Globin terdiri atas 2 pasang rantai polipeptida yang berbeda, beberapa jenis hemoglobin
yang dapat dijumpai:
Pada orang dewasa:
HbA (96%), terdiri atas 2 pasang rantai globin dan beta (22)
Hb A2 (2,5%), terdiri atas 2 pasang rantai alfa dan delta (22)
Pada fetus:
HbF (1%) new born 80%, dewasa menurun (predominasi), terdiri atas 2 pasang
rantai globin alfa dan gamma (22)
Pada saat dilahirkan HbF terdiri atas rantai globin alfa dan Ggamma (2G2) dan
alfa dan Agamma (2A2), dimana kedua rantai globin gamma berbeda pada asam
amino di posisi 136 yaitu glisin pada G dan alanin pada A
Pada embrio:
Hb Gower 1, terdiri atas rantai globbin zeta dan epsilon (22)
Hb Gower 2, terdiri atas rantai globin alfa dan epsilon (22)
Hb Portland, terdiri atas rantai globin zeta dan gamma (22), sebelum minggu ke
8 intrauterin.
Semasa tahap fetus terdapat perubahan produksi rantai globin dari rantai zeta ()
ke rantai alfa () dan dari rantai epsilon () ke rantai gamma (), diikuti dengan
produksi rantai beta () dan rantai delta () saat kelahiran.
HbS
Hb Sickle, karena eritrosit yang mengandung HbS cenderung berbentuk sabit akibat
tarikan sitoskeleton eritrosit oleh adanya Hb hidrofob didalamnya. HbS terbentuk
karena adanya mutasi kodon ke 6 pada gen globin dengan terjadinya subtitusi asam
glutamate menjadi valin (glutamate bersifat hidrofil, sementara valin bersifat
hidrofob)menjauhi
medium
airmolekul
Hb
sukar
larut
dalam
sitoplasmacenderung menarik diri dari lingkungan sitoplasma ertirositmenarik
sitoskeletonmembran eritrosit ke sisi tertentu eritrosit seperti sel sabit.
Pada heterozigot (HbA-HbS) yang dalam hemoglobinnya khas mengandung HbA 60%
dan HbS 40%, biasanya bebas gejala, eritrosit sel sabit muncul pada saat dalam
keadaan tekanan oksigen sangat rendah. Prevalensi gen ini sangat tinggi (mampu
menghambat polimerasi aktin di sitoskeleton dalam proses plasmodium).
Anemia sel sabit pada homozigot (HbS-HbS) terjadi Fenomena Sickling. RBC rentan
terhadap penurunan tekanan O2 yang sangat kecil sekalipun. Ini menyebabkan
fenomena seperti sabit dan sekuestrasi abnormal disertai thrombosis pada arteriol
yang kecil. Selanjutnya bisa terjadi infark pada bagian manapun dari tubuh.
HbC
Hasil mutasi kodon posisi 6 gen globin dari kodon asam glutamate menjadi lysine.
Pada HbC tidak terjadi fenomena sickling, tetapi menyebabkan presipitasi molekul Hb
menjadi Kristal didalam eritrosit eritrosit berumur lebih pendek.
HbC relative tahan terhadap malaria. Individu heterozigot HbC mampu bertahan hidup
dilingkungan endemic malaria.
HbE
Hasil mutasi kodon posisi 26 gen globin dari kodon asam glutamate menjadi
lysine. HbE tidak menimbulkan gangguan hematologis, malahan HbE keadaannya
bersama pembawa kelaianan darah seperti thalassemia khususnya thalassemia .
HbO
ada 2 macam : HbO Arab dan HbO Indonesia. HbO arab adalah varian rantai globin
dengan mutasi kodon posisi 121 untuk asam glutamate diganti lysine. HbO Indonesia
adalah varian rantai globin dengan mutasi kodon posisi 116 untuk asam glutamate
jadi lysine.
LI 2. Memahami dan Menjelaskan tentang Thalassemia
LO 2.1 Memahami dan Menjelaskan definisi
Thalassemia berasal dari kata Yunani, yaitu talassa yang berarti laut. Yang dimaksud
dengan laut tersebut adalah Laut Tengah, oleh karena penyakit ini pertama kali dikenal di
daerah sekitar Laut Tengah. Penyakit ini pertama sekali ditemukan oleh seorang dokter di
Detroit, USA yang bernama Thomas B. Cooley pada tahun 1925. (Weatherall, 1965)
Thalassemia adalah kelompok heterogen anemia hemolitik herediter yang secara
umum terdapat penurunan kecepatan sintesis pada satu atau lebih rantai polipeptida
hemoglobin dan diklasifikasikan menurut rantai yang terkena(, ,), dua katagori
utamanya adalah thalassemia dan .(Dorland, 2007)
Thalasemia merupakan sindrom kelainan yang diwariskan (inherited) dan masuk ke
dalam kelompok hemoglobinopati, yakni kelainan yang disebabkan oleh gangguan
sintesis hemoglobin akibat mutasi di dalam atau dekat gen globin. Mutasi gen globin ini
dapat menimbulkan dua perubahan rantai globin, yakni:
Perubahan struktur rangkaian asam amino (amino acid sequence) rantai globin
tertentu, disebut hemoglobinopati struktural, atau
Perubahan kecepatan sintesis (rate of synthesis) atau kemampuan produksi rantai
globin tertentu, disebut thalassemia.
Italia: 10%
Cina: 2%
Negro:1%
Asia Tenggara: 5%
Thalassemia
Thalassemia disebabkan karena adanya mutasi dari salah satu atau seluruh globin
rantai alpha () yang ada. Thalassemia dibagi menjadi:
Silent Carrier State, gangguan pada 1 rantai globin alpha. Pada keadaan ini
mungkin tidak timbul gejala sama sekali pada penderita, atau hanya terjadi sedikit
kelainan berupa sel darah merah yang tampak lebih pucat (hipokrom).
Alpha Thalassaemia Trait, gangguan pada 2 rantai globin alpha. Penderita
mungkin hanya mengalami anemia kronis yang ringan dengan sel darah merah
yang tampak pucat (hipokrom) dan lebih kecil dari normal (mikrositer).
Hb H Disease, gangguan pada 3 rantai globin alpha. Gambaran klinis penderita
dapat bervariasi dari tidak ada gejala sama sekali, hingga anemia yang berat yang
disertai dengan perbesaran limpa (splenomegali).
6
Alpha Thalassaemia Major, gangguan pada 4 rantai globin aplha. Talasemia tipe
ini merupakan kondisi yang paling berbahaya pada talasemia tipe alpha. Pada
kondisi ini tidak ada rantai globin yang dibentuk sehingga tidak ada HbA atau
HbF yang diproduksi. Biasanya fetus yang menderita alpha talasemia mayor
mengalami anemia pada awal kehamilan, membengkak karena kelebihan cairan
(hydrops fetalis), perbesaran hati dan limpa. Fetus yang menderita kelainan ini
biasanya mangalami keguguran atau meninggal tidak lama setelah dilahirkan.
2. Thalassemia
Talasemia beta terjadi jika terdapat mutasi pada satu atau dua rantai globin
yang ada. Talasemia beta dibagi menjadi:
Beta Thalassaemia Minor atau Trait, penderita memiliki satu gen normal dan
satu gen yang bermutasi. Penderita mungkin mengalami anemia ringan yang
ditandai dengan sel darah merah yang mengecil (mikrositer).
Thalassaemia Intermedia, kedua gen mengalami mutasi tetapi masih bisa
memproduksi sedikit rantai beta globin. Penderita biasanya mengalami anemia
yang derajatnya tergantung dari derajat mutasi gen yang terjadi.
Thalassaemia Major (Cooleys Anemia), kedua gen mengalami mutasi sehingga
tidak dapat memproduksi rantai beta globin. Biasanya gejala muncul pada bayi
ketika berumur 3 bulan berupa anemia yang berat.
LO 2.5 Memahami dan Menjelaskan patofisiologi
Patofisiologi Thalassemia-
Penurunan produksi rantai beta, menyebabkan produksi rantai alfa yang
berlebihan. Produksi rantai globin pasca kelahiran masih tetap diproduksi, untuk
mengkompensasi defisiensi 22 (HbA), namun tetap tidak mencukupi. Hal ini
menunjukkan bahwa produksi rantai globin dan dan rantai globin tidak pernah
dapat mencukupi untuk mengikat rantai alfa yang berlebihan. Rantai alfa yang
berlebihan ini merupakan ciri khas pada patogenesis thalassemia-.
Rantai alfa yang berlebihan, yang tidak dapat berikatan dengan rantai
globin lainnya, akan berpresipitasi pada prekrusor sel darah merah dalam sumsum
tulang dan dalam sel progenitor darah tepi. Presipitasi ini akan menimbulkan
gangguan pematangan prekusor eritrosit dan menyebabkan eritropoiesis tidak
efektif (inefektif), sehingga umur eritrosit menjadi pendek. Akibatnya akan timbul
anemia. Anemia ini lebih lanjut lagi akan menjadi pendorong proliferasi eritroid
yang terus menerus dalam sumsum tulang yang inefektif, sehingga terjadi
ekspansi sumsum tulang. Hal ini kemudian akan menyebabkan deformitas skeletal
dan berbagai gangguan pertumbuhan dan metabolisme. Anemia kemudian akan
7
Gizi buruk
Perut buncit karena pembesaran limpa dan hati yang mudah diraba
Aktivitas tidak aktif karena pembesaran limpa dan hati (hepatomegali ), Limpa yang
besar ini mudah ruptur karena trauma ringan saja.
Bentuk muka mongoloid yaitu hidung pesek, tanpa pangkal hidung, jarak antara
1. Thalassemia-
Thalassemia dibagi menjadi tiga sindrom klinik, yakni :
Thalassemia minor (trait)/heterozigot : anemia hemolitik mikrositik hipokrom.
Thalassemia mayor/homozigot : anemia berat yang bergantung pada transfusi
darah.
Thalassemia intermedia : gejala diantara thalassemia mayor dan minor.
a. Thalasemia mayor (Thalasemia homozigot)
Anemia berat menjadi nyata pada umur 3 6 bulan setelah lahir dan tidak dapat hidup
tanpa ditransfusi.
Pembesaran hati dan limpa terjadi karena penghancuran sel darah merah
berlebihan, haemopoesis ekstra modular, dan kelebihan beban besi.
Perubahan pada tulang karena hiperaktivitas sumsum merah berupa deformitas
dan fraktur spontan, terutama kasus yang tidak atau kurang mendapat transfusi
darah. Deformitas tulang, disamping mengakibatkan muka mongoloid, dapat
menyebabkan pertumbuhan berlebihan tulang prontal dan zigomatin serta maksila.
Pertumbuhan gigi biasanya buruk. Facies cooley adalah ciri khas thalasemia mayor,
yakni batang hidung masuk ke dalam dan tulang pipi menonjol akibat sumsum
tulang yang bekerja terlalu keras untuk mengatasi kekurangan hemoglobin.
Gejala lain yang tampak ialah : anak lemah, pucat, perkembangan fisik tidak sesuai
umur, berat badan kurang, perut membuncit. Jika pasien tidak sering mendapat
transfusi darah kulit menjadi kelabu serupa dengan besi akibat penimbunan besi
dalam jaringan kulit.
b. Thalasemia intermedia
Keadaan klinisnya lebih baik dan gejala lebih ringan dari pada Thalasemia mayor,
anemia sedang (hemoglobin 7 10,0 g/dl). Gejala deformitas tulang, hepatomegali
dan splenomegali, eritropoesis ekstra medular dan gambaran kelebihan beban besi
nampak pada masa dewasa.
c.
2.
a.
Thalassemia-
Hydrops Fetalis dengan Hb Barts
Hydrops fetalis dengan edema permagna, hepatosplenomegali, asites, serta
kardiomegali. Kadar Hb 6-8 gr/dL, eritrosit hipokromik dan berinti. Sering disertai
toksemia gravidarum, perdarahan postpartum, hipertrofi plasenta yang dapat
membahayakan sang ibu.
b.
HbH disease
Gejalanya adalah anemia hemolitik ringan-sedang, Hb 7-10 gr%, splenomegali,
sumsum tulang hiperplasia eritroid, retardasi mental dapat terjadi bila lokus yang
11
dekat dengan cluster gen- pada kromosom 16 bermutasi/ co-delesi dengan cluster
gen-. Krisis hemolitik juga dapat terjadi bila penderita mengalami infeksi, hamil,
atau terpapar dengan obat-obatan oksidatif.
c. Thalassemia Trait/ Minor
Anemia ringan dengan penambahan jumlah eritrosit yang mikrositik hipokrom.
d. Sindrom Silent Carrier Thalassemia
Normal, tidak ditemukan kelainan hematologis, harus dilakukan studi DNA/ gen.
-Facies Mongoloid-
Splenohepatomegali-
12
Anamnesis
Hampir semua anak dengan talasemia-, memperlihatkan gejala klinis sejak lahir,
gagal tumbuh, kesulitan makan, infeksi berulang dan kelemahan umum.
Bayi nampak pucat dan didapatkan perut membesar. Pada stadium ini tidak ada
tanda klinis lain dan diagnosis dibuat berdasarkan adanya kelainan hematologi.
Perlu ditanyakan pula riwayat keluarga. Jika kedua orang tua membawa sifat
talasemia-, sebanyak 25 % anak berisiko untuk menderita talasemia mayor.
Pemeriksaan penunjang
1. Pemeriksaan Laboratorium
Silent carrier thalassemia
Kadar Hb dan Hb A2 normal,dan dimungkinkan adanya gambaran mikrositosis
ringan.
Thalassemia minor /trait
Hb 10-13 g %
Eritrosit dapat normal atau meningkat
Mikrositik hipokrom
Poikilositosis adanya sel target dan elipstoit
SSTL hiperplasi eritroid
Eritropoesis sedikit tidak efektif
Hb A2 3,5 -8 %
Hb F 1-5 %
Thalassemia intermedia
Elektroforesis Hb F 2-100 %
Hb A2 sampai dengan 7 %
Hb A 0-80 %
Thalassemia mayor
Pada radiologi tulang panjang menjadi tipis akibat ekspansi sumsum tulang.
Menonjolnya dahi, pipi, dan dagu atas (Facies Cooley).
Hb 3-4 g %
Hipokrom
Poikilositosis adanya sel target,tear drops,dan elipstoit
Fragmen eritrosit dan mikro sferosit
Banyaknya sel ertrosit bernukleus
MCV 50-60 fl
14
Pemeriksaan Khusus
HbF meninggi: 20-90% Hb total (alkali denaturasi).
Pemeriksaan pedigree untuk memastikan diagnosis: kedua orang tua pasien
thalassemia mayor merupakan trait (carier) dengan HbA2 meninggi (> 3,5 dari Hb
total).
Elektroforesis Hemoglobin
Elektroforesis hemoglobin adalah pengujian yang mengukur berbagai jenis protein
pembawa oksigen (hemoglobin) dalam darah. Pada orang dewasa, molekul molekul
hemoglobin membentuk persentase hemoglobin total seperti berikut :
HbA
HbA2
HbF
HbS
HbC
: 0%
16
3. Pemeriksaan Rntgen
Foto R tulang kepala menunjukkan gambaran hair on end kortex menipis, diploe
melebar dengan traberkula tegak lurus pada korteks.
Foto tulang pipih dan ujung tulang panjang menunjukkan perluasan sumsum
tulang trabekula tampak jelas.
LO
diagnosa banding
17
Pasien thalassemia minor tidak boleh diberikan terapi besi jangka panjang, dan
tidak memerlukan suplementasi asam folat.
Pasien dengan thalassemia intermedia atau major untuk alfa atau beta thalassemia
perlu perhatian medis sejak kanak-kanak!
Transfusi suportif
Manajemen hipersplenisme
Atasi penurunan hemoglobin supaya normal atau mendekati normal tidak terjadi
gangguan pertumbuhan berian transfusi teratur pakai teknik hipertransfusi, agar
Hb 10 g/dl, dengan transfusi 2-4 unit darah setiap 4-6 minggu
Beri asam folat 5 mg/hari secara oral untuk mencegah krisis megaloblastik.
Splenektomi
Kriteria:
Limpa terlalu besar membatasi gerak penderita peningkatan tekanan
intraabdominal dan bahaya ruptur
Hipersplenisme: peningkatan kebutuhan transfusi darah atau kebutuhan suspensi
eritrosit (PRC) melebihi 200-250 ml/kg berat badan dalam satu tahun.
Dosis rendah aspirin setiap hari bermanfaat ketika jumlah trombosit > 600.000/L
postsplenektomi.
Diet
Rekomendasi: asam folat, dosis kecil asam askorbat (vitamin C), dan alpha-tokoferol
(vitamin E).
Besi tidak boleh diberikan, dan makanan kaya zat besi harus dihindari.
Minum kopi atau teh membantu menurunkan penyerapan zat besi dalam usus.
Antipiretik, analgesik
Administrasi sebelum transfusi darah mencegah/mengurangi reaksi demam.
Antihistamin
Administrasi sebelum transfusi darah menurunkan/mencegah reaksi alergi.
19
Kortikosteroid
Hidrokortison dalam larutan DFO membantu mengurangi reaksi lokal tempat
suntikan
Kombinasi Antibakteri
Vitamin
Vaksin
Tahapan pencegahan:
a.Edukasi
b. Penapisan (skrining) pembawa sifat Thalassemia
Prospektif : mencari secara aktif pembawa sifat thalassemia langsung dari
penderita thalassemia
c. Konsultasi genetik
Prinsip dasar dalam konseling: masing-masing individu atau pasangan memiliki:
Hak otonomi untuk menentukan pilihan
Hak untuk mendapat informasi akurat secara utuh
Kerahasiaan mereka terjamin penuh.
d. Diagnosis prenatal
Retrospektif: pada pasangan yang telah mempunyai anak thalssemia, dan
DAFTAR PUSTAKA
Soeparman, Sarwono, W, (1996), Ilmu Penyakit Dalam, Jilid II, FKUI, Jakarta.
http://en.wikipedia.org/wiki/Erythropoiesis
Hemoglobine. December 9, 2009 (cited December 12, 2009). Available at
http://en.wikipedia.org/wiki/Hemoglobin
Hay WW, Levin MJ. Current Diagnosis and Treatment in Pediatrics. 18th
Edition. New York : Lange Medical Books/ McGraw Hill Publishing Division ;
2007
Permono B, Sutaryo, dkk. Buku Ajar Hemotologi- Onkologi Anak Cetakan
at : http://emedicine.medscape.com/article/958850-followup
http://www.bmj.com/content/314/7095/1675.full
http://books.google.co.id/books?
id=N78JAQDz9g8C&pg=PA62&lpg=PA62&dq=globin+adalah&source=bl
&ots=dF5iwGUag8&sig=70_6wsoQEgbAm4D2ysVSez2O3Jg&hl=id&ei=Kf
OxTtS3E4ayrAfTsaSrDg&sa=X&oi=book_result&ct=result&resnum=1&ve
d=0CBYQ6AEwADgK#v=onepage&q=globin%20adalah&f=false.
2.html
http://health.feedfury.com/content/49401779-thalassemia-informationand-treatment.html
22
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/2063/3/08E00848.pdf.txt
http://www.kalbe.co.id/files/cdk/files/10DiagnostikThalassemia110.pdf/10
DiagnostikThalassemia110.html
http://www.mdguidelines.com/thalassemia/prognosis
http://www.nlm.nih.gov/medlineplus/ency/article/000587.htm
23