Pemakaian alkohol oleh ibu hamil yang bisa menyebabkan sindroma alkohol pada
janin dan obat-obat tertentu yang diminum oleh ibu hamil juga bisa menyebakan kelainan
bawaan.
Penyakit Rh, terjadi jika ibu dan bayi memiliki faktor Rh yang berbeda.
Teratogenik Teratogen adalah setiap faktor atau bahan yang bisa menyebabkan atau
meningkatkan resiko suatu kelainan bawaan.Radiasi, obat tertentu dan racun merupakan
teratogen.
Infeksi pada ibu hamil juga bisa merupakan teratogen. Beberapa infeksi selama
saraflainnya. Karena spina bifida bisa terjadi sebelum seorang wanita menyadari bahwa
dia hamil, maka setiap wanita usia subur sebaiknya mengkonsumsi asam folat minimal
sebanyak 400 mikrogram/hari.
Faktor fisik pada rahim Jumlah cairan ketuban yang abnormal bisa menyebabkan
1.
2.
3.
4.
5.
atau menunjukkan adanya kelainan bawaan. Cairan ketuban yang terlalu sedikit bisa
mempengaruhi pertumbuhan paru-paru dan anggota gerak tubuh atau bisa menunjukkan
adanya kelainan ginjal yang memperlambat proses pembentukan air kemih. Penimbunan
cairan ketuban terjadi jika janin mengalami gangguan menelan, yang bisa disebabkan
oleh kelainan otak yang berat (misalnyaanensefalus atau atresia esofagus).
Faktor genetik dan kromosom kelainan bawaan merupakan penyakit keturunan
yang diwariskan melalui gen yang abnormal dari salah satu atau kedua orang tua. Gen
adalah pembawa sifat individu yang terdapat di dalam kromosom setiap sel di dalam
tubuh manusia. Jika 1 gen hilang atau cacat, bisa terjadi kelainan bawaan.
Penderita sindrom Turner cenderung berciri fisik tertentu seperti bertubuh pendek,
kehilangan lipatan kulit di sekitar leher, pembengkakan pada tangan dan kaki, wajah
menyerupai anak kecil, dan dada berukuran kecil. Beberapa penyakit cenderung menyerang
penderita sindrom ini, di antaranya adalah penyakit kardiovaskular, penyakit ginjal dan tiroid,
kelainan rangka tulang seperti skoliosis danosteoporosis, obesitas, serta gangguan
pendengaran dan penglihatan.
Sebagian penderita sindrom Turner memiliki kesulitan dalam menghafal, mempelajari
matematika, serta kemampuan visual dan pemahaman ruangnya rendah. Perbedaan fisik
dengan wanita normal juga membuat penderita sindrom Turner cenderung sulit untuk
bersosialisasi.
b. Klinefelter Syndrome
Kariotipe (22 AA + XXY), telah trisomik pada gonosom kromosom nomor 23 dan 24. Ciri
fisik penderita sindrom ini :
Gejala klinis dari sindrom klinefelter ditandai dengan
perkembangan ciri-ciri seksual yang abnormal atau tidak berkembang, seperti testis yang
kecil dan aspermatogenesis (kegagalan memproduksi sperma).
Testis yang kecil diakibatkan oleh sel germinal testis dan sel selitan (interstital cell) gagal
berkembang secara normal. Sel selitan adalah sel yang ada di antara sel gonad dan dapat
menentukan hormon seks pria.
Selain itu, penderita sindrom ini juga mengalami defisiensi atau kekurangan hormon
c. Jacob Syndrome
Kariotipe (22AA + XYY), mengalami kelainan pada kromosom no.13 berupa trisomik. Ciriciri penderita sindrom ini :
Pada saat lahir, bayi biasanya tampak normal, lahir dengan berat dan panjang badan yang
normal, tanpa kelainan fisik dan organ seksualnya normal.
Pada awal masa kanak-kanak, penderita memiliki kecepatan pertumbuhan yang pesat, ratarata mereka memiliki tinggi badan 7 cm diatas normal.
Postur tubuhnya normal, tetapi berat badan nya relatif lebih rendah jika dibandingkan
terhadap tinggi badannya.
Pada masa kanak-kanak, mereka lebih aktif dan cenderung mengalami penundaan
kematangan mental, meskipun fisiknya berkembang secara normal dan tingkat kecerdasannya
berada dalam kisaran normal.
Perkembangan seksual fisiknya normal, dimana organ seksual dan ciri seksual sekundernya
berkembang secara normal. Pubertas terjadi pada waktunya.
Pria XYY tidak mandul, mereka memilki testis yang berukuran normal serta memiliki
potensi dan gairah seksual yang normal.
Penderita sindrom ini umumnya berwajah kriminal, suka menusuk-nusuk mata dengan
benda tajam, seperti pensil,dll dan juga sering berbuat kriminal.
Anak laki-laki dengan sindroma XYY seirngkali secara fisik lebih aktif daripada saudara
kandungnya dan jika aktivitas ini ditanggapi dan disalurkan dengan baik, biasanya tidak akan
menimbulkan masalah.
Mereka cenderung mengalami keterlambatan dalam kematangan emosi dan cenderung
mengalami kesulitan belajar di sekolah sehingga perlu dirangsang secara dini dan adekuat.
Pria XYY memiliki keadaan hormon seks yang normal dan tidak perlu menjalani terapi
hormonal.
d. Patau Syndrome
Kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada kromosom autosom.autosomnya kelainan
kromosom pada kromosom 13, nomor 14, atau 15. Nama lain dari kelaianan janin ini adalah
trisomi 13. hal ini karena terjadi kelainan pada kromosom ke13 dari pendeita terseb ut, yaitu
memiliki tiga untai kromosom 13. Ciri dari kelainan ini adalah
bibir sumbing,
ganggaun berat pada perkembangan otak, jantung, ginjal, tangan dan kaki.biasanya jika
gejalanya sangat berat janin akan mati setelah beberapa saat dari kelahiran.
e. Sindrom Edward
Kariotipe (45A + XX / XY), trisomik pada autosom. Autosomal kelainan pada kromosom
nomor 16,17, atau 18. Ciri-ciri penderita sindrom Edward :
Kepala kecil (mikrosefali ) disertai dengan bagian belakang menonjol dari kepala ( tengkuk
); rendah-set,
Telinga cacat; abnormal rahang kecil ( micrognathia ); celah bibir / celah langit-langit ;
hidung terbalik;
Sempitnya lipatan kelopak mata ( fisura palpebral ); luasnya mata spasi ( hypertelorism
okular ); melorot dari atas kelopak mata ( ptosis ),
Sebuah tulang dada pendek; tangan terkepal; Kista pleksus koroid; jempol terbelakang dan
atau kuku jari-jari tidak ada , anyamandari kedua dan ketiga jari-jari kaki ; kaki pengkor dan
pada laki-laki , testis tidak turun .
Sindrom tangisan kucing, disebut juga Sindrom Cri du Chat atau Sindrom Lejeune, adalah
suatu kelainan genetik akibat adanya delesi (hilangnya sedikit bagian) pada lengan pendek
kromosom nomor 5 manusia.
Ciri-ciri penderita sindrom Cri du Chat :
Manusia yang lahir dengan sindrom ini akan mengalamiketerbelakangan mental dengan ciri
khas suara tangis yang menyerupai tangisan kucing.
Individu dengan sindrom ini bisanya meninggal ketika masih bayi atau anak-anak
Penderita sindrom ini lahir dengan berat badan yang di bawah normal.
Selama masa pertumbuhan pun, tubuh penderita kecil dengan tinggi badan di bawah ratarata.
98% penderita memiliki otak yang kecil (mikrochepal) sehingga bentuk kepala juga kecil
saat lahir.
Pertumbuhan badan dan kepala lambat.
Ciri fisik lain meliputi bentuk wajah bulat dengan pipi besar, jari-jari yang pendek, dan
bentuk kuping yang rendah letaknya
Umumnya penderita lebih tinggi dari perempuan umunya tetapi berat badan penderita
tersebut tidak sebanding dengan tingginya
h. Down Syndrome
Sindrom Down (bahasa Inggris: Down syndrome) merupakan kelainan genetik yang terjadi
pada kromosom 21 pada berkas q22 genSLC5A3,[1] yang dapat dikenal dengan melihat
manifestasi klinis yang cukup khas. Ciri-ciri penderita syndrome ini adalah :
penampilan fisik yang menonjol berupa ben tuk kepala yang relatif kecil dari normal
(microchephaly) dengan bagian anteroposterior kepala mendatar.
Pada bagian wajah biasanya tampak sela hidung yang datar, mulut yang mengecil dan lidah
yang menonjol keluar (macroglossia).
Seringkali mata menjadi sipit dengan sudut bagian tengah membentuk lipatan (epicanthal
folds). Tanda klinis pada bagian tubuh lainnya berupa tangan yang pendek termasuk ruas jarijarinya serta jarak antara jari pertama dan kedua baik pada tangan maupun kaki melebar.
Sementara itu lapisan kulit biasanya tampak keriput
(dermatoglyphics). Kelainan kromosom ini juga bisa menyebabkan gangguan atau bahkan
kerusakan pada sistim organ yang lain.
Pada bayi baru lahir kelainan dapat berupa congenital heart disease. kelainan ini yang
biasanya berakibat fatal karena bayi dapat meninggal dengan cepat. Pada sistim pencernaan
dapat ditemui kelainan berupa sumbatan pada esofagus (esophageal atresia) atauduodenum
(duodenal atresia).
Pada otak penderita sindrom Down, ditemukan peningkatan rasio APP (bahasa Inggris:
amyloid precursor protein)[2] seperti pada penderita Alzheimer.
sehingga dapat dicapai kesehatan yang optimal dalam menghadapi persalinan, puerperium
dan laktasi serta mempunyai pengetahuan yang cukup mengenai pemeliharaan bayinya.
Perawatan antenatal juga perlu dilakukan untuk mencegah terjadinya persalinan prematuritas
atau berat badan lahir rendah yang sangat rentan terkena penyakit infeksi. Selain itu dengan
pemeriksaan kehamilan dapat dideteksi kelainan kongenital. Kunjungan antenatal sebaiknya
dilakukan paling sedikit 4 kali selama masa kehamilan dengan distribusi kontak sebagai
berikut:
c.1. Minimal 1 kali pada trimester I (K1), usia kehamilan 1-12 minggu.
d. Menghindari obat-obatan, makanan yang diawetkan, dan alkohol karena dapat
menyebabkan kelainan kongenital seperti atresia ani, celah bibir dan langit-langit.
Pencegahan Sekunder
a. Diagnosis
Diagnosis kelainan kongenital dapat dilakukan dengan cara:
a.1. Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
Pemeriksaan ini dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui secara dini beberapa kelainan
kehamilan/pertumbuhan janin, kehamilan ganda, molahidatidosa, dan sebagainya.48
Beberapa contoh kelainan kongenital yang dapat dideteksi dengan pemeriksaan non invasive
(ultrasonografi) pada midtrimester kehamilan adalah hidrosefalus dengan atau tanpa spina
bifida, defek tuba neural, porensefali, kelainan jantung bawaan yang besar, penyempitan
sistem gastrointestinal (misalnya atresia duodenum yang memberi gambaran gelembung
ganda), kelainan sistem genitourinaria (misalnya kista ginjal), kelainan pada paru sebagai
kista paru, polidaktili, celah bibir, mikrosefali, dan ensefalokel.9,49
a. Pemeriksaan cairan amnion (amnionsentesis)2,9,50
Amnionsentesis dilakukan pada usia kehamilan 15-19 minggu dengan aspirasi per-abdomen
dengan tuntunan USG. Dari cairan amnion tersebut dapat dilakukan pemeriksaan lebih lanjut
antara lain pemeriksaan genetik/kromosom, pemeriksaan alfa-feto-protein terhadap defek
tuba neural (anensefali, mengingomielokel), pemeriksaan terhadap beberapa gangguan
metabolic (galaktosemia, fenilketonurua), dan pemeriksaan lainnya.
a.3. Pemeriksaan Alfa feto protein maternal serum (MSAFP).
Apabila serum ini meningkat maka pada janin dapat diketahui mengalami defek tuba neural,
spina bifida, hidrosefalus, dan lain-lain. Apabila serum ini menurun maka dapat ditemukan
pada sindrom down dan beberapa kelainan kromosom.
a.4. Biopsi korion
Pemeriksaan ini dilakukan untuk mengetahui kelainan kromosom pada janin, kelainan
metabolik, kelainan genetik dapat dideteksi dengan analisis DNA, misalnya talasemia dan
hiperplasia adrenal kongenital.2
a.5. Fetoskopi/kordosentesis
Untuk mengenal kelainan kongenital setelah lahir, maka bayi yang baru lahir perlu diperiksa
bagian-bagian tubuh bayi tersebut, yaitu bentuk muka bayi, besar dan bentuk kepala, bentuk
daun telinga, mulut, jari-jari, kelamin, serta anus bayi.
b. Pengobatan
Pada umumnya penanganan kelainan kongenital pada suatu organ tubuh umumnya
memerlukan tindakan bedah. Beberapa contoh kelainan kongenital yang memerlukan
tindakan bedah adalah hernia, celah bibir dan langit-langit, atresia ani, spina bifida,
hidrosefalus, dan lainnya. Pada kasus hidrosefalus, tindakan non bedah yang dilakukan
adalah dengan pemberian obat-obatan yang dapat mengurangi produksi cairan serebrospinal.
Penanganan PJB dapat dilakukan dengan tindakan bedah atau obat-obatan, bergantung pada
jenis, berat, dan derajat kelainan.2
Pencegahan Tersier
Upaya pencegahan tersier dilakukan untuk mengurangi komplikasi penting pada pengobatan
dan rehabilitasi, membuat penderita cocok dengan situasi yang tak dapat disembuhkan. Pada
kejadian kelainan kongenital pencegahan tersier bergantung pada jenis kelainan. Misalnya
pada penderita sindrom down, pada saat bayi baru lahir apabila diketahui adanya kelemahan
otot, bisa dilakukan latihan otot yang akan membantu mempercepat kemajuan pertumbuhan
dan perkembangan anak. Bayi ini nantinya bisa dilatih dan dididik menjadi manusia yang
mandiri untuk bisa melakukan semua keperluan pribadinya.
Banyak orang tua yang syok dan bingung pada saat mengetahui bayinya lahir dengan
kelainan. Memiliki bayi yang baru lahir dengan kelainan adalah masa-masa yang sangat sulit
bagi para orang tua. Selain stres, orang tua harus menyesuaikan dirinya dengan cara-cara
khusus. Untuk membantu orang tua mengatasi masalah tersebut, maka diperlukan suatu tim
tenaga kesehatan yang dapat mengevaluasi dan melakukan penatalaksanaan rencana
perawatan bayi dan anak sesuai dengan kelainannya.
Indikasi CVS
Wanita hamil di atas usia 35 tahun; umur suami lebih dari 65 tahun; bila ada
anak atau saudara kandung si janin yang mengalami cacat/retardasi mental/sindrom
down; ibu pernah mengalami keguguran lebih dari 2 kali dan tak diketahui
penyebabnya; terdapat kecurigaan pada janin ada kelainan fisik, semisal dari hasil
USG diketahui lehernya tebal, mukanya mongo- loid, atau tangannya
menggenggam; dan bila janin ada tanda-tanda pertumbuhan terhambat.
Cara:
Risiko CVS
Keuntungan
Hasilnya tersedia pada usia gestasi lebih dini, sehingga mengurangi kecemasan
orang tua kalau hasilnya normal dan memungkinkan metode terminasi kehamilan
yang lebih dini dan lebih aman kalau hasilnya abnormal
3. Pemeriksaan darah
Belum lama ini para peneliti dari Universitas Hongkong, China, mengenalkan
teknik pemeriksaan darah untuk mengidentifikasi sejumlah kelainan penyakit
bawaan pada janin. Tes ini bekerja dengan cara memeriksa DNA janin dalam darah
ibu.
ANALISIS SITEGENETIK
kecil.
FLUORESCENCE IN SITU HYBRIDIZATION (FISH)
Menggunakan pelacak DNA spesifik untuk mengidentifikasi ploidi beberapa
kromosom tertentu. Pelacak berflouresensi dihibridisasi ke kromosom atau lokus
genetic dengan menggunakan sel dikaca objek dan hasilnya dapat dilihat di bawah
mikroskop flouresens.
PENGECATAN KROMOSOM
Teknik menggunakan pelacak berflouresens tinggi untuk mengenali bagian-baigan
di sepanjang kromosom. Teknik ini dapat mengidentifikasi translokasi dan tata
4.
Suudzon
Al Hujarat 49:12 Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan kamu dari prasangka,
sesungguhnya sebagian dari prasangka adalah dosa, dan janganlah kamu mancri-cari
kesalahan orang lain dan janganlah sebagian kamu menggunjing sebagian yang lain.
Sikap Husnudzan kepada Allah SWT
1.
2.
3.
4.
Hikmah Husnudzan
1. Dapat menumbuhkan sikap untuk selalu optimis dalam menyongsong masa depan
2. Menumbuhkan perasaan tidak putus asa
3. Menumbuhkan perasaan syukur kepada Allah atas nikmat yang telah dianugrahkan
Allah kepada kita
4. Menumbuhkan sifat sabar dan tawakal