Anda di halaman 1dari 5

DHF

1. Definisi
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) {bahasa medisnya disebut Dengue
Hemorrhagic Fever (DHF)} adalah penyakit yang disebabkan oleh virus dengue
yang ditularkan melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus,
yang mana menyebabkan gangguan pada pembuluh darah kapiler dan pada
sistem pembekuan darah, sehingga mengakibatkan perdarahan-perdarahan.
Penyakit ini banyak ditemukan didaerah tropis seperti Asia Tenggara, India,
Brazil, Amerika termasuk di seluruh pelosok Indonesia, kecuali di tempat-tempat
ketinggian lebih dari 1000 meter di atas permukaan air laut. Dokter dan tenaga
kesehatan lainnya seperti Bidan dan Pak Mantri ;-) seringkali salah dalam
penegakkan diagnosa, karena kecenderungan gejala awal yang menyerupai
penyakit lain seperti Flu dan Tipes (Typhoid).
[http://www.infopenyakit.com/2008/03/penyakit-demam-berdarah-denguedbd.html]

DBD tidak menular melalui kontak manusia secara langsung, tetapi dapat ditularkan melalui
nyamuk. Nyamuk Aedes Aegypti betine menyimpan virus dengue pada telurnya, selanjutnya
akan menularkan virus ini ke manusia lewat gigitan. Sekali menggigit, nyamuk ini akan
berulang menggigit orang lain sehingga dengan mudah darah seseorang yang mengandung
virus dengue dapat cepat dipindahkan ke orang lain, yang palingdekat tentulah orang yang
tinggal dalam satu rumah.
[http://www.trinitas.or.id/artikel/kesehatan/169-awas-demam-berdarah-denguemengintai.html]
[Sumber: Buku Seri Kesehatan Masyarakat: Demam Berdarah Dengue Penyakit dan Cara

Pencegahannya, Oktri Hastuti, Penerbit Kanisius, 2008]


2. Klasifikasi
Derajat 1 - jika terdapat tanda-tanda demam disertai gejala-gejala yang lain,
seperti mual, muntah, sakit pada ulu hati, pusing, nyeri otot, dan lainnya, tanpa
adanya perdarahan spontan dan bila dilakukan uji tourniquet menunjukkan hasil
positif (+) terdapat bintik-bintik merah. Selain itu, pada pemeriksaan
laboratorium menunjukkan tanda-tanda hemokonsentrasi dan trombositopenea.
Derajat 2 jika terdapat tanda-tanda dan gejala seperti yang terdapat pada
DBD Derajat 1 disertai adanya perdarahan spontan pada kulit ataupun tempat
lain (gusi, mimisan, dll)
Derajat 3 jika telah terdapat tanda-tanda shock, yaitu dari pengukuran nadi
didapatkan hasil cepat dan lemah; tekanan darah menurun; penderita gelisah;
dan tampak kebiru-biruan pada sekitar mulut, hidung, dan ujung-ujung jari.
Derajat 4 jika penderita telah jatuh pada keadaan shock, penderita kehilangan
1

kesadaran dengan nadi tak teraba dan tekanan darah tidak terukur. Kondisi
seperti ini disebut DSS Dengue Shock Syndrome. Penderita berada dalam
keadan kritis dan memerlukan perawatan yang intesif di ruang ICU.
[http://www.trinitas.or.id/artikel/kesehatan/169-awas-demam-berdarah-denguemengintai.html]
[Sumber: Buku Seri Kesehatan Masyarakat: Demam Berdarah Dengue Penyakit dan Cara

Pencegahannya, Oktri Hastuti, Penerbit Kanisius, 2008]

3. Etiologi
DD dan DBD disebabkan oleh infeksi virus dengue yang mempunyai 4
serotipe yaitu den-1, den-2, den-3, dan den-4. Virus dengue serotipe den-3
merupakan serotipe yang dominan di Indonesia dan paling banyak berhubungan
dengan kasus berat.
[http://www.sehatgroup.web.id/?p=128]
[Oleh : dr. Purnamawati]
4. Patogenesis
Masa inkubasi dimulai sejak nyamuk menggigit sampai menimbulkan gejala,
lebih kurang 13-15 hari. Setelah virus masuk ke dalam tubuh, hal yang pertama
terjadi adalah viremia (darah mengandung virus) yang menyebabkan penderita
mengalami demam, sakit kepala, mual, nyeri otot, pegal-pegal di seluruh tubuh,
ruam atau bintik-bintik merah pada kulit, serta dapat juga terjadi pembesaran
hati dan limpa.
Keadaan viremia ini menyebabkan terjadinya kebocoran plasma (plasma
keluar dari pembuluh darah). Komponen darah mengalami pengentalan, dan
penurunan pembekuan darah. Hal ini menyebabkan mudahnya terjadi
perdarahan dalam tubuh. Kekentalan darah dapat diketahui dari peningkatan
hematokrit yang melebihi 20% dari nilai normal. Maka penting dilakukan
pemantauan kadar hematokrit dan trombosit dari sample darah penderita.
[http://www.trinitas.or.id/artikel/kesehatan/169-awas-demam-berdarah-denguemengintai.html]
[Sumber: Buku Seri Kesehatan Masyarakat: Demam Berdarah Dengue Penyakit dan Cara

Pencegahannya, Oktri Hastuti, Penerbit Kanisius, 2008]


5. Patofisiologi
Ada 3 fase perjalnaan DBD, yaitu fase demam (2-7 hari), fase kritis (berlangsung
antara 24-28 jam), dan fase penyembuhan (berlangsung 2-7 hari) :
Pada fase demam, diperlukan pengobatan simtomatik atau pengobatan
yang dilakukan untuk menghilangkan gejala saja, seperti menurunkan demam
atau meningkatkan perbaikan kondisi penderita. Selama fase ini, sulit dibedakan
2

antara demam dengue dengan DBD. Setelah penderita demam dengue bebas
dari demam selama 24 jam tanpa obat penurun panas, ia akan memasuki fase
penyembuhan. Tapi pada penderita DBD, justru akan memasuki fase kritis, dan
pada keadaan yang lebih parah, penderita DBD akan jatuh pada keadaan shock.
Tidak semua penderita DBD akan mengalami shock, dengna demikian diperlukan
tindakan-tindakan untuk mencegah terjadinya keadaan ang lebih parah.
Tindakan yang dilakukan pada tahap awal ini penting supaya penderita tidak
memasuki kondisi yang lebih buruk.
Pada fase kritis, penderita tidak memungkinkan untuk dirawat di rumah,
tetapi harus dirawat di rumah sakit karena membutuhkan penangana yang
intensif. Fase ini umumnya dimulai pada hari ke-3 sampai ke-5 sejak diketahui
adanya demam yang pertama kali, berlangsung selama kurang lebih 24-48 jam.
Fase kritis merupakan fase yang sangat menentukan; apabila penderita berhasil
melewati fase ini, ia akan memasuki prose penyembuhan, tetapi jika kondisi
kritis ini tidak dapat teratasi (terlambat ditangani), maka penderita akan
mengalami keadaan yang fatal. Pada keadaan ini biasanya penderita mengalami
muntah-muntah, tidak nafsu makan, dan sudah mengalami perdarahan,
sehingga harus dilakukan pemantauan secara lebih intensif.
Pada umumnya, penderita DBD yang telah berhasil melewati fase kritis
akan sembuh tanpa komplikasi dalam waktu kurang lebih 24-48 jam setelah
shock. Fase penyembuhan ditandai dengan kondisi umum penderita yang
mulai membaik, nafsu makan meningkat, disertai dengan hasil pemeriksaan
tanda vital yang stabil (suhu, nadi, pernapasan, dan tekanan darah). Pada
keadaan ini, biasanya pemberian cairan infus mulai dihentikan dan diganti
dengan pemberian nutrisi lewat mulut secara optimal. Makanan yang
mengandung nilai gizi tinggi sangat diperlukan untuk memperbaiki daya tahan
tubuh. Bila keadaan penderita terus membaik, tidak didapatkan komplikasi, dan
disertai hasil pemeriksaan laboratorium yang normal, maka penderita biasanya
diperbolehkan pulang. Sebelum pulang, biasanya dokter atau perawat akan
menjelaskan hal-hal apa saja yang perlu dilakukan untuk menjaga kesehatan
penderita.
[http://www.trinitas.or.id/artikel/kesehatan/169-awas-demam-berdarah-denguemengintai.html]
[Sumber: Buku Seri Kesehatan Masyarakat: Demam Berdarah Dengue Penyakit dan Cara

Pencegahannya, Oktri Hastuti, Penerbit Kanisius, 2008]

6. Manifestasi klinis
Tanda dan gejala penyakit ini tidak khas, bervariasi pada tiap penderita
berdasarkan derajat yang dialaminya. Umumnya penderita akan mengalami
tanda dan gejala-gejala seperti:

Demam tinggi mendadak selama 2-7 hari disertai nyeri kepala, nyeri
retroorbita, mialgia dan nyeri perut.
3

Perdarahan/bintik-bintik merah pada kulit. Perdarahan mukosa/saluran


cerna/saluran kemih : epistaksis, perdarahan gusi, hematemesis, melena,
hematuri.
Keluhan pada saluran pernafasan: batuk, pilek
Keluhan pada saluran pencernaan atau sakit waktu menelan
Keluhan pada bagian tubuh yang lain seperti nyeri/sakit kepala, nyeri pada
otot, tulang, sendi, dan ulu hati, pegal-pegal pada seluruh tubuh.
Dapat juga dijumpai adanya pembesaran hati(Hepatomegali), limpa, dan
kelenjar getah bening, yang akan kembali normal pada masa penyembuhan.
Pada keadaan yang berat, penderita akan jatuh pada keadaan
renjatan/shock, yang dikenal dengan DSS (Dengue Shock Syndrome), dengan
tanda-tanda: kulit teraba lembab dan dingin; tekanan darah menurun, nadi
cepat dan lemah; nyeri perut yang hebat; terjadi perdarahan, baik dari
mulut, hidung, maupun anus yang terlihat seperti tinja hitam; lemah,
mengantuk, terjadi penurunan tingkat kesadaran; gelisah; tampak kebirubiruan pada sekitar mulur, hidung, dan ujung-ujung jari; tidak buang air kecil
selama 4-6 jam.

[http://www.sehatgroup.web.id/?p=128]
[Oleh : dr. Purnamawati]
7. Tatalaksana
-

istirahat di tempat tidur.


Pemberian makanan yang lunak.
Pemberian minum sebanyak 1 - 2 liter dalam 24 jam, dapat berupa teh
manis, sirup, susu, dan berikan oralit karena pemberian cairan merupakan hal
yang penting bagi penderita DBD.
Pemberian cairan biasanya melalui intravena (pemasangan infuse).
Pemantauan terhadap kadar hematokrit dan trombosit.
Pemantauan terhadap tanda-tanda dini adanya renjatan/shock.
Dalam keadaan tertentu, diperlukan transfusi darah.

Seorang penderita DBD akan dinyatakan sembuh bila hasil pemeriksaan


laboratorium darahnya menunjukkan hasil yang sudah normal dan stabil. Pada
kondisi ini, penderita dapat dipulangkan dan tidak memerlukan infus atau
transfuse darah lagi.
[http://www.trinitas.or.id/artikel/kesehatan/169-awas-demam-berdarah-denguemengintai.html]
[Sumber: Buku Seri Kesehatan Masyarakat: Demam Berdarah Dengue Penyakit dan Cara

Pencegahannya, Oktri Hastuti, Penerbit Kanisius, 2008]

8. Komplikasi
Pada DD tidak terdapat komplikasi berat namun anak dapat mengeluh
lemah/lelah (fatigue) saat fase pemulihan. Komplikasi berat dapat terjadi pada
DBD yaitu ensefalopati dengue, gagal ginjal akut, atau udem paru akut.
4

[http://www.sehatgroup.web.id/?p=128]
[Oleh : dr. Purnamawati]

9. Pencegahan

Pencegahan DBD dikenal dengan istilah Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) yang dapat
dilakukan dengan beberapa cara:
Kimia dengan pengasapan/fogging menggunakan malathion dan fenthion yang
berguna mengurangi penularan sampai batas waktu tertentu; abatisasi atau pemberian
bubuk abate pada tempat-tempat penampungan air seperti tempayan, ember, vas bunga,
kolam, dll.
Biologi dengan memelihara jenis ikan pemakan jentik/larva seperti ikan nila merah,
ikan guppy, dll.
Fisik dikenal dengan kegiatan 3M: Menguras, Menutup, dan Mengubur. Menguras
bak mandi, bak WC, menutup tempat penampungan air rumah tangga, serta mengubur
barang-barang bekas seperti botol, kaleng, ban, dll untuk mencegah tergenangnya air di
tempat-tempat ini.
[http://www.trinitas.or.id/artikel/kesehatan/169-awas-demam-berdarah-denguemengintai.html]
[Sumber: Buku Seri Kesehatan Masyarakat: Demam Berdarah Dengue Penyakit dan Cara

Pencegahannya, Oktri Hastuti, Penerbit Kanisius, 2008]

tourniquet test
Pada pasien yang dicurigai mengalami DBD dilakukan Uji Tourniquet untuk
mengetahui ada tidaknya perdarahan pada kulit. Cara sederhana yang dapat
dilakukan untuk melaksanakan uji ini adalah dengan melakukan pembebatan
dengan karet di bagian lengan atas. Pembebatan dibuat secukupnya (jangan
kendur, jangan pula terlalu kencang), biarkan selama kurang lebih 5 menit, lalu
lepas. Kemudian, amati kulit di sekitar lengan bawah, terutama di sekitar siku
dan pergelangan tangan. Hasil uji dikatakan positif jika muncul bintik-bintik
merah mirip bekas gigitan nyamuk (+4), bergerombol, kemungkinan besar
menunjukkan terdapatnya perdarahan pada kulit. Tanda ini dapat menambah
kecurigaan kemungkinan menderita demam berdarah.
Sebagian orang mungkin menunjukkan hasil positif tergantung pada tekstur,
ketipisan, dan suhu kulit, sehingga Uji Tourniquet ini bukan satu-satunya
pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk menentukan diagnosis DBD. Untuk
memastikannya, perlu dilakukan pemeriksaan laboratorium darah.

Anda mungkin juga menyukai