Anda di halaman 1dari 2

Tugas Journal Reading

Alfika Dinar Fitri


09/280578/KG/8408
Judul : Management of Syncope in Dental Camp
Pingsan atau disebut juga sinkop ialah kehilangan kesadaran sesaat karena aliran
darah ke otak untuk sementara berkurang. Sebelum seseorang sinkop, biasanya ada pertanda
yang dirasakan seperti pucat, mual, keringat dingin, pusing, dan keadaan sekitar mulai gelap.
Tindakan yang dapat dilakukan ketika pasien mulai menunjukkan gejala tersebut
diantaranya :
a. Relaksasi dengan pernafasan yang dalam
b. Berbaring setidaknya 10-15 menit ditempat yang sejuk dan tenang
c. Counter-pressure maneuvers seperti mengepalkan jari tangan, menegangkan tangan,
dan menyilangkan kaki atau merapatkan paha
d. Menghindari visualisasi faktor-faktor pemicu seperti darah dan jarum suntik.
e. Beri air glukosa
Secara umum, penatalaksanaan pasien yang sudah mengalami kehilangan kesadaran
dapat dilakukan sebagai berikut :
1.

Posisikan pasien pada posisi yang mendukung aliran darah ke otak, terlindung
dari trauma dan mendapatkan jalan nafas yang aman. Tindakan yang dapat
dilakukan pada pertolongan pertama pada pingsan adalah membaringkan pasien dengan
kaki ditinggikan dan ditopang (posisi Trendelenburg) atau minimal dengan posisi
terlentang (Supine). Kepala diusahakan menghadap ke satu sisi untuk mencegah aspirasi
dan terhambatnya jalan nafas oleh lidah.

2.

Pakaian yang menempel ketat sebaiknya dilonggarkan, terutama pada leher dan
pinggang.

3.

Stimulasi perifer seperti meneteskan air pada wajah atau diberi bau-bauan yang
menyengat seperti alkohol 70% atau minyak wangi/kayu putih/balsam dapat membantu
menyadarkan pasien. Pemberian apapun ke mulut pasien, termasuk air, sebaiknya
dihindari jika pasien masih berada dalam kelemahan secara fisik.

4.

Pasien harus dipastikan bisa mendapatkan udara segar. Oleh karena itu, jendela
sebaiknya dibuka atau jika berada di luar ruangan atau di keramaian, jangan sampai
dikerubungi.

5.

Jika kesadaran tidak segera pulih, pernapasan dan nadi harus diperiksa serta bersiap
melakukan resusitasi untuk mengantipasi apabila diperlukan.

6.

Beri oksigen tambahan 5-10 liter/menit

7.

Setelah pasien mulai sadar, pulsus dan respirasi kembali normal, dudukkan pasien
perlahan, jauhkan pemicu visual.

8.

Beri air glukosa hingga pulih sepenuhnya.


Sinkop yang persisten dapat ditangani dengan terapi obat terutama jika sering terjadi

maupun berkaitan dengan resiko tertentu terhadap cedera. Terapi obat yang dapat diberikan
diantaranya :
a. Adrenalin secara intramuskuler. Berikan 0,5 ml larutan 1 :1000 (0,3-0,5 mg) untuk
orang dewasa dan 0,01 ml/kg BB untuk anak. Dosis diatas dapat diulang beberapa kali
tiap 5-15 menit, sampai tekanan darah dan nadi menunjukkan perbaikan. Adrenalin
mungkin diberikan dalam injeksi intravena lambat dengan dosis 500 mcg (5 ml dari
pengenceran injeksi adrenalin 1:10000) diberikan dengan kecepatan 100 mcg/menit dan
dihentikan jika respon dapat dipertahankan.
b. Sodium Phenobarbital intravenosa atau intramuskular 50-100mg untuk hilangnya
kesadaran karena toksisitas obat anastesi
c. Benadryl intravenosa 20-50mg untuk kehilangan kesadaran karena alergi terhadap suatu
obat anastesi
d. Antidepresan seperti Amitriptilin, Imipramin, atau Succinylcholin chloride intravenosa
20-50mg.
e. NaCl 0,9% intravenosa untuk kehilangan kesadaran disertai dengan kehilangan cairan
tubuh yang banyak.
Peralatan dan obat-obatan yang harus disiapkan dokter gigi dalam menghadapi kasus darurat
diantaranya :
1. Oksigen 100% siap dalam tabung oksigen untuk gangguan pernafasan dan jantung
2. Benadryl atau epinefrin untuk kasus reaksi alergi
3. Antidepressan seperti Amitriptilin, Imipramin, atau Succinylcholin chloride untuk
kasus konvulsi
4. Phenobarbital sodium (Nembutal) atau Secobarbital sodium untuk kelebihan dosis
toksis (toxic overdose)
5. NaCl 0,9%

Anda mungkin juga menyukai