Anda di halaman 1dari 2

PELANGI

Pelangi merupakan gejala optik dan meteorologi yang berupa deretan cahaya beragam warna
dengan bentuk menyerupai busur yang berada pada medium langit. Pelangi muncul akibat
pembiasan cahaya matahari bersama tetesan air hujan yang menghasilkan cahaya beraneka
warna yang berjajar di langit. Pelangi dapat terlihat ketika sinar matahari putih menerobos
kumpulan rintik hujan pada sudut yang rendah, sehingga memunculkan warna komponen
merah, oranye, kuning, hijau, biru, nila dan unggu. Tak hanya setelah hujan reda, pelangi
juga dapat dilihat di sekitar air terjun.

Penelitian tentang pelangi telah dilakukan oleh seorang ilmuan bernama Issac Newton pada
tahu 1642-1727. Ia mengemukakan bahwa cahaya putih matahari sebenarnya adalah
campuran dari cahaya berbagai warna. Newton mempraktikkan asumsinya tersebut dengan
menyorotkan sedikit sinar matahari melalui sebuah prisma gelap. Bentuk prisma membuat
sinar membelok dan memisah menjadi suatu pita cahaya yang lebar. Dalam pita ini Newton
melihat 7 warna yang disebutnya sebagai spektum. Warna-warna tersebut berupa merah,
jingga, kuning, hijau, biru, nila, dan ungu. Cahaya-cahaya itu dapat bergerak dalam bentuk
gelombang dan panjang gelombang menentukan warna cahaya tersebut.

Munculnya pelangi diawali adanya dengan proses terjadinya hujan. Setelah hujan berhenti
terdapat banyak uap air yang bertebaran di udara. Selanjutnya cahaya matahari muncul dan
menembus uap-uap yang bertebaran di udara. Terjadinya pelangi dikarenakan oleh cahaya
matahari yang membias dan menyimpang menjauhi partikel. Hal tersebut dibuktikan saat
cahaya yang melewati dua medium yang berbeda akan mengalami pembiasan dan perubahan
arahnya (menyimpang). Pembiasan atau pembelokkan terjadi karena cahaya bergerak dengan
kecepatan berbeda ketika melalui medium yang berlainan.

Hal tersebut menyebabkan cahaya putih dipisahkan berdasarkan frekuensinya dan sinar ungu
berbelok pada sudut yang relatif tajam ketika memasuki tetesan air hujan itu. Jadi warna yang
pertama kali dibelokkan adalah warna unggu dan yang terakhir kali dibelokkan adalah warna
merah. Pada sisi kanan dari tetesan air hujan, terdapat beberapa cahaya yang menembus
kembali ke udara dan sisanya dipantulkan ke belakang. Lalu beberapa cahaya yang belum
terpantulkan, kemudian dipantulkan melalui sisi kiri tetesan air hujan dan selanjutnya
berbelok saat ia bergerak di udara lagi. Dengan proses ini, setiap tetesan air hujan
mendispersikan sinar matahari putih menjadi warna komponennya.

Ketika tetesan air hujan A mendispersikan cahaya, hanya cahaya merah di satu sudut yang
tepat yang dapat memantul persis ke arah indra penglihatan kita yaitu mata. Cahaya lainnya
keluar dari sudut atau memantul dari sudut yang lebih rendah, sehingga hasil dan arah
pantulannya tidak tepat ke arah mata kita. Tetesan air hujan B berada jauh lebih rendah di
langit, sehingga tidak memantulkan cahaya merah ke arah mata kita. Dengan demikian
cahaya ungu yang keluar pada sudut yang benar yang akan sampai dan memantul ke arah
mata kita. Semua tetesan hujan disekitar tetesan air hujan B memantulkan cahaya dengan cara
yang sama. Antara tetesan air hujan A dan B memantulkan cahaya yang berbeda ke arah mata
yang mengamati, sehingga pengamat melihat spektrum penuh warna. Terkadang warna pada
pelangi seolah terlihat ganda. Pelangi berwarna ganda ini terdiri atas warna tajam dan pelangi
dengan warna redup di atasnya. Baik pelangi yang berwarna tajan ataupun yang berwarna
redup, keduanya memiliki proses yang sama dalam hal sebab terjadinya. Hasil dan refleksi
ganda ini berasal dari cahaya yang keluar dari tetesan air hujan pada sudut yang berbeda.
Pelangi terdiri atas beberapa jenis diantaranya ialah pelangi klasik atau pelangi primer,
pelangi sirkuler, pelangi sekunder, pelangi merah, sundogs, fogbows, pelangi air terjun,
pelangi api, dan moonbows atau pelangi bulan. Berikut penjelasan mengenai beberapa jenis
pelangi :

1. Pelangi klasik atau primer adalah pelangi dengan enam warna. Intensitas warna yang
ada pada pelangi primer dipengaruhi oleh kondisi atmosfer padat empat tersebut.
Pelangi primer sering disertai oleh pelangi sekunder atau pelangi kedua yang
berwarna redup dan tipis.

2. Pelangi sirkuler adalah pelangi yang berbentuk seperti busur lingkaran sempurna
dengan radius 42 derajat. Pelangi jenis ini sulit dilihat karena terhalang oleh bumi.

3. Pelangi merah terlihat ketika fajar atau saat menjelang senja. Pelangi sundogs terjadi
ketika berkas-berkas sinar melewati kristal es yang ada di atmosfer. Pelangi ini
berwarna merah bagian dalamnya dan berwarna ungu bagian luarnya, terlihat ketika
musim dingin yang cerah di langit bagian bawah.

4. Pelangi air terjun dapat dilihat di sekitar air terjun, bisa terjadi kapanpun dan tidak
terpengaruh oleh cuaca di daerah itu. Pelangi api terlihat saat awan sirus menjadi
prisma berada di ketinggian 20.000 kaki dan sinar matahari harus melewati awan
tersebut dengan sudut 58-68 derajat. Moonbows yaitu pelangi disekitar bulan yang
terlihat mengelilingi dan dapat dilihat ketika bulan purnama.

Anda mungkin juga menyukai