Anda di halaman 1dari 5

TUGAS BAHASA INDONESIA

CERITA RAKYAT

LEGENDA PULAU
NUSA"

Oleh :
DEDDY AHMAD
Kelas VII-7
SMP Negeri 1 Palangka Raya

LEGENDA PULAU NUSA

Di Pulau Nusa dahulu kala, hiduplah seorang laki-laki bernama


Nusa. Ia bersama keluarganya di Kalimantan Tengah. Pekerjaan
mereka menangkap ikan dan bercocok tanam di Sungai Kahayan.
sewaktu kemarau panjang melanda tanaman susah tumbuh, tidak
dapat tumbuh dengan baik dan ikan-ikannya pun semakin berkurang,
sehingga mereka harus menyimpan bahan makanan sebelumnya.
Keadaan itu membuat mereka semakin sulit untuk hidup di daerah
sana sehingga mereka memutuskan untuk pudah ke sebuah dusun
bernama udik.
Setelah mempersiapkan bekal seadanya, pergilah mereka
menuju dusun udik dengan menggunakan sampan. Beberapa hari
mereka melakukan perjalanan dan menyusuri Sungai Rungan (anak
Sungai Kahayan), namun ditengah perjalanan itu perbekalan mereka
habis dan mereka beristirahat di sebuah gua dekat sungai. Karena
perbekalan sudah menipis mereka mencari makan didekat sana.
Beberapa saat kemudian, Nusa sudah kembali membawa sebutir telur
yang besarnya dua kali telur angsa.
Hei! Aku membawa makanan enak, kita bisa makan kenyang
sekarang. Dik, tolong rebus telur ini! pinta Nusa.
Tetapi karena istri dan adiknya tidak mau memakan telur
tersebut, maka Nusa memakan sendiri telur tersebut. Keesokan
harinya, seluruh tubuhnya dipenuhi dengan bintik bintik merah.
Seluruh keluarganya kebingungan melihat keadaan Nusa. Keadaan
Nusa semakin mengerikan pada waktu siang. Sisik keluar di seluruh
tubuhnya, makin lama tubuhnya berubah menjadi ular dan mirip
seperti naga, tetapi kepalanya masih berwujud manusia.
Seluruh keluarganya terdiam dan tidak tahu harus berbuat
apa. Rasa sedih, dan perasaan perihatin menyelubungi keluarga

mereka. Tubuh Nusa makin lama makin membesar, hingga keesokan


harinya tubuh Nusa benar benar berubah menjadi seekor ular Naga.
Panjangnya sudah mencapai sekitar duapuluh lima depa, dan
besarnya tiga kali pohon kelapa.
Menjelang siang, Istri bersama dengan adiknya meminta para
warga untuk menolong mereka memasukkan Nusa ke dalam Sungai,
karena Nusa terus menjerik kesakitan terkena sinar matahari.
Sewaktu akan masuk ke Sungai istri Nusa meteskan air mata, serasa
ia tidak akan bertemu suaminya lagi. Di saat saat terakhir Nusa
berpesan kepada istrinya.
Nanti malam akan ada bencada di sini, yaitu Air sungai ini
akan meluap. Suru para warga yang di sekitar sini untuk pergi
menyelamatkan diri. Abang akan menuju ke Sungai Kahayan dan
Abang akan tinggal untuk selamanya, sambil meneteskan air mata.
Setelah malam tiba, Hal yang dikatakan Nusa benar benar terjadi.
Pada saat itu, Nusa yang berusaha menyelamatkan diri
akhirnya tibalah dia di muara Sungai Kahayan. Ia menetap di sebuah
teluk yang agak dalam. Karena terdapat banyak jenis ikan yang hidup
di sana, ia menjadi senang dan tidak perlu khawatir kekurangan
makanan. Namun bagi ikan ikan Nusa adalah sebuah ancaman bagi
mereka.
Ikan Jelawat, Ikan Saluang (sejenis ikan teri), dan berbagai
jenis ikan lainnya juga berkumpul disana dan mendiskusikan cara
untuk mengusir Naga Nusa. Rencana dan persiapan pun selesai.
Keesokan harinya, Ikan Saluang mulai menjalankan rencananya. Ia
diam termenung seorang diri di suatu tempat yang tidak jauh dari
naga itu berada. Ia berpikir, naga itu tidak mungkin memangsa
tubuhnya yang kecil itu, karena tentu tidak akan mengenyangkannya.
Tidak lama kemudian, naga itu pun datang menghampirinya.

Ikan Saluang menceritakan ada seekor naga yang tinggal di


teluk dia sangat besar dan hebat. Dia menantang Naga Nusa untuk
beradu duel. Mendengar hal itu Naga Nusa langsung marah dan
menyetujui tantangan tersebut.
Keesokan harinya, Naga Nusa pun datang menunggu di
tempat itu. Sementara Ikan Saluang, melainkan bersembunyi di balik
bebatuan bersama teman-temannya sambil memerhatikan gerakgerik Naga Nusa yang sedang mondar-mandir menunggu kedatangan
musuhnya.
Ikan Saluang pun tidak menyia-nyiakan kesempatan itu. Pelanpelan ia mendekati ekor Naga Nusa, lalu berteriak dengan keras.
Tuanku! Musuh datang!
Mendengar teriakan itu, Naga Nusa menjadi panik. Dengan
secepat kilat, ia memutar kepalanya ke arah ekornya, sehingga air
sungai itu mendesau. Ia mengira suara air yang mendesau itu adalah
musuhnya.

Tanpa

berpikir

panjang,

ia

pun

menyerang

dan

menggigitnya. Namun, tanpa disadari, ia menggigit ekornya sendiri


hingga terputus.
Pada saat itulah, Ikan Saluang segera memerintahkan semua
teman-temannya untuk menggerogoti luka Naga Nusa. Naga Nusa
pun semakin menjerit dan mengamuk. Tempat itu bergetar seolaholah terjadi gempa bumi. Namun, kejadian itu tidak berlangsung
lama. Tenaga Naga Nusa semakin lemah, karena kehabisan darah.
Beberapa saat kemudian, Naga Nusa akhirnya mati.
Semua ikan yang ada di dasar Sungai Kahayan berdatangan
memakan daging Naga Nusa hingga habis. Hanya kerangkanya yang
tersisa. Lama kelamaan, kerangka tersebut tertimbun tanah dan
ditumbuhi

pepohonan.

Tumpukan

pepohonan

itu

kemudian

membentuk sebuah pulau yang kini dikenal dengan nama Pulau Nusa.

- SELESAI -

Anda mungkin juga menyukai