A.
PENDAHULUAN
Paradigma baru pendidikan Indonesia saat ini, menghendaki dilakukan adanya inovasi yang terintegrasi dan
kesinambungan. Salah satu wujudnya adalah inovasi yang dilakukan pendidikan dalam kegiatan pembelajaran di
kelas. Untuk mengetahui bahwa materi pelajaran yang telah disampaikan oleh guru dapat dikatakan berhasil
atau tidak yaitu dengan memberi evaluasi kepada siswa. Dengan evaluasi maka dapat diketahui sejauh mana
siswa dapat menerima mata pelajaran yang telah disampaikan oleh guru. Evaluasi ada tiga macam yaitu
evaluasi formatif, sub formatif dan sumatif. Tetapi penulis hanya menfokuskan pada evaluasi formatif atau
ulangan harian dan evaluasi sumatif saja.
B.
1.
PEMBAHASAN
Pengertian Evaluasi Formaitf dan Evaluasi Sumatif
Evaluasi formatif (Formatif Test) adalah suatu tes hasil belajar dimana evaluasi tersebut mempunyai suatu
tujuan untuk dapat mengetahui, sudah sejauh manakah peserta didik itu telah terbentuk (sudah sesuai dengan
tujuan pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti suatu proses pembelajaran dalam jangka
waktu tertentu, kemudian perlu diketahui juga bahwa istilah formatif itu berasal dari kata form yang dapat diatikan
sebagai bentuk.[1]
Dengan demikian maka evaluasi formatif merupakan suatu jenis evaluasi yang disajikan di tengah program
pengajaran yang mempunyai fungsi untuk memantau (memonitor), dimana untuk dpat mengetahui kemauan
belajar siswa dalam kesehariannya pada proses kegiatan belajar mengajar demi memberikan suatu umpan balik,
baik kepada siswa maupun seorang guru. [2]Bisaanya di sekolah-sekolah, tes formatif itu pada umumnya
ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang akan diajarkan oleh seorang guru, setelah guru mengadakan atau
melaksanakan suatu tes formatif, maka alangkah baiknya ditindaklanjuti lagi jka ada bagian-bagian yang
memang belum dikuasai, maka sebelum dilanjutkan ke pokok bahasan baru terlebih dahulu diulangi atau
dijelaskan kembali bagian-bagian mana yang sekiranya belum dikuasai atau dipahami oleh peserta didik.
Dengan demikian tujuan dari evaluasi formatif adalah untuk memperbaiki tingkat penguasaan materi dari peserta
didik dan sekaligus untuk memperbaiki dalam suatu proses pembelajaran.
Pengertian formatif juga bisa diartikam sebagai penilaian yang dilaksanakan akhir program belajar mengajar
untuk melihat tingkat keberhasilan proses belajar mengajar itu sendiri.[3]
Sedangkan yang dimaksud dengan tes sumatif adalah suatu penilaian yang pelaksanaannya itu dilakukan pada
akhir tahun atau akhir program, atau lebih spesifiknya penilaian yang dilakukan pada akhir semester dari akhir
tahun. Jadi, rujuannya adalah untuk melihat hasil yang dicapai oleh para siswa, yaitu seberapa jauhkah tujuantujuan kurikuler yang berhasil dikuasai oleh para peserta didik, dan penilaian inipun dititikberatkan pada penilaian
yang berorientasi kepada produk, bukan kepada sebuah proses.
Dan bagaimanapun , hasil yang peroleh dari tes sumatif tampaknya menjadi keputusan akhir mengingat tidak
adanya kesepakatan bagi guru untuk memperbaiki kekurangan para siswa pada semester tersebut. Perubahan
baru bisa dilakukan pada tahun berikutnya atau sekedar bahan untuk penyempurnaan semester berikutnya.
2.
3)
4)
demikian mak pengatahuam itu akan bertambah membekas diingatan. Di samping itu tanda keberhasilan suatu
pelajaran akan memperbesar motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang
sudah baik itu atau memperoleh yang lebih baik lagi.
Usaha perabaikan, dengan umpan yang diperoleh setelah melakukan tes. Siswa mengatui kelemahankelemahannya. Bahkan dengan teliti siswa mengetahui bab atau bagaimana dari bahan yang mana yang belum
dikuasainya.
Sebagai Diagnosa, bahan pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan hasil tes formatif, siswa
dengan jelas dapat mengetahui bagaimana bahan pelajaran yang masih dirasakan sulit.[4]
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau informasi sampai dimana
penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka
waktu tertentu. Adapun fungsi dan tujuannya ialah untuk menentukan apakah dengan nilai yang diperolehnya itu
siswa dapat dinyatakan lulus. Pengertian lulus dan tidak lulus disini dapat berarti : dapat tidaknya siswa
melanjutkan ke modul berikutnya, dan dapat tidaknya seorang siswa mengikuti pelajaran pada semester
berikutnya, dan dapat tidaknya seorang siswa dinaikan ke kelas yang lebih tinggi.
Dari apa yang telah dikemukakan, jelas kiranya bahwa penilaian sumatif tidak hanya merupakan penilaian yang
dilaksanakan pada setiap akhir semester, tetapi juga dilaksanakan misalnya pada setiap modul, setiap akhir
tahun ajaran ataupun evaluasi belajar tahap akhir.
Dari uaraian diatas dapat disimpulkan perbedaan antara penilaian formatif dan penilaian sumatif bukan terletak
pada kapan atau waktu tes itu dilaksanakan, tetapi terutama pada fungsi dan tujuan tes atau penilaian itu
dilaksanakan. Jika penilaian atau tes itu berfungsi dan bertujuan untuk memperoleh umpan balik dan selanjutnya
digunakan untuk memperbaiki proses belajar-mengajar, maka penilaian itu disebut penilaian formatif.
Tetapi jika penilaian itu berfungsi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi sampai dimana prestasi atau
penguasaan dan pencapaian belajar siswa yang selanjutnya diperuntukan dengan penentuan lulus tidaknya
seorang siswa, maka penilaian itu disebut penilaian sumatif.
4.
a.
b.
c.
-
d.
-
e.
-
f.
-
g.
C.
ANALISIS
Pada dasarnya bahwa penilaian formatif dan sumatif yang ada di sekolah-sekolah itu sebenarnya sudah
dilaksanakan oleh para guru-guru, namun pada kenyataannya sekarang kedua penilaian tersebut itu belum
terealisasi dengan baik. Mungkin disebabkan karena memang para guru-guru itu belum bisa membedakan
ataupunmengetahui benar-benar secara jelas apa penilaian formatif dan sumatif tersebut, sehingga dalam
pencapaian tujuan pendidikan belum terlaksanakan secara maksimal. Sebenarnya kalau seorang guru bisa
benar-benar mengetahui dan memahami penilaian formatif dan sumatif, maka para siswanya akan bisa naik
kelas semua, bahkan bisa lulus ujian yang nantinya akan dapat membawa nama baik sekolah.
Dengan adanya penilaian formatif, maka seorang guru dapat mengetahui keberhasilan dirinya dalam
mengajar dan apabila para siswanya banyak yang belum menguasai materi ataupun belum paham dengan
bahan pelajaran itu maka seorang guru dapat memperbaiki cara mengajarnya. Kemudian tes formatif juga
membawa pengaruh yang sangat besar untuk tes sumatif karena apabila tes formatif itu sudah tercapai dengan
baik maka hasilnyapun akan berimbas pada penilaian sumatif.
D.
KESIMPULAN
Dari uraian di atas maka dapat disimpulkan bahwa penilaian formatif, dan penilaian sumatif mempunyai
pengaruh yang sangat besar dalam pencapaian tujuan pendidikan yang ada di sekolah-sekolah. Penilaian
formatif berfungsi dan bertujuan untuk memperoleh umpan balik dan selanjutnya digunakan untuk memperbaiki
proses belajar mengajar. Sedangkan penilaian sumatif berfungsi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi
sampai dimana prestasi atau penguasaan dan pencapaian belajar siswa yang selanjutnya diperuntukkan bagi
penentuan lulus tidaknya seorang siswa tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
1997. Dasar-Dasar
Evaluasi
PendidikanJakarta
Bumi
[1] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT. Rosdakarya, 1995)., h.71
[2] Suke Silverius, Evaluasi Hasil Belajar Danumpan Balik, (Jakarta : PT. Grasindo, 1991).,h.9
[3] Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar (Bandung : PT. Rosdakarya, 1995)., h. 5
[4] Drs. Suharsimi Arikunto, Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan (Jakarta : Bumi Aksara, cet. 3, 1997)., h.
33-34
[5] Ibid, h. 35
[6] Ibid,. h. 35-36
[7] Daryanto, Evaluasi Pendidikan (Jakarta: PT. Rineka Cipta, 1999), h. 47-52.
Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh guru selama dalam
perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan suatu Program
Pengajaran Semester. Dengan maksud agar segera dapat mengetahui
kemungkinan
adanya
penyimpang-penyimpangan,
ketidak
sesuaian
topik
atau
pokok
bahasan),
maka
ternyata
apabila
ada
Jawaban!!
Tes formatif adalah tes hasil belajar yang bertujuan untuk mengetahui, sudah
sejauh manakah peserta didik telah terbentuk (sesuai dengan tujuan
pengajaran yang telah ditentukan) setelah mereka mengikuti proses
pembelajaran dalam jangka waktu tertentu. Perlu diketahui bahwa istilah
formatif itu berasal dari kata form yang berarti bentuk.(Sudijono, 2005 :
71)
Tes formatif ini biasa dilaksanakan di tengah-tengah perjalanan program
pengajaran, yaitu dilaksanakan pada setiap kali satuan pelajaran atau subpokok
bahasan berakhir atau dapat diselesaikan. Di sekolah-sekolah tes formatif ini
biasa dikenal dengan istilah ulangan harian. Materi dari tes formatif ini pada
umumnya ditekankan pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butirbutir soalnya terdiri atas butir-butir soal, baik yang termasuk kategori mudah
maupun yang termasuk kategori sukar. (Sudijono, 2005 : 71). Evaluasi Formatif
juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan prestasi belajar
siswa, dan efektifitas guru.. Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya tes
formatif adalah tes yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar
mengajar atau setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa
dan guru memperoleh informasi (feedback) mengenai kemajuan
yang telah dicapai.
B.
1.
a)
Evaluasi formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang
dirancang dapat berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan
diketahui hambatan dan hal-hal yang menyebabkan program tidak lancar,
pengambilan keputusan secara dini dapat mengadakan perbaikan yang
mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
b)
Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk
melakukan perbaikan suatu produk atau program.
2.
a)
Fungsi utama dari tes formatif adalah untuk mengetahui keberasilan dan
kegagalan proses belajar mengajar, dengan demikian dapat dipakai untuk
memperbaiki dan menyempurnakannya.
b)
Fungsi tes formatif adalah untuk mengetahui masalah dan hambatan
kegiatan belajar mengajar termasuk metode belajar dan pembelajaran yang
digunakan guru, kelemahan dan kelebihan seorang siswa.
3.
a)
1)
Digunakan untuk mengetahui apakah siswa sudah menguasai bahan
program secara menyeluruh.
2)
Merupakan penguatan bagi siswa. Dengan mengetahui bahwa tes yang
dikerjakan sudah menghasilkan skor yang tinggi sesuai dengan yang diharapkan,
maka siswa merasa mendapat anggukan kepala dari guru, dan ini merupakan
suatu tanda bahwa apa yang sudah dimiliki merupakan pengetahuan yang
benar. Dengan demikian maka pengetahuan itu akan bertambah membekas
diingatan. Disamping itu tanda keberhasilan suatu pelajaran akan memperbesar
motivasi siswa untuk belajar lebih giat, agar dapat mempertahankan nilai yang
sudah baik itu atau memperoleh lebih baik itu.
3)
Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah
melakukan tes siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa
mengetahui bab mana yang dirasa belum dikuasainya. Dengan demikian ada
motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
4)
Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa
merupakan serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui
hasil tes formatif, siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan
pelajaran yang masih dirasakan sulit.
b)
1)
Mengetahui sampai sejauh mana bahan yang diajarkan sudah dapat
diterima oleh siswa. Hal ini akan menentukan pula apakah guru itu harus
1)
Apakah program yang telah diberikan merupakan program yang tepat
dalam arti sesuai dengan kecakapan anak.
2)
Apakah program tersebut membutuhkan pengetahuan-pengetahuan
prasyarat yang belum diperhitungkan.
3)
Apakah diperlukan alat, sarana dan prasarana untuk mempertinggi hasil
yang akan dicapai.
4)
C.
Untuk memperoleh gambaran mengenai tes formatif dan tes sumatif secara
lebih mendalam, maka berikut ini akan disajikan perbandingan antara keduanya.
Agar dapat diketahui tiap-tiap persamaan dan perbedaannya. Dalam
membandingkan, akan ditinjau dari 4 aspek, yaitu fungsi, waktu, titik berat, atau
tekanannya, alat evaluasi, cara memilih tujuan yang dievaluasi, tingkat kesulitan
soal-soal tes, cara menyekor
1.
a)
Tes formatif digunakan sebagai umpan balik bagi siswa, guru maupun
program-program untuk menilai pelaksanaan satu unit program.
b)
Tes sumatif digunakan untuk memberikan tanda kepada siswa bahwa
telah mengikuti suatu program, serta menentukan posisi kemampuan siswa
dibandingkan dengan kawannya dalam kelompok.
2.
a)
Tes formatif dilakukan selama pelajaran berlangsung untuk mengetahui
kekurangan agar pelajaran dapat berlangsung sebaik-baiknya
b)
Tes sumatif dilakukan pada akhir unit catur wulan, ataupun semester
akhir tahun atau akhir pendidikan.
3.
a)
b)
Tes sumatif sama-sama menekankan pada tingkah laku kognitif, tetapi
ada kalanya pada tingkat psikomotor dan juga kadang-kadang pada afektif akan
tetapi walaupun menekankan pada tingkah laku kognitif, yang diukur adalah
tingkatan yang lebih tinggi.
4.
a)
Tes formatif merupakan tes prestasi belajar yang tersusun secara baik.
b)
5.
a)
b)
6.
a)
b)
Tes sumatif. Rata-rata mempunyai tingkat kesulitan antara 0,35 0,70,
Soal yang sangat mudah dan soal yang sangat sukar
7.
a)
b)
Tes sumatif, kebanyakan menggunakan standar relatif tetapi dapat pula
dipakai standar mutlak.
D.
Penilaian formatif adalah kegiatan penilaian yang bertujuan untuk mencari atau
memperoleh sebuah umpan balik (feed back), yang kemudian selanjutnya dari
hasil penilaian tersebut dapat digunakan untuk memperbaiki suatu proses
belajar mengajar yang sedang atau yang sudah dilaksanakan. Jadi, sebenarnya
pada panilaian formatif itu tidak hanya dilakukan pada tiapa akhir pelajaran akan
tetapi bisa juga ketika proses pelajaran sedang berlangsung.Misalnya, ketika
guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan beberapa pertanyaanpertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan informasi apakah
siswa telah memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika ternyata masih
banyak siswa yang belum mengerti, maka tindakan guru selanjutnya ialah
menambah atau memperbaiki cara mengajarnya sehingga benaar-benar dapat
diserap oleh siswa
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes
tertulis dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaanpertanyaan lisan atau tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung
ataupun sesudah pelajaran selesai. Dalam hubungan ini maka proses dan posttes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran termasuk dalam penilaian
foramatif.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan untuk memperoleh data atau
informasi sampai dimana penguasaan atau pencapaian belajar siswa terhadap
bahan pelajaran yang telah dipelajarinya selama jangka waktu tertentu. Adapun
fungsi dan tujuannya ialah untuk menentukan apakah dengan nilai yang
diperolehnya itu siswa dapat dinyatakan lulus. Pengertian lulus dan tidak lulus
disini dapat berarti : dapat tidaknya siswa melanjutkan ke modul berikutnya, dan
Tetapi jika penilaian itu berfungsi dan bertujuan untuk mendapatkan informasi
sampai dimana prestasi atau penguasaan dan pencapaian belajar siswa
yang selanjutnya diperuntukan dengan penentuan lulus tidaknya seorang siswa,
maka penilaian itu disebut penilaian sumatif.
[1].Tes merupakan salah satu alat untuk melakukan pengukuran, yaitu alat untuk
mengumpulkan informasi karakteristik suatu objek. Objek ini bisa berupa
kemampuan peserta didik, sikap, minat, maupun motivasi. Respons peserta tes
terhadap sejumlah pertanyaan menggambarkan kemampuan dalam bidang
tertentu. Tes merupakan bagian tersempit dari evaluasi. Pengukuran
(measurement) dapat didefinisikan sebagai the process by which information
about the attributes or characteristics of thing are determinied and differentiated
[2]. Guilford mendefinisi pengukuran dengan assigning numbers to, or
quantifying, things according to a set of rules
[3] Pengukuran dinyatakan sebagai proses penetapan angka terhadap individu
atau karakteristiknya menurut aturan tertentu
[4]. Allen & Yen mendefinisikan pengukuran sebagai penetapan angka dengan
cara yang sistematik untuk menyatakan keadaan individu
[5]. Dengan demikian, esensi dari pengukuran adalah kuantifikasi atau
penetapan angka tentang karakteristik atau keadaan individu menurut aturanaturan tertentu. Keadaan individu ini bisa berupa kemampuan kognitif, afektif
dan psikomotor. Pengukuran memiliki konsep yang lebih luas dari pada tes. Kita
dapat mengukur karakateristik suatu objek tanpa menggunakan tes, misalnya
dengan pengamatan, skala rating atau cara lain untuk memperoleh informasi
dalam bentuk kuantitatif. Penilaian (assessment) memiliki makna yang berbeda
dengan evaluasi. Popham
[6] mendefinisikan asesmen dalam konteks pendidikan sebagai sebuah usaha
secara formal untuk menentukan status siswa berkenaan dengan berbagai
kepentingan pendidikan. Boyer & Ewel mendefinisikan asesmen sebagai proses
yang menyediakan informasi tentang individu siswa, tentang kurikulum atau
program, tentang institusi atau segala sesuatu yang berkaitan dengan sistem
institusi. processes that provide information about individual students, about
curricula or programs, about institutions, or about entire systems of institutions
[7]. Berdasarkan berbagai uraian di atas dapat disimpulkan bahwa assessment
atau penilaian dapat diartikan sebagai kegiatan menafsirkan data hasil
pengukuran. Evaluasi memiliki makna yang berbeda dengan penilaian,
pengukuran maupun tes. Menurut Stufflebeam dan Shinkfield menyatakan
bahwa : Evaluation is the process of delineating, obtaining, and providing
descriptive and judgmental information about the worth and merit of some
objects goals, design, implementation, and impact in order to guide decision
making, serve needs for accountability, and promote understanding of the
involved phenomena
[8]. Evaluasi merupakan suatu proses menyediakan informasi yang dapat
dijadikan sebagai pertimbangan untuk menentukan harga dan jasa (the worth
and merit) dari tujuan yang dicapai, desain, implementasi dan dampak untuk
membantu membuat keputusan, membantu pertanggung jawaban dan
meningkatkan pemahaman terhadap fenomena. Menurut rumusan tersebut, inti
dari evaluasi adalah penyediaan informasi yang dapat dijadikan sebagai bahan
pertimbangan dalam mengambil keputusan.
Komite Studi Nasional tentang
Evaluasi (National Study Committee on Evaluation) dari UCLA, menyatakan
bahwa : Evaluation is the process of ascertaining the decision of concern,
selecting appropriate information, and collecting and analyzing information in
4. Evaluasi hasil atau produk Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
program yang dicapai sebagai dasar untuk menentukan keputusan akhir,
diperbaiki, dimodifikasi, ditingkatkan atau dihentikan.
5. Evaluasi outcom atau lulusan Evaluasi yang diarahkan untuk melihat hasil
belajar siswa lebih lanjut, yankni evaluasi lulusan setelah terjun ke masyarakat.
C. Berdasarkan lingkup kegiatan pembelajaran, jenis evaluasi dibedakan atas :
1. Evaluasi program pembelajaran Evaluais yang mencakup terhadap tujuan
pembelajaran, isi program pembelajaran, strategi belajar mengajar, aspe-aspek
program pembelajaran yang lain.
2. Evaluasi proses pembelajaran Evaluasi yang mencakup kesesuaian antara
peoses pembelajaran dengan garis-garis besar program pembelajaran yang di
tetapkan, kemampuan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran,
kemampuan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran.
3. Evaluasi hasil pembelajaran Evaluasi hasil belajar mencakup tingkat
penguasaan siswa terhadap tujuan pembelajaran yang ditetapkan, baik umum
maupun khusus, ditinjau dalam aspek kognitif, afektif, psikomotorik.
D. Jenis evaluasi berdasarkan objek dan subjek evaluasi
Berdasarkan objek :
1. Evaluasi input Evaluasi terhadap siswa mencakup kemampuan kepribadian,
sikap, keyakinan.
2. Evaluasi tnsformasi Evaluasi terhadao unsur-unsur transformasi proses
pembelajaran anatara lain materi, media, metode dan lain-lain.
3. Evaluasi output Evaluasi terhadap lulusan yang mengacu pada ketercapaian
hasil pembelajaran.
Berdasarkan subjek :
1. Evaluasi internal Evaluasi yang dilakukan oleh orang dalam sekolah sebagai
evaluator, misalnya guru.
2. Evaluasi eksternal Evaluasi yang dilakukan oleh orang luar sekolah sebagai
evaluator, misalnya orangtua, masyarakat.
B.2. FUNGSI EVALUASI FORMATIF DAN SUMATIF DALAM
PROGRAM PROGRAM
PENDIDIKAN Tujuan evaluasi adalah untuk melihat dan mengetahui proses yang
terjadi dalam proses pembelajaran. Proses pembelajaran memiliki 3 hal penting
yaitu, input, transformasi dan output. Input adalah peserta didik yang telah
dinilai kemampuannya dan siap menjalani proses pembelajaran. transformasi
adalah segala unsur yang terkait dengan proses pembelajaran yaitu ; guru,
media dan bahan belajar, metode pengajaran, sarana penunjang dan sistem
administrasi. Sedangkan output adalah capaian yang dihasilkan dari proses
pembelajaran. Jenis-jenis Evaluasi Belajar Sehubungan dengan 4 (empat) tujuan
sebagaimana dituangkan di dalam sub bab yang terdahulu, selanjutnya evaluasi
prestasi belajar siswa di sekolah menjadi 4 (empat) jenis yaitu: 1. Evaluasi
Formatif Adalah evaluasi yang ditujukan untuk memperbaiki proses belajar
mengajar. Jenis evaluasi wajib dilaksanakan oleh guru bidang studi setelah
selesai mengajarkan satu unit pengajaran tertentu.
2. Evaluasi Sumatif Adalah evaluasi yang ditujukan untuk keperluan penentuan
angka kemajuan atau hasil belajar siswa. Jenis evaluasi ini dilaksanakan setelah
guru menyelesaikan pengajaran yang diprogramkan untuk satu semester. Dan
kawasan bahasanya sama dengan kawasan bahan yang terkandung di dalam
satuan program semester.
3. Evaluasi Penempatan Adalah evaluasi yang ditujukan untuk menempatkan
siswa dalam situasi belajar atau program pendidikan yang sesuai dengan
kemampuannya.
4. Evaluasi Diagnostik Adalah evaluasi yang ditujukan guna membantu
memecahkan kesulitan belajar yang dialami oleh siswa tertentu. Jenis evaluasi
formatif dan sumatif terutama menjadi tanggungjawab guru (guru bidang studi),
evaluasi penempatan dan diagmostik lebih merupakan tanggungjawab petugas
bimbingan penyuluhan. Oleh karena itu wajar apabila dalam tulisan ini hanya
mengaksentuasi pada jenis penilaian yang pertama dan jenis yang kedua.
Evaluasi Formatif dan Evaluasi Sumatif Sebagai salah satu perwujudan dari
usaha pembaharuan bidang pendidikan di Indonesia, ialah dibakukannya
Kurikulum 1975, yang di dalamnya tersurat juga suatu pedoman guru dalam
melaksanakan penilaian atau evaluasi hasil belajar siswa. Karena di atas telah
disinggung bahwa evaluasi yang menjadi tanggungjawab guru bidang studi
adalah evaluasi formatif dan evaluasi sumatif, maka untuk memberikan
gambaran yang jelas dan tegas, berikut akan diuraikan batasan pengertian dan
teknik pelaksanaannya. Evaluasi formatif adalah evaluasi yang dilakukan oleh
guru selama dalam perkembangan atau dalam kurun waktu proses pelaksanaan
suatu Program Pengajaran Semester. Dengan maksud agar segera dapat
mengetahui kemungkinan adanya penyimpang-penyimpangan, ketidak sesuaian
pelaksanaan dengan rencana yang telah disusun sebelumnya. Karena
dilaksanakan setelah selesai mengajarkan satu unit pengajaran (mungkin
sesuatu topik atau pokok bahasan), maka ternyata apabila ada ketidaksesuaian
dengan tujuan segera dapat dibetulkan. Oleh karena itu, fungsi dari pada
evaluasi ini terutama ditujukan untuk memperbaiki proses bolajar mengajar. Dan
karena scope bahannya hanya satu unit pengajaran, dan dalam satu semester
terdiri dari beberapa unit, maka pelaksanaan evaluasi ini frekuensinya akan lebih
banyak dibanding evaluasi sumatif. Umumnya frekuensi tes formatif ini berkisar
antara 2 - 4 kali dalam satu semester. Sedangkan yang dimaksud dengan evalusi
sumatif adalah evaluasi yang dilaksanakan oleh guru pada akhir semester. Jadi
guru baru dapat melakukan evaluasi sumatif apabila guru yang bersangkutan
selesai mengajarkan seluruh pokok bahasan atau unit pengajaran yang
merupakan forsi dari semester yang bersangkutan. Oleh karena itu evaluasi ini
dimaksudkan untuk mengetahui tingkat keberhasilan yang dicapai siswa selama
satu semester. Jadi fungsinya untuk mengetahui kemajuan anak didik. Akhirnya,
untuk menambah kejelasan didalam pelaksanaannya, berikut penulis rumuskan
perbedaan dari kedua jenis evaluasi tersebut. Evaluasi formatif digunakan untuk
membantu peserta dalam belajar dari pengalaman dan perubahan tindakan yang
terjadi. Adapun evaluasi summative digunakan untuk mengembangkan gagasan
dari keseluruhan impact yang timbul dalam mencapai keputusan tertentu.
1.
3.
4. Koreksi apa yang perlu dilakukan agar pelaksanaan program tetap berada di
traknya ?
Sedangkan evaluasi sumatif untuk mengukur hasil akhir pelaksanaan program.
1.
suatu kelas, ujian tulis IPS yang diikuti oleh 30 orang siswa diberikan 100 buah
soal. Ternyata kebanyakan siswa hanya berhasil menjwab 56 soal dengan betul,
dan dapat dinyatakan lulus. Pada kelas lain, dari 100 soal yang diujikan rata rata
siswa berhasil menjawab dengar benar 90 soal, sehingga si Badu yang berhasil
menjawab dengan benar 65 soal, dinyatakan tidak berhasil atau gagal. Dengan
demikian kriteria keberhasilan masing-masing kelas tidak sama. Sehingga
keberhasilan seseorang siswa baru dapat ditentukan setelah prestasi
kelompoknya diketahui. Dan jenis standar ini tepat dipakai oleh guru, apabila ia
akan mengetahui kedudukan siswa dalam kelompok/ kelasnya. Mengingat
karakteristik dari masing-masing standar itu, dan sesuai dengan prinsip
ketuntasan belajar, bahwa pengolahan skor yang diperoleh siswa diperlakukan
dengan menggunakan standar mutlak atau Penilaian Acuan Patokan (PAP).
Misalnya: Item soal yang harus dikerjakan siswa adalah 40 buah. Setiap butir
soal yang dapat dijawab benar oleh siswa diberi skor 1 (satu). Jadi skor maksimal
yang mungkin dicapai adalah 40. Ani memperoleh skor 24. Ini berarti Ani
menguasai tujuan/bahan pelajaran, maka nilai untuk Ani adalah 6,00
tujuan/bahan pelajaran, maka Budi akan mendapat nilai 9,00 Disamping itu pula,
skala nilai yang dipergunakan dalam buku raport dan STTB adalah skala 0 - 10.
Sehingga taraf penguasaan 60% sama dengan nilai 6,00 (enam), dan taraf
penguasaan 90% sama dengan nilai 9,00 (sembilan), dan seterusnya.
pada bahan-bahan pelajaran yang telah diajarkan. Butir-butir soalnya terdiri atas butir-butir
soal, baik yang termasuk kategori mudah maupun yang termasuk kategori sukar (Sudijono,
2005 : 71). Penilaian Formatif juga berguna dalam menganalisis materi pembelajaran, dan
prestasi belajar siswa, dan efektifitas guru Wally Guyot (1978)
Dari berbagai pengertian tersebut dapat disimpulkan bahwasannya penilaian formatif
adalah penilaian yang dilakukan pada saat berlangsungnya proses belajar mengajar atau
setiap akhir pembahasan suatu pokok bahasan/ topik agar siswa dan guru memperoleh
informasi (feedback) mengenai kemajuan yang telah dicapai.
2) Tujuan, Fungsi dan Manfaat Tes Formatif
(a) Tujuan Penilaian Formatif
1. Penilaian formatif adalah mengetahui sejauh mana program yang dirancang dapat
berlangsung, sekaligus mengidentifikasi hambatan. Dengan diketahui hambatan dan hal-hal
yang menyebabkan program tidak lancar, pengambilan keputusan secara dini dapat
mengadakan perbaikan yang mendukung kelancaran pencapaian tujuan program.
2. Untuk memastikan tujuan yang diharapkan dapat tercapai dan untuk melakukan perbaikan
suatu produk atau program.
c) Usaha perbaikan. Dengan umpan balik (feed back) yang diperoleh setelah melakukan tes
siswa mengetahui kelemahan-kelemahannya. Sehingga siswa mengetahui bab mana yang
dirasa belum dikuasainya. Dengan demikian ada motivasi untuk meningkatkan penguasaan.
d) Sebagai diagnosa. Bahwa pelajaran yang sedang dipelajari oleh siswa merupakan
serangkaian pengetahuan dan ketrampilan. Dengan mengetahui hasil penilaian formatif,
siswa dengan jelas dapat mengetahui bagian mana dari bahan pelajaran yang masih dirasakan
sulit.
85% pelajar menguasai suatu materi, maka dapat disimpulkan bahwa kebanyakan siswa telah
menguasai materi dimaksud.
c. Mengaitkan komponen-komponen materi pengajaran
Guru perlu menyusun komponen-komponen yang terdapat dalam setiap materi pengajaran
berdasarkan taksonomi objektif pengajaran.
d. Menyusun soal ujian
Penyusun naskah soal ujian berdasarkan materi yang telah diajarkan.
e. Menyiapkan langkah-langkah tindak lanjut
Ketika siswa masih lemah dalam suatu materi, sebagai tindakan susulan, guru perlu
mengulang semua materi, atau mengubah pendekatan pengajaran agar pelajar dapat
menguasai materi tersebut.
4) Teknik yang digunakan sebagai penilaian formatif
Teknik-teknik tersebut dapat dibagi ke dalam tipe tertulis dan tidak tertulis sebagai berikut.
Tertulis :
a. Ujian
b. Esai
c. Portofolio
d. Penilaian Mandiri
Tidak Tertulis:
a. Pertanyaan
b. Observasi
c. Wawancara/konferensi
d. Presentasi
5) Contoh Penilaian Formatif
Misalnya, ketika guru sedang mengajar, guru tersebut mengajukan beberapa
pertanyaan-pertanyaan kepada siswa untuk mengecek atau mendapatkan informasi apakah
siswa telah memahami apa yang telah diterangkan guru. Jika ternyata masih banyak siswa
yang belum mengerti, maka tindakan guru selanjutnya ialah menambah atau memperbaiki
cara mengajarnya sehingga benar-benar dapat diserap oleh siswa.
Dari contoh tersebut, jelas bahwa penilaian formatif tidak hanya berbentuk tes tertulis
dan hanya pada akhir pelajaran, tetapi dapat pula berbentuk pertanyaan-pertanyaan lisan atau
tugas-tugas yang diberikan selama pelajaran berlangsung ataupun sesudah pelajaran selesai.
Dalam hubungan ini maka proses dan post-tes yang bisaa dilakukan dalam sistem pelajaran
termasuk dalam penilaian formatif.
B. PENILAIAN SUMATIF
1) Pengertian Penilaian sumatif
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilakukan pada setiap akhir satu satuan waktu yang
didalamnya tercakup lebih dari satu pokok bahasan, dan dimaksudkan untuk mengetahui
sejauh mana peserta didik telah dapat berpindah dari suatu unit ke unit
berikutnya. Winkel mendefinisikan penilaian sumatif sebagai penggunaan tes-tes pada akhir
suatu periode pengajaran tertentu, yang meliputi beberapa atau semua unit pelajaran yang
diajarkan dalam satu semester, bahkan setelah selesai pembahasan suatu bidang studi.
Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan setelah sekumpulan program
pelajaran selesai diberikan. Dengan kata lain penilaian yang dilaksanakan setelah seluruh unit
pelajaran selesai diajarkan. Adapun tujuan utama dari penilaian sumatif ini adalah untuk
menentukan nilai yang melambangkan keberhasilan peserta didik setelah mereka menempuh
program pengajaran dalam jangka waktu tertentu. (Sudijono, 2007: 23) Seperti halnya
penilaian formatif yang dikatakan Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi dalam bukunya
Pengelolaan Pengajaran, (Rohani dan Ahmadi, 1991: 176-179),
Jadi, Penilaian sumatif adalah penilaian yang dilaksanakan pada akhir unit program
misalnya penilaian yang dilaksanakan pada akhir caturwulan, akhir semester atau akhir
tahun.Tujuan penilaian ini adalah untuk mengetahui hasil yang dicapai oleh para siswa, yakni
seberapa jauh siswa telah mencapai kompetensi yang ditetapkan dalam kurikulum. Penilaian
ini berorientasi pada produk/hasil. Dan dapat menentukan hasil yang dicapai peserta didik
dalam program tertentu dalam wujud status keberhasilan peserta didik pada setiap akhir
program pendidikan dan pengajaran. Contohnya: Tes catur wulan,Tes akhir semester, EBTA.
Penilaian diagnostik adalah penilaian yang bertujuan untuk mengetahui kelemahankelemahan siswa serta faktor-faktor penyebabnya. Pelaksanaan penilaian semacam ini
biasanya bertujuan untuk keperluan bimbingan belajar, pengajaran remedial, menemukan
kasus-dasus dan lain-lain. Soal-soalnya disusun sedemikian rupa agar dapat ditemukan jenis
kesulitan belajar yang dihadapi oleh para siswa.
Apabila alat yang digunakan dalam penilaian cukup memenuhi persyaratan, maka
dengan melihat hasilnya, guru akan mengetahui kelemahan siswa. Di samping itu, diketahui
pula sebab-sebab kelemahan itu. Jadi dengan mengadakan penilaian, sebenarnya guru
mengadakandiagnosis kepada siswa tentang kebaikan dan kelemahannya. Dengan
diketahuinya sebab-sebab kelemahan ini, akan lebih mudah dicari cara untuk mengatasinya.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, noehi. Adi suryanto. 2008. Evaluasi pengajaran. Jakarta: Universitas Terbuka
Endang
Listiani. Jenis-Jenis
Penilaian
Dalam
Evaluasi
Pendidikan.https://www.academia.edu/5016631/jenisjenis-penilaian-dalam-evaluasipendidikan (online) diakses tanggal 13 Februari 2015
Andreas susilo . 08 Juni 2011. pengertian ,fungsi dan contoh dari tes formatif, sumatif, penempatan,
dan diagnostik!http://andreassusiloeko.blogspot.com/2011/06/pengertian-fungsi-dan-contohdari-tes.html (online) tanggal diakses 13 Februari 2015