

Mata Angin

U = Utara : 0 atau 360

S = Selatan : 180

TL = Timur Laut : 45

BD = Barat Daya : 225

T = Timur : 90

B = Barat : 270
BL = Barat laut : 315

TG = Tenggara : 135
MENENTUKAN

ARAH

MATA

ANGIN

Menentukan arah mata angin ( Utara Magnet ) dapat dilakukan dengan berbagai cara
dengan

tanpa

menggunakan kompas,

antara

lain

1. Makam / kuburan orang Islam.


2. Tempat ibadah ( Masjid / Musholah ).
3. Terbitnya matahari / bulan.
4. Lumut pada pohon. ( sebelah kiri dan kanan batang pohon )
5. Pucuk / ujung daun pada pohon.
6. Silet.
7. dll.

RUJUKAN
M

Nashihun

Ulwan.(2011).Cara

Menggunakan

Kompas.

http://gepramansel.wordpress.com/2011/03/26/cara-menggunakan-kompas/.
Dilayari pada 28.7.2013.
Shamsuri

Bin

Salleh.

Pengenalan

kepada

Peta.

http://kembarakedah.blogspot.com/2009/03/pengenalan-kepada-peta.html.
Dilayari pada 29.7.2013.
Zaga Prasade. All about Scout. http://allaboutscou.blogspot.com/. Dilayari pada
25.7.2013.

MENGESAN TANDA/SIMBOL
Tanda atau simbol digunakan semasa pengembaraan di dalam hutan atau mendaki
bukit. Ahli pengakap perlu mempelajari supaya apabila sesat di dalam hutan, ahli
pengakap boleh memberikan isyarat supaya ahli yang lain boleh menjejaki dengan
mudah. Isyarat boleh dibuat menggunakan batu, rumput, ranting kayu, lorekkan pada
tanah dan sebagainya.

Ikut jalan ini. Boleh digaris pada tanah atau menggunakan ranting kayu atau batu-batu
kecil yang disusun mengikut bentuk anak panah.

Jangan ikut jalan ini. Ia juga boleh digunakan sebagai tanda merbahaya. Boleh dibuat
dengan menggunakan ranting kayu, daun, batu-batu kecil ataupun diconteng dengan
kapur.

Lima langkah dari sini ada surat tertanam. Isyarat ini boleh dilukis atau digariskan
dengan kapur ataupun dibentuk dengan menggunakan batu-batu kecil, ranting dan
sebagainya.

Ada air ke arah ini. Seperti isyarat-isyarat di atas. Ia boleh dilukis atau dibentuk
dengan menggunakan ranting kayu, batu-batu kecil, tali dan sebagainya.

Ikut arah ranting kayu yang patah. Dibuat dengan mematahkan ranting atau anak
kayu. Bahagian yang dipatahkan itu direbahkan ke arah yang dimaksudkan.

Ikut arah hujung rumput ini. Dibuat dengan menyimpul rumput atau lalang dengan
hujungnya dihalakan ke arah yang dimaksudkan.

Ikut arah batu kecil ini. Menggunakan batu yang disusun berderet, dimulakan dengan
batu yang lebih besar dan semakin kecil ke hujungnya. Hujung batu kecil menunjukkan
arah yang dimaksudkan.

Ada perkhemahan di kawasan ini. Boleh dibuat dengan garisan pada tanah,
melukisnya dengan kapur pada tembok dan lain-lain ataupun menyusun daun-daun di
atas tanah. Anak panah menunjukkan arah kawasan yang dimaksudkan.

Jalan terus. Bermaksud arah yang diikuti mesti diteruskan. Boleh dibuat dengan
meletakkan sebutir batu kecil di atas batu besar atau melukis rajah yang serupa dengan
kapur.

Ikut kiri. Memberi arahan supaya membelok atau mengikut jalan ke sebelah kiri. Boleh
dibuat dengan meletakkan sebutir batu kecil di atas batu besar dan menyusun
beberapa butir batu kecil bagi menghala ke kiri.

Ikut kanan. Arahan supaya mengikut jalan ke sebelah kanan. Dibuat menggunakan
susunan batu-batu besar dan kecil seperti isyarat ikut kiri tetapi disusun menghala ke
kanan. Kedua-dua isyarat ini juga boleh dilukis.

Saya sudah pulang. Pesanan yang menunjukkan pembuat isyarat telah balik ke rumah,
ke kem atau ke sekolah. Boleh dibuat dengan menggunakan batu-batu kecil, ranting
kayu ataupun dilukis.

Tunggu di sini. Arahan supaya berhenti dan tunggu atau berehat sementara di tempat
yang ditandakan. Ia boleh dibuat dengan ranting atau dilukis. Batu juga boleh
digunakan. Batu besar diletakkan di bawah sekali dan dua butir atau lebih batu yang
semakin kecil disusun berlapis di atasnya.

Anda mungkin juga menyukai