Pelangi adalah salah satu pemandangan yang paling indah yang ditawarkan
alam saking indahnya, pelangi telah menginspirasi banyak dongeng, lagu, dan
legenda. Kita mungkin berani bertaruh bahwa sebagian besar seniman di balik
dongeng tersebut tidak benar-benar mengetahui fenomena pelangi tersebut
seperti kebanyakan orang hari ini.
Tapi ilmu pengetahuan tentang proses terjadinya pelangi ini sebenarnya sangat
sederhana. Ini merupakan ilmu optik dasar. Pada artikel ini, kita akan tahu
bagaimana hujan dan matahari selaras untuk menciptakan warna di langit.
Pembelokan Cahaya
Proses dasar dari proses terjadinya pelangi adalah pembiasan. Cahaya
dibelokkan atau lebih tepatnya, perubahan arah ketika perjalanan dari satu
medium ke lainnya. Hal ini terjadi karena cahaya bergerak dengan kecepatan
yang berbeda pada media yang berbeda.
bergerak sebentar lebih cepat daripada roda kanan, keranjang belanja akan
berbelok ke kanan ketika bergerak ke rumput. Juga sama sebaliknya, jika Anda
bergerak pada sudut dari daerah berumput menuju ke daerah beraspal, satu
roda akan bergerak lebih cepat sebelum roda yang lain dan arah keranjang akan
berubah.
Demikian pula, seberkas cahaya berubah ketika memasuki prisma kaca. Ini
adalah sebuah penyederhanaan, tetapi kita bisa memperkirakannya seperti ini:
Satu sisi gelombang cahaya melambat sebelum yang lain, sehingga berkas
cahaya tersebut berubah arah pada batas antara udara dan kaca (beberapa
cahaya benar-benar terpantul pada permukaan prisma, tapi sebagian besar bisa
melewati prisma). Kemudian berkas cahaya akan berbelok arah lagi ketika keluar
prisma, karena satu sisi gelombang cahaya itu bergerak lebih cepat sebelum
yang lain.
Selain membelokkan cahaya secara keseluruhan, prisma memisahkan cahaya
putih menjadi warna komponennya. Warna cahaya yang berbeda memiliki
frekuensi yang berbeda, yang menyebabkan mereka merambat pada kecepatan
yang berbeda ketika mereka bergerak melalui suatu media.
Sebuah warna yang bergerak lebih lambat dalam kaca akan berbelok lebih tajam
ketika melawati dari udara ke kaca, karena perbedaan kecepatan yang lebih
besar. Sebuah warna yang bergerak lebih cepat dalam kaca tidak akan banyak
melambat, sehingga akan menekuk kurang tajam. Dengan cara ini, warna yang
membentuk cahaya putih dipisahkan menurut frekuensi ketika mereka melewati
kaca. Jika kaca membelokkan cahaya dua kali, seperti dalam prisma, Anda dapat
melihat warna dipisahkan lebih mudah. Ini disebut dispersi.
Suatu tetes hujan memiliki bentuk dan konsistensi yang berbeda dari prisma
kaca, tapi itu mempengaruhi cahaya dengan cara yang sama. Ketika sinar
matahari putih menerobos kumpulan rintik hujan pada sudut yang cukup rendah,
Anda dapat melihat warna komponen merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan
ungu sebuah pelangi. Untuk mudahnya, kita hanya akan melihat warna merah
dan ungu, warna cahaya di ujung spektrum cahaya tampak.
Gambar di bawah menunjukkan apa yang terjadi ketika sinar matahari
menerobos satu tetes air hujan.
Ketika tetesan air hujan A mendispersikan cahaya, hanya cahaya merah di sudut
yang tepat yang memantul persis ke arah mata kita. Cahaya warna lainnya
keluar atau memantul dari sudut yang lebih rendah, sehingga arah pantulan
tidak tepat ke arah mata kita. Sinar matahari akan menerabas semua tetesan air
hujan disekitarnya dengan cara yang sama seperti yang dijelaskan di atas,
sehingga mereka semua akan memantulkan cahaya merah ke pengamat.
Tetesan air hujan B jauh lebih rendah di langit, sehingga tidak memantulkan
cahaya merah ke mata kita. Pada akhirnya, cahaya ungu keluar pada sudut yang
benar untuk memantul ke arah mata kita. Semua tetes air hujan disekitar tetes
air hujan B memantulkan cahaya dengan cara yang sama. Tetesan air hujan
antara A dan B semua memantulkan warna cahaya yang berbeda ke arah mata
pengamat, sehingga pengamat melihat spektrum penuh warna. Jika Anda naik di
atas hujan, Anda akan melihat pelangi sebagai lingkaran penuh, karena cahaya
akan memantul kembali dari segala penjuru dimana kamu berada. Di darat, kita
melihat busur pelangi yang terlihat di atas cakrawala.
Kadang-kadang Anda bisa melihat pelangi ganda satu pelangi dengan warna
tajam dan satu pelangi redup di atasnya. Pelangi redup diproduksi dengan cara
yang sama seperti pelangi dengan warna tajam, tapi cahaya tersebut bukan
dipantulkan sekali di dalam tetes hujan, melainkan dipantulkan dua kali. Sebagai
hasil dari refleksi ganda ini, cahaya keluar dari tetes air hujan pada sudut yang
berbeda, jadi kita melihat pelangi tersebut lebih tinggi. Jika Anda perhatikan
dengan teliti, Anda akan melihat bahwa warna di dalam pelangi kedua akan
berada dalam urutan terbalik dari pelangi utama.
Nah, itulah semua hal bagaimana proses terjadinya pelangi. Cahaya dan air
saling berkombinasi dengan cara yang tepat untuk melukiskan gambaran alam
yang indah.