Anda di halaman 1dari 11

ANALISIS PENGENDALIAN MUTU UNTUK MENCAPAI STANDAR KUALITAS

PRODUK PADA PT. CENTRAL POWER INDONESIA


ITA PUSPITA
Taman Wisma Asri Blok Cc 20 No. 11. RT 02/RW 20 Bekasi-Utara 17121
(ith4_chu3bby@yahoo.co.id)
Jurusan Manajemen, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma
Jl. KH. Noer Ali Kalimalang Bekasi 17145
ABSTRAK
Di dalam era globalisasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan
pesatnya kondisi pasar industri menutut perusahaan harus mampu memberikan kepuasan
kepada para konsumen dengan cara memberikan produk / jasa yang sesuai dengan standar
kualitas. Salah satunya adalah PT. Central Power Indonesia yang bergerak dibidang
generator pembangkit listrik dalam melaksanakan kegiatan proses produksi, perusahaan
masih mengalami kegagalan produk yang disebabkan oleh manusia, bahan baku, mesin,
metode dan lingkungan dan faktor yang sering terjadi adalah manusia karena kurangnya
pengarahan dan pelatihan terhadap karyawan. Kegagalan yang sering terjadi adalah pada
penekkukan plat sebesar 13 unit dalam setahun. Dan dari analisis dengan mengunakan
metode statistical quality control dapat diketahui bahwa batas kendali atas (UCL) sebesar
0,53 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0,00, sedangkan rata-rata kerusakan produk
sebesar 0,26. pada bulan januari sampai desember 2008 tidak terjadi penyimpangan. Bahwa
produk yang mengalami kegagalan tidak terdapat penyimpangan dari batas pengendalian
yang telah ditetapkan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah (LCL).
Kata kunci : pengendalian mutu, standar kualitas produk, statistical quality control.
In globalization era with the technology growth which progressively go forward and
its[his] fast [is] condition of industrial market [of] menutut company have to can give the
satisfaction to [all] consumer by giving product / service matching with standard of[is
quality of. One of them [is] PT. peripatetic Central Power Indonesia [is] area of generator
[of] power station in executing production process activity, company still experience of the
product failure which is because of human being, raw material, machine, method and
environmental and factor which [is] often happened [by] [is] human being [of] because lack
of guidance and training to employees. Failure which [is] often happened [by] [is] [at]
penekkukan plate [of] equal to 13 unit in one year. And from analysis by mengunakan [is]
method of knowable statistical quality control that boundary conduct to the ( UCL) [of]
equal to 0,53 and boundary conduct under ( LCL) [of] equal to 0,00, while mean of product
damage [of] equal to 0,26. in januari until december 2008 [is] not happened [by] the
deviation. That natural product [of] failure [do] not there are deviation from operation
boundary which have been specified [by] a boundary conduct to the ( UCL) And boundary
conduct under ( LCL).
Keyword : quality control, standard of[is quality of product, statistical quality control.

PENDAHULUAN
Di dalam era globalisasi dengan perkembangan teknologi yang semakin maju dan
pesatnya kondisi pasar industri menutut perusahaan harus mampu memberikan kepuasan
kepada para konsumen dengan cara memberikan produk / jasa yang sesuai dengan standar
kualitas sesuai dengan tujuan perusahaan (produsen). Oleh karena itu perusahaan dituntut
untuk memproduksi barang dan jasa yang berkualitas tinggi agar konsumen bisa memenuhi
kebutuhannya sehari-hari. Di dalam kegiatan operasional perusahaan agar dapat berjalan
secara efektif dan efisien perusahaan (produsen) harus melakukan pengendalian mutu untuk
mengurangi produk yang mengalami kegagalan / rusak supaya mencapai standar kualitas.
Menurut (Assauri, 2008) suatu produk didasarkan oleh ukuran dan karakteristik dari
produk yang diproduksi sesuai dengan keinggian konsumen. Keinginnan / selera antar
pembeli juga berbeda mungkin dikarenakan perbedaan sifat daerah asalnya, tingkat
sosialnya ataupun sebab lainnya. Akibat kenyataan ini menyulitkan bagi perusahaan
(produsen) untuk memilih dan menentukan faktor mutu yang diminta oleh pembeli. Oleh
karena itu perusahaan harus melakukan pengawasan / pengendalian terhadap produk yang
dihasilkan. Walaupun proses produksi telah dilaksanakan dengan baik, namun pada
kenyataannya masih ditemukan terjadinya kesalahan-kesalahan dimana mutu produk yang
dihasilkan tidak sesuai dengan standar kualitas apa yang diharapkan oleh perusahaan
(produsen), faktor-faktor yang menyebabkan suatu produk tidak sesuai dengan apa yang
diharapkan disebabkan oleh bahan baku, tenaga kerja, dan kinerja mesin (peralatan). Oleh
karena itu perusahaan (produsen) lebih fokus terhadap mutu / kualitas dengan cara
melakukan pengawasan / pengendalian mutu agar dapat tercapainya tujuan perusahaan.
Pengendalian mutu / kualitas merupakan salah satu fungsi yang terpenting dari
suatu perusahaan. Setiap perusahaan mempunyai fungsi pengendalian mutu biasanya
dilakukan oleh bagian pengawasan mutu akan tetapi didalam suatu perusahaan bagian
pengendalian / pengawasan mutu tidak selalu ada tergantung pada besar kecilnya suatu
perusahaan dan jenis produk dari perusahaan tersebut. Suatu produk yang dihasilkan oleh
suatu perusahaan dapat memberikan dampak yang cukup besar terhadap mutu produk yang
dihasilkan dapat menekan presentase dari cacat produk dapat ditekan sekecil mungkin,
sehingga perusahaan mendapatkan keuntungan yang lebih besar. Maka penulis mengambil
judul ANALISIS PENGENDALIAN MUTU UNTUK MENCAPAI STANDAR
KUALITAS PRODUK PADA PT. CENTRAL POWER INDONESIA.
METODELOGI PENELITIAN
Penulis melakukan penelitian di PT. CENTRAL POWER INDONESIA dengan
data hasil produksi dan jenis kegagalan produk Dalam melakukan penelitian ini, penulis
mengunakan metode statistik deskriptif yaitu suatu metode bertujuan untuk mendapatkan
gambaran mengenai suatu objek. Menurut (Mutiara, 2004), Statistik deskriptif adalah
berusaha menjelaskan atau mengambarkan berbagai karakteristik data. Seperti, rataratanya, seberapa jauh bervariasi dan sebagainya, tanpa membuat interpretasi apa-apa
terhadap data tersebut. Dan dalam penelitian penulis mengunakan populasi dan sampel,
menurut (Assauri, 2008) sampel dapat diklasifikasikan berdasarkan cara-cara pemeriksaan
kharakteristik yaitu, attributes, variable-variable, sequential sampling. Alat analisis yang
digunakan adalah statistical quality control (SQC), lembar pengecekkan, diagram
histrogram, peta kendali, diagram pareto, diagram sebab-akibat.

PEMBAHASAN
Dalam melakukan pengendalian mutu untuk mencapai standar kualitas perusahaan
melakukan aktivitas pengendalian mutu yaitu pengendalian bahan baku, pengendalian
produksi dan pengendalian produk jadi. Walaupun perusahaan melakukan pengendalian
mutu tetapi masih saja terjadi kegagalan produk yang mengakibatkan produk tidak dapat di
konsumsi oleh konsumen dan perusahaan mengalami kerugian, agar perusahaan dapat
mengurangi kegagalan produk, maka perusahaan harus lebih teliti dalam memproduksi
produk.Untuk mengetahui jenis-jenis yang terjadi dalam kegagalan produk, penulis
mengunakan data-data kegiatan produksi yaitu jumlah produksi dan jenis kegagalan produk
seperti, ( Persiapan Material, Melakukan Pemotongan Plat, Bending Plat (Penekukan Plat),
Pengelasan, Gerinda (Menghaluskan Kotoran Plat), Pengamplasan, Coating (Pengecettan) )
PT. Central Power Indonesia selama periode Januari desember tahun 2008.
Dalam penelitian ini penulis mengunakan Statistic Quality Control (SQC) adapun tahaptahap dalam menganalisa masalah adalah sebagai berikut :
Analisis lembar pengecekkan, (Ariani, 2004) tujuan pembuatan pengecekan adalah
menjamin bahwa data dikumpulkan secara teliti dan akurat untuk diadakan pengendalian
proses dan penyelesaian masalah.
Tabel 1 Lembar Pengecekkan
PT. Central Power Indonesia
Periode Januari Desember 2008
(dalam satuan unit)
Jenis Kegagalan Produk
Jumlah
No.
Bulan
Produksi PM MPP BP PG G PA
1
Januari
27
1
1
2 2 0 1
2
Februari
22
0
0
0 1 2 2
3
Maret
14
0
1
1 0 0 0
4
April
19
1
1
0 0 0 1
5
Mei
24
2
2
1 1 0 1
6
Juni
17
1
0
1 0 1 1
7
Juli
26
1
0
1 2 1 1
8
Agustus
20
0
0
1 1 0 0
9 September
26
2
3
1 0 1 0
10 Oktober
24
1
1
1 2 0 0
11 November
28
0
1
3 2 2 1
12 Desember
25
1
2
2 0 0 1
272
10 12 13 11 7 9
Sumber : PT. Central Power Indonesia
Keterangan : PM = Persiapan Material
MPP = Melakukan Pemotongan Plat
BP = Bending Plat ( Penekukan Plat )
PG = Pengelasan

C
0
0
0
0
1
1
1
1
1
0
1
0
6

Jumlah
% Cacat
Cacat
7
26%
5
22.72%
2
14.28%
3
15.78%
8
33.33%
5
29.41%
7
26.92%
3
15%
8
30.76%
5
20.83%
10
35.71%
6
24%
72
26.47%

G
= Gerinda ( Menghaluskan Kotoran Plat )
PA = Pengamplasan
C
= Coating ( Pengecettan )
Analisis Diagram Histrogram (Ariani, 2004), histrogram adalah grafik balok yang
memperlihatkan satu macam ukuran pengukuran dari suatu proses atau kejadian.
14
12
10
8
6
4
2
0

P
A

P
G

B
P

jumlah cacat

M
P
P

P
M

Ju
m
lahK
eg
agalan

Diagram Histrogram

Je nis Ke ga ga la n ( unit )

Sumber : Excel
Gambar 1 Diagram Histrogram
Kesimpulan : dari hasil excel bahwa jenis kerusakan yang sering terjadi adalah (BP) yaitu
bending plat ( penekukan plat ) sebesar 13 unit dalam setahun, karena
terjadinya kelalaian atau kurangnya konsentrasi pada karyawan dalam
melakukan bending plat dan jenis kerusakan yang jarang terjadi adalah (C)
yaitu coating (pengecetan) sebesar 6 unit dalam setahun, karena terjadinya
kesalahan prosedur terlambatnya pemberitahuan pengecettan.
Analisis peta kendali (Mutiara, 2004) merupakan bagan atau grafik garis yang menunjukan
perubahan data dari waktu ke waktu sehingga dengan pencantuman batas maksimum dan
minimum yang merupakan batas daerah pengendalian (Mutiara, 2008) langkah-langkah
membuat peta kendali-p dengan sofware SPSS 15.0 for windows adalah sebagai berikut :
1. Memasukan data
2. Pilih menu graph, Pilih control
o Pilih p, np, Pada data organization klik cases are subgroups, Klik define
o Pada kotak number nonconforming, masukan variabel jumlah cacat. Pada kotak
subgroups labeled by, masukan variabel bulan
o Pada sampel size constant, ketik jumlah sampel
o Pada chart, klik p (proportion nonconforming)
o Klik titles, pada title line 1 ketik Peta Kendali P, Klik continue, ok

Peta Kendali P
Jumlah Cacat
UCL = ,53
Center = ,26
LCL = ,00

Proportion Nonconforming

0.6

0.5

0.4

0.3

0.2

0.1

0.0
1

Sigma level:

10

11

12

Gambar 2 Peta Kendali


Sumber : Hasil SPSS
Kesimpulan : Dari hasil analisis dengan mempergunakan statistical quality control dengan
mengunakan SPSS 15.0 for windows di atas dapat diketahui batas kendali
atas (UCL) sebesar 0.53 dan batas kendali bawah (LCL) sebesar 0.00,
sedangkan rata-rata kerusakan produk (center) pada tahun 2008 adalah
sebesar 0.26. pada bulan januari sampai dengan desember tingkat kerusakan
produk dapat dikendalikan pada batas kontrol. Bahwa produk yang
mengalami kegagalan tidak terdapat penyimpangan dari batas pengendalian
yang telah ditetapkan batas kendali atas (UCL) dan batas kendali bawah
(LCL).
Analisis diagram pareto (Ariani, 2004) merupakan suatu gambar yang mengurutkan
klasifikasi data dari kiri ke kanan menurut rangking tertinggi hingga terendah.

Jumlah Kegagalan

Diagram Pareto
80
70
60
50
40
30
20
10
0

Kegagalan
Kumulatif
% Kumulatif

BP

MPP

PG

PM

PA

Jenis Keagaglan

Gambar 3 Diagram Pareto

Sumber : hasil excel


Kesimpulan : Dari hasil excel bahwa produk yang mengalami kecacatan yang paling besar
adalah pada (BP) yaitu bending plat (penekukan plat) sebesar 13 unit dan
persen kumulatif sebesar 19 % dari tingkat kegagalan dan produk yang
mengalami kecacatan yang paling sedikit adalah pada (C) yaitu coating
(pengecettan) sebesar 6 unit dan persen kumulatifnya sebesar 100 % dari
tingkat kegagalan.
Analisis Diagram Sebab-Akibat, (adi.bogorlab.com /download/ materi_kuliah_ITI/ Peng.../
BAB_8.doc), Untuk mencari faktor-faktor penyebab terjadinya penyimpangan kualitas
hasil kerja maka orang akan selalu mendapatkan bahwa ada 5 faktor penyebab utama yang
signifikan yang perlu diperhatikan, yaitu manusia, metode kerja, mesin atau peralatan kerja
lainnya, bahan baku dan lingkungan kerja.
Mesin
Peralatan tdk dapat beroperasi
Kurangnya konsentrasi
Kurangnya pelatihan

Bending
plat

Karyawan
Gambar 4 Diagram Sebab-akibat
Untuk Analisis Bending Plat ( penekukkan plat)
Sumber : hasil analisa

Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :
1. Pada mesin, terjadinya peralatan yang salah seperti alat-alat penekukkan platnya
yang tidak dapat beroperasi.
2. Pada Karyawan, terjadinya kurangnya konsentrasi dan kurangnya pelatihan dalam
melakukan penekkukan plat.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada mesin, usaha dilakukan pemeliharaan peralatan-peralatan secara baik agar
perlatan dapat beroperasi dengan baik dan menyediakan suku cadang untuk
mengantisipasi peralatan yang rusak, supaya proses produksi dapat berjalan dengan
baik
2. Pada karyawan, usaha yang dilakukan memberikan pelatihan yang khusus dalam
melakukan bending plat (penekkukan plat) dan kepala bagian produksi melakukan
pengawasan yang lebih ketat kepada karyawan yang lalai dalam berkerja, apabila
karyawan yang lalai dalam bekerja diberikan sanksi.
Prosedur

Kesalahan pengukuran
Melakukan
Pemotongam
Plat

Kurangnya konsentrasi

Karyawan
Gambar 4.7 Diagram Sebab-akibat
Untuk Analisis Melakukan Pemotongan Plat
Sumber : hasil analisa
Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :
1. Pada prosedur, terjadinya kesalahan pengukuran pada plat yang tidak sesuai
gambar.
2. Pada Karyawan, terjadinya kurangnya konsentrasi dalam melakukan pemotongan
plat.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada Prosedur, usaha yang dilakukan pekerjaan harus sesuai dengan ukuran dan
gambar standar yang ada.
2. Pada Karyawan, usaha yang dilakukan memberikan pengarahan dan pelatihan yang
jelas kepada karyawan dalam melakukan pemotongan plat dan melakukan
pengawsan yang ketat dalam proses produksi.

Mesin
Peralatan salah
Pengelasan
Kurangnya teliti
Karyawan
Gambar 4.8 Diagram Sebab-akibat
Untuk Analisis Pengelasan
Sumber : hasil analisis
Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :

1. Pada mesin, terjadinya peralatan yang salah seperti alat pengelasan yang sudah tidak
dapat beroperasi
2. Pada karyawan, terjadinya kurang teliti dalam melakukan pengelasan pada plat.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada mesin, usaha yang dilakukan adanya pemeliharan pada peralatan-peralatan
pengelasan dan aliran listrik yang stabil
2. Pada Karyawan, usaha yang dilakukan memberikan pelatihan yang khusus, pada
saat melakukan pengelasan karyawan mengunakan alat pelindung, penerangan yang
jelas dan ruangan yang terbuka agar karywan mersa nyaman dalam melakukan
kegiatan pengelasan pada plat.
Material
Keterlambatan bahan baku
Kerusakan bahan baku
Kurangnya pengawasan
Karyawan

Persiapan
Material

Peralatan salah
Mesin

Gambar 4.9 Diagram Sebab-akibat


Untuk Analisis Persiapan Material
Sumber : hasil analisis
Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :
1. Pada material, terjadinya keterlambatan bahan baku dan terjadi kerusakan bahan
baku.
2. Pada karyawan, terjadinya kurangnya pengawasan pada bagian gudang sehingga
terjadinya kekurangan pada bahan baku.
3. Pada mesin, terjadinya peralatan-peralatan yang tidak dapat beroperasi.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada material, Usaha yang dilakukan menyampaikan keluhan ke pamasok agar
bahan baku tidak terjadi keterlambatan, memisahkan bahan baku yang baik dan
bahan baku yang rusak dan melakukan evaluasi kinerja pemasok.
2. Pada karyawan, usaha yang dilakukan memberikan pengawasn kepada bagian
gundang.
3. Pada mesin, usaha yang dilakukan perawatan pada peralatan secara baik sehingga
dapat beroperasi.
Prosedur
Keterlambatan perintah
Kurangnya konsentrasi

Peralatan salah

Karyawan

Mesin

Pengamplasan

Gambar 4.10 Diagram Sebab-akibat


Untuk Analisis Pengamplasan
Sumber : hasil analisis
Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :
1. Pada prosedur, terjadinya keterlambatan perintah dari atasan kepada bawahan.
2. Pada karyawan, terjadinya kurangnya konsentrasi pada pengamplasan plat.
3. Pada mesin, terjadinya peralatan yang salah seperti alat-alat pengamplasan yang
tidak dapat beroperasi.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada prosedur, usaha yang dilakukan pada saat melakukan pengamplasan harus
sesuai schedul yang telah ditetapkan..
2. Pada karyawan, usaha yang dilakukan memberikan pelatihan dan pengawasn yang
lebih ketat dan memberiakn bonus terhadap karyawan yang melakukan pekerjaan
yang baik.
3. Pada mesin, usaha yang dilakukan perawatan pada peralatan dan mempunyai suku
cadang agar tidak menganggu proses produksi.
Lingkungan
Kurangnya kebersihan
Kurangnya konsentrasi
Karyawan

Peralatan salah

Gerinda

Mesin

Gambar 4.11 Diagram Sebab-akibat


Untuk Analisis Gerinda (Menghaluskan kotoran plat)
Sumber : hasil analisis
Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :
1. Pada lingkungan, terjadinya kurangnya kebersihan lingkungan yang mengakibatkan
plat menjadi kotor.
2. Pada karyawan, terjadinya kurangnya konsentrasi atau kelalaian pada menghaluskan
kotoran plat.
3. Pada mesin, terjadinya peralatan yang salah seperti alat yang digunakan tidak dapat
beroperasi.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada lingkungan, usaha yang dilakukan memberikan pengarahan tentang
pentingnya kebersiahan lingkungan.
2. Pada karyawan, usaha yang dilakukan memberi pengarahan dan melakukan
pengawasan terhadap proses produksi.
3. Pada mesin, usaha yang dilakukan perawatan peralatan-peralatan gerinda
(menghaluskan kotoran plat).

Material
Kerusakan bahan baku
Kurangnya konsentrasi
Karyawan

Peralatan salah

Coating

Mesin

Gambar 4.12 Diagram Sebab-akibat


Untuk Analisis Coating (pengecattan)
Sumber : hasil analisis
Keterangan :
o Faktor-faktor yang menyebabkan kegagalan produk :
1. Pada material, terjadi kerusakan pada bahan baku seperti cat yang tidak dapat
dipakai.
2. Pada karyawan, terjadi kurangnya konsentrasi pada saat melakukan pengecettan
plat.
3. Pada mesin, terjadi peralatan salah seperti koas yang rusak.
o Usaha-usaha yang dilakukan dalam kegagalan produk :
1. Pada material, usaha yang dilakukan adanya pengawasan dan pemeriksaan pada
bahan baku agar bahan baku yang tidak dapat dipakai diganti dengan bahan baku
yang baru.
2. Pada karyawan, usaha yang dilakukan pengarahan yang jelas dan merikan
peringatan apabila melakukan kesalahan.
3. Pada mesin, usaha yang dilakukan perawatan pada peralatan-peralatan pengecattan.
PENUTUP
Kesimpulan hasil analisa, perusahaan melakukan pengendalian bahan baku,
pengendalian proses produksi, dan pengendalian produk jadi. Jenis kegagalan yang sering
terjadi adalah bending plat dan faktor yang menyebabkan kegagalan produk adalah manusia
karena kurangnya pelatihan dan pengarahan kepada karyawan. Namun tingkat pada bulan
januari sampai desember tidak terjadi penyimpangan karena tingkat kerusakan produk
dapat dikendalikan oleh batas kendali atas danbatas kendali bawah pada batas kontrol.
Saran, perusahaan lebih meningkatkan pengendalian mutu untuk mencapai standar
kualitas sesuai tujuan perusahan, perusahaan harus mengadakan penyelengaraan pelatihan
dan pengarahan kepada karyawan agar tidak terjadinya tingkat kegagalan pada tahun yang
akan datang dan perusahaan melakukan pengawasan yang lebih ketat lagi terutama pada
bagian operasional.

DAFTAR PUSTAKA
Priyatno, Duwi. 2008. Mandiri belajar SPSS ( Statistical Product and service Solution )
Untuk analisis Data dan Uji Statistik. Yogyakarta : Mediakom.
Ariani, Dorothea Wahyu. 2003. Manajemen Kualitas (Pendekatan Sisi Kualitatif). Jakarta
: Ghalia Indonesia.

Ariani, Dorothea Wahyu. 2004. Pengendalian Kualitas Statistik (Pendekatan Kuantitatif


dalam Manajemen Kualitas). Yogyakarta : Andi.
Mutiara, Kuswadi erna. 2003. Statistik Berbasis Komputer Untuk Orang-orang
Nonstatistik. Jakarta : PT. Elex media komputindo (kelompok gramedia).
Drs. Prawirosentono, Suyadi. 2004. Fisolofi Baru Tentang Manajemen Mutu Terpadu
Total Quality Management Abad 21 Studi kasus dan Analisa. Jakarta : PT. Bumu
aksara.
Drs. Prawirosentono, Suyadi. 2007. Manajemen Operasi (Analisis dan Studi kasus) : Edisi
ke empat (4). Jakarta : PT. Bumi aksara.
Assauri, Sofjan. 2008. Manajemen Produksi dan Operasi : Edisi revisi. Jakarta : Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Handoko, T. Hani. 2000. Dasar-dasar Manajemen Produksi dan Operasi : Edisi satu (1).
Yogyakarta : BPFE.
Suharyadi dan Purwanto S.H. 2009. Statistika untuk ekonomi dan keuangan modern :
edisi 2. Jakarta : Salemba 4.
Prof. DR. Usman, Husaini. M.pd., M.T. 2008. Manajemen (teori praktik dan riset
pendidikan) : edisi 2. Jakarta : Bumi Aksara.
www.centarpower.co.id

Anda mungkin juga menyukai