PURPURA HENOCH-SCHNLEIN
Disusun Oleh:
Arfianita Ramadhani
NIM. 140070300011104 / 115070200111015
Kelompok 12A
DEFINISI
Purpura Henoch-Schonlein (HSP) merupakan penyakit autoimun (IgA mediated)
berupa hipersensitivitas vaskulitis, paling sering ditemukan pada anak-anak.
Merupakan sindrom klinis kelainan inflamasi vaskulitis generalisata pembuluh
darah kecil pada kulit, sendi, saluran cerna, dan ginjal, yang ditandai dengan lesi
kulit spesifik berupa purpura nontrombositopenik, artritis, artralgia, nyeri
abdomen atau perdarahan saluran cerna, dan kadang-kadang disertai nefritis
atau hematuria (Yuly, 2012).
Purpura Henoch Schonlein (PHS) merupakan suatu vaskulitis sistemik dengan
karakteristik dijumpai deposisi kompleks imun yang mengandung antibodi IgA
pada kulit dan ginjal. Umumnya diderita oleh anak usia 3-10 tahun, dengan
predominasi anak laki-laki (Pudjiadi dan Tambunan, 2009).
Menurut Kriteria American College of Rheumatology (1990), dikatakan HSP bila
memenuhi minimal 2 dari 4 gejala, yaitu:
1.
2.
3.
4.
FAKTOR RESIKO
measles, mumps.
Vaksinasi (varicella, rubella, Hepatitis B)
Lingkungan: alergen makanan, obat-obatan, pestisida, paparan terhadap
dingin, gigitan serangga.
kulit. Adanya kelainana kulit yang persisten sampai 2-3 bulan biasanya
berhubungan dengan nefropati atau penyakit ginjal berat. Mungkin ditemukan
hematuri dengan proteinuri derajat ringan sampai berat; dapat terjadi sindrom
nefrotik. Risiko nefritis meningkat pada usia onset di atas 7 tahun, lesi purpura
menetap, keluhan abdomen yang berat dan penurunan faktor XIII. Jarang terjadi
oliguri dan hipertensi. Kelainan skrotum menyerupai testicular torsion; edema
skrotum dapat terjadi pada awal penyakit (2-35%). Kelainan susunan saraf pusat
dan paru-paru jarang terjadi (Tizard dan Ayres, 2008).
PATOFISIOLOGI
PEMERIKSAAN PENUNJANG
Diagnosis Purpura Henoch-Schonlein berdasarkan gejala klinis, tidak ada
pemeriksaan laboratorium yang spesifi k. Pemeriksaan darah tepi lengkap dapat
menunjukkan leukositosis dengan eosinofi lia dan pergeseran hitung jenis ke kiri;
jumlah trombosit normal atau meningkat, hal ini yang membedakan HSP dengan
ITP (Idiopathic Thrombocytopenic Purpura). Laju endap darah dapat meningkat
(Yuly, 2012).
Kadar ureum dan kreatinin dapat meningkat, menunjukkan kelainan
fungsi ginjal atau dehidrasi. Pada 10-20% penderita ditemukan hematuri atau
proteinuri. Ditemukan darah pada feses (Yuly, 2012).
Dapat
dilakukan
pemeriksaan
ultrasonografi
abdomen
untuk
scan menunjukkan aliran darah normal atau meningkat, hal ini yang
membedakan HSP dengan torsi testis (Yuly, 2012).
Pada biopsi lesi kulit ditemukan vaskulitis leukositoklastik. Imunofl
uoresensi menunjukkan adanya deposit IgA dan komplemen di dinding pembuluh
darah (gambar 4) (Yuly, 2012).
metilprednisolon
250-750
mg/hari/iv
selama
3-7
hari
dikombinasikan dengan siklofosfamid 100-200 mg/hari untuk fase akut HSP yang
berat; dilanjutkan dengan prednison oral 100-200 mg selang sehari dan
siklofosfamid 100-200 mg/hari selama 30-75 hari sebelum siklofosfamid
dihentikan langsung dan tapering off steroid hingga 6 bulan (Yuly, 2012).
Penderita dengan nyeri perut hebat, perdarahan saluran cerna atau
penurunan fungsi ginjal, memerlukan perawatan di rumah sakit (Yuly, 2012).
PROGNOSIS
Prognosis baik pada sebagian besar kasus, sembuh pada 94% kasus
anak-anak dan 89% kasus dewasa (beberapa kasus memerlukan terapi
tambahan). Rekurensi dapat terjadi pada 10-20% kasus, umumnya pada anak
yang lebih besar dan dewasa; < 5% penderita berkembang menjadi HSP kronis.
Keluhan nyeri perut pada sebagian besar penderita biasanya sembuh spontan
dalam 72 jam (Yuly, 2012).
PENGKAJIAN KEPERAWATAN
DIAGNOSA KEPERAWATAN YANG MUNGKIN TIMBUL