Anda di halaman 1dari 34

Skenario

Kekurangan Cairan
Seorang mahasiswa 19 tahun dibawa ke IGD RS YARSI karena pingsan saat mengikuti
orientasi pengenalan kampus. Pada pemeriksaan fisik : tampak lemas, bibir dan lidah kering.
Sebelum dibawa kerumah sakit, temannya telah memberikan larutan pengganti cairan tubuh. Di
RS, penderita segera diberikan infus cairan elektrolit. Hasil pemeriksaan laboratorium
menunjukkan : Kadar Natrium : 130 mEq/l (Normal = 137 147), Kalium : 2.5 mEq/l (N = 3.5
5.5) dan Klorida : 95 mEq/l (N = 100 106 ). Setelah kondisi membaik pasien diperbolehkan
pulang dan dianjurkan untuk minum sesuai dengan etika islam.

Brain Storming
Kata Sulit :
a. Elektrolit
: Zat kimia yang mempunyai larutan ion yang bermuatan listrik
didalam larutan
b. Pingsan
: Tidak sadar atau tidak ingat
c. Cairan
: Benda cair, larutan, hasil mencairkan
d. Larutan
: Campuran dua atau lenih zat yang membentuk satu macam homogen dan
sifat kimia satu zat membentuk larutan tidak berubah
e. Infus
: Larutan pengganti cairan tubuh
f. Dehidrasi
: Kondisi dimana saat tubuh kekurangan cairan atau kondisi tubuh dimana
pengeluaran lebih banyak dari pemasukkan.
Pertanyaan :
1) Kemungkinan apa yang terjadi jika tubuh kekurangan cairan?
2) Apa penyebab berkurangnya cairan didalam tubuh?
3) Apa saja fungsi cairan didalam tubuh?
4) Bagaimana mekanisme dehidrasi?
5) Bagaimana ciri-ciri orang yang terkena dehidrasi?
6) Bagaimana komposisi cairan tubuh normal?
7) Apa saja jenis-jenis dehidrasi?
8) Bagaimana islam mengajarkan etika minum dalam islam?
9) Bagaimana ciri-ciri kekurangan Natrium, Kalium dan Klorida dan pada keadaan apa
terjadi kekurangan itu?
10) Apa saja jenis pengganti larutan cairan tubuh?
11) Bagaiman infus cairan elektrolit yang dibutuhkan pada kasus ini?
12) Bagaimana cara mencegah dan mengobati dehidrasi?
Jawab :
1. Hipovolemik
- Dehidrasi
2. - Olahraga yang berlebihan
- Setres
- Diare yang berlebihan
- Muntah-muntah
- Berkurangnya cairan tubuh (dipengaruhi usia)
- Kelamin
- Berat badan
3. Mengatur suhu tubuh
- Memperlancar aliran darah
- Mempelancar metabolisme tubuh
- Melembapkan kulit
2

- Mengangkut oksigen kesel-sel tubuh


- Melumasi pergerakan sendi dan otot
- Sebagai pelarut universal
- Menjaga homostatis pH 7,3-7,5
- Memmbentuk tubuh sel
- Hidrolisis
- Membuang racun yang ada didalam tubuh
4. Mekanisme dehidrasi diatur oleh sistem saraf pusat dan sistem hormon
5 . Lemas
- Bibir dan lidah kering
- Pusing
- Mata cekung
- Suhu tubuh meningkat
- Konsentrasi menurun
- Mata berkunang-kunang
- Produksi urin sedikit
- Nafas cepat
- Detak jantung cepat
- Tekanan darah turun
6.

7. Hipertonik
: Air lebih banyak dari Natrium
- Isotonik
: Air dengan Natrium seimbang
- Hipotonik
: Air lebih sedikit dari Natrium
8. Sebelum minum membaca basmallah dan diakhiri dengan alhamdulillah. Islam mengajarkan
jika sedang minum harus duduk, tidak boleh buru-buru, tidak boleh sambil bicara dan tidak boleh
berlebihan
9. Kekurangan Natrium : Hiponatremia
3

Gejalanya jika terjadi muntah-muntah, diare, adisondisease, tekanan darah rendah dan volume
darag rendah
- Kekurangan kalium : Hipokalemia
Gejalanya diare, muntah-muntah, cushing syndrom, karena insulin terapi
Ciri-cirinya : 5L
10. Larutan penyangga tubuh : Larutan isotonik
Contoh : Oralit
11. Infus Nacl 0,9% dan ditambahkan Kalium
12. Minum air 8 gelas perhari
- Olahraga yang cukup
- Makan-makanan yang bergizi
Cara mengobati :
- Infus
- Oralit

Hipotesis
Cairan tubuh normal adalah berkisar 60% berat badan sesorang dan mempunyai beberapa fungsi
salah satunya adalah sebagai sebagai pelarut universal, apabila kekurangan juga mempunyai
gejalanya masing-masing. Dehidrasi adalah kondisi dimana saat tubuh kekurangan cairan atau
kondisi tubuh dimana pengeluaran lebih banyak dari pemasukkan yang diatur oleh Mekanisme
dehidrasi diatur oleh sistem saraf pusat dan sistem hormon. Ciri-ciri yang dapat ditemukan
ketika orang terkena dehidrasi salah satunya adalah lemas, bibir kering dan pusing. Jenis-jenis
dehidrasi antara lain: Hipertonik isotonik dan hipotonik. Adapun factor yang mempengaruhinya
adalah kurangnya intake air ke dalam tubuh, ketika orang dehidrasi kita harus menanganinya
secara cepat dengan cara memberikan cairan kedalam tubuh dan sesuai dengan yang di ajarkan
oleh Islam.

Sasaran Belajar :
LI.1 Memahami dan Menjelaskan larutan dan cairan
LO.1.1 Definisi
LO.1.2 Fungsi
LO.1.3 Jenis
LO.1.4 Perbedaan larutan dan cairan
LI.2 Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan cairan didalam tubuh
LO.2.1 Definisi
LO.2.2 Komposisi cairan tubuh normal
LO.2.3 Input, Output cairan tubuh
LO.2.4 Mekanisme keseimbangan cairan tubuh
LO.2.5 Gangguan keseimbangan cairan tubuh
LI.3 Memahami dan Menjelaskan dehidrasi
LO.3.1 Definisi
LO.3.2 Etiologi dan faktor resiko
LO.3.3 Klasifikasi
LO.3.4 Gejala
LO.3.5 Pemeriksaan
LO.3.6 Tatalaksana
LO.3.7 Pencegahan
LI.4 Memahami dan Menjelaskan elektrolit
LO.4.1 Definisi
LO.4.2 Komposisi
LO.4.3 Gangguan
LI.5 Etika minum dalam islam menurut hadis dan al-quran

LI.1 Memahami dan Menjelaskan Larutan dan Cairan


LO.1.1 Menjelaskan Pengertian Larutan dan Cairan
Definisi Larutan
Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serba sama (ukuran
partikelnya), tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat
dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel- partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.
Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat yang terlarut di
dalamnya disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud padat, cair, atau gas. Dengan
demikian, larutan = pelarut (solvent) + zat terlarut (solute). Khusus untuk larutan cair,
maka pelarutnya adalah volume terbesar.
Definisi Cairan
Cairan adalah bahan yang langsung mengalir secara alamiah, bukan padat atau
gas.Tubuh

manusia

sebagian

besar

terdiri

atas

cairan,

persentasenya

dapat

berubahtergantung pada umur, jenis kelamin dan derajat obesitas seseorang. Pada
bayiusia <1 tahun cairan tubuh adalah sekitar 80-85% berat badan dan pada bayi usia >
1tahunmengandung air sebanyak 70-75%. Seiring dengan pertumbuhan seseorang
persentase jumlah cairan terhadap berat badan berangsur-angsur turun yaitu pada lakilakidewasa 50-60% berat badan, sedangkan pada wanita dewasa 50 % berat badan.
LO.1.2 Fungsi Larutan dan Cairan
Fungsi Larutan:
Secara umum larutan berfungsi untuk membentuk suatu zat baru anatar solute (zat
yang dilarutkan) dan solven ( zat pelarut).
Faktor Faktor yang mempengaruhi kelarutan:
1. Suhu
Makin tinggi suhunya makin besar kelarutannya
2. Sifat solut dan solvent
Berdasarkan polar dan non polarnya seperti hukum like disolve like
Suatu solut polar akan larut pada solvent yang polar juga.
3. Tekanan
Gas dalam cair
tekanan parsial
6

Diatur oleh hukum henry


C=kp

Gas yang larut secara fisika

Semakin tinggi tekanan, semakin kecil kelarutan


4. Pengaruh ion sejenis
Adanya ion sejenis akan memperkecil kelarutan.
Fungsi Cairan :
a. Mengatur suhu tubuh
Bila kekurangan air, suhu tubuh akan menjadi panas dan naik
b. Melancarkan peredaran darah
Jika tubuh kita kekurangan cairan,maka darah akan mengental. Hal ini disebankan
cairan dalam darah tersedot untuk kebutuhan dalam tubuh. Proses tersebut akan
berpengaruh pada kinerja otak dan jantung.
c. Membuang racun dan sisa makanan
Tersedia cairan tubuh yang cukup dapat membantu mengeluarkan racun dalam tubuh.
Air membersihkan racun dalam tubuh melalui keringat, air seni dan pernafasan.
d. Kulit
Air sangat penting untuk mengatur struktur dan fungsi kuliat. Kecukupan air dalam
tubuh berguna untuk menjaga kelambaban, kelembutan dan elastisitas akibat
pengarus suhu udara dari luar tubuh.
e. Pencernaan
Pencernaan air dalam proses pencernaan untuk mengangkut nutrisi dan oksigen
melalui darah untuk segera dikirim melalau sel-sel tubuh. Konsumsi air yang cukup
akan membantu kerja sistem pencernaan didalam usus besar karena gerakan usus
menjadi lebih lancar, sehingga feses pun keluar dengan lancar.
f. Pernafasan
Paru-paru memerlukan air untuk pernafasan karena paru-paru harus basa dalam
bekerja memasukkan oksigen kedalam sel-sel tubuhn dan memompa karbondioksida
keluar tubuh. Hal ini dapat dilihat apabila kita menghembuskan nafas kekaca, maka
akan terlihat cairan berupa embun dari nafas yang dihembuskan pada kaca.
g. Sendi dan Otot
Cairan tubuh melindungin dan melumasi gerakan sendi dan otot. Otot tubuh akan
mengempis apabila tubuh kekurangan cairan. Oleh sebab itu, perlu minum air dengan
cukup selama beraktifitas untuk meminimalisir resiko kejang otot dan kelelahan.
h. Pemulihan Penyakit

Air mendukung proses pemulihan ketika sakit karena asupan air yang memadai
berfungsi untuk menggantikan cairan tubuh yang terbuang.
LO 1.3 Jenis Larutan dan Cairan
Jenis Larutan
Ada 2 reaksi dalam larutan, yaitu:
a) Eksoterm, yaitu proses melepaskan panas dari sistem ke lingkungan, temperatur
dari campuran reaksi akan naik dan energi potensial dari zat- zat kimia yang
bersangkutan akan turun.
b) Endoterm, yaitu menyerap panas dari lingkungan ke sistem, temperatur dari
campuran reaksi akan turun dan energi potensial dari zat- zat kimia yang
bersangkutan akan naik.
Larutan dapat dibagi menjadi 3, yaitu:
a) Larutan tak jenuh
yaitu larutan yang mengandung solute (zat terlarut) kurang dari yang diperlukan
untuk membuat larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang partikelpartikelnya tidak tepat habis bereaksi dengan pereaksi (masih bisa melarutkan
zat). Larutan tak jenuh terjadi apabila bila hasil kali konsentrasi ion < Ksp berarti
larutan belum jenuh ( masih dapat larut).
b) Larutan jenuh
yaitu suatu larutan yang mengandung sejumlah solute yang larut dan mengadakan
kesetimbangn dengan solut padatnya. Atau dengan kata lain, larutan yang
partikel- partikelnya tepat habis bereaksi dengan pereaksi (zat dengan konsentrasi
maksimal). Larutan jenuh terjadi apabila bila hasil konsentrasi ion = Ksp berarti
larutan tepat jenuh.
c) Larutan sangat jenuh (kelewat jenuh)
yaitu suatu larutan yang mengandung lebih banyak solute daripada yang
diperlukan untuk larutan jenuh. Atau dengan kata lain, larutan yang tidak dapat
lagi melarutkan zat terlarut sehingga terjadi endapan. Larutan sangat jenuh terjadi

apabila bila hasil kali konsentrasi ion > Ksp berarti larutan lewat jenuh
(mengendap).
Berdasarkan banyak sedikitnya zat terlarut, larutan dapat dibedakan menjadi 2, yaitu:
a) Larutan pekat yaitu larutan yang mengandung relatif lebih banyak solute dibanding
solvent.
b) Larutan encer yaitu larutan yang relatif lebih sedikit solute dibanding solvent.
Berdasarkan daya hantar listrik

1. Larutan elektrolit adalah larutan yang dapat menghantarkan arus listrik, dibedakan atas :
a.
Elektrolit Kuat

2. L
a

Larutan elektrolit kuat adalah larutan yang mempunyai daya hantar listrik yang kuat,

karena zat terlarutnya didalam pelarut (umumnya air), seluruhnya berubah menjadi ion-

ion (alpha = 1)

a. Asam-asam kuat, seperti : HCl, HCl03, H2SO4, HNO3 dan lain-lain.


b. Basa-basa kuat, yaitu basa-basa golongan alkali dan alkali tanah, seperti: NaOH,

a
n

KOH, Ca(OH)2, Ba(OH)2 dan lain-lain.


c. Garam-garam yang mudah larut, seperti: NaCl, KI, Al2(SO4)3 dan lain-lain
b. Elektrolit Lemah
Larutan elektrolit lemah adalah larutan yang daya hantar listriknya lemah dengan
harga derajat ionisasi sebesar: 0 < alpha <1
a. Asam-asam lemah, seperti : CH3COOH, HCN, H2CO3, H2S dan lain-lain
b. Basa-basa lemah seperti : NH4OH, Ni(OH)2 dan lain-lain
c. Garam-garam yang sukar larut, seperti : AgCl, CaCrO4, PbI2 dan lain-lain
non elektrolit adalah larutan yang tidak dapat menghantarkan arus listrik, karena zat
terlarutnya di dalam pelarut tidak dapat menghasilkan ion-ion (tidak berion).

Tergolong ke dalam jenis ini misalnya:


a.

Larutan urea

b.

Larutan sukrosa

c.

Larutan glukosa

d.

Larutan alkohol, dsb


Berdasarkan kemampuan menyerap :

Larutan ideal yaitu larutan yang memenuhi HukumRoult. Pada larutan ideal tidak
terjadi penyerapan atau pelepasan kalor pada saat pencampuran larutan

Larutan tak ideal yaitu larutan yang tidak memenuhi hokum Roult. Larutan tak ideal
ini dapat dibagi dua yaitu:
a. Larutan

yang mengalami pelepasan kalor pada saat pencampuran sehingga

merupakan larutan yang mengalami penyimpangan positif dari hukum Roult


b. Larutan yang mengalami penyerapan kalor pada saat pencampuran yang
menghasilkan penyimpangan negatif dari hukum Roult.
Berdasarkan wujud / fasanya :
Solvent

Solut

Larutan

No

Fasa

Contoh

Fasa

Contoh

Cair

Air

Cair

Alkohol

Spiritus

Cair

Aseton

Gas

Asetilen

Zat untuk las

Cair

Air

Padat

Garam

Larutan garam

Padat

Pd

Gas

H2

Gas oven

Padat

Cd

Cair

Hg

Amalgam gigi

Padat

Au

Padat

Ag

Sinsin

Gas

O2

Gas

He

Gas

untuk

menyelam
8

Gas

Udara

Cair

Minyak wangi

Spray

Gas

O2

Padat

naftalen

Kamfer

Jenis Cairan
10

Cairan tubuh dibagi menjadi 2 yaitu :


a. Cairan Ekstraseluler, yaitu cairan yang berada di luar sel. Terdiri dari :
- Cairan Intravaskuler (plasma) : berada di dalam vaskuler
- Cairan Interstisial : berada diantara sel
- Cairan Transeluler : cairan khusus seperti serebrospinal, sekresi cairan
cerna, intraokuler
Cairan ekstraselular berperan sebagai pengentar semua keperluan sel
(nutrien, oksigen, regulator hormon, dll) dan penggangkut

CO2

serta sisa

metabolisme
b. Cairan Intraseluler, yaitu cairan yang berada di dalam sel tubuh. Berperan
proses penyimpanan dan penggunaan energi serta proses perbaikan sel, dan
untuk mempertahankan volume darah dan osmolalitas cairan ekstrasel.
Cairan yang terdapat didalam sel tubuhmanusia.Volumenyalebihkurang 33%
beratbadan (60% air tubuh total). Kandungan air intrasel lebih banyak
disbanding ekstrasel.
Contoh

: kalium sebagai kation utama, fosfat

sebagai anion

LO.1.4 Perbedaan Larutan dan Cairan


Larutan adalah campuran homogen (komposisinya sama), serta sama ukuran
partikelnya, tidak ada bidang batas antara zat pelarut dengan zat terlarut (tidak dapat
dibedakan secara langsung antara zat pelarut dengan zat terlarut), partikel-partikel
penyusunnya berukuran sama (baik ion, atom, maupun molekul) dari dua zat atau lebih.
Dalam larutan fase cair, pelarutnya (solvent) adalah cairan, dan zat terlarut di dalamnya
disebut zat terlarut (solute), bisa berwujud cair, padat, atau gas. Cairan, terdiri dari unsurunsur atau partikelpartikel yang posisi relatifnya bebas berubah tanpa terpisah.
(Juliantara, 2009)

LO. II. Memahami dan Menjelaskan Keseimbangan Cairan didalam tubuh


11

LO.2.1 Definisi
Duapertiga dari berat badan adalah air. Jumlah cairan yang relatif sedikit dalam
aliran darah itu sangat penting untuk fungsi tubuh dan harus terus dijaga agar tetap
konstan. Air yang berada diluar aliran darah berfungsi sebagai cadangan yang dapat
mengisi maupun menyerap kelebihan air dalam darah sesuai kebutuhan. Bila asupan
cairan sesuai dengan cairan yang hilang, cairan tubuh akan tetap seimbang. Bila asupan
cairan sesuai dengan cairan yang hilang, cairan tubuh akan tetap seimbang. Tubuh
berusaha untuk mempertahankan jumlah total cairan tubuh sehingga kadar natrium darah
tetap stabil.
Cairan tubuh (bahasa Inggris: interstitial fluid, tissue fluid, interstitium) adalah
cairan suspensi sel di dalam tubuh yang memiliki fungsi fisiologis tertentu. Cairan tubuh
merupakan komponen penting bagi cairan ekstraseluler, termasuk plasma darah dan
cairan transeluler (Anonim, 2010).

LO.2.2. Komposisi Cairan Tubuh Normal


Di dalam tubuh manusia, cairan akan terdistridusi ke dalam 2 kompartemen utama yaitu
cairan intraselular (ICF) dan cairan ekstrasellular (ECF). (Irawan, 2007)
Cairan intraselular adalah cairan yang terdapat di dalam sel (Irawan, 2007). Sekitar 25
dari 40 liter cairan di dalam tubuh terdapat di dalam kira-kira 75 triliun sel tubuh dan secara
bersama-sama disebut cairan intraseluler (Guyton,1990). Sedangkan cairan ekstraselular adalah
cairan yang terdapat di luar sel (Irawan, 2007).
Hampir 67% dari total badan air (Bodys Water) tubuh manusia terdapat di dalam cairan
intrasellular dan 33% sisanya akan berada pada cairan ekstrasellular. Air yang berada di dalam
cairan ekstrasellular ini kemudian akan terdistribusi kembali kedalam 2 Sub-Kompartemen yaitu
pada cairan interstisial (ISF) dan cairan intravaskular (plasma darah). 75% dari air pada
kompartemen cairan ekstraselular ini akan terdapat pada sela-sela sel (cairan interstisial) dan
25%-nya akan berada pada plasma darah (cairan intravaskular) (Irawan, 2007).
Pendistribusian air di dalam 2 kompartemen utama (Cairan Intrasellular dan Cairan
Ekstrasellular) ini sangat bergantung pada jumlah elektrolit dan makromolekul yang terdapat
dalam kedua kompartemen tersebut. Karena sel membran yang memisahkan kedua kompartemen

12

ini memiliki permeabilitas yang berbeda untuk tiap zat, maka konsentrasi larutan (osmolality)
pada kedua kompartemen juga akan berbeda (Irawan, 2007)
LO.2.3 Input dan Output Cairan Tubuh
A. Intake Cairan
Intake cairan yaitu jumlah atau volume kebutuhan tubuh manusia akan cairan per hari.
Selama aktivitas dan temperatur yang sedang seorang dewasa minum kira-kira 1500 ml per hari,
sedangkan kebutuhan cairan tubuh kira-kira 2500 ml per hari sehingga kekurangan sekitar 1000
ml per hari diperoleh dari makanan, dan oksidasi selama proses metabolisme.

Tabel. Kebutuhan intake cairan berdasarkan umur dan berat badan


No

Umur

BB (Kg)

Kebutuhan Cairan

3 hari

250-300

1 tahun

9,5

1150-1300

2 tahun

11,8

1350-1500

6 tahun

20

1800-2000

10 tahun

28,7

2000-2500

14 tahun

45

2200-2700

18 tahun

54

2200-2700

Pengaturan utama intake cairan adalah melalui mekanisme haus. Pusat haus dikendalikan
berada di otak sedangkan rangsangan haus berasal dari kondisi dehidrasi intraseluler, sekresi
angiotensin II sebagai respon dari penurunan tekanan darah, perdarahan yang mengakibatkan
penurunan volume darah. Perasaan kering di mulut biasanya terjadi bersama dengan sensasi haus
walaupun kadang terjadi secara sendiri. Sensasi haus akan segera hilang setelah minum sebelum
proses absorbsi oleh gastrointestinal.
B.

Output Cairan
13

Output cairan yaitu jumlah atau volume kehilangan cairan pada tubuh manusia per
hari. Kehilangan cairan tubuh melalui empat rute (proses) yaitu :
a.

Urine
Proses pembentukan urine oleh ginjal dan ekskresi melalui traktus urinarius merupakan proses
output cairantubuh yang utama. Dalam kondisi normal output urine sekitar 1400-1500 ml per 24
jam, atau sekitar 30-50 ml per jam pada orang dewasa. Pada orang yang sehat kemungkinan
produksi urine bervariasi dalam setiap harinya, bila aktivitas kelenjar keringat meningkat maka
produksi urine akan menurun sebagai upaya tetap mempertahankan keseimbangan dalam tubuh.

b.

IWL (Insesible Water Loss)


IWL terjadi melalui paru-paru dan kulit. Melalui kulit dengan mekanisme diffusi. Pada orang
dewasa normal kehilangan cairan tubuh melalui proses ini adalah berkisar 300-400 ml per hari,
tetapi bila proses respirasi atau suhu tubuh meningkat maka IWL dapat meningkat.

c.

Keringat
Berkeringat terjadi sebagai respon terhadap kondisi tubuh yang panas, respon ini berasal dari
anterior hypotalamus, sedangkan impulsnya ditransfer melalui sumsum tulang belakang yang
dirangsang oleh susunan syaraf simpatis pada kulit.

d.

Feses
Pengeluaran air melalui feses berkisar antara 100-200 ml per hari, yang diatur melalui
mekanisme reabsorbsi di dalam mukosa usus besar (kolon).
LO.2.4. Mekanisme Keseimbangan Cairan Tubuh

Pergerakan cairan tubuh mencakup penyerapan air di usus, masuk ke pembuluh darah, dan
beredar ke seluruh tubuh. Pada pembuluh kapiler, air mengalami filtrasi ke ruang interstisium,
selanjutnya masuk dalam sel melalui proses difusi, sebaliknya air dalam sel keluar ke ruang
interstisium dan masuk ke pembuluh darah (Unit Pendidikan Kedokteran-Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan FKUI, 2007).

14

Cairan tubuh berpindah antara kedua kompartemen untuk mempertahankan keseimbangan


nilai cairan. Pergerakan cairan tubuh ditentukan oleh beberapa proses transpor yaitu difusi,
transpor aktif, filtrasi, dan osmosis (Horne, 2001).
Difusi
Partikel (ion atau molekul) suatu substansi yang terlarut selalu bergerak dancenderung
menyebar dari daerah yang konsentrasinya tinggi ke konsentrasi yang lebih rendah sehingga
konsentrasi substansi partikel tersebut merata. Perpindahan partikel seperti ini disebut difusi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi laju difusi ditentukan sesuai dengan hukum Fick (Ficks
law of diffusion). Faktor-faktor tersebut adalah:
1. Peningkatan perbedaan konsentrasi substansi.
2. Peningkatan permeabilitas.
3. Peningkatan luas permukaan difusi.
4. Berat molekul substansi.
5. Jarak yang ditempuh untuk difusi
Osmosis
Bila suatu substansi larut dalam air, konsentrasi air dalam larutan tersebut lebih rendah
dibandingkan konsentrasi air dalam larutan air murni dengan volume yang sama. Hal ini karena
tempat molekul air telah ditempati oleh molekul substansi tersebut. Jadi bila konsentrasi zat yang
terlarut meningkat, konsentrasi air akan menurun.
Bila suatu larutan dipisahkan oleh suatu membran yang semipermeabel dengan larutan yang
volumenya sama namun berbeda konsentrasi zat yang terlarut, maka terjadi perpindahan air/ zat
pelarut dari larutan dengan konsentrasi zat terlarut yang rendah ke larutan dengan konsentrasi zat
terlarut lebih tinggi. Perpindahan seperti ini disebut dengan osmosis.
Filtrasi

15

Filtrasi terjadi karena adanya perbedaan tekanan antara dua ruang yang dibatasi oleh
membran. Cairan akan keluar dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah bertekanan rendah.
Jumlah cairan yang keluar sebanding dengan besar perbedaan tekanan, luas permukaan
membran, dan permeabilitas membran. Tekanan yang mempengaruhi filtrasi ini disebut tekanan
hidrostatik
Transport aktif
Transport aktif diperlukan untuk mengembalikan partikel yang telah berdifusi secara pasif dari
daerah yang konsentrasinya rendah ke daerah yang konsentrasinya lebih tinggi. Perpindahan
seperti ini membutuhkan energi (ATP) untuk melawan perbedaan konsentrasi. Contoh: Pompa
Na-K.
LO.2.5. Gangguan Keseimbangan Cairan Tubuh
Gangguan keseimbangan cairan yang ada di dalam tubuh dapat terjadi ketika kita
mengalami diare, muntah, panas yang berlebihan dan penggunaan obat deuritik. Dan gangguan
keseimbangan cairan ini ( dehidrasi ) juga dapat menyebabkan seseorang mengalami pingsan.
1. Diare :
Makanan yang tidak dicerna dan tidak diserap usus akan menarik air dari dinding usus. Di
lain pihak, pada keadaan ini proses transit di usus menjadi sangat singkat sehingga air tidak
sempat diserap oleh usus besar. Hal inilah yang menyebabkan tinja berair pada diare.
Sebenarnya usus besar tidak hanya mengeluarkan air secara berlebihan tapi juga elektrolit.
Kehilangan cairan dan elektrolit melalui diare ini kemudian dapat menimbulkan dehidrasi.
Dehidrasi inilah yang mengancam jiwa penderita diare.
Kehilangan cairan tubuh yang mengandung elektrolit penting adalah penyebab kematian
pada penderita diare. Kondisi yang disebut dehidrasi ini berbahaya karena dapat menimbulkan
gangguan irama jantung dan menurunkan kesadaran pasien.
2. Muntah :
Muntah terjadi dengan mekanisme yang sangat komplek. Terjadi nya muntah di control oleh
saraf pusat yang ada di otak. Rangsangan muntah akan mengakibatkan konstriksi otot lambung
16

dan penurunan diafragma. Hal tersebut meningkatkan tekanan di dalam perut khususnya
lambung sehingga mendorong isi lambung keluar. Jika muntah terjadi berlebihan maka tubuh
akan sulit untuk menggantikan cairan tubuh karena terlalu banya cairan dan elektrolit yang
terbuang. Perubahan jumlah elektrolit yang ada di tubuh ini menyebabkan kadar PH menjadi
lebih tinggi dan menimbulkan dehidrasi.
3. Pingsan :
Dehidrasi dapat mengakibatkan gangguan dalam fungsi otak kita, seperti konsentrasi dan
kemampuan berpikir. Secara fisik, kekurangan cairan dapat menurunkan stamina dan
produktivitas karena banyaknya elektrolit yang hilang, sehingga kita jadi mengalami gangguan
sakit kepala, lesu, lemas, kejang, hingga pingsan.
Gangguan Keseimbangan Cairan lainnya:
A. Hipovolemik atau dehidrasi
Suatu kondisi akibat kekurangan volume cairan ekstra seluler (CES) dan dapat terjadi karena
kehilangan melalui kulit,ginjal,gastrointestinal, pendarahan sehingga menimbulkan syok
hipovolemik. Mekanismenya adalah peningkatan rangsangan saraf simpatis (peningkatan
frekuensi jantung, kontraksi jantung dan tekanan vaskuler), rasa haus, pelepasan hormone ADH
dan adosteron.
Gejalanya antara lain: pusing, lemah, letih, anoreksia, mual muntah, rasa haus, gangguan mental,
konstipasi dan oliguri, penurunan TD, HR meningkat, suhu meningkat, turgor kulit menurun,
lidah terasa kering dan kasar, mukosa mulut kering. Tanda-tanda penurunan berat 15 badan
dengan akut, mata cekung, pengosongan vena jugularis. Pada bayi dan anak adanya penurunan
jumlah air mata.
B. Hipervolemi atau overhidrasi
Penambahan/kelebihan volume CES dapat terjadi pada saat:
1) Stimulasi kronis ginjal untuk menahan natrium dan air.
2) Fungsi ginjal abnormal, dengan penurunan ekskresi natrium dan air.

17

3) Kelebihan pemberian cairan.


4) Perpindahan cairan interstisial ke plasma. Gejala: sesak napas, peningkatan dan penurunan
TD, nadi kuat, asites, adema, adanya ronchi, kulit lembab, distensi vena leher, dan irama gallop

LI.3 Memahami dan Menjelaskan tentang Gangguan Keseimbangan cairan tubuh


(dehidrasi)
LO.3.1 Pengertian Dehidrasi
Dehidrasi dideskripsikan sebagai suatu keadaan keseimbangan cairan yang negatif atau
terganggu yang bisa disebabkan oleh berbagai jenis penyakit (Huang et al, 2009). Dehidrasi
terjadi karena kehilangan air (output) lebih banyak daripada pemasukan air (input)
(Suraatmaja, 2010). Cairan yang keluar biasanya disertai dengan elektrolit (Latief, dkk.,
2005).
Dehidrasi merupakan ketidakseimbangan cairan tubuhb dikarenakan pengeluaran cairan
lebih besar daripada pemasukan (Almatsier, 2009).
LO.3.2 Etiologi dan factor resiko
1

Aktifitas
Orang yang banyak aktifitasnya lebih banyak mengeluarkan cairan tubuh melalui
keringat dari orang yang tidak beraktifitas
Diare
Diare merupaka keadaan yang paling sering menyebabkan kehilangan cairan dalam
jumlah besar. Diseluruh dunia, 4 juta anak-anak mati setiap tahun karena dehidrasi

3
4

akibat diare.
Usia
Semakin tua usianya, Kerja organ semakin menurun
Muntah
Muntah sering menyebabkan dehidrasi karena sangat sulit untuk menggantikan
cairan yang keluar dengan cara minum
Berkeringat. Tubuhn kehilangan banyak cairan saat berkeringat, Kondisi lingkungan
yang panas akan menyebabkan tubuh berusaha mengatuh suhu tubuh dengan
mengeluarkan keringat. Bila keadaan ini berlangsung lama sementara pemasukan

cairam kurang maka tubuh dapat jatuh kedalam kondisi dehidrasi.


Diabetes.

18

Peningkatan kadar gula darah pada penderita diabetes atau kencing manis akan
menyebabkan banyak gula dan air yang dikeluarkan melalaui kencing sehingga
7

8
9

penderita diabetes akan menegluh sering kebelakang untuk kencing.


Luka Bakar.
Penderita luka bakar dapat mengalami dehidrasi akibat keluarnya cairam berlebihan
pada kulit yang rusak oleh luka bakar.
Kesulitan Minum. Orang yang mengalami kesulitan minum oleh karena suatu sebab
rentan untuk jatuh kekondisi dehidrasi.
Gantroenteritis.
Ini adalah paling umum dehidrasi.Jika disertai muntah dan diare, dehidrasi akan

semakin mudah terjadi


10 Stomatitis.
Nyeri dapat membatasi asupan oral
11 Diabetic Ketoasidosis (DKA).
Dehidrasi ini disebabkan oleh diuresis osmotik. Penurunan berat badan disebabkan
karena kehilanagn cairan yang berlebihan dan katabolisme jaringan. Rehidrasi cepat,
dapat menimbulkan hasil neurologis yang buruk.DKA sangat spesifik dan
memerlukan perawatan yang intensif.
12 Demam Penyakit.
Demam mengakibatkan peningkatan insensible loss water dan dapat mempengaruhi
nafsu makan.
13 Pharyngitis.
Ini dapat mengurangi asupan oral.
14 Congenital adrenal hiperplasia
Berhubungan dengan hipoglikemia, hipotensi, hiperkalemia, dan hiponatremia.
15 Cystic Fibrosis.
Mengakibatkan kerugian natrium dan klorida keringat, menenmpatkan pasien pada
resiko hiponatremia dan hipernatremia.
16 Heat Stroke.
Hyperpyrexia, kulit kering dan perubahan status mental dapat terjadi.
17 Diabetes Insipidus.
Output urin yang berlebihan yang sangat encerdapat mengakibatkan kerugian besar
air bebas dan hipernatremia.
18 Tirotoksikosis.
Berat badan yang diamati, meskipun nafsu makan meningkat. Diare terjadi.
Respon awal tubuh terhadap dehidrasi antara lain :
1
2

Rasa haus untuk meningkatkan pemasukan cairan yang diikuti dengan


Penurunan produksi kencing untuk mengurangi seminimal mungkin cairan yang
keluar. Air seni akan tamapak lebih pekat dan berwarna gelap.
19

Jika kondisi awal ini tidak tertanggulangi maka tubuh akan masuk kekondisi selanjutnya
yaitu:
1
2
3
4
5
6

Mulut kering
Berkurangnya air mata
Berkurangnya keringat
Kekakuan otot
Mual dan Muntah.
Kepala terasa ringan terutama saat berdiri.

Selanjutnya tubuh dapat jatuh kekondisi dehidrasi berat yang gejalanya berupa gelisah
dan lemah lalu koma dan kegagalan multi organ. Bila ini terjadi makan akan sangat sulit
untuk menyembuhkan dan dapat berakibat fatal.
LO.3.3 Klasifikasi Dehidrasi
Pembagian dehidrasi berdasarkan tonisitas dan kadar natriumnya
1. Dehidrasi isotonik
Dehidrasi ini tidak menyebabkan terjadinya perubahan konsentrasi elektrolitdarah.
Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam darah 130-150 mEq/L
2. Dehidrasi Hipotonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah menurun. Hal ini terjadi bila
kadar natrium dalam plasma kurang dari 130 mEq/L. Dehidrasi ini juga disebut
sebagai dehidrasi hiponatremia
3. Dehidrasi Hipertonik
Dehidrasi ini terjadi bila konsentrasi elektrolit darah naik, biasanya disertai dengan
rasa haus dan gejala neurologi. Hal ini terjadi bila kadar natrium dalam plasma
melebihi dari 150 mEq/L. Dehidrasi ini disebut juga sebagai dehidrasi hipernatremia
Dehidrasi juga dibagi berdasarkan derajatnya:
1. Dehidrasi ringan
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5% bb
2. Dehidrasi sedang
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 5%-10% bb
3. Dehidrasi berat
Dehidrasi ini terjadi bila tubuh kehilangan cairan sebesar 10% bb
Untuk mempertahankan volume plasma tubuh akan menggunakan cairan intrasel
Dan interstisial, sehingga terjadi dehidrasi intersel. Oleh karena itu, rehidrasi baru
Dianggap lengkap bila cairan eksrasel, intrasel,dan interstitial kembali normal.
Kehilangan cairan berlebih dapat terjadi melalui:
20

1. Kulit misalnya banyak berkeringat pada udara panas ,demam,luka bakar,dan


2.
3.
4.
5.

sebagainya
Traktus digestivus misalnya muntah muntah,diare,fistel,dan lain lain
Traktus urinarius misalnya diabetes insipidus, diabetes melitus
Paru paru misalnya hiperventilasi
Pembuluh darah misalnya pendarahan

LO.3.4 Manisfestasi Dehidrasi


Tanda dan Gejala

Dehidrasi ringan

Dehidrasi sedang

Dehidrasi berat

Kehilangan berat

3-5

6-9

10 atau lebih

badan (%)
Kondisi umum

Haus,sadar,gelisah

Haus,sadar,hipotensi

Biasanya sadar,ekstermitas

postural

dingin,lembab,sianotik,kulit
jari tangan dan kaki

Cepat dan lemah

berkerut;kejang otot
Cepat,sangat lemah,kadang

Respirasi

tekanan normal
Normal

Dalam mungkin cepat

tidak teraba
Dalam dan cepat

Foatanella anterior
Tekanan darah

normal
normal

Cekung
Normal atau rendah

Sangat cekung
Rendah mungkin tidak

sistolik
Elastisitas kulit

Cubitan segera

hipotensi ortostatik
Cubitan kembali

terukur
Cubitan tidak segera

Mata
Air mata

kembali
Normal
Ada

perlahan
Cekung
Tidak ada atau

kembali
Sangat cekung
Tidak ada

Normal

berkurang
Jumalh berkurang atau

Anuria/ oliguria berat

Nadi radial

Kecepatan dan

Keluaran kencing

pekat
Gejala dehidrasi pada usia lanjut
1. Gejala klasik dehidrasi seperti rasa haus, lidah kering, penurunan turgor dan mata cekung
sering tidak jelas
2. Gejala klinis paling spesifik yang dapat dievaluasi adalah penurunan berat badan akut
lebih dari 3%

21

3. Tanda klinis obyektif lainnya yang dapat membantu mengidentifikasi kondisi dehidrasi
adalah hipotensi ortostatik
4. Berdasarkan studi di divisi Geriatri Departemen Ilmu penyakit dalam FKUI-RSCM:
a.ditemukan aksila lembah/basah
b.suhu tubuh meningkat
c. Diuresis berkurang
d. berat jenis (b) urine lebihdari atau sama dengan 1,019 (tanpa adanya glukosuria dan
proteinuria
e. Rasio blood urea nitrogen atau kreatinin lebih dari atau sama dengan 16,9 (tanpa
adanya perdarahan aktif saluran cerna) maka kemungkinan terdapat dehidrasi pada usia
lanjut adalah 81% kriteria ini dapat dipakai dengan syarat: menggunakan obat-obat
sitostatik, tidak ada perdarahan saluran cerna, dan tidak ada kondisi overload (gagal
jantung, kongensif, sirosis, hepatis dengan hipertensi portal, penyakit ginjal kronik
stadium terminal, sindrom nefrotik).

LO.3.5 Diagnosis, Pemeriksaan Fisik dan Penunjang Dehidrasi


Umumnya, tidak mungkin untuk memastikan jumlah defisit cairan secara
langsung. Perkiraan harus didaptkan melalui pemeriksaan klinis. Pemeriksaan fisik yang
dapat dilakukan untuk memastikan terjadinya dehidrasi pada pasien yaitu:

Pemeriksaan denyut jantung.


Pemeriksaan tekanan darah pasien.
Pemeriksaan turgor kulit pasien (kelenturan kulit).
Dapat dilakukan pengecekan pada kuku-kuku pasien.
Pemeriksaan tekanan vena jugularis (JVP).

Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan adalah:


Penggunaan kateter urin untuk memantau pengeluaran urin setiap menitnya.
Tes fungsi ginjal untuk menentukan jumlah ureum dan kreatinin pada urin yang
diproduksi ginjal.
Pemantauan yang invasif termasuk penurunan tekanan vena sentral (yang
menggambarkan tekanan atrium kanan) dan tekanan bagi kapiler pulmonal , yang
menggambarkan tekanan atrium kiri.
Diagnosis penderita dehidrasi yaitu:
22

o Pada penderita dehidrasi, denyut jantung meningkat.


o Perubahan tekanan darah pada pasien. Awalnya berupa hipotensi postural
(penurunan tekanan darah postural akibat berkurangnya volume darah,
insufisiensi otonom, dan pengaruh obat-obatan), lalu terjadi penurunan
tekanan darah saat berbaring.
o Terjadinya penurunan turgor kulit (kelenturan kulit). Turgor kulit
dilakukan menilai tingkat kecukupan cairan dalam tubuh. Penilaian turgor
kulit dilakukan dengan cara mencubit kulit pasien, apabila kulit tidak
segera kembali ke posisi semula, maka dapat dikatakan bahwa pasien
menderita dehidrasi. Kondisi dehidrasi yang parah dapat menyebabkan
sianosi perifer, yaitu aliran darah banyak berkurang sehingga sangat
menurunkan saturasi darah vena, dan akan menyebabkan suatu daerah
tubuh pasien menjadi biru.
o Jika kuku pasien berwarna pucat dan tidak cerah maka pasien
kemungkinan mengalami dehidrasi.
o Tekanan vena jugularis (JVP) tidak terlihat, bahkan saat pasien berbaring
secara horizontal.
o Jika timbul confusion pada pasien (koma atau kematian).
o Produksi urin yang di bawah rata-rata.
o Jika gagal ginjal disebabkan oleh dehidrasi , ureum akan menigkat dengan
cepat dan tidak seimbang dibandingkan dengan peningkatan kreatinin.
Pada dehidrasi ringan-sedang, ureum meningkat sampai dengan lebih
kurang 10-20 mmol/L, sedangkan kreatinin tetap normal dengan kadar >
120 mol/L. Pada dehidrasi

berat, kadar kreatinin juga meningkat,

misalnya sampai 2-300 mol/L. Ureum pada saat itu lebih kurang 30-40
mmol/L, sedangkan jika gagal ginjal disebabkan oleh patologi intrinsik
ginjal, bukan dehidrasi, maka kadar ureum seharusnya 10-15 mmol/L.
o Takikardia timbul pada dehidrasi yang berat (100x /menit).
-

Dehidrasi sering dikategorikan berdasarkan osmolaritasnya (gangguan distribusi


air dalam tubuh dan di tingkatkan kekurangan cairan, yang dapat membantu

dalam menentukan terapi cairan yang akan diberikan)


Berdasarkan kadar iodium serum, anak-anak mengalami:
a. Dehidrasi isotonik (130-150 mg/L)
23

b. Dehidrasi hipertonik (>150 mg/L)


c. Dehidrasi hipotonik (<130 mg/L)
Tingkat keparahan dehiodrasi ditentukan dari jumlah cairan tubuh yang hilang
atau presentase kehilangan berat badan, sehingga dehidrasi:
a. Ringan ( 30 m/kg atau <5%)
b. Sedang (50-100m/kg atau 5-10%)
c. Berat (100m/kg atau >10%)
Menentukan derajat dehidrasi dibtuhkan untuk menentukan pengobatan
mana yang sesuai, selain itu juga dilakukan pemeriksaan fisik pada anak, urin,

dan berat badan


Dehidrasi di atas dengan pemberian cairan yang jumlahnya dihitung sbb:
1. Previous loss atau defisit, yaitu jumlah cairan yang telah hilang biasanya
berkisar antara 5-15% berat badan.
2. Normal water losses yang terdiri dari urin ditambah jumlah cairan yang
hilang melalui pemnguapan pada kulit dan pernafasan.
3. Concomitant losses yaitu jumlah cairan yang hiolang melalui muntah dan
diare (kira kira 25 ml bb /24 jam), dengan suction, parasentesis asites, dan

sebagainya.
Jenis Cairan untuk Rehidrasi
o Cairan Rehidrasi Oral (CRO)
Biasanya diberikan pada penderita dehidrasi ringan dan sedang. Formula
lengkap mengandung NaCl, KCl, NaHCO3, dan glukosa: oralit.
CRO yang tidak mengandung keempat komponen di atas: larutan gula garam, larutan
tepung beras-garam, air kelapa, berdasarkan penelitian, air tajin mengandung glukosa
polimer, yaitu gula yang mudah diserap dan dicerna tubuh. Protein poliglukosa yang
dikandung dalam tepung tajin pun dapat membuat feses lebih padat.
o Cairan Rehidrasi Parental
Pada pasien dengan dehidrasi berat, cairan yang diberikan secara parental
jenis cairannya adalah RL (Ringer Lactate) jumlah cairan yang diberikan infuse,
tergantung dari tingkat dehidrasi sesuai dengan umur dan berat badan.
Rehidrasi Parental untuk Dehidrasi Berat
Komposisi larutan RK pada bayi (< 12 bulan):
1 jam pertama: 30 ml/kgbb
5 jam berikutnya: 70ml/kgbb
Komposisi larutan RL pada anak (>12 bulan) :

1 jam pertama: 30 ml/kgbb


3 jam berikutnya: 70 ml/kgbb

24

LO.3.6 Tatalaksana
Ada berbagai macam pengobatan untuk mengobati dehidrasi :

Dehidrasi ringan, pengobatan dilakukan dengan minum air putih biasa.


Pada seseorang yang kekurangan elektrolit, yaitu pemberian natrium dan kalium.
Bila tekanan darah turun dan syok, yaitu dengan pemberian larutan Na Clintravena.
Pada pasien diare, yaitu selain diberikan cairan pengganti, diberikan jugaobat untuk
mengobati atau menghentikan diare. Jika ginjal terlalu banyak mengeluarkan air karena
terjadi kekurangan hormon anti diuretik, maka diberikan hormon anti diuretik

jangka panjang.
Terapi rehidrasi orala.
Hipertonik, makan atau minum yang mengandung sodium rendah (jusapel, jeruk dan

anggur).
Isotonik, makan atau minum yang mengandung sodium (jus tomat).
Hipotonik, makan atau minum yang mengandung sodium tinggi.
Pemberian cairan kristaloid. Jenis cairan kristaloid yang digunakan untuk rehidrasi
tergantung dari jenis rehidrasinya. Pada dehidrasi isotonik dapat diberikan cairan NaCl
0,9% atau dekstrosa 5% dengan kecepatan 25-30% dari defisit cairan total perhari. Pada
dehidrasi hipertonik digunakan cairan NaCl 45%. Dehidrasi hipotonik ditatalaksanakan
dengan mengatasi penyebab yang mendasari, penambahan diet natrium, dan bila perlu
pemberian cairan hipertonik

Mengobati Dehidarsi
Prinsip utama pengobatan dehidrasi adalah penggatian cairan. Penggatian cairan
ini dapat berupa banyak minum, bila minum gagal maka dilakukan pemasukan
cairan melalui infus, Tapi yang utama disini adalah pemggantian cairan sedapat
mungkin dari minuman.
Keputusan menggunakan cairan infus sangat tergantung dari kondisi pasien
berdasarkan pemeriksaan dokter. Keberhasilan pananganan dehidrasi dapat dilihat
dari produksi kencing.
Penggunaan obat obatan diperlukan untuk mengobati penyakit penyakit yang
merupakan penyebab dari dehidrasi seperti diare,muntah dan lain-lain.

LO.3.7 Pencegahan
Dehidarasi dapat dicegah dengan melakukan beberapa upaya berikut:

25

1. Lingkungan.Dehidarasi yang disebabkan oleh faktor lingkungan sangat mungkin un


tuk dilakukan pencegahan. Jika memungkinkan .Janga jadwal kegiatan atau aktifitas
fisik yang sesuai dengan kondisi lingkungan. Jangan melakukan aktifitas berlebihan
pada siang hari.
2. Olahraga. Orang yang berolahraga pada kondisi cuaca yang panas harus minum lebih
banyak cairan.
3. Umur .Umur muda atau tua sama beresikonya untuk mengalami dehidarasi
Dehidrasi bukan kondisi yang tidak dapat dicegah namun bila terjadi dan tetangani
dengan baik maka kondisi yang tidak diinginkan bisa dihindari.
LI.4 Memahami dan Menjelaskan Elektrolit
LO.4.1 Definisi
Larutan elektrolit dalam air terdisosiasi ke dalam partikel-partikel bermuatan listrik
positif & negative yang disebut ion. Larutan elektrolit mengandung partikel-partikel yang
bermuatan (kation & anion). Larutan elektrolit, yaitu larutan yang dapat menghantarkan arus
listrik. Elektrolit kuat memiliki =1 sedangkan elektrolit lemah memiliki koefisien ionisasi pada
kisaran 0< < 1
KATION
1. Natrium
- Aktivitas neuromuskular : transmisi dan konduksi impuls syaraf
- Cairan tubuh : Mengatur osmolalitas vaskular dan mengatur keseimbangan air, bila kadar
-

natrium meningkat akan terjadi retensiair


Selular: Pompanatrium (Na) - kalium (K) : Na masuk kedalam sel sedangkan K keluar
dari sel secara terusmenerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas
neuromuskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel),

tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
Aktivitas enzim
Mengatur keseimbangan asam basa

2. Kalium
- Aktivitas neuromuskular : transmisi dan konduksi impuls syaraf serta kontraksi otot
-

rangka, otot polos dan jantung


Cairan tubuh : mengatur osmolalitas intraselular
Selular: pompanatrium (Na) - kalium (K) : Na masuk kedalam sel sedangkan K keluar
dari sel secara terusmenerus untuk mempertahankan keseimbangan air dan aktivitas

26

neuromuskular. Bila Na masuk ke dalam sel maka akan terjadi depolarisasi (aktivitas sel),
tapi bila Na keluar dari sel maka K akan masuk ke dalam sel dan terjadi repolarisasi
- Aktivitas enzim untuk metabolisme selular
3. Kalsium
- Mengatur fungsi jantung
- Kontraksi dan relaksasi otot
- Pertumbuhan tukang dan gigi
- Aktifitas enzim
4. Magnesium
- Produksi intrasel
- Sintesis protein dan DNA
ANION
1. Klorida
- Kompenen utamaasam lambung
- Buffer kimiawi
- Osmolaritas plasma
2. Fosfat
- Pembentukan tulang dan ATP
- Komponen DNA & RNA
3. Bikarbnat
- Regulasi asam basa
- Komponen dari bikarbonat-karbonik asam buffer

LO.4.2 Komposisi Larutan Elektrolit

a.
b.
c.
d.

Kadar normal larutan elektrolit dalam tubuh (mineral) yaitu :


A. Kation
Natrium
: 135 - 145 mEq/L
Kalium
: 3,5 - 5 mEq/L
Kalsium
: 8,5 - 10 mg/dL
Magnesium : 1,3 - 2,1 mEq/L
B. Anion
Cl
: 95 108 mEq/L
Phosphat
: 2,5 4,5 mg/L
Bicarbonat
: 22 26 mEq/L

e.
f.
g.

Tabel kebutuhan mineral dalam tubuh :

Bayi

Usia (tahun)

Natrium (mg)

Kalium (mg)

Klorida (mg)

0 0,5

115 350

350 925

275 200

27

Anak-anak

0,5 1

250 750

425 1275

400 1200

13

325 975

550 1650

500 1500

46

450 1350

775 2325

700 2100

7 10

600 1800

1000 3000

925 2775

11 +

900 2700

1525 4575

1400 4200

110 3300

1875 - 5625

dan remaja

Dewasa

1700 - 5100

Lo. 4.3 Gangguan Keseimbangan Elektolit Dalam Tubuh


A. Gangguan Keseimbangan Natrium
Natrium
merupakankationutama

di

dalamcairanekstraselular.

Kadarnya

di

dalamtubuhdiaturolehginjaldandipengaruhiolehhormonaldosteron.
1. HIPONATREMIA

Asupan makanan
-

rendahnya kadar Na di makanankurangdari 135 mEq/L

asupan air yang berlebihan : mengakibatkan pengenceran cairan ekstrasel

anoreksia nervosa

pemberian infus Dekstrosa 5 % yang berkepanjangan

Keluarnya natrium dari saluran pencernaan


-

muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna

operasi saluran cerna

bulimia

kehilangan potassium

Keluarnya natrium dari ginjal


-

gangguan tubulus ginjal : tidak respon terhadap ADH pengeluaran Na, Cl dan air
28

diuretik
Pengaruh hormon

ADH menyebabkan peningkatan reabsorbsi air dari tubulus distal cairan


ekstraselular menjadi lebih banyak mengandung air kadar Na berkurang

Penurunan hormon adreno-kortikal : penyakit kelenjar adrenal (Addison) produksi


hormon adreno-kortikal berkurang pengeluaran Na dan retensi K

Manifestasi Klinis Hiponatremia :


Manifestasiklinishiponatremiabervariasitergantungpadajumlahnatriumyanghilang.
Hiponatremiaringanbiasanyaasimptomatik

(tidakbergejala),

dangejalaawalbiasanyaberupamualdanmuntah.
Gangguan saluran cerna : mual, muntah, diare, perut nyeri dan keram
Gangguanjantung : hipotensi
Gangguanneuromuskular : kelemahanotot
Lain-lain : kulitkering, pucat, membranmukosakering,sakitkepala,depresi,kejang
2. HIPERNATREMIA
Terjadi karena cairan hipotonik tidak diganti secara adekuat. Hipernatremia disebabkan
karena penurunan osmolalitas urin turun atau sama dengan serum
B. GangguanKeseimbanganKalium
Kalium (K) merupakankationterbanyak di dalamseltubuh, sebanyak 90 % terdapatdi
cairanintraseldan 2-3

% terdapat di cairanekstrasel. Kadar K di dalamsel 150 mEqdan di

cairanekstrasel 3,5 5,3 mEq.


1. HIPOKALEMIA

Asupan makanan
-rendahnyakadar K di makanankurangdari 3.5 mEq/L
-malnutrisi, kelaparan, dietyangtidakseimbang
-anoreksia nervosa
-alkoholisme

Keluarnya kalium dari saluran pencernaan


-muntah, diare, aspirasi dari saluran cerna
-operasi saluran cerna, fistula saluran cerna

29

-bulimia

Keluarnya kalium dari ginjal


-fase diuresis (poliuria) gagal ginjal akut
-diuretik, terutama diuretik yang tidak hemat kalium
-hemodialisis, peritoneal dialisis

Pengaruh hormon
-penggunaan steroid, terutama kortison dan aldosteron dapat meningkatkan ekskresi kalium dan
retensi natrium
-stress, menyebabkan peningkatan produksi steroid di dalam tubuh
-penggunaan licorice (mengandung asam gliserat) yang berlebihan, memiliki efek seperti
aldosteron

Gangguan fungsi selular


-trauma, kerusakanjaringan, lukabakar, operasi
-menyebabkanbanyakkaliumyangdilepaskankedalamcairanintra vaskular

Redistribusi kalium
-alkalosismetabolik, menarikkaliummasukkedalamsel
-insulin, menarikglukosadankaliumkedalamsel

ManifestasiKlinisHipokalemia :
Defisit kalium dapat memperlambat kontraksi otot, baik otot rangka maupun otot saluran
pencernaan.

Gangguan saluran cerna : anoreksia, mual, muntah, diare, distensi abdomen, gangguan peristaltik
dan ileus

Gangguan neuromuskular : kelemahan otot, penurunan refleks tendon, paralisis otot pernafasan

Gangguanginjal : poliuriadanpolidipsia
2. HIPERKALEMIA
Disebabkan karena defisiensi aldosteron, deplesi natrium, asidosis, trauma, hemolisis sel darah
merah, diuretik pengganti kalium

LI.5. Memahami dan Menjelaskan Etika Minum dalam Islam


30

LO.5.1. Etika Minum Menurut Al-Quran

(QS. Al-Waqiah: 68-69)

{69} { 68}
Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya dari awan
ataukah Kami yang menurunkan.

( QS. Al-Araf : 31 )

Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan
janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
LO.5.2. Etika Minum Menurut Hadist

Diriwayatkan dari Anan RA, dia berkata: Rasulullah melarang seseorang minum dengan berdiri.
Maka mereka bertanya, "bagaimana dengan makan?" Beliau menjawab, "lebih lagi waktu
makan (HR. Muslim).
Diriwayatkan dari Hafshah RA. : "Rasulullah SAW menggunakan tangan kanannya ketika
makan dan minum serta tangan kirinya untuk yang lainnya." (HR. Abu Dawud dan at-Tirmidzi).
Di dalam hadits Hudzaifah dinyatakan di antaranya bahwa Nabi Shallallaahu alaihiwa Sallam telah
bersabda: "dan janganlah kamu minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak, dan jangan
pula kamu makan dengan piring yang terbuat darinya, karena keduanya untuk mereka (orang kafir) di
dunia dan untuk kita di akhirat kelak ". (Muttafaq'alaih)
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila seorang diantara kamu makan, hendaklah
menyebut nama Allah Subhanahu wataala dan jika lupa menyebut nama Allah Subhanahu wa Taala pada
awalnya maka hendaknya mengatakan : Bismillahi awwalihi wa akhirihi". (HR. Abu Daud dandishahihkan
oleh Al-Albani)
Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Sesungguhnya Allah sangat meridhai seorang hamba
yang apabila telah makan suatu makanan ia memuji-Nya dan apabila minum minuman ia pun memujiNya" . (HR. Muslim).
31

Rasululloh Shallallaahu alaihi wa Sallam bersabda: "Apabila suapan makan seorang kamu jatuh
hendaklah ia mengambilnya dan membuang bagian yang kotor, lalu makanlah ia dan jangan
membiarkannya untuk syetan". (HR. Muslim).
Hadits IbnuAbbas menuturkan "Bahwasanya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang bernafas pada
bejana minuman atau meniupnya". (HR. At-Turmudzi dan dishahihkanoleh Al-Albani).
Hadits Ibnu Abbas beliauberkata, "Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum dari bibir bejana
wadah air." (HR. Al Bukhari)
Hadits Anas disebutkan " Bahwa sesungguhnya Nabi Shallallaahu alaihi wa Sallam melarang minum
sambil berdiri". (HR. Muslim).

Tatacara Minum Menurut Etika Islam

Hendaklah makan dan minum yang kamu lakukan diniatkan agar bisa dapat beribadah kepada Allah,

agar kamu mendapat pahala dari makan dan minummu itu.


Tidak makan dan minum dengan menggunakan bejana terbuat dari emas dan perak.
Hendaknya memulai makanan dan minuman dengan membaca Bismillah dan diakhiridengan

Alhamdulillah.
Disunnahkan minum dengan duduk, karena ini yang terbaik dari segi kesopanan dan kesehatan.
Tidak meniup makan yang masih panas atau bernafas di saat minum.
Mengambil gelas atau temapat minum dengan tangan kanan dan minum dengan tangan kanan pula
Tidak berlebih-lebihan di dalam makan dan minum.
Hendaknya kamu tidak memulai makan atau minum sedangkan di dalam majlis adaorang yang lebih
berhak memulai, baik kerena ia lebih tua atau mempunyaikedudukan, karena hal tersebut

bertentangan dengan etika.


Jangan minum langsung dari bibir bejana.

32

DAFTAR PUSTAKA

Behrman R.E. et al (1999), IlmuKesehatanAnak Nelson edisi 15, ab.A.SamikWahab, Jakarta,


EGC
Darwis, Moenadjat, dkk.(2008).Gangguan Keseimbangan Air-Elektrolit dan AsamBasa.jakarta.UPK-PKB FKUI
http://edukasi.kompasiana.com/2009/12/18/kimia-larutan-kimia-dasar/
http://medicastore.com/penyakit/284/Dehidrasi.html
http://organisasi.org/kekurangan-cairan-tubuh-dehidrasi-gejala-diagnosis-jenis-macampengobatan
http://www.dzikir.org/index.php/etika-dalam-islam/58-etika-makan-minum
http://www.scribd.com/doc/17059905/Cairan-Dan-Elektrolit-Dalam-Tubuh-Manusia-dan-elektrolittubuh.html

Muscari, Mary E. 2005. Panduan Belajar : Keperawatan Pediatrik. Jakarta : EGC


Sherwood, Lauralee (2001).FisiologiManusiadariSelkeSistemedisi 2. Jakarta. EGC
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.4.
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. (2009). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid I Ed.5 .
hal: 175-182.Jakarta : Interna Publishing
Sudoyo, W Aru, Bambang setiyohadi, Idrus Alwi. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam Jilid 3 Ed.4
Price Sylvua, Wilson.Patofisiologi edisi 6 vol 1

33

34

Anda mungkin juga menyukai