1.
2.
3.
4.
5.
ABSTRACT
LATAR BELAKANG
Sebuah tinjauan literatur sistematis membandingkan efektivitas efedrin dan
phenylephrine sebagai managemen hipotensi yang diinduksi oleh anestesi spinal pada
sectio caessarea (SC) dipublikasikan pada tahun 2002. Sejumlah penelitian dengan
berbagai metode dan hasil yang kontroversial diterbitkan sesudahnya. Oleh karena itu,
perlu dilakukan sebuah penelitian meta-analisis untuk menilai efikasi efedrin dan
phenylephrine sebagai managemen hipotensi yang diinduksi oleh anestesi spinal pada
sectio caessarea (SC).
METODE
Penelusuran data pada MEDLINE, EMBASE, dan database Cochrane (pencarian
terakhir dilakukan pada tanggal 26 September, 2011). Risk ratio (RR) atau standard mean
difference (SMD) dan confidence interval 95% (95% CI) dihitung untuk menillai kejadian
hipotensi intra-operatif atau kadar pH darah umbilical.
HASIL
Dilakukan anallisis data pada 15 penelitian dengan 742 sampel ibu melahirkan
dengan SC. Hasil menunjukkan tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara
penggunaan efedrin dan phenylephrine untuk mencegah hipotensi pada kejadian
hipootensi yang diinduksi oleh anestesi spinal pada SC (RR = 1,22; 95% CI, 0,83-1,80),
nilai pH arteri umbilikalis (SMD = -0,38; 95% CI, -1,67-0,92) dan nilai pH vena
umbilikalis (SMD = -0,18; 95% CI, -0,44-0,07). Metode pemberian efedrin maupun
fenillefedrin tidak mempengaruhi kejadian hipotensi dan kadar pH darah umbilical.
Insidensi hipotensi intra-operatif pada pasien yang diberi efedrin sebanding dengan
pasien yang diberi phenylephrine (RR = 0,79; 95% CI, 0,40-1,56), namun kadar pH arteri
umbilikalis neonatal pada ibu yang menerima phenylephrine memiliki kadar yang tinggi
dibandingkan kelompok yang diberi efedrin (SMD = -1,32 ; 95% CI, -2,35 untuk -0,30).
Begitu pula dengan kadar pH vena umbillikal neonatus pada ibu yang diberi
phenylephrine memiliki kadar yang tinggi dibandingkan kelompok yang diberi efedrin
(SMD = -0,79; 95% CI, -1,09 untuk -0,49).
KESIMPULAN
Penggunaan profilaksis efedrin dan phenylephrine memilliki efektifitas yang
sama dalam mencegah hipotensi yang diinduksi oleh anestesi spinal pada SC, namun
phenylephrine lebih aman dibandingkan efedrin yang dibuktikan dengan nilai pH darah
umbilical lebih tinggi.
(2012) 591597
LATAR BELAKANG
Hipotensi yang diinduksi oleh anestesi spinal pada operasi SC dapat
menyebabkan sejumlah komplikasi berat untuk neonatus (penurunan aliran darah
uteroplasenta, asidosis janin) dan ibu (mual, muntah, pusing, dan penurunan
kesadaran)[1]. Terdapat banyak intervensi, seperti prehydration, obat vasopressor
(efedrin, phenylephrine), dan kompresi tungkai bawah, yang telah digunakan
untuk mencegah hipotensi. Namun, intervensi di atas tidak menghilangkan
kebutuhan untuk mengelola hipotensi[2].
Oleh karena itu, obat-obatan vasopressor (efedrin, phenylephrine) sering
diperlukan. Efedrin telah diterima sebagai vasopressor pilihan di anestesi obstetri
selama bertahun-tahun[1, 3]. Namun, uji klinis menemukan bahwa pemberian
efedrin dikaitkan dengan kadar pH umbilikalis neonatal menunjukkan hasil yang
kurang memuaskan dibandingkan dengan pemberian phenylephrine [4-6]. Anna Lee
et al.[7] melakukan tinjauan literatur sistematis membandingkan efektifitas
pemberian efedrin dan phenylephrine pada tahun 2002. Mereka menemukan
bahwa efedrin dan phenylephrine memiliki efektifitas yang sama dalam
pengelolaan hipotensi, namun phenylephrine memiliki hubungan dengan kadar
pH arteri umbilikalis neonatal yang lebih tinggi. Selain itu, hasil serupa
dilaporkan oleh peneliti lain[8, 9] dan menyimpulkan bahwa phenylephrine adalah
obat vasopressor pilihan yang lebih unggul dibandingkanefedrin dalam mengelola
hipotensi maternal yang diinduksi ooleh anestesi spinal.
Uji coba terakhir, menunjukkan bahwa efedrin lebih efektif dalam
pencegahan hipotensi[10] dan sama-sama efektif dalam mengontrol hipotensi
maternal[11]. Selanjutnya, penggunaan profilaksis obat vasopresor adalah cara yang
lebih baik untuk mencegah hipotensi, mengingat hipotensi yang diinduksi oleh
anestesi spinal memiliki insidensi yang tinggi dan komplikasi yang berat.
Tinjauan sistematik sebelumnya tidak melakukan analisis spesifik terhadap uji
coba sesuai dengan rejimen obat vasopressor. Dengan demikian, kita mencoba
untuk melakukan meta-analisis terbaru tentang manfaat efedrin dan phenylephrine
dalam pengobatan dan pencegahan hipotensi yang diinduksi anestesi selama SC.
(2012) 591597
Dalam meta-analisis ini, kami melakukan perbandingan rinci sesuai dengan tujuan
pemberian obat vasopressor dengan berbagai rute administrasi.
METODE
Metode Pencarian
MEDLINE, EMBASE, dan database elektronik Cochrane Library
menggunakan kata kunci "efedrin," "phenylephrine," "C-Section," "anestesi
spinal," "hipotensi," "combined spinal-epidural anesthesia" dan "randomized
control trial". Tanggal publikasi dan bahasa yang tidak terbatas, dan pencarian
terakhir dilakukan pada tanggal 26 September 2011. Sebuah diperluas referensi
pencarian termasuk uji coba dan review artikel relatif juga dilakukan.
Kriteria Inklusi
Randomized control trial (RCT) yang membandingkan kemanjuran efedrin
dan phenylephrine untuk pengobatan atau pencegahan hipotensi maternal yang
diinduksi anestesi spinal selama SC elektif. Metode anestesi hanya terbatas pada
anestesi spinal dan kombinasi anestesi spinal- epidural, hal ini dikaitkan dengan
kurang perlunya manajemen hipotensi pada ibu melahirkan yang menggunakan
anestesi epidural (RR = 1,23; confidence interval 95% [95% CI], 1,00-1,51)[12].
Dosis, waktu, dan administrasi obat vasopressor tidak terbatas. Penelitian hanya
terbatas pada SC elektif, pada ibu tanpa komplikasi kehamilan atau penyakit berat
lainnya.
Ekstraksi Data
Dua reviewers (Fuqing Lin dan Mantang Qiu) memilih penelitian yang
memenuhi syarat secara independen dan mengambil data dengan bentuk
pengumpulan data standar. Perselisihan diselesaikan melalui diskusi. Data berikut
dikumpulkan: Nama penulis, jurnal, tanggal penerbitan, jumlah ibu melahirkan,
data dasar (usia, tinggi badan, berat badan, tekanan darah dasar, dan denyut
jantung ibu), metode anestesi, rejimen anestesi, administrasi vasopressor (waktu,
metode, rute dan dosis), hipotensi, dan kadar pH vena serta arteri umbilikalis
2012 Blackwell Publishing Ltd
(2012) 591597
[13]
(2012) 591597
HASIL
Karakteristik Kelayakan Penelitian
Lima belas percobaan[4-6,
dengan anestesi spinal selama SC elektif dianalisis. Dua puluh dua percobaan
dengan teks lengkap yang lebih lanjut diperiksa untuk validitas, dan tujuh
percobaan
[23-29]
[23, 24]
yang tersedia[25], yang terdapat perbandingan yang tidak pantas [26-28] (tidak
membandingkan kemanjuran efedrin dan phenylephrine pada pengelolaan spinal
anestesi yang diinduksi hipotensi), atau yang artikel konferensi[29] (Gambar 1).
(2012) 591597
18]
atau setelah
(2012) 591597
kejadian ibu melahirkan dengan hipotensi yang diinduksi anestesi spinal selama
SC didata dengan Review Manager. Funnel plot yang asimetris secara visual,
menunjukkan adanya bias. Tes kuantitatif Egger dan Begg dilakukan untuk
menilai derajat asimetri. Tes Egger (P = 0,059) maupun uji Begg (P = 0,118) tidak
menunjukkan adanya bukti bias. Asimetri funnel plot mungkin disebabkan oleh
karena terbatasnya jumlah sampel dan perbedaan dosis dari efedrin dan
phenylephrine. Rejimen bupivacaine yang berbeda juga dapat menyebabkan
asimetri funnel plot, karena dosis bupivakain ini dikaitkan dengan kejadian
hipotensi[30, 31].
Penggunaan profilaksis Efedrin dan Phenylephrine
Sebanyak delapan percobaan[5, 6, 10, 11, 13, 14, 18, 22] (Tabel 1) membandingkan
penggunaan profilaksis efedrin dan phenylephrine untuk pencegahan hipotensi
yang diinduksi anestesi spinal selama SC. Obat vasopresor yang diadministrasikan
melalui injeksi intravena atau infus di 6 percobaan
(2012) 591597
Hal ini tidak sesuai dengan meta-analisis Anna Lee[7], dimana penggunaan
profilaksis phenylephrine tidak menghasilkan kadar pH arteri serta vena
umbilikalis yang tinggi[10, 11] (SMD = -0,38; 95% CI, -1,67 untuk 0,92) (Gambar 3)
atau kadar pH vena umbilikalis yang tinggi[10, 11, 14, 22] (SMD = -0,14; 95% CI, -0,50
untuk 0,21) (Gambar 4) dari efedrin. Heterogenitas perbandingan nilai pH arteri
(P <0,01 dan I2 = 92%), karena penelitian Magalhes[10] menggunakan efedrin
dosis tinggi. Penelitian juga menunjukkan tidak ada perbedaan kadar pH arteri
maupun vena umbilikal pada pasien yang diberi efedrin maupun fenilefedrin
dengan rute administrasi yang berbeda, dimana pemberian intravena (SMD =
-0,14; 95% CI, -0,50-0,21) dan intramuskular (SMD = -0,23; 95% CI, -0,59-0,14).
2012 Blackwell Publishing Ltd
(2012) 591597
14-16, 19-21]
(SMD = -1,32; 95% CI, -2,35 untuk -0,30) (Gambar 5) dan kadar pH vena
umbilikal neonatal[16, 19-21] (SMD = -0,79; 95% CI, - 1,09 untuk -0,49) (Gambar 6)
daripada subjek yang diberikan efedrin. Perbandingan nilai pH arteri, memiliki
heterogenitas yangsignifikan (P <0,01 dan I2=91%). Analisis sensitivitas
menunjukkan bahwa penelitian Moran[19] memiliki heterogenitas yang signifikan.
Kesimpulan
(2012) 591597
signifikan
antara
penggunaan
profilaksis
efedrin
(intravena
atau
bahwa
phenylephrine
memiliki
keuntungan[4-9].
Penelitian
(2012) 591597
efek langsung pada janin. Oleh karena itu, penggunaan profilaksis efedrin
memungkinkan untuk durasi panjang untuk janin untuk beradaptasi dengan itu.
Hal ini mungkin menjelaskan mengapa kadar pH umbilikal neonatal yang sama
ketika efedrin dan phenylephrine yang diadministrasikan sebagai profilaksis,
sementara phenylephrine dikaitkan dengan kadar pH umbilikal yang lebih tinggi
ketika digunakan sebagai pengobatan atau manejemen hipotensi.
Dalam
sebagian
besar
uji
coba
membandingkan
efedrin
dan
atau
pengobatan)
dan
administrasi
rute
(intravena
atau
intramuskular). Uji coba dengan rute yang berbeda (intravena dan intramuskuler)
dianalisis dalam subkelompok untuk meminimalkan heterogenitas dan untuk
mengeksplorasi efek dari rute administrasi. Penelitian tidak membandingkan
kejadian hipertensi reaktif dan bradikardia, dan skor Apgar tidak dianalisis baik.
Singkatnya, meta-analisis ini menunjukkan bahwa, selama SC di bawah
anestesi spinal, phenylephrine lebih unggul efedrin,. Namun, penggunaan
profilaksis efedrin dan phenylephrine sama-sama efektif untuk pencegahan
hipotensi ibu baik diadministrasikan secara intravena dan intramuskuler.
(2012) 591597