Anda di halaman 1dari 19

TOLERANSI LINIER

Basori
Toleransi adalah suatu penyimpangan ukuran yang diperbolehkan atau diijinkan.
Karena penyimpangan ini, benda yang dibuat dengan memakai toleransi masih dapat
dipasang atau diasembling. Bagian-bagian atau peralatan dari suatu mesin dibuat oleh
operator atau pekerja dalam suatu perusahaan sudah barang tentu dikerjakan dengan
ukuran-ukuran yang bertoleransi. Kadang-kadang seorang pekerja hanya mengerjakan
bagian mesin yang tertentu saja. Sedangkan pekerja yang lain mengerjakan bagian yang
lainnya.
Jika kita akan membuat produk/benda kerja, baik dalam jumlah yang banyak maupun
sedikit, terlebih dahulu kita harus menggambarkannya dalam bentuk gambar kerja.
Untuk mencapai ukuran yang tepat, sesuai dengan yang tercantum dalam gambar,
tidaklah mudah karena banyak faktor yang mempengaruhinya, misalnya :
faktor alat ( alat potong )
faktor mesin (presisi tidaknya mesin yang digunakan)
faktor alat ukur
faktor temperatur dan faktor lainnya yang dapat mempengaruhi ketepatan ukuran dari
benda kerja tersebut.
selama penyimpangan tersebut dalam kategori memenuhi syarat, maka produk yang
menyimpang dari ukuran dasarnya tersebut dapat diterima. sebaliknya jika penyimpangan
ukuran di luar kategori memenuhi syarat, maka produk tersebut tidak dapat diterima,
karena ukurannya terlalu besar atau terlalu kecil dari ukuran yang diminta.
Sebagaimana batasan kategori memenuhi syarat kita harus memberikan dua
batasan ukuran yang diperbolehkan yaitu :
1. Batasan ukuran maksimum yang diperbolehkan.
2. Batasan ukuran minimum yang diperbolehkan/diizinkan.
Job atau gambar kerja yang dibuat harus dicantumkan toleransinya. hal ini untuk
memudahkan operator dalam menentukan batasan ukuran minimum dan ukuran
maksimum yang diijinkan. poros yang dipasang pada bantalannya (dalam keadaan fungsi
longgar), dan blok silinder yang dipasang pada blok mesin dengan jalan dipress (kaku),
maka toleransinya berbeda.

Pada umumnya toleransi yang harus diberikan/dicantumkan pada gambar kerja ada
dua macam :

Toleransi untuk poros, yang meliputi benda-benda padat bulat, segiempat, dan
bentuk-bentuk prisma lainnya.

Toleransi untuk lubang, yang meliputi lubang bulat (bor), lubang pada bantalan, alat
pasak, rongga-rongga pada blok mesin, celah antara dua bidang (alur pasak), dan
semacamnya.

A. Istilah-istilah pada Toleransi


Sebagaimana tadi dijelaskan bahwa toleransi merupakan perbedaan dua ukuran yang
diperbolehkan, yaitu perbedaan antara ukuran maksimum dan ukuran minimum yang
diperbolehkan. Toleransi meliputi toleransi poros dan toleransi lubang.

Keterangan gambar :
1. Ukuran Nominal (uk.nom)

Ukuran nominal yaitu ukuran benda yang dibulatkan sampai dengan ukuran mm dan
merupakan ukuran patokan yang dijadikan batas-batas ukuran yang diizinkan. ukuran
nominal adalah ukuran yang tertulis pada gambar kerja.

2. Ukuran Minimum (terkecil) (uk.min.)

Ukuran minimum adalah ukuran terkecil yang diizinkan, baik untuk poros maupun
untuk lubang.
3. Ukuran maksimum (uk.maks.)

Ukuran maksimum adalah ukuran terbesar yang diizinkan, baik untuk poros maupun
untuk lubang.
4. Penyimpangan Membesar

Penyimpangan membesar yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran
maksimumnya yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)
5. Penyimpangan Mengecil

Penyimpangan mengecil yaitu perbedaan ukuran antara ukuran nominal dan ukuran
minimum yang diizinkannya (baik untuk poros maupun untuk lubang)
6. Toleransi Umum

Untuk gambar-gambar dengan ukuran tanpa persyaratan ketelitian khusus, atau


ukuran tanpa keterangan dan kita dapat memberikan catatan secara umum, nilai-nilai
penyimpangan yang diizinkannya disebut toleransi umum. Sesuai dengan ISO 2768,
ukuran-ukuran tanpa keterangan terikat oleh toleransi umum.
A. Toleransi Khusus dan Toleransi Umum
1. Toleransi Khusus
Untuk gambar-gambar yang memerlukan ketelitian khusus, dalam pencantuman
ukurannya harus diberi toleransi khusus sesuai dengan standar ISO/R286 (ISO System of
Limits and Fits-Sitem ISO untuk Limits dan Suaian). Toleransi ini disebut juga toleransi
Standar Internasional (IT).

a. Simbol Kualitas Toleransi Standar


Dalam sistem Toleransi Standar Internasional (IT), kualitas toleransi dibagi menjadi
18 macam kualitas, yaitu: IT 01;IT 00;IT 1;IT 2;IT 3;.;.;IT 16. Kualitas toleransi
tersebut meliputi toleransi untuk pekerjaan yang sangat teliti, misalnya pekerjaanpekerjaan pada instrumen, alat ukur, optik, dan semacamnya, pada pekerjaan seperti ini
dipakai kualitas IT 01, sampai dengan IT 4. untuk IT 5 sampai dengan IT 11 adalah
kualitas toleransi untuk pekerjaan-pekerjaan pemesinan yang sangat teliti, teliti, dan biasa

serta untuk pekerjaan-pekerjaan mampu tukar, dipasang satu sama lain (dirakit).
Sedangkan IT 12 sampai dengan IT 16 diperuntukkan bagi pekerjaan-pekerjaan yang
kasar seperti pekerjaan pengecoran, pemotongan dengan gas, dan pekerjaan kasar
sejenisnya.

b. Simbol Toleransi Lubang dan Poros


Sebagaimana telah dijelaskan pada pasal yang terdahulu bahwa toleransi ada dua
macam, yaitu toleransi untuk lubang dan toleransi untuk poros. untuk membedakan,
kedua macam toleransi tersebut diberi simbol masing-masing dengan huruf besar untuk
lubang dan huruf kecil untuk poros.
Angka nominal diikuti huruf besar beserta angka kualitasnya ini menunjukkan
besarnya lubang dengan toleransinya, sedangkan angka nominal yang diikuti huruf kecil
beserta angka kualitasnya menunjukkan besarnya poros dengan toleransinya.
Contoh :
40 H7,

artinya suatu lubang (H-nya huruf besar) dengan daerah toleransi H dan
kualitasnya 7

40 h7,

artinya suatu poros (h-nya huruf kecil) dengan daerah toleransi h dan
kualitasnya 7

c. Nilai Toleransi Khusus


Untuk nilai ini dibuat suatu standar secara internasional (IT). besarnya nilai IT
tersebut ditetapkan dengan ISO 286. besarnya nilai toleransi disesuaikan dengan besar
kecilnya ukuran, baik lubang maupun poros seperi terlihat pada tabel berikut.

TABEL 2.6
Nilai Toleransi
Sifat/penggunaan toleransi

KW.

Besarnya toleransi (micron)

IT
Untuk alat ukur

IT 01 0,3 + 0,08 . D

Optik

IT 00 0,5 + 0,012 . D
IT 1

0,8 + 0,020 . D

Instrumen
(Untuk

pekerjaan-pekerjaan

sangat teliti)

Antara IT 1 sampai dengan IT 5

IT 3

(lihat Tabel 2.7!)

IT 4

Untuk pekerjaan pemesinan


IT 5
Pekerjaan sangat teliti, teliti,
dan biasa

Untuk

IT 2

IT 5

7.i

Harga I dapat di hitung

IT 6

10.i

dengan rumus:

IT 7

16.i

IT 8

25.i

IT 9

40.i

IT 10

64.i

i dalam mikron

IT 11

100.i

D dalam mm

i=

pekerjaan-pekerjaan IT 12 160.i

kasar, misalnya pemotongan, IT 13 250.i


pengecoran,

dan IT 14 400.i

semacamnya.

IT 15 640.i
IT 16 1000.i

Contoh :
Suatu pekerjaan instrumen dikerjakan dengan kualitas IT 1. berapakah toleransinya jika
D = 10 mm ?
Jawab:
Untuk IT

= 0,8 + 0,020 . D (lihat tabel )


= 0,8 + 0,020 . 10
= 1 micron

jadi, toleransinya = 1 micron = 0,001 mm.

TABEL 2.7
Nilai toleransi IT 2, IT 3 dan IT 4
Kualitas Toleransi
IT 2

IT 3

IT 4

3 s/d 6

1,2

1,5

2,5

2.

6 10

1,5

2,5

10 18

18 30

2,5

30 50

2,5

50 80

80 120

10

120 - 180

12

180 250

10

14

250 315

12

16

315 400

13

18

400 500

10

15

20

Toleransi Umum
Jika ukuran tanpa keterangan maka ukuran tersebut terikat oleh toleransi umum.

besarnya toleransi umum ini merupakan tanggung jawab perencanaan dan dapat kita pilih
salah satu macam variasi dari tabel dibawah ini. Toleransi khususnya dapat kita lihat pada
tabel di bawah ini.

TABEL 2.8
Variasi Penyimpangan Umum (dalam mm)

Ukuran nominal dalam satuan

Jenis pekerjaan

mm

Teliti

Sedang

Kasar

05 sampai dengan 3

0,05

0,1

3 sampai dengan 6

0,05

0,1

0,2

6 sampai dengan 30

0,1

0,2

0,5

30 sampai dengan 120

0,15

0,3

0,8

120 sampai dengan 315

0,2

0,5

1,2

315 sampai dengan 1000

0,3

0,8

1000 sampai dengan 2000

0,5

1,2

TABEL 2.9

Penyimpangan Lubang (dalam mm)

Ukuran
Diameter
dalam
mm
6 10

10 18

18 30

30 40

40 50

50 65

65 80

80 100

100 120

120 140

140 160

160 180

180 200

200 225

225 - 250

B10 C9 C10

D8

D9 D10 E7

E8

E9

F6 F7

F8 G6 G7 H6 H7 H8 H9 H10

+230 +116 +138 +62 +76 +98 +40 +47 +61 +22 +28 +35 +14 +20 +9 +15 +22 +36 +58
+150 + 80 + 80 +40 +40 +40 +25 +25 +25 +13 +13 +13

+5 +5

+220 +138 +165 +77 +93 +120 +50 +59 +75 +27 +34 +43 +17 +24 +11 +18 +27 +43 +70
+150 +95 +95 +50 +50 +50 +32 +32 +32 +16 +16 +16 +16 +6

+244 +162 +194 +98 +117 +149 +61 +73 +92 +33 +41 +53 +20 +28 +13 +21 +33 +52 +84
+160 +110 +101 +65 +65 +65 +40 +40 +40 +20 +20 +20 +7 +7

+270 +182 +220 +119 +142 +180 +75 +89 +112 +41 +50 +64 +25 +34 +16 +25 +39 +62 +100
+170 +120 +120 +80 +60 +80 +50 +50 +50 +25 +25 +25 +9 +9
+280 +192 +230
+180 +130 +130

+310 +214 +260 +146 +174 +220 +90 +106 +134 +49 +60 +76 +29 +40 +19 +30 +46 +74 +120
+190 +140 +140 +100 +100 +100 +60 +60 +60 +30 +30 +30 +10 +10 0
+320 +224 +270
+200 +150 +150

+360 +257 +310 +174 +207 +260 +107 +126 +159 +58 +71 +90 +34 +47 +22 +35 +54 +87 +140
+220 +170 +170 +120 +120 +120 +72 +72 +72 +36 +36 +36 +12 +12 0
+380 +267 +320
+200 +180 +180

+420 +300 +360 +208 +245 +305 +125 +146 +185 +68 +83 +106 +39 +54 +25 +40 +63 +100 +160
+260 +200 +200 +145 +145 +145 +85 +85 +85 +43 +43 +43 +14 +14 0
+440 +310 +370
+280 +210 +210
+470 +330 +390
+310 +230 +230

+525 +355 +425 +242 +285 +355 +146 +172 +215 +79 +96 +122 +44 +61 +29 +46 +72 +105 +185
+340 +240 +240 +170 +170 +170 +100 +100 +100 +50 +50 +50 +15 +15 0
+565 +375 +445
+380 +260 +260
+605 +395 +465
+420 +280 +280

TABEL 2.10
Penyimpangan Lubang (dalam mm)

Ukuran

JS

Diameter
dalam
mm

JS5 JS6

JS7

6 10

4,5 7,5

10 18

5,5

18 30 4,5 6,5 10,5

30 40 5,5 8 12,5

40 50

50 65 6,5 9,5 15

65 80

80 100 7,5 11 17,5

100 120

120 140 9 12,5 20

K5 K6 K7

M5 M6 M7 N6 N7 P6 P7 R7

S7

T7 U7

X7

+1

+2

-4

-5

- 7 - 10 - 10 - 12 - 15 - 16 -19 - 21 - 24 - 28 - 32

+2

+2

+6

-4

-6

-9

-12

-12 -15 -18 -20 -23 -26 -29 -34 -39

+1

+2

+6

-5

-8

-11 -15

-14 -17 -21 -24 -28 -31 -35 -41 -48

+2

+3

-5

-9

-13 -18

+5

+7

-3

-4

-4

-4

+3

+4

+9

-6

-5

+2

+4 +10

-13 -18 -25

+3

+4 +12

-15 -21 -28

- 7 - 4 - 12 - 9 - 13 - 17

-9

-5 -15 -11 -16 -21

-11 -7 -18 -14 -20 -27

-8

-6

-9

-8

160 180

-11

-8

-44

-51

-33

-46

-54

-67

-45 -61
-70 -68

-32 -48 -64 -91


-62 -78 -94 -121

-41 -66 -91 -131


-76 -101 -126 -166

-93 -133 -173

-109 -159

-53 -93 -131

-63 -113

-90 -125 -159

-31 -37 -46 -51 -60 -72 -79 -106 -151

-50 -85 -119

+22 -14 -41 -33 -60 -105

-27 -33 -40 -45 -52 -61 -67 -88 -117 -147

-20 -12 -36 -28 -48 -77 -107

-33

-23 -28 -35 -38 -45 -52 -59 -73 -93 -113 -146

200 225

-26

+16 -10 -30 -24 -38 -58 -78 -111

-18 -24 -33

-19 -24 -30 -33 -39 -45 -51 -60 -72 -85 -106

+5 +13

- 37 - 43

+14 -9 -26 -21 -30 -42 -55 -76

+2

- 32 - 28

+12 -8 -21 -17 -25 -34 -39 -51

140 160

180 200 10 14,5 23

-16 -20 -25 -28 -33 -37 -42 -50 -59 -64 -76

-10 -15 -21

225 250

-67 -123
-113 -169

TABEL 2.11
Penyimpangan Poros (dalam mm)

Ukuran
Diameter
dalam
mm
6 10

10 18

18 30

30 40

40 50

50 65

65 80

80 100

100 120

120 140

b9

c9

d8 d9

e7

e8

e9

f6

f7

f8

g4 g5 g6 h4 h5 h6

h7

h8 h9

-150 -80 -40 -40 -25 -25 -25 -13 -13 -13

-5

-186 -116 -62 -76 -47 -61 -76 -22 -28 -35

-9 -11 -14 -4 -6

-9

-150 -95 -50 -50 -32 -32 -32 -16 -16 -16

-6

-5

-6

-5

-6

-15 -22 -36


0

-193 -138 -77 -93 -50 -59 -75 -27 -34 -43 -11 -14 -17 -5 -8 -11 -18 -27 -43
-160 -110 -65 -65 -40 -40 -40 -20 -20 -20

-7

-7

-7

-212 -162 -98 -117 -60 -71 -92 -33 -41 -53 -13 -16 -20 -6 -9 -13 -21 -33 -52
-170 -120 -80 -80 -50 -50 -50 -25 -25 -25

-9

-9

-9

-232 -182 -119 -142 -70 -89 -112 -41 -50 -64 -16 -20 -25 -7 -11 -16 -25 -39 -62
-180 -130

-190 -140 -100 -100 -60 -60 -60 -30 -30 -30 -10 -10 -10 0

-242 -192

-261 -214 -146 -174 -90 -106 -134 -49 -60 -76 -18 -23 -29 -8 -13 -19 -30 -46 -74
-200 -150

-220 -170 -120 -120 -72 -72 -72 -36 -36 -36 -12 -12 -12 0

-274 -224

-307 -257 -174 -207 -107 -126 -159 -58 -71 -90 -22 -27 -34 -10 -15 -22 -35 -54 -87
-240 -180

-260 -200 -145 -145 -85 -85 -85 -43 -43 -43 -14 -14 -14 0

-327 -267

-360 -300 -208 -245 -125 -148 -185 -68 -83 -106 -26 -32 -39 -12 -18 -25 -40 -63

0
100

140 160

160 180

180 200

200 225

225 250

-280 -210

-340 -240 -170 -170 -100 -100 -100 -50 -50 -50 -15 -15 -15 0

-390 -310
-310 -230
-410 -310

-455 -335 -242 -285 -146 -17 -215 -79 -96 -122 -29 -35 -44 -14 -20 -29 -46 -72 155
-380 -260
-495 -375
-420 -280
-535 -395

TABEL 2.12
Penyimpangan Poros (dalam mm)

Ukuran

js

Diameter
dalam
mm
6 10

10 18

18 30

30 40

js4

js5

js6

4,5

2,5 4

5,5

3 4,5 6,5

3,5 5,5

40 50

50 65

4 6,5 9,5

js7
7,5

k4

k5 k6 m4 m5 m6 n6 p6

r6

s6

t6

u6

x6

+5 +7 +10 +10 +12 +15 +19 +24 +28 +32


+1 +1 +1 +6 +6 +6 +15 +15 +19 +23

+6 +9 +12 +12 +15 +18 +23 +29 +34 +39


9

+1 +1 +1 +7 +7 +7 +12 +18 +23 +28

10,5

+8 +11 +15 +14 +17 +21 +28 +35 +41 +48


+2 +2 +2 +8 +8 +8 +15 +22 +28 +35

12,5

+37 +43
+28 +34
+44 +51

+33 +40
+54 +67
+41 +54

+9 +13 +18 +16 +20 +25 +33 +42 +50 +59 +64 +76
+2 +2 +2 +9 +9 +9 +17 +26 +34 +43 +48 +60

12

+70 +86
+54 +70

+12 +15 +21 +19 +24 +30 +39 +51 +60 +72 +85 +106
+2 +2 +2 +11 +11 +11 +20 +32 +41 +53 +66 +87

80 100

5 7,5 11

100 120

120 140

9 12,5

140 160

160 180

180 200

200 225

225 250

17,5

10 14,5

23

+43 +59 +75 +102

+13 +18 +25 +23 +28 +35 +45 +59 +73 +93 +113 +146
+3 +3 +3 +13 +13 +13 +23 +37 +51 +71 +191 +124

20

+62 +78 +94 +121

65 80

+73 +101 +126 +166


+54 +75 +104 +144

+5 +21 +28 +27 +33 +40 +52 +68 +88 +117 +147
+3 +3 +3 +15 +15 +15 +27 +43 +3

+92 +122

+90 +125 +159


+65 +100 +134
+93 +133 +171
+68 +108 +146

+18 +24 +33 +31 +37 +46 +60 +79 +106 +151
+4 +4 +4 +17 +17 +17 +61 +50 +77 +122

+109 +159
+80 +130
+113 +169
+84 +140

TABEL 2.13
NILAI TOLERANSI STANDAR (METRIK)

Kualitas Toleransi

Ukuran
01 00

4 5

7 8

10

11

14

15

16

0,3 0,5 0,8 1,2 2

3 4

10 14 25

40

60 100 140 250

400

600

3 s/d 6

0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 5

12 18 30

48

75 120 180 300

480

750

6 s/d 10

0,4 0,6 1 1,5 2,5 4 6

15 22 36

58

90 150 220 360

580

900

10 s/d 18

0,5 0,8 1,2 2

5 8

11 18 27 43

70 110 180 270 430

700 1100

18 s/d 30

0,6 1, 1,5 2,5 4

6 9

13 21 33 52

84 130 210 330 520

840 1300

30 s/d 50

0,6 1 1,5 2,5

7 11 16 25 39 62 100 160 250 390 620 1000 1600

50 s/d 80

0,8 1,2 2

80 s/d 120

12

13

8 13 19 30 46 74 120 190 300 460 740 1200 1900

1 1,5 2,5 4

6 10 15 22 35 54 87 140 220 350 540 870 1400 2200

120 s/d 180 1,2 2 3,5 5

8 12 18 25,4 40 63 100 160 250 400 630 1000 1600 2500

180 s/d 250

10 14 20 29 46 72 115 185 290 460 720 1150 1850 2900

3 4,5 7

250 s/d 315 2,5 4

12 16 23 32 52 81 130 210 320 520 810 1300 2100 3200

315 s/d 400

13 18 25 36 57 89 140 230 360 570 890 1400 2300 3600

400 s/d 500

10 15 20 27 40 63 97 155 250 400 630 970 1550 2500 4000

3. Diagram Daerah Toleransi


Daerah kedudukan toleransi lubang dan poros dapat dilihat pada gambar berikut.

1. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah A, B, C, D, E, dan G, maka daerah

toleransi berada di atas ukuran nominalnya dan toleransinya adalah positif (+)
Contoh.
40 D 9, artinya:

40

= ukuran nominal lubang 40 mm

D9

= Daerah toleransi lubang pada kualitas 9.


+0,142

Lihat tabel 2.11!Untuk 40 D 9, besar penyimpangannya adalah:40


Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar berikut.

+0,142

2. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi H, maka ukuran minimum

lubang adalah sama dengan ukuran nominalnya, dan toleransinya bertanda (0) dan
(+).
Contoh.
40 H 9, artinya:

40

H 9 = daerah toleransi lubang H pada kualitas 9

= ukuran nominal lubang 40 mm

Lihat tabel 2.11! Untuk 40 H 9 penyimpangannya adalah :


+0,062

40

+0

Daerah toleransinya dapat kita lihat pada gambar berikut.

3. Jika daerah toleransi berada pada daerah toleransi JS maka daerah toleransinya

simetris (penyimpangan atas sama dengan penyimpangan bawahnya), dan


toleransinya bertanda ().
Contoh.
40 JS 7, artinya:

40 = diameter lubang nominal 40 mm

JS 7 = daerah toleransinya lubang JS dengan kualitas 7.

Lihat tabel 2.11!Untuk ukuran 40 JS 7,penyimpangannya adalah : 400,0125


Daerah toleransinya seperti tampak pada gambar.

4. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi K, maka penyimpangan

atasnya bertanda (+) dan penyimpangan bawahnya bertanda (-). Misalnya 6 K 5


mempunyai penyimpangan atas 0 dan penyimpangan bawahnya 5 micron;
sedangkan untuk 40 K 5, penyimpangan atas bertanda (+) yaitu +2 micron dan
penyimpangan bawahnya bertanda (-) yaitu 9 micron. lihat tabel 2.10! kedudukan
daerah toleransi lubang K adalah berada di antara (+) dan (-).
5. Jika daerah toleransi lubang berada pada daerah toleransi M, N, P, R, S, T, U, V, X,

Y, Z, maka daerah toleransinya berada dibawah ukuran nominalnya. Oleh karena itu,
penyimpangannya bertanda negatif (-).
Contoh.

40 N 7, artinya;

40 = ukuran nominal lubang 40 mm

N 7 = daerah toleransi lubang N, dengan kualitas 7.


-0,008

Lihat tabel 2.11! Untuk 40 N 7, penyimpangannya adalah

40

-0,033

Daerah toleransinya dapat dilihat pada gambar berikut.

6. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi a, b, c, d, e, f dan g, maka
daerah toleransinya berada di bawah ukuran nominalnya dan penyimpangannya
bertanda negatif (-).
7. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi h maka ukuran
maksimumnya sama dengan ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan atas
bertanda (0) dan penyimpangan bawah bertanda (-).
8. Jika daerah toleransi poros berada pada daerah toleransi js maka daerah toleransinya
adalah simetris, sehingga tanda penyimpangannya bertanda ().
9. Jika toleransi poros berada pada daerah toleransi k, m, n, p, r, s, t, u, v, x dan z, maka
daerah toleransinya berada di atas ukuran nominalnya, sehingga penyimpangan
bertanda positif (+).
Contoh.
Diketahui ukuran-ukuran poros sebagai berikut.
40 d 8; 40 h 7; 40 js 7; dan 40 p 6.
Lihat tabel 2.11! Untuk ukuran-ukuran tersebut di atas, penyimpangannya adalah :

-0

40 d 8

= 40

-0,119
-0

40 h 7

= 40

-0,025

40 js 7

= 40

0,0125
+0,042

40 p 6

= 40

+0,026

Daerah toleransi dari keempat ukuran diatas dapat dilihat pada gambar berikut.

4. Menghitung Ukuran Maksimum, Minimum, dan Toleransi


Ukuran maksimum sama dengan ukuran nominal ditambah dengan penyimpangan
atas (baik untuk poros maupun untuk lubang). Ukuran minimum sama dengan ukuran
nominal ditambah dengan penyimpangan bawah (baik untuk poros maupun untuk
lubang).
Contoh.
+0,062

40 H 9 = 40 +0

Ukuran maksimum 40 + 0,062 = 40,062 mm


Ukuran minimum

40 + 0

Toleransinya adalah

= 40

mm

= 0,062

mm

5. Penulisan Toleransi pada gambar kerja


Komponen yang diberi ukuran dengan toleransi adalah komponen yang mempunyai
funsi dan kualitas tertentu, lihat gambar berikut (penulisan dengan sistem ISO)!

Komponen yang diberi ukuran 40 h 7 adalah: ukuran nominal poros 40 mm, berada
pada daerah toleransi h dengan kualitas 7. Lihat tabel 2.13!

a. Penulisan toleransi dengan simbol ISO


Hal yang perlu diperhatikan untuk mencantumkan atau menuliskan toleransi pada
gambar kerja dengan simbol ISO, antara lain:

Ukuran dasar (nominal)

Lambang (poros atau lubang) dan daerah toleransi.

kualitas toleransi.

Lihat gambar berikut!

60 g 6
l

60 F 7
l

Penulisan toleransi dapat pula diikuti dengan besar penyimpangannya, lihat gambar
dibawah ini.

-0,010

-0,076

60g6-0,029
l

60 F 7
l

-0,030

Toleransi ditulis pada ukuran nominal dan penyimpangannya, lihat gambar dibawah
ini!
-0,010

-0,076

60 -0,029
l

60
l

-0,030

Penulisan toleransi simetris, lihat gambar dibawah ini!


60 0,004

60 JS 4
l

Penulisan toleransi dengan mencantumkan ukuran maksimum dan ukuran minimum,


dapat dilihat pada gambar berikut.

59,990

60,076

59,971

60,030
l

b. Satuan dan urutan penyimpangan


Satuan penyimpangan harus sama dengan satuan ukuran nominal (dasar)-nya. jika
satuan nominal dalam mm maka penyimpangannya harus dalam mm. Penyimpangan atas
dan penyimpangan bawah harus mempunyai desimal yang sama, kecuali salah satu
penyimpangan mempunyai nilai 0 (nol). Penyimpangan atas mempunyai nilai lebih besar

daripada penyimpangan bawahnya, dan diurutkan dari nilai penyimpangan atas kemudian
(di bawahnya) penyimpangan bawah.

2. Penulisan Toleransi pada gambar Susunan


Untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan dapat dilaksanakan sebagai berikut.

Hal yang perlu diperhatikan untuk menuliskan toleransi pada gambar susunan, antara
lain lambang toleransi lubang ditempatkan di depan atau di atas lambang toleransi poros.

Anda mungkin juga menyukai