OLEH :
A.A. GEDE RAKA PLASA N.
I GEDE AGUS ANGGA SAPUTRA
(0915351128)
(0915351040)
Dalam dunia bisnis kita juga memperlukan komunikasi apalagi jika kita
berbisnis dengan orang yang mempunyai kebudayaan berbeda dengan kita lah
berikut ini makna dari komunikasi bisnis lintas budaya.
Komunikasi bisnis lintas budaya adalah komunikasi yang digunakan dalam
dunia bisnis baik komunikasi verbal maupun nonverbal dengan memperhatikan
faktor-faktor budaya di suatu daerah, wilayah atau negara.
Apabila para pelaku bisnis akan melakukan ekspansi bisnisnya ke daerah lain
atau ke negara lain, pemahaman budaya di suatu daerah atau negara tersebut menjadi
sangat penting artinya, termasuk bagaimana memahami produk-produk musiman di
suatu negara. Hal ini dimaksudkan agar jangan sampai terjadi kesalahan fatal yang
dapat mengakibatkan kegagalan bisnis.
kemampuannya
untuk
menghasilkan
sesuatu
yang
iii.
iv.
di masyarakat tersebut.
Estetika (aesthetics), nilai nilai estetika yang ditunjukkan
masyarakat dalam berbagai peran tentunya perlu dipahami secara
efektif.
Bahasa (language), adalah suatu cara yang digunakn seseorang
dalam mengungkapkan sesuatu melalui sImbol-simbol tertentu
informasi
mengenai
mereka,
kita
cenderung
kelompok lain.
b) Prasangka afektif, yakni prasangka yang berada pada ranah perasaan,
suka atau tidak suka.
c) Prasangka konatif, yakni prasangka yang berada pada ranah
perbuatan/perilaku. Pada ranah ini bila suatu kelompok tidak suka
pada kelompok lain maka kelompok tersebut akan di deskrimninasi
dan dijauhkan.
Brislin menyatakan bahwa prasangka itu mencakup hal-hal berikut :
memandang kelompok lain lebih rendah, sifat memusuhi kelompok lain,
bersikap ramah pada kelompok lain pada saat tertentu, namun menjaga
jarak pada saat lain; berperilaku yang dibenci kelompok lain seperti
terlambat padahal mereka menghargai ketepatan waktu. Ini berarti
bahwa hingga derajat tertentu kita sebenarnya berprasangka terhadap
suatu kelompok. Jadi kita tidak dapat tidak berprasangka. Wujud
prasangka yang nyata dan ekstrem adalah diskriminasi, yakni
pembatasan atas peluang atau akses sekelompok orang terhadap sumber
daya semata-mata karena keanggotaan mereka dalam kelompok tersebut
seperti ras, suku, gender, pekerjaan dan sebagainya. Contohnya
diskriminasi terhadap orang negro yang ada di Amerika.
Prasangka dapat menghambat komunikasi. Oleh karena itu, orang-orang
yang punya sedikit prasangka pun terhadap suatu kelompok yang
berbeda tetap saja lebih suka berkomunikasi dengan orang-orang yang
mirip dengan mereka karena interaksi demikian lebih menyenangkan
daripada interaksi dengan orang tak dikenal. Ada beberapa contoh
prasangka misalnya. orang Jepang kaku dan pekerja keras, orang Cina
mata duitan, politikus itu penipu, wanita sebagai objek seks, dll.
Prasangka mungkin tidak didukung dengan data yang memadai dan
akurat
sehingga
komunikasi
yang
terjalin
bisa
macet
karena
mengenal mereka lebih baik, meskipun kadang cara ini tidak berhasil
dalam semua situasi.
3. KECENDERUNGAN BERPRILAKU DISKRIMINAN
Prilaku diskriminan terhadap kelompok tertentu sangat menghambat
komunikasi lintas budaya. Indonesia memilik keberagaman budaya yang
tentunya tiap suku berbeda bahasa, adat istidat, bentuk fisik (warna kulit,
bentik rambut, dan sebagainya) yang pada akhirnya akan sangat terlihat
perbedaan tersebut yang kadang kala terjadi pembedaan secara ekstrem
atau rasialisme. Rasialisme adalah suatu penekanan pada ras atau
menitikberatkan pertimbangan rasial. Kadang istilah ini merujuk pada
suatu kepercayaan adanya dan pentingnya kategori rasial. Dalam
ideologi separatis rasial, istilah ini digunakan untuk menekankan
perbedaan sosial dan budaya antar ras. Walaupun istilah ini kadang
digunakan sebagai kontras dari rasisme , istilah ini dapat juga digunakan
sebagai sinonim rasisme.
Jika istilah rasisme umumnya
dan diskriminasi institusional,
merujuk
rasialisme
pada
biasanya
sifat
individu
merujuk
pada
rasialisme
menyatakan
bahwa
rasisme
fokus
mereka
adalah
pada
kebanggaan
ras, identitas
politik ,
diwujudkan
misalnya
Pembangunan
sarana
bagi
dan
masyarakat