Maklah-Ronde Kelompok 6
Maklah-Ronde Kelompok 6
RONDE KEPERAWATAN
Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Blok Manajemen
115070200111009
115070200111029
Hesti Purwaningsih
115070200111049
115070201111013
115070201111015
115070207111005
115070207111011
Kinanti Primandini
115070207111013
115070207111015
Isroah
115070207111031
BAB 1
PENDAHULUAN
ronde keperawatan di RS tersebut sudah dijadwalkan untuk semua bangsal umum yang
ada di sana tetapi pelaksanaannya masih belum optimal. Jumlah bangsal yang telah
melakukan ronde keperawatan secara rutin di RSUD Kebumen adalah 5 bangsal yaitu
Melati, Cempaka , Dahlia, ICU/ICCU dan Terate.
Berdasarkan wawancara pada 10 orang perawat, 5 dari 10 perawat mengatakan
pelaksanaan ronde keperawatan di bangsalnya belum berjalan dengan efektif dan untuk
jadwal pelaksanaannya belum pasti ada setiap minggu. Dari observasi yang dilakukan
peneliti masalah tersebut disebabkan karena perawat tersebut belum mengerti tentang
bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan itu mulai dari pra ronde, pelaksanaan ronde
dan pasca ronde, manfaat dari ronde keperawatan serta sikap perawat yang masih
menganggap ronde keperawatan itu sebagai suatu hal yang dapat menambah pekerjaan
mereka serta sosialisasi mengenai ronde keperawatan masih belum efektif sehingga dalam
pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal tersebut belum menjadi kebiasaan yang
dilakukan secara rutin
Ronde keperawatan dirancang untuk meningkatkan otonomi perawat, ikut terlibat
dalam pengambilan keputusan, hubungan profesional dengan pleayanan kesehatan
lainnya, dan pengguanaan evidence base untuk meningkatkan kepuasan kerja (Aitken,., et
al, 2010). Dalam ronde keperawatan terjadi pemeriksaan proses kerja dengan cara
meningkatkan komunikasi dan kolaborasi untuk mengurangi kesalahan pada perawatan dan
meingkatkan hasil yang lebih baik (Fillmore, 2010). Oleh karena itu sangat penting bagi
seorang perawat untuk mengetahui lebih dalam mengenai ronde keperawatan, sehingga
diharapkan dapat mengaplikasikannya dalam upaya memberikan pelayanan yang prima
kepada pasien.
keperawatan
Tujuan Khusus
a. Mengidentifikasi ronde keperawatan
b. Mengidentifikasi karakteristik ronde keperawatan
c. Mengidentifikasi tjuan ronde keperawatan
d. Mengidentifikasi manfaat ronde keperawatan
e. Mengidentifikasi tipe-tipe ronde keperawatan
f. Mengidentifikasi tahapan ronde keperawatan
g. Mengidentifikasi mekanisme ronde keperawatan
h. Mengidentifikasi strategi ronde keperawatan agar efektif
i. Mengidentifikasi peran masing-masing anggota tim ronde
j. Mengidentifikasi kriteria evaluasi
1.4 Manfaat
1.4.1 Manfaat Bagi Akademik:
a. Memberikan informasi tentang pentingnya dilakukan ronde keperawatan dalam
b.
1.4.2
kesehatan di Indonesia
Manfaat Praktis
a. Bagi perawat:
Menjadi masukan bagi tenaga keperawatan berkaitan dengan ronde keperawatan,
pentignya ronde keperawatan dalam pelayanan kesehatan, serta manfaat dari
b.
ronde keperawatan.
Bagi mahasisawa keperawatan:
Memberikan informasi dan saran
kepada
mahasiswa
keperawatan
untuk
menciptakan pelayanan kesehatan yang lebih aktif, efisien, dan komunikatif antar
sesama perawat maupun tenaga kesetahan lainnya.
BAB II
TINJAUAN TEORI
2.1.
pemahaman yang jelas tentang penyakit dan efek perawatan untuk setiap pasien
(Clement, 2011).
Ronde Keperawatan (Nursing Rounds) adalah kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang akan dilaksanakan oleh perawat disamping
melibatkan klien untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan. Pada kasus
tertentu harus dilakukan oleh perawat primer dan /atau perawat konselor, kepala
ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim kesehatan
(Nursalam, 2009).
Beberapa pengertian tentang teori ronde keperawatan dapat diambil kesimpulan
bahwa ronde keperawatan adalah suatu kegiatan yang bertujuan untuk mengatasi
masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat dengan pasien atau
keluarga terlibat aktif dalam diskusi dengan membahas masalah keperawatan serta
mengevaluasi hasil tindakan yang telah dilakukan.
2.2.
2.3.
pasien
8. Untuk memeriksakan kondisi pasien sehingga dapat dicegah, seperti ulcus
decubitus, foot drop, dsb
9. Untuk membandingkan manifestasi klinis penyakit pada pasien sehingga perawat
memperoleh wawasan yang lebih baik
10. Untuk memodifikasi tindakan keperawatan yang diberikan
2.4.
2.5.
.a Matron nurse menurut Close dan Castledine (2005) seorang perawat berkeliling ke
ruangan-ruangan, menanyakan kondisi pasien sesuai jadwal rondenya. Yang
dilakukan perawat ronde ini adalah memeriksa standart pelayanan, kebersihan dan
kerapihan, dan menilai penampilan dan kemajuan perawat dalam memberikan
pelayanan pada pasien.
.b Nurse management rounds menurut Close dan Castledine (2005) ronde ini adalah
ronde manajerial yang melihat pada rencana pengobatan dan implementasi pada
sekelompok pasien. Untuk melihat prioritas tindakan yang telah dilakukan serta
melibatkan pasien dan keluarga pada proses interaksi. Pada ronde ini tidak terjadi
proses pembelajaran antara perawat dan head nurse.
.c Patient comport nurse menurut Close dan Castledine (2005) ronde disini berfokus
pada kebutuhan utama yang diperlukan pasien di rumah sakit. Fungsi perawat
dalam ronde ini adalah memenuhi semua kebutuhan pasien. Misalnya ketika ronde
dilakukan dimalam hari, perawat menyiapkan tempat tidur untuk pasien tidur.
.d Teaching rounds menurut Close dan Castledine (2005) dilakukan antara teacher
nurse
dengan
perawat
atau
mahasiswa
perawat,
dimana
terjadi
proses
pembelajaran. Teknik ronde ini biasa dilakukan oleh perawat atau mahasiswa
perawat. Dengan pembelajaran langsung. Perawat atau mahasiswa dapat langsung
mengaplikasikan ilmu yang didapat langsung pada pasien.
Menurut Daniel (2004) walking round yang terdiri dari nursing round, physiciannurse rounds atau interdisciplinary rounds. Nursing rounds adalah ronde yang dilakukan
antara perawat dengan perawat. Physician-nurse adalah ronde pada pasien yang
dilakukan oleh dokter dengan perawat, sedangkan interdisciplinary rounds adalah ronde
pada pasien yang dilakukan oleh berbagai macam tenaga kesehatan meliputi dokter,
perawat, ahli gizi serta fisioterapi, dsb.
2.6.
2.
3.
Pre-rounds
a.
Preparation (Persiapan)
b.
Planning (Perencanaan)
c.
Orientation (Orientasi)
Rounds
a.
Interaction (Interaksi)
b.
Observation (Observasi)
c.
Instruction (Pengajaran)
d.
Summarizing (Kesimpulan)
Post-rounds
a.
Debriefing (Tanya Jawab)
b.
Feedback (Saran)
c.
Reflection (Refleksi)
d.
Preparation (Persiapan)
Tahap Pra-Ronde
KATIM
Persiapan Pasien
Penentuan Diagnosa
Evaluasi intervensi
yang telah dilakukan
Tahap Pelaksanaan
Ronde di Nurse Station
Penyajian Masalah
Hambatan yang
ditemukan
Validasi Data
Tahap Pelaksanaan
Ronde di Kamar
Pasien
Keterangan :
1. Pra Ronde
a. Menentukan kasus dan topik (masalah yang tidak teratasi dan masalah yang
b.
c.
d.
e.
f.
langka)
Menentukan tim ronde
Mencari sumber atau literatur memersiapkan pasien
Membuat proposal
Mempersiapkan : informed consent dan pengkajian
Diskusi tentang diagnosis keperawatan, data yang mendukung, asuhan
3. Pasca Ronde
a. Evaluasi, revisi dan perbaikan
b. Kesimpulan dan rekomendasi penegakan diagnosis, intervensi keperawatan
selanjutnya.
2.7.
perawat
melaporkan
tentang
kondisi
pasien,
asuhan
keperawatan, perawatan medis, dan prognosis (Clement, 2011). Selain itu menurut
Annual
review
of
nursing
education
dalam
ronde
keperawatan
perawat
tim
kepada
pasien
dengan
tujuan
rasional
Mengarahkan dan koreksi
Mengintegrasikan teori dan konsep yang telah dipelajari
Kriteria evaluasi
Menurut Nursallam (2011) kriteria evaluasi pada pelaksanaan ronde keperawatan
adalah sebagai berikut.
1. Struktur
Persyaratan administratif (informed consent, alat dan lainnya).
Tim ronde keperawatan hadir ditempat pelaksanaan ronde keperawatan.
Persiapan dilakukan sebelumnya.
2.
Proses
Peserta mengikuti kegiatan dari awal hingga akhir.
Seluruh perserta berperan aktif dalam kegiatan ronde sesuai peran yang telah
ditentukan.
3.
Hasil
a. Klien merasa puas dengan hasil pelayanan.
b. Masalah klien dapat teratasi.
c. Perawat dapat :
- Menumbuhkan cara berpikir yang kritis.
- Meningkatkan cara berpikir yang sistematis.
- Meningkatkan kemampuan validitas data klien.
- Meningkatkan kemampuan menentukan diagnosis keperawatan.
- Menumbuhkan pemikiran tentang tindakan keperawatan yang berorientasi
pada masalah klien.
BAB III
PEMBAHASAN
3. 1.
melakukan ronde keperawatan secara rutin di RSUD Kebumen adalah 5 bangsal yaitu
Melati, Cempaka , Dahlia, ICU/ICCU dan Terate.
Di RSUD Kebumen masih ada 9 bangsal yang merasa belum siap untuk
melakukan ronde keperawatan dan pelaksanaannya masih belum efektif yaitu bangsal
Kenanga, IGD, Peristi, Anggrek, Bogenvil, Poliklinik, IBS, HD, dan VK. Di setiap bangsal
terdapat 2 sampai 3 orang perawat dengan pendidikan S Kep, Ns dan sisanya D3
maupun SPK. Untuk pembagian tugas perawat di masing-masing bangsal itu disusun
menurut Kepala Ruangan dan Clinical Instructure (CI) di ruangan tersebut.
Berdasarkan wawancara pada 10 orang perawat, 5 dari 10 perawat mengatakan
pelaksanaan ronde keperawatan di bangsalnya belum berjalan dengan efektif dan untuk
jadwal pelaksanaannya belum pasti ada setiap minggu. Dari observasi yang dilakukan
peneliti masalah tersebut disebabkan karena perawat tersebut belum mengerti tentang
bagaimana pelaksanaan ronde keperawatan itu mulai dari pra ronde, pelaksanaan ronde
dan pasca ronde, manfaat dari ronde keperawatan serta sikap perawat yang masih
menganggap ronde keperawatan itu sebagai suatu hal yang dapat menambah pekerjaan
mereka serta sosialisasi mengenai ronde keperawatan masih belum efektif sehingga
dalam pelaksanaan ronde keperawatan di bangsal tersebut belum menjadi kebiasaan
yang dilakukan secara rutin
ronde
keperawatan
sehingga
perawat
dapat
mengaplikasikan
ronde
keperawatan dengan baik dan sesuai standar operasional prosedur keperawatan. Belum
optimalnya pelaksanaan ronde keperawatan di RSUD kebumen ini mungkin disebabkan
oleh banyak faktor, salah satunya mungkin dari tingkat pengetahuan perawatnya yang
kurang mengetahui bagaimana teknis atau tahapan pelaksanaan ronde, apa manfaat
dan pentingnya dilakukan ronde keperawatan bagi pasien. Hal ini sesuai dengan
penelitian Afriandi (2010) yang menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan
pelaksanaan ronde keperawatan adalah pengetahuan, karena pengetahuan perawat
tentang ronde keperawatan sebagian besar (66%) adalah baik.
membantu mengembangkan
keterampilan keperawatan, selain itu menurut Wolak et al (2008) dengan adanya ronede
keperawatan akan menguji pengetahuan perawat. Peningkatan ini bukan hanya
keterampilan dan pengetahuan keperawatan saja, tetapi juga peningkatan secara
menyeluruh. Bagi pasien sendiri dilaksanakannya ronde keperawatan memberikan
manfaat yaitu meningkatkan kepuasan pasien. Penelitian Febriana (2009) ronde
keperawatan meningkatkan kepuasan pasien lima kali dibanding tidak lakukan ronde
keperawatan. Chaboyer et al (2009) menjelaskan bahwa dengan tindakan ronde
keperawatan menurunkan angka insiden pada pasien yang dirawat.
Pelaksanaan ronde keperawatan membutuhkan kerja sama dari semua bagian
dalam rumah sakit. Pihak manajemen rumah sakit dapat membuat suatu kebijakan yang
diaplikasikan dalam Standar Operasional Prosedur (SOP) asuhan keperawatan pasien
rawat inap dengan memasukkan ronde keperawatan sebagai bagian dari asuhan
keperawatan
rawat
inap
di
RSUD
Kebumen.
Kebijakan
tersebut
kemudian
disosialisasikan dan diinformasikan pada seluruh perawat pelaksana di ruang rawat inap
dan mengadakan evaluasi pelaksanaan ronde keperawatan pada khususnya untuk
mengetahui pelaksanaan ronde keperawatan dan meningkatkan kualitas pelaksanaan
ronde keperawatan.
Berikut ini merupakan contoh pelaksanaan ronde keperawatan pada seting
rumah sakit:
Topik
: Pemasangan NGT
Sasaran
Waktu
Hari/tanggal
Trigger
.3 Sasaran
-
.4 Materi
-
.5 Metode
-
.6 Media
.7
No.
Kegiatan Penyaji
1. PRA RONDE
Penanggung Jawab
Pelaksana,
ke Ketua Tim
Ketua Tim melapor
pasien
yang
kondisi
Ketua Tim
akan dilakukan
keperawatan
Perawat Pelaksana melakukan
pengkajian pada pasien dan
didapatkan hasil: nyeri skala 8 di
perut bagian kanan, distensi
abdomen,
saat
dipalpasi
hasil
katim,
melakukan
validai
ruangan pasien
RONDE
pengkajian
dan
katim
data
ke
Perawat Pelaksana
Waktu
15 menit
Ketua
Tim
dan 30
karu berkumpul di nurse station
Ketua tim membacakan data
Perawat Pelaksana
umum pasien, status kesehatan
pasien, intervensi yang telah
dilakukan
Perawat pelaksana mengajukan
diagnose
mereka
keperawatan
angkat
yang
pada
pasien
Ketua Tim
tersebut
Perawat konselor memberikan
justifikasi, membenarkan,menilai
kebenaran
dari
suatu
masalah,intervensi keperawatan
serta tindakan yang rasional,
mengarahkan
dan
atau
Ketua Tim
mengkoreksi
Perawat Pelaksana, ketua Tim, ,
perawat
konselor
menemui
dan
pasien
karu
dan
rencana
melakukan
Ketua
Tim
dan
Perawat Pelaksana
edukasi
menit
pasien
tentang
pengertian,
pemasangan NGT.
Perawat pelaksana
Mendiskusikan dengan pasien
mengenai
pengertian,
indikasi
dan
pemasangan NGT.
Memberi kesempatan
tujuan,
prosedur
pasien Perawat Pelaksana
Perawat
Pelaksana
Penutup
.8 Kriteria Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
-
b. Evaluasi Proses
-
5 menit
c. Evaluasi Hasil
-
BAB IV
PENUTUP
4. 1. Kesimpulan
Ronde keperawatan merupakan suatu kegiatan yang bertujuan untuk
mengatasi masalah keperawatan klien yang dilaksanakan oleh perawat, disamping
pasien dilibatkan untuk membahas dan melaksanakan asuhan keperawatan akan
tetapi pada kasus tertentu harus dilakukan oleh perawat primer atau konselor, kepala
ruangan, perawat associate yang perlu juga melibatkan seluruh anggota tim.
Dengan
melaksanakan
kegiatan
ronde
keperawatan
perawat
bisa
memperoleh data yang lebih lengkap, akurat serta valid dari pasien sehingga perawat
dapat lebih memahami kondisi dan permasalahan yang dialami pasien dan apa-apa
saja yang dibutuhkan pasien untuk menunjang kesembuhannya yang pada akhirnya
perawat dapat memikirkan, mempertimbangkan tindakan yang tepat dalam
pemberian asuhan keperawatan yang dapat meningkatkan kepuasan pasien
4. 2. Saran
Sebagai seorang perawat yang didalam undang-undang telah diakui sebagai
profesi, sudah seharusnyalah kita selalu menujukkan sifat profesionalisme kita dalam
memberikan tindakan asuhan keperawatan untuk meningkatkan tingkat kepuasan
pasien dalam hal ini lebih memperhatikan dan membiasakan terlaksananya kegiatan
ronde keperawatan kepada pasien untuk mencapai pelayanan keperawatan/
pemberian asuhan keperawatan yang profesional.
Demikian yang dapat kami paparkan mengenai materi Ronde Keperawatan
yang menjadi pokok bahasan dalam makalah ini, tentunya masih banyak kekurangan
dan kelemahannya, kerena terbatasnya pengetahuan dan kurangnya rujukan atau
referensi yang ada hubungannya dengan judul makalah ini. Penulis banyak berharap
para pembaca bisa memberikan kritik dan saran yang membangun kepada penulis
demi kesempurnaan dalam penulisan dan penyusunan makalah ini. Semoga makalah
ini dapat berguna bagi penulis pada khususnya dan para pembaca pada umumnya.
DAFTAR PUSTAKA
Aitken, L. M (2010) The impact of nursing rounds on the practice environment& nurse
satisfaction in intensive care: Pre- test post- test comparative study. International
Journal of Nursing Studies 48 (2011) 918-925
Chambliss,D.F. 1996. Beyond caring: Hospital, nurses, and the social organization ethic.
Chicago:The University Chicago Press
Chaboyer, W; Johnson, J; hardy, L; Gehrke, T; Panuwatwanich, K. 2009. Transforming care
strategies ad nursing-sensitive patient outcomes. Journal of Advanced Nursing.
Clement, I. 2011. Management nursing services and education. Edition I. India:Elsevier
Close, A., & Castledine, G. (2005). Clinical nursing rounds part 1 : Matrons rounds. British
Journal of Nursing. Vol 14, No 15.
Daniels, R. (2004). Nursing fundamental caring and clinical decision making. United states :
Delmar Thompson Learning.
Febriana, N. 2009. Pengaruh Nursing roud terhadap kepuasan pasien pada pelayanan
keperawatan di Rumah sakit MMC Jakarta. Tesis Kekhususan kepemimpinan dan
manajemen keperawatan program pascasarjana FIK UI.
Kozier,B., Erb,G& Berman, A. 2004. Fundamental of nursing:Consept, process, & practice.
Seven third ed. New Jersey:Pearson prentice hall