Anda di halaman 1dari 7

Definisi

Ebola adalah sejenis viruss dari genus Ebolavirus, familia Filoviridae, dan juga nama dari
penyakit yang disebabkan oleh virus tersebut. Penyakit Ebola sangat mematikan. Gejala-
gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar, dan demam.
Tingkat kematian berkisar antara 50% sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di
Kongo. Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.
Masa inkubasinya dari 2 sampai 21 hari, umumnya antara 5 sampai 10 hari. Saat ini telah
dikembangkan vaksin untuk Ebola yang 100% efektif dalam monyet, namun vaksin untuk
manusia belum ditemukan.
Gejala-gejalanya antara lain muntah, diare, sakit badan, pendarahan dalam dan luar Anus, dan
demam. Tingkat kematian sampai 90%. Asal katanya adalah dari sungai Ebola di Kongo.
Penyakit Ebola dapat ditularkan lewat kontak langsung dengan cairan tubuh atau kulit.Virus Ini
mulai menular dari salah satu spesies kera di kongo kemudian mulai menyebar ke manusia,
jangka waktu manusia mulai terjangkit virus ini sampai menemui ajalnya sekitar 1 minggu
karena saking ganasnya virus ini. Virus ini masih berada di dataran Afrika dan kabarnya juga
telah sampai ke Filipina. Suatu ketika Negeri Eropa melakukan pengimporan kera dari kongo,
ketika mengetahui virus ini akhirnya seluruh kera ini dimusnahkan agar tidak menyebar kemana-
mana, dan sampai saat ini belum ditemukan Vaksin yang dapat menyembuhkan penyakit ini.
Transmisi antar manusia terjadi akibat kontak langsung dengan cairan tubuh yang berasal dari
diare, muntah dan pendarahan, kulit atau membran mukosa. Periode inkubasi virus berlangsung
selama 2 sampai 21 hari. Kejadian epidemik Ebola banyak terjadi pada rumah sakit yang tidak
menerapkan higiene yang ketat.infektivitas virus Ebola cukup stabil pada suhu kamar (20 C)
tetapi hancur dalam 30 menit pada 60 C.Infektivitas juga dihancurkan oleh dan iradiasi
ultraviolet, pelarut lemak, b-propiolactone, and commercial hypochlorite and phenolic
disinfectants. b-propiolactone, dan hipoklorit komersial dan desinfektan fenolik.
Ciri-Ciri dan Struktur Virus Ebola
Demam Berdarah Ebola (Demam Hemorrhagic) adalah penyakit disebabkan oleh suatu virus
yang termasuk kedalam keluarga Filoviridae. Para ilmuwan sudah mengidentifikasi empat jenis
virus Ebola. Tiga telah dilaporkan dapat menyebabkan penyakit pada manusia, yaitu virus Ebola
Zaire, virus Ebola Sudan, dan virus Ebola Ivory. Virus-virus ini telah menyebabkan penyakit
pada manusia di negara-negara Afrika. Jenis keempat dari virus Ebola ini yaitu virus Ebola
Reston, yang ditemukan Reston, Virginia Amerika Serikat. Ternyata virus ini tidak
menyebabkan penyakit pada manusia. Subtipe ini ditemukan pada sejenis monyet macaca yang
didatangkan dari Filipina.
Virus Ebola termasuk kedalam genus Ebolavirus, familia Filoviridae yang merupakan salah satu
daripada dua kumpulan virus RNA benang-negatif. Virus Filo mempunyai bentuk biologi seperti
morfologi, kepadatan, dan profile elektrophoresis gel polyacrylamide. Virus ini telah dikelaskan
kepada virus paramyxo dengan menggunakan kaedah urutan DNA. Familia Filoviridae memiliki
garis tengah 800 nm, dan pajang mecapai 1000 nm.
Virus Ebola mengandung molekul lurus, bebenang RNA negatif, yang tidak bersendi. Semua
genome virus Filo mempunyai ciri-ciri serupa, dan mempunyai banyak sisa adenosine dan
uridine. Gen virus Ebola mengandung transkrip urutan tetap pada 3 dan transkrip urutan terakhir
pada 5. Perbedaan di antara virus Ebola dan virus Marburg adalah, virus Ebola menunjukkan
tiga penumpukan yang berselang di antara turutan antara-gen (intergenetic) sementara virus
Marburg hanya mempunyai satu penumpukan yang kedudukannya berbeda dengan virus Ebola.
Virus Filo secara morfologi menyerupai bentuk virus rhabdo, akan tetapi virus Filo mempunyai
ukuran yang lebih panjang. Apabila dilihat dengan menggunakan mikroskop elektron, bentuk
virus Filo seperti berfilament (berbenang halus), atau kelihatan bercabang. Terdapat juga virus
yang berbentuk U, b dan berbentuk bundar.Virus Ebola memiliki struktur dari suatu
Filovirus. Virionnya berbentuk tabung dan
bervariasi bentuknya. Biasanya selalu tampak seperti U, 6, gulungan atau bercabang. Virion
virus ini berukuran diameter 80 nm. Panjangnya juga bervariasi, bahkan ada yang lebih dari 1400
nm, namun biasanya hanya mendekati 1000 nm. Di tengah virion terdapat nukleokapsid yang
dibentuk oleh kompleks genom RNA dengan protein NP, VP35, VP30 dan L. Nukleokapsid
berdiameter 40-50 nm dan berisi suatu chanel pusat berdiameter 20-30 nm. Suatu glikoprotein
sepanjang 10 nm yang sebagian berada di luar sarung viral dari virion berfungsi membuka jalan
masuk ke dalam sel inang. Diantara sarung viral dan nukleokapsid terdapat matriks yang berisi
protein VP40 dan VP24.
Epidemiologi penyakit Ebola
Asal-usul di alam dan sejarah alami dari virus Ebola tetap menjadi misteri.Secara umum, virus
ini ada yang menyerang manusia (Ebola-Zaire, Ebola-Ivory Coast dan Ebola-Sudan) dan ada
yang hanya menyerang hewan primata (Ebola-Reston). Tidak ada carrier state karena tidak
ditemukan lingkungan alami dari virus. Namun dari beberapa hipotesis mengatakan bahwa
terjadi penularan dari hewan terinfeksi ke manusia. Kemudian dari manusia yang terinfeksi ini,
virus bisa ditularkan dalam berbagai cara. Orang bisa terinfeksi karena berkontak dengan darah
dan atau hasil sekresi dari orang yang terinfeksi. Orang juga bisa terinfeksi karena berkontak
dengan benda seperti jarum suntik yang terkontaminasi dengan orang yang terinfeksi. Penularan
secara nosokomial (penularan yang terjadi di klinik atau rumah sakit) juga dapat terjadi bila
pasien dan tenaga medis tidak memakai masker ataupun sarung tangan. Pada primata, Ebola-
Reston, menyerang fasilitas penelitian hewan primatadi Virginia,AS.Ebola-Reston menyebar
melalui partikel udara.
Ebola merupakan salah satu kasus emerging zoonosis yang paling menyita perhatian publik
karena kemunculannya yang sering dan memiliki angka mortalitas yang tinggi pada manusia.
Virus Ebola pertama kali diidentifikasi di provinsiSudandan di wilayah yang berdekatan
denganZaire(saat ini dikenal sebagai RepublikCongo) pada tahun 1976, setelah terjadinya suatu
epidemi di Yambuku, daerah Utara RepublikCongodan Nzara, daerah SelatanSudan. Sejak
ditemukannya virus Ebola, telah dilaporkan sebanyak 1850 kasus dengan kematian lebih dari
1200 kasus diantaranya. Penyakit ini disebabkan oleh virus dari genus Ebolavirus yang tergolong
famili Filoviridae. Inang atau reservoir dari Ebola belum dapat dipastikan, namun telah diketahui
bahwa kelelawar buah adalah salah satu hewan yang bertindak sebagai inang alami dari Ebola.
Virus Ebola juga telah dideteksi pada daging simpanse, gorila, Macaca fascicularis dan kijang
liar.
Penyebaran virus Ebola dalam skala global masih terbatas. Hal ini berkaitan dengan transmisinya
yang tidak melalui udara dan juga jarak waktu yang diperlukan virus Ebola untuk menginfeksi
satu individu ke individu lainnya. Selain itu, onset virus yang relatif cepat dapat mempercepat
diagnosa terhadap penderita sehingga dapat mengurangi penyebaran penyakit melalui penderita
yang bepergian dari satu wilayah ke wilayah lainnya.Penyakit ini dapat dikaitkan dengan
kebiasaan manusia, terutama di daerah Afrika, untuk mengkonsumsi daging hewan liar. Daging
hewan liar yang terkontaminasi akan menjadi media yang efektif dari penularan Ebola pada
manusia.Gejala klinis dari penyakit ini adalah demam secara tiba-tiba, kelemahan, nyeri otot,
sakit kepala dan tenggorokan kering. Kemudian diikuti dengan muntah, diare, ruam pada kulit,
gangguan fungsi ginjal dan hati serta pada beberapa kasus terjadi pendarahan internal dan
eksternal. Hasil temuan laboratoris menunjukkan penurunan jumlah butir darah putih dan platelet
serta peningkatan kadar enzim hati.
Gejala
Ebola ditandai dengan timbulnya tiba-tiba demam, kelemahan intens, nyeri otot, sakit kepala dan
sakit tenggorokan. Hal ini sering diikuti dengan muntah-muntah, diare, ruam, ginjal dan fungsi
hati, dan dalam beberapa kasus, baik perdarahan internal dan eksternal. Laboratorium temuan
menunjukkan jumlah rendah sel darah putih dan trombosit serta enzim hati yang
tinggi. Sepanjang masa inkubasi (gejala awal), yang dapat berlangsung selama 1-3 minggu,
gejala demam ebola meliputi: radang sendi, sakit punggung, diare, kelelahan, sakit kepala, rasa
tidak enak badan, kerongkongan terasa sangat sakit, dan muntah-muntah. Sedangkan pada gejala
akhir, demam ebola dapat menujukkan gejala seperti: gatal-gatal, pendarahan dari mata, telinga,
dan hidung, pendarahan dari mulut dan dubur (pendarahan gastrointestinal), radang pada mata
(conjunctivitis), bengkak pada organ genital (labia dan kantung buah pelir (scrotum)), keluarnya
darah melalui permukaan kulit (hemorrhagic), rongga atas mulut terlihat memerah, pingsan,
kegagalan fungsi hati, dan mata menjadi gelap. Gejala lain yang kerap ditunjukkan oleh orang
yang terinfeksi Ebola adalah bintik-bintik merah di kulit, mata merah, dan mata berdarah.
Tapi dalam wabah terbaru di Uganda, pasien meninggal dengan gejala demam dan muntah.
Gejala yang bisaanya tidak terlihat pada pasien ebola inilah yang membuat WHO menjadi
khawatir. Hal itu menjadi tanda munculnya strain baru virus Ebola yang mematikan. Bentuk baru
virus Ebola itu terdeteksi dalam sebuah wabah di Uganda bagian barat. Dalam waktu kurun dari
sebulan, strain tak dikenal itu telah menewaskan 18 orang
Virus Ebola mudah menyebar dengan cepat. Pertama kali infeksi dimulai dari penularan dari
hewan yang terinfeksi ke manusia. Nah, dari situ nantinya manusia meneruskan rantai penyakit
ini ke manusia yang lain. Penyebaran virus Ebola antar manusia bisa melalui makanan atau
berpegangan. Kontak langsung dengan darah atau cairan yang terkontaminasi juga bisa
menginfeksi manusia. Tidak hanya itu, manusia juga bisa terinfeksi hanya dengan menyentuh
objek (misalnya jarum) yang sudah terkontaminasi. Serangan sakit virus Ebola sangat tiba-tiba.
Gejala yang ditimbulkan adalah demam, sakit kepala, sakit sekitar persendian dan otot, sakit
tenggorokan dan tubuh lemah. Gejala ini diikuti juga oleh diare, sakit perut dan muntah-muntah.
Ruam-ruam, mata memerah, tersedak, serta adanya pendarahan luar dan dalam ditemukan pada
beberapa pasien.

Patofisiologi penyakit ebola
Penyakit ebola menyebar dan masuk ke dalam tubuh host melalui berbagai macam cara antara
lain melalui jarum suntik , donor darah , dan melalui kontak lanmgsung tangan.
Virus Ebola adalah virus yang dapat menyebar dengan sangat cepat dan dapat menyebar melalui
penggunaan jarum suntik yang tidak disterilkan atau melakukan kontak dengan seseorang yang
terkena infeksi atau mayat orang yang sudah meningggal karena terserang Virus Ebola.
Cara infeksi virus Ebola dalam tubuh manusia adalah sebagai berikut. Pertama, sekitar satu
minggu setelah infeksi atau peradangan, virus mulai menyerang darah dan sel hati. Kedua,
penyakit akan menyebar secara cepat keseluruh tubuh, virus akan menghancurkan organ atau
bagian tubuh yang penting seperti hati dan ginjal. Ketiga, infeksi virus Ebola akan menyebabkan
atau mendorong terjadinya pendarahan internal secara besar-besaran (masive). Keempat, Virus
Ebola akan menghambal kerja sistem pernapasan, yang dapat menyebabkan kematian seketika
pada pasien.
Tahapan penularan virus ebola dari penderita satu ke penderita lainnya antara lain :
1. virus Ebola menginfeksi subjek melalui kontak dengan cairan tubuh atau sekret dari
pasien yang terinfeksi dan didistribusikan melalui sirkulasi. melalui lecet di kulit
selama perawatan pasien, ritual penguburan dan mungkin kontak dengan daging secara
terinfeksi, atau di permukaan mukosa.Terkadang jarum suntik merupakan rute utama dari
eksposur kerja.
2. target awal dari replikasi adalah sel-sel retikuloendotelial, dengan replikasi tinggi
dalam beberapa tipe sel di dalam hati, paru-paru dan limpa.
3. sel Dendritic, makrofag dan endotelium tampaknya rentan terhadap efek cytopathic
produk gen virus Ebola in vitro dan mungkin in vivo melalui gangguan jalur sinyal seluler
dipengaruhi oleh mengikat, fagositosis serapan virus atau keduanya. Kerusakan tidak
langsung juga dapat ditimbulkan oleh faktor-faktor yang beredar seperti faktor tumor
nekrosis dan oksida nitrat
sehingga kontak langsung antara setiap individu sangat memegang peranan penting dalam
penyebaran dan penularan penyakit ebola di dalam masyarakat. Karena kita tidak bias
menghindari kontak secara individu .sebab, hal itu terjadi tanpa kita tahu kondisi dan sifat yang
sebenarnya.
Diagnosis
uji laboratorium khusus pada spesimen darah mendeteksi antigen tertentu dan / atau gen virus.
Antibodi terhadap virus dapat dideteksi, dan virus dapat diisolasi dalam kultur sel. Pengujian
pada sampel menyajikan risiko Biohazard ekstrim dan hanya dilakukan di bawah kondisi
penahanan maksimum biologis. perkembangan baru dalam teknik diagnostik meliputi metode
non-invasif diagnosis (pengujian sampel air liur dan urin) dan pengujian sampel tidak aktif untuk
memberikan diagnosis laboratorium yang cepat untuk mendukung manajemen kasus selama
kegiatan pengendalian wabah.
Terapi dan vaksin
* Parah kasus memerlukan perawatan suportif intensif, karena pasien sering dehidrasi dan
membutuhkan cairan intravena atau rehidrasi oral dengan solusi yang mengandung elektrolit.
* Tidak ada pengobatan khusus atau vaksin belum tersedia untuk demam berdarah Ebola.
Beberapa potensi vaksin sedang diuji tapi bisa beberapa tahun sebelum tersedia. Sebuah terapi
obat baru telah menunjukkan beberapa janji dalam penelitian laboratorium dan saat ini sedang
dievaluasi. Tapi ini juga akan memakan waktu beberapa tahun.
* Studi eksperimental menggunakan sera hyper-kekebalan pada hewan telah menunjukkan tidak
ada perlindungan terhadap penyakit.
Penanganan
* Kasus yang dicurigai harus diisolasi dari pasien lain dan teknik keperawatan ketat penghalang
dilaksanakan.
* Tracing dan menindaklanjuti orang-orang yang mungkin telah terpapar Ebola melalui kontak
dekat dengan pasien sangat penting.
* Semua staf rumah sakit harus diberitahu tentang sifat penyakit dan jalur transmisinya.
Perhatian khusus harus ditempatkan untuk memastikan bahwa prosedur invasif seperti
menempatkan infus dan penanganan darah, sekret, kateter dan perangkat hisap yang dilakukan
dalam kondisi menyusui penghalang yang ketat. Staf rumah sakit harus memiliki individu gaun,
sarung tangan, masker dan kacamata. alat pelindung Non-pakai tidak boleh digunakan kembali
kecuali jika mereka benar didesinfeksi.
* Infeksi juga bisa menyebar melalui kontak dengan linen kotor pakaian atau tempat tidur dari
pasien dengan Ebola. Disinfeksi Oleh karena itu diperlukan sebelum menangani barang-barang
ini.
* Masyarakat dipengaruhi oleh Ebola harus melakukan upaya untuk memastikan bahwa
penduduk cukup informasi, baik tentang sifat dari penyakit itu sendiri dan tindakan penahanan
tentang wabah yang diperlukan, termasuk pemakaman almarhum. Orang-orang yang telah
meninggal karena Ebola harus segera dan aman dikubur.
Tahap pencegahan penyakit ebola
Tim peneliti dari Amerika dan Kanada yang dipimpin Dr Anthony Sanchez melaporkan
perkembangan tentang virus Ebola dalam pertemuan ke-162 Komunitas Mikrobiologi Umum
yang digelar di gedung Pusat Konferensi Internasional Edinburgh. Menurut Sanchez, dengan
pola transportasi perjalanan lintas benua dan pariwisata yang berkembang demikian pesat
beberapa waktu terakhir telah membuat virus Ebola menyebar dari tempat paling terasing ke
seluruh belahan di dunia. Utnuk itu diperlukan upaya pencegahan yang bisa meminimalkan
meluasnya wabah penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola.
Ada beberapa cara yang bisa dilakukan untuk menghindari agar tidak tertular oleh virus Ebola,
antara lain: menghindari area yang terkena serangan virus Ebola, tidak melakukan kontak dengan
pasien atau mayat yang terjangkit virus Ebola, dan mengggunakan perlengkapan khusus seperti
baju yang bisaa digunakan di Laboratorium yang fungsinya menghindari penularan oleh virus
Ebola. Dengan demikian, diharapkan kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola dapat
di hindari. Selain itu, mayat para korban yang meninggal akibat virus Ebola harus dimusnahkan
karena penyebaran utama virus ini melalui darah, yang menyebabkan para dokter yang terkena
darah dari pasien yang terinfeksi, akan mengalami kematian seperti yang terjadi di Afrika.
Menon-aktifkan virus Ebola dapat dilakukan dengan beberapa cara. Cara yang bisaa dilakukan
yaitu dengan penggunaan sinar Ultra violet dan radiasi sinar gama, penyemprotan formalin
dengan konsentrasi 1%, beta-propiolactone, dan disinfektan phenolic dan pelarut lipid-
deoxycholate dan ether.
virus Ebola mampu menular dari satu manusia ke manusia lain hanya dengan kontak langsung
saja. Untuk itu pencegahan terhadap penyakit infeksi Ebola ini pun cukup sulit.Yang paling
terutama adalah menghindari kontak langsung dengan orang yang terinfeksi virus Ebola sebisa
mungkin. Apabila ada anggota keluarga terinfeksi virus ini sangat dianjurkan agar orang tersebut
dirawat di rumah sakit. Begitu juga apabila ada teman anda yang meninggal akibat penyakit ini,
usahakan jangan ada kontak langsung dengannya. Adapun 5 tahapan pencegahan penyakit ebola
dalam lingkungan masyarakat antara lain :
Health Promotion
Pendidikan kesehatan pada masyarakat untuk melakukan perubahan prilaku untuk hidup bersih
dan sehat serta meningkatkan higien pribadi dan sanitasi lingkungan dalam lingkungan
masyarakat dan sekitarnya
Early Diagnosis
Program penemuan penderita melalui survey pada kelompok kelompok yang berisiko atau
pada populasi umum dan peda pelaporan kasus.
Spesifik protection
Menghindari diri dari gigitan serangga ,berusaha untuk tidak pergi ke daerah yang kurang
penyinaran matahari dan terdapat binatang ataupun serangga yang menjadi sumber penularan
penyakit tersebut untuk menghindari terjadinya komplikasi penyakit dan penyebar luasnya
penyakit tersebut dalam masyarakat.
Disability limitation
Terapi kompleks pada penderita ebola agar tidak terjadi kematian dengan menambah konsentrasi
minum penderita agar tidak terjadi dehidrasi serta upaya peningkatan kekebalan tubuh kelompok.
1. Rehabilitation
2. Pendidikan kesehatan kepada para penderita beserta keluarga serta dilakukannya
rehabilitasi fisik dan psikologis pada kasus dan penderita penyakit ebola
Pengobatan
Tidak ada pengobatan standar untuk demam Ebola. Pengobatan terutama suportif dan termasuk
meminimalkan prosedur invasif, keseimbangan elektrolit, dan, karena pasien sering dehidrasi,
menggantikan faktor koagulasi yang hilang untuk membantu menghentikan pendarahan, menjaga
kadar oksigen dan darah, dan mengobati setiap infeksi rumit. Convalescent plasma (faktor dari
orang-orang yang selamat infeksi Ebola) menunjukkan janji sebagai pengobatan untuk penyakit
ini. Ribavirin tidak efektif. Interferon juga dianggap tidak efektif. Dalam monyet, administrasi
penghambat koagulasi (rNAPc2) telah menunjukkan beberapa manfaat, melindungi 33% hewan
yang terinfeksi dari% biasanya 100 (untuk monyet) infeksi mematikan (Namun, inokulasi ini
tidak bekerja pada manusia). Pada awal 2006, para ilmuwan di USAMRIID mengumumkan
tingkat pemulihan 75% setelah menginfeksi empat monyet rhesus denganEbolavirus dan
memberikan obat-obatan Morpholino antisense. Pengembangan antisense Morpholino
ditingkatkan terkonjugasi dengan peptida sel penetrasi sedang berlangsung. Sampai dengan saat
ini, belum ditemukan vaksin yang bisa mencegah infeksi oleh virus Ebola. Akan tetapi sekarang
sedang di kembangkan pembuatan vaksin yang akan diujikan kepada manusia untuk pertama
kalinya adalah vaksin yang sudah memasuki fase uji-klinis. Menurut Sanchez, infeksi virus
Ebola di dalam tubuh manusia memang bisa sangat mematikan, tapi monyet berhasil selamat dari
infeksi virus tersebut dan ini bisa menjadi contoh yang sangat bermanfaat bagi uji-coba terhadap
binatang. Pengujian vaksin Ebola dengan menggunakan primata memberikan perkembangan
yang menjanjikan bagi hadirnya vaksin pelindung
Ada beberapa hal yang menyebabkan penyebaran penyakit Ebola (Demam Berdarah Ebola)
sangat dikhawatirkan, antara lain:
1. Serangannya muncul secara sangat mendadak
2. Gejala-gejala klinik sangat berat.
3. Menimbulkan kematian dalam waktu yang sangat singkat.
4. Angka kematiannya sangat tinggi yaitu 90-92% dari jumlah penderita.
5. Karena Virus Ebola mampu berpindah dari penderita ke orang lain, sehingga transportasi
sangat mendukung kemungkinan penyebarannya ke berbagai bagian dunia dalam waktu
yang sangat singkat.
6. Belum ada obat yang efektif untuk menyembuhkan Demam Berdarah Ebola.
7. Vaksin Demam Berdarah Ebola (DBE) hingga kini belum dapat dibuat (Sumber: Halim,
M).
Rehabilitasi
Rehabilitasi bagi mantan penderita akibat terinfeksi virus Ebola bisa dilakukan dengan tidak
mengasingkan para penderita. Karena menurut para ahli, sebagian besar kematian yang
disebabkan oleh virus Ebola di sebabkan oleh adanya tekana secara psikologis. Apabila kita
mengasingkan dan menjauhi para penderita atau mantan penderita virus Ebola, justru hal ini akan
semakin memperburuk kondisi kesehatan penderita tersebut. Untuk itulah diperlukan upaya
rehabilitasi yang intensif terhadap para penderita virus Ebola agar kondisi fisik dan
psikologisnya tetap stabil, sehingga akan memberikan motivasi kepada pasien tersebut untuk
secepatnya bisa sembuh dari penyakit yang disebabkan oleh virus Ebola. Akan tetapi, proses
rehabilitasi ini tentunya harus dilakukan secara hati-hati dan lebih waspada, mengingat virus
Ebola bisa menular dengan sangat cepat dari penderita kepada orang lain melalui kontak.
Rehabilitasi juga sebaiknya dilakukan di tempat yang benar-benar steril, atau pada ruang isolasi
khusus sehingga bisa mengurangi kontaminasi yang bisa disebabkan oleh virus Ebola.

Anda mungkin juga menyukai