Plasmodium Vivax
termasuk ke dalam anggota filum Sporozoa yang tidak memiliki alat gerak dan bersifat
parasit, tubuh terbentuk bulat atau bulat panjang. Perkembangbiakan/siklus hidupnya dapat
dibagi atas tiga stadium:
a.
b.
c.
1.
2.
3.
4.
Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah
banyak.
5.
Gejala demam terjadi ketika merozoit melisiskan sel darah merah dalam jumlah
banyak.
6.
Jika darah si penderita digigit nyamuk Anopheles dan menghisap darah penderita
tadi maka makrogametosit dan mikrogametosit akan ikut terhisap dan masuk ke
dalam usus nyamuk. Di dalam usus nyamuk makrogametosit danmikrogametosit
berkembang menjadi makrogamet (ovum) dan mikrogamet (sperma). Prosesnya
dinamakan gametogonia atau gametogenesis. Fertilisasi terjadi di dalam usus
sehingga terbentuklah zigot (ookinet).
7.
Zigot (ookinet) selanjutnya akan menembus dinding usus dan untuk sementara
akan menetap, terbungkus oleh otot dinding perut nyamuk (ookista)
8.
Di dalam ookista, zigot akan membelah berulang kali sehingga terbentuk sel-sel
yang lengkap dinamakan sporozoit.
9.
Jika ookista telah matang maka akan pecah sehingga sporozoit tersebar ke
seluruh tubuh nyamuk, diantaranya adalah ke dalam kelenjar ludah.
10.
Apabila nyamuk menghisap darah manusia bersamaan dengan itu nyamuk akan
melepaskan sporozoit ke dalam darah.
Plasmodium falciparum
mempunyai sifat sifat tertentu yag berbeda dengan species lainnya, sehingga
diklasifikasikan dalam subgenus laveran.
Plasmodium falciparum mempunyai klasifikasi sebagai berikut :
Kingdom : Haemosporodia
Divisio : Nematoda
Subdivisio : Laveran
Kelas : Spotozoa
Ordo : Haemosporidia
Genus : Plasmodium
Species : Falcifarum
A.Nama penyakit
P.falciparum menyebabkan penyakit malaria falsifarum.
B.Hospes
Manusia merupakan hospes perantara parasit ini dan nyamuk Anopheles betina
menjadi hopses definitifnya atau merupakan vektornya.
C.Distribusi geografik
Parasit ini ditemukan didaerah tropic, terutama di Afrika dan Asia Tenggara. Di
Indonesia parasit ini terbesar di seluruh kepulauan.
yang
Perkembangan aseksual dalam hati hanya menyangkut fase preritrosit saja; tidak
ada fase ekso-eritrosit. Bentuk dini yang dapat dilihat dalam hati adalah skizom
yang berukuran 30 pada hari keempat setelah infeksi.
Jumlah morozoit pada skizon matang (matur) kira-kira 40.000 bentuk cacing
stadium trofosoit muda plasmodium falciparum sangat kecil dan halus dengan
ukuran 1/6 diameter eritrosit. Pada bentuk cincin dapat dilihat dua butir
kromatin; bentuk pinggir (marginal) dan bentuk accole sering ditemukan.
Beberapa bentuk cincin dapat ditemukan dalam satu eritrosit (infeksi multipel).
Walaupun bentuk marginal, accole, cincin dengan kromatin ganda dan infeksi
multiple dapat juga ditemukan dalam eritrosit yang di infeksi oleh species
plasmodium lain pada manisia, kelainan-kelainan ini lebih sering ditemukan pada
Plasmodium Falciparum dan keadaan ini penting untuk membantu diagnosis
species.
Plasmadium ovale, disebut malaria ovale tertiana, akan tetapi gejala demamnya lebih
ringan daripada malaria tertiana yang disebabkan Plasmodium
vivax.
Penyakit Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh protozoa parasit
yang merupakan golongan Plasmodium, dimana proses penularannya melalui
gigitan nyamuk Anopheles. Protozoa parasit jenis ini banyak sekali tersebar di
wilayah
tropik,
misalnya
di
Amerika,
Asia
dan
Afrika.
Ada empat type plasmodium parasit yang dapat meng-infeksi manusia, namun
yang seringkali ditemui pada kasus penyakit malaria adalah Plasmodium
falciparum and Plasmodium vivax. Lainnya adalah Plasmodium ovale dan
Plasmodium malariae.
Epidemiologi Malaria
Secara parasitologis, dalam daur hidup Plasmodium, manusia diketahui sebagai
inang antara karena Plasmodium, parasit malaria dalam tubuh manusia masih
dalam stadium aseksual, maksimal sebagai mikrogametosit (jantan muda) dan
makrogametosit (betina muda) yang belum mampu melakukan singami.
Plasmodium, parasit malaria, pada manusia di Indonesia adalah: P. falciparum, P.
vivax, P. malariae dan P. ovale. Parasit malaria dalam tubuh manusia berhabitat
utama dalam sel darah merah (eritrosit) yang memakan hemoglobin.
Pada P. vivax ada bentuk hepatik yaitu dalam sel-sel hati yang memungkinkan
terjadi relaps atau kambuh.
Vektor malaria adalah Nyamuk Anopheles betina, yang merupakan inang
definitif. Dalam lambung nyamuk mikrogametosit dan makrogametosit
Plasmodium, masing-masing telah menjadi mikrogamet dan makrogamet yang
kemudian kawin (singami) zigot ookinet oosista (proses sprogoni) dalam
dinding lambung nyamuk pecah keluar puluhan ribu ratusan ribu sporozoit
yang akan menuju kelenjar liur nyamuk inangnya.
Keberadaan, kelimpahan, umur dan mungkin perilaku vektor sangat dipengaruhi
oleh lingkungan tanbiotik (fisik, kimia, hidrologis, klimatologis), biotik (tumbuhan,
biota predator), dan kondisi sosial ekonomi penduduk di daerah endemik
berbeda
daya
Faktor lingkungan suhu udara geografis (ketinggian dari permukan laut, musim)
bisa berpengaruh pada kemampuan hidup parasit dalam nyamuk vektor.
Plasmodium tidak bisa hidup dan berkembang pada suhu < 16 derajat Celsius.
Kelembaban udara 60-80% optimal untuk hidup nyamuk dengan umur panjang.
Jika nyamuk vektor semakin padat (misalnya hitungan jumlah nyamuk vektor
rata-rata yang menggigit orang per jam), semakin antropofilik (lebih suka
menggigit dan mengisap darah manusia), semakin panjang umurnya (> 2
minggu), dan semakin rentan terhadap infeksi dengan parasit malaria setempat,
maka semakin besar potensinya terjadi KLB malaria, mungkin pada musim
tertentu.
Etiologi Malaria
Malaria disebabkan oleh protozoa darah yang termasuk ke dalam genus
Plasmodium. Plasmodium ini merupakan protozoa obligat intraseluler. Pada
manusia terdapat 4 spesies yaitu Plasmodium vivax, Plasmodium falciparum,
Plasmodium malariaedan Plasmodium ovale. Penularan pada manusia dilakukan
oleh nyamuk betinaAnopheles ataupun ditularkan langsung melalui transfusi
darah atau jarum suntik yang tercemar serta dari ibu hamil kepada janinnya.
(6,7)
Malaria vivax disebabkan oleh P. vivax yang juga disebut juga sebagai malaria
tertiana. P. malariae merupakan penyebab malaria malariae atau malaria
kuartana. P. ovale merupakan penyebab malaria ovale, sedangkan P. falciparum
menyebabkan malaria falsiparum atau malaria tropika. Spesies terakhir ini paling
berbahaya, karena malaria yang ditimbulkannya dapat menjadi berat sebab
dalam waktu singkat dapat menyerang eritrosit dalam jumlah besar, sehingga
menimbulkan berbagai komplikasi di dalam organ-organ tubuh
Gejala
Manifestasi klinik malaria tergantung kepada immunitas penderita, tinggi nya
transmisi infeksi malaria. Berat ringan nya infeksi dipengaruhi oleh jenis
plasmodium (P. falcifarum sering memberikan komplikasi), daerah asal infeksi
(pola resistensi terhadap pengobatan), umur (usia lanjut dan bayi sering lebih
berat), ada dugaan konstitusi genetic, keadaan kesehatan dan nutrisi,
kemoprovilaksis dan pengobatan sebelumnya.
Periode inkubasi bervariasi antar setiap species dari parasit, dan pada infeksi
alami (pada transmisi oleh nyamuk) adalah 12 (9-14) hari untuk falcifarum
malaria, 14 (8-17) hari untuk vivax malaria, 28 (18-40) hari untuk malariae
malaria dan 17 (16-18) hari untuk ovale malaria. Namun pada beberapa strain p.
vivax dapat melampaui durasi. Juga dapat berlangsung lama pada profilaksis,
yang mana tidak adekuat dalam menghambat parasit[4]. Malaria mempunyai
gambaran karakteristik demam periodic, anemia dan spleenomegali. Keluhan
prodormal dapat terjadi sebelum terjadinya demam berupa kelesuan, malaise,
sakit kepala, sakit belakang, merasa dingin di punggung, nyeri sendi dan tulang,
demam ringan, anoreksia, perut tak enak, diare ringan dan kadang kadang
dingin. Keluhan prodormal sering terjadi pada P. vivax dan Ovale, sedangkan
pada P.falcifarum dan malariae keluhal prodormal tidak jelas bahkan gejala dapat
mendadak.
Gejala yang klasik yaitu terjadinya trias malaria secara berurutan : periode
dingin (15-60 menit): mulai menggigil, penderita sering membungkus diri
dengan selimut dan seluruh badan bergetar, diikuti dengan meningkatnya
temperature; diikuti dengan periode panas : penderita muka merah merah, nadi
cepat, dan panas badan tetap tinggi beberapa jam, diikuti dengan periode
berkeringat: penderita berkeringat banyak dan temperature turun dan penderita
merasa sehat. Trias malaria sering terjadi pada infeksi vivax, pada infeksi P.
falcifarum menggigil dapat berlangsung berat maupun tidak ada. Periode tidak
panas berlangsung 12 jam pada P. falcifarum, 36 jam pada P.vivax dan ovale, 60
jam pada P. Malariae.
serangan primer : yaitu keadaan mulai dari akhir masa inkubasi dan mulai
terjadinya serangan paroksismal yang terdiri dari dingin atau menggigil; panas
dan berkeringat. Serangan paroksismal ini dapat pendek atau panjang
tergantung dari perbanyakan parasit dalam imunitas penderita.
Periode latent : periode tanpa gejala dan tanpa parasitemia selama terjadinya
infeksi malaria. Biasanya terjadi diantara 2 keadaan paroksismal.
Relapse atau rechute : ialah berulangnya gejala klinik atau parasitemia yang
lebih lama dari waktu diantara serangan periodiik dari infeksi primer yaitu
setelah infeksi lama dari masa latent (sampai 5 tahun), biasanya terjadi karena
infeksi tidak sembuh atau oleh bentuk di luar eritrosit (hati) pada malaria vivaks
atau ovale
Diagnosis Malaria
Diagnosis malaria secara tepat dan akurat adalah bagian yang sangat penting
dalam pengelolaan penyakit, jika implementasi ini efektive maka dapat
menolong mengurangi penggunaan OAM yang tidak berguna. Diagnosis malaria
secara sangat sensitive penting dalam semua keadaan. Khususnya bagi populasi
yang rentan, seperti anak anak, yang mana dapat menjadi sangat fatal jika
terlambat dan salah diagnosis. Diagnosis malaria secara specific dapat
Tanda dan gejala dari malaria tidak specific, diagnosis clinical malaria
kebanyakan
berdasarkan
gejala
demam
atau
pola
demam.
WHO
merekomendasikan untuk betul betul mempertimbangkan kebenaran diagnosis
secara klinik.
Dua metode yang digunakan dalam diagnosis secara parasit yaitu secara
microscopy dan rapid diagnostic tests (RDTs).diagnosis secara Mikroskopy
memiliki keuntungan dari biaya yang rendah, sensitivitas dan spesifisitas tinggi
ketika digunakan oleh staf terlatih. RDTs untuk
mendeteksi antigen parasit umumnya lebih mahal, tapi harga dari beberapa
product ini mengalami penurunan harga sehingga penyebaran efektiv.
Sensitifitas dan spesifisitas sangat bervariasi, dan memiliki kendala dengan suhu
tinggi dan kelembaban.
Komplikasi Malaria
Komplikasi malaria disebabkan umumnya disebabkan oleh malaria falcifarum
dan sering di sebut pernicious manifestation, sering terjadi mendadak tanpa
gejala gejala sebelumnya dan sering terjadi pada penderita yang tidak imun
seperti pada kehamilan dan orang pendatang. Penderita malaria dengan
komplikasi umumnya digolongkan sebagai malaria berat yang menurut WHO
didefinisikan sebagai infeksi P. falcifarum dengan satu atau lebih komplikasu
sebagai berikut:
1. Malaria cerebral (coma) yang tidak disebabkan oleh penyakit lain atau lebih
dari 30 menit setelah serangan kejang; derajat penurunan kesadaran harus
dilakukan berdasarkan penilaian GCS.
Umur nyamuk bervariasi tergantung pada species dan dipengaruhi keadaan lingkungan.
Ada banyak cara untuk mengukur unsur populasi nyamuk. Salah satu cara yang paling
praktis dan cukup memungkinkan ialah dengan melihat beberapa persen nyamuk porous
dari jumlah yang diperiksa. Nyamuk parous adalah nyamuk yang telah pernah bertelur,
yang dapat diperiksa dengan perbedahan indung telur (ovarium).
Misalnya dari 100 ekor nyamuk yang dibedah indung telurnya ternyata 80 ekor telah
parous, maka persentase parous populasi nyamuk tersebut adalah 80%. Penentuan
umur nyamuk ini sangat penting untuk mengetahui kecuali kaitannya dengan penularan
malaria data umur populasi nyamuk dapat juga digunakan sebagai para meter untuk
menilai dampak upaya pemberantasan vektor (penyemprotan, pengabutan dan lainlain).
b. Distribusi Musiman.
Distribusi musiman vektor sangat penting untuk diketahui. Data distribusi musiman ini
apabila dikombinasikan dengan data umur populasi vektor akan menerangkan musim
penularan yang tepat. Pada umumnya satu species yang berperan sebagai vektor,
memperlihatkan pola distribusi manusia tertentu. Untuk daerah tropis seperti di
Indonesia pada umumnya densitas atau kepadatan tinggi pada musim penghujan,
kecuali An.Sundaicus di pantai selatan Pulau Jawa dimana densitas tertinggi pada musim
kemarau
c. Penyebaran Vektor.
Penyebaran vektor mempunyai arti penting dalam epidemiologi penyakit yang ditularkan
serangga. Penyebaran nyamuk dapat berlangsung dengan dua cara yaitu: cara aktif,
yang ditentukan oleh kekuatan terbang, dan cara pasif dengan perantaraan dan bantuan
alat transport atau angin.
CARA PENULARAN PENYAKIT MALARIA .
Penyakit malaria dikenal ada berbagai cara penularan malaria:
1. Penularan secara alamiah (natural infection) penularan ini terjadi melalui gigitan
nyamuk anopheles.
2. Penularan yang tidak alamiah.
a. Malaria bawaan (congenital).
Terjadi pada bayi yang baru dilahirkan karena ibunya menderita malaria, penularan
terjadi melalui tali pusat atau placenta.
b. Secara mekanik.
Penularan terjadi melalui transfusi darah atau melalui jarum suntik. Penularan melalui
jarum suntik yang tidak steril lagi. Cara penularan ini pernah dilaporkan terjadi disalah
satu rumah sakit di Bandung pada tahun 1981, pada penderita yang dirawat dan
mendapatkan suntikan intra vena dengan menggunakan alat suntik yang dipergunakan
untuk menyuntik beberapa pasien, dimana alat suntik itu seharusnya dibuang sekali
pakai (disposeble).
yaitu penderita sifilis yang sudah mengalami kelainan pada susunan sarafnya cara ini
sekarang tidak pernah lagi dilakukan.
Beberapa faktor yang mempengaruhi terjadinya penularan alamiah seperti adanya
gametosit pada penderita, umur nyamuk kontak antara manusia dengan nyamuk dan
lain-lain.
- sizon darah: sangat efektif terhadap semua jenis parasit malaria dengan
menekan gejala klinis dan menyembuhkan secara klinis dan radikal; obat pilihan
terhadap serangan akut, demam hilang dalam 24 jam dan parasitemia hilang
dalam 48-72 jam; bila penyembuhan lambat dapat dicurigai terjadi resistensi
(gagal obat); terhadap p. falciparum yang resisten klorokuin masih dapat
mencegah kematian dan mengurangi penderitaan
- gametosit: tidak evektif terhadap gamet dewasa tetapi masih efektif terhadap
gamet muda
Farmokodinamikanya:
- menghambat sintesa enzim parasit membentuk DNA dan RDA
- obat bersenyawa dengan DNA sehingga proses pembelahan dan pembentukan
RNA terganggu
Toksisitasnya:
- Dosis toksis: 1500 mg basa (dewasa)
- Dosis lethal: 2000 mg basa (dewasa) atau 1000 mg basa pada anak-anak atau
lebih besar/sama dengan 30 mg basa/kg BB
Efek sampingnya:
- gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, diare terutama bila perut
dalam keadaan kosong
- pandangan kabur
- sakit kepala, pusing (vertigo)
- gangguan pendengaran
Formulasi obat:
- Tablet (tidak berlapis gula): Klorokuin difosfat 150 mg basa setara dengan 250
mg berntuk garam dan Klorokuin sulfat 150 mg basa setara dengan 204 mg
garam.
- Ampul: 1 ml berisi 100 ml basa klorokuin disulfat per ampul dan 2 ml berisi 200
ml basa klorokuin disulfat per ampul.
Primakuin
Kerja obat ini adalah:
- sizon jaringan: sangat efektif terhadap p.falciparum dan p.vivax, terhadap p.
malariae tidak diketahui
- sizon darah: aktif terhadap p.falciparum dan p.vivax tetapi memerlukan dosis
tinggi sehingga perlu hati-hati
- gametosit: sangat efektif terhadap semua spesies parasit
- hipnosoit: dapat memberikan kesembuhan radikal pada p.vivax dan p.ovale
Farmakodinamikanya adalah menghambat proses respirasi mitochondrial parasit
(sifat oksidan) sehingga lebih berefek pada parasit stadium jaringan dan
hipnosoit
Toksisitasnya:
- Dosis toksis 60-240 mg basa (dewasa) atau 1-4 mg/kgBB/hari
- Dosis lethal lebih besar 240 mg basa (dewasa) atau 4 mg/kg/BB/hari
Efek sampingnya:
- Gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah, anoreksia, sakit perut
terutama bila dalam keadaan kosong
- Kejang-kejang/gangguan kesadaran
- Gangguan sistem haemopoitik
- Pada penderita defisiensi G6 PD terjadi Hemolysis
Formulasi obat adalah tablet tidak berlapis gula, 15 mg basa per tablet
Kina
Kerja obat ini adalah:
- sizon darah: sangat efektif terhadap penyembuhan secara klinis dan radikal
- Gametosit: tidak berefek terhadap semua gamet dewasa P. falciparum dan
terhadap spesies lain cukup efektif
Farmakodinamikanya adalah terikat dengan DNA sehingga pembelahan RNA
terganggu yang kemudian menghambat sintesa protein parasit.
Toksisitasnya:
- dosis toksis: 2-8 gr/hari (dewasa)
- dosis lethal: lebih besar dari 8 gr/hari (dewasa)
Efek sampingnya adalah Chinchonisme Syndrom dengan keluhan: pusing, sakit
kepala, gangguan pendengaran telinga berdenging (tinuitis dll), mual dan
muntah, tremor dan penglihatan kabur.
Formulasi obat:
- Tablet (berlapis gula), 200 mg basa per tablet setara 220 mg bentuk garam.
- Injeksi: 1 ampul 2 cc kina HCl 25% berisi 500 mg basa (per 1 cc berisi 250 mg
basa)
terhadap
gametosit tetapi
pirimetamin
dapat
Farmakodinamikanya:
- primetamin, terikat dengan enzym Dihidrofolat reduktase sehingga sintesa
asam folat terhambat sehingga pembelahan inti parasit terganggu
- SP menghambat PABA ekstraseluler membentuk asam folat merupakan bahan
inti sel dan sitoplasma parasit
Toksisitasnya:
- sulfadoksin, dosis toksis 4-7gr/hari (dewasa); dosis lethal lebih besar 7 gr/hari
(dewasa)
- pirimetamin, dosis toksis 100-250 mg/hari (dewasa); dosis lethal lebih besar
250 mg/hari (dewasa)
Efek sampingnya:
- gangguan gastro-intestinal seperti mual, muntah
- pandangan kabur
- sakit kepala, pusing (vertigo)
- haemolisis, anemia aplastik, trombositopenia pada penderita defisiensi G6PD
Kontra indikasinya:
- idiosinkresi
- bayi kurang 1 tahun
- Defisiensi G6P