a) Diambil sebanyak 1-2 koloni bakteri dari lempeng agar, dipindahkan ke dalam tabung yang telah
berisi 5 ml LB-medium dan antibiotik.
b) Digojok kuat-kuat dalam shaker incubator 37oC, semalam.
c) Disentrifugasi 12.000 rpm selama 10 menit.
d) Supernatan dibuang, pelet diresuspensi dengan 100 ml Lysing solution 1, didiamkan dalam es
selama 5 menit.
e) Ditambahkan 200 ml Lysing solution 2, diinkubasi pada es selama 5 menit.
f) Ditambahkan 150 ml Lysing solution 3, dicampur dengan cara membolakbalikkan, diinkubasi
dalam es selama 5 menit.
g) Disentrifus dengan kecepatan 12.000 rpm selama 10 menit.
h) Supernatan diambil dalam filter, pellet dibuang.
i) Ditambah phenol CIAA sebanyak volume supernatan, dicampur dengan
Vortek.
j) Disentrifugasi dengan kecepatan 12.000 rpm selama 5 menit.
dari pembersihan dengan C-I pertama. Penambahan Na Asetat membuat konsentrasi garam tinggi
dan single stranded RNA tidak bisa larut pada keadaan tersebut. etanol absolut dingin akan
mengendapkan DNA plasmid dan juga untuk membilas dan mencuci plasmid. Penambahan
garam berfungsi sebagai neutralize charge pada gula fosfat DNA. Ion-ion seperti kation (Na+
Mg2+) akan menyelimuti rantai DNA yang bermuatan negatif. Jika di dalam air, gaya
elektrostatik antara ion + (Na+) dan - (DNA) masih lemah karena sebagian rantai DNA masih
berikatan dengan air (ingat air memiliki 2 muatan + pada H dan - pada O). Atau dapat dikatakan
air punya konstanta dielektrik yang tinggi. Fungsi penambahan pelarut organik seperti etanol
adalah untuk menurunkan konstanta dielektrik tersebut atau memperbanyak ikatan DNA dengan
Na+ sehingga membuat DNA lebih mudah terpresipitasi.
a)
b)
c)
d)
e)
f)
g)
h)
i)
j)
k)
selama 10 menit dengan kecepatan 2500 rpm. Selanjutnya supernatan yang terbentuk dibuang.
Untuk melisiskan membran sel dan membran nukleus sel darah putih yang terisolasi tadi,
diberikan larutan pelisis sel darah putih yang terdiri atas EDTA dan SDS (Sodium Dodecyl
Sulfate) yang berfungsi untuk merusak lipid pada membran sel sehingga leukosit hancur. Hal
tersebut bertujuan agar didapat ekstrak nukleus sel darah putih, dan kemudian dilakukan
ekstraksi di dalam larutan.
3) Tahap purifikasi
Tahap ini bertujuan untuk membersihkan sel darah putih dari zat-zat lainnya. Ke dalam larutan
tadi diberikan RNAse dan diinkubasi selama 15 menit pada suhu 37C. Hal tersebut bertujuan
untuk mengoptimalkan kerja enzim yang sangat dipengaruhi oleh temperatur.
4) Tahap presipitasi
Tahap presipitasi bertujuan untuk mengendapkan protein histon, sehingga untai-untai DNA tidak
lagi menggulung (coiling) dan berikatan dengan protein histon, yang menyebabkan DNA
menjadi terlihat. Tahap ini dilakukan dengan cara meneteskan larutan presipitasi protein dan
kemudian divortex yang bertujuan untuk menghomogenkan larutan. Larutan presipitasi protein
terdiri atas amonium asetat yang jika berikatan dengan protein mengakibatkan terbentuknya
senyawa baru yang memiliki kelarutan yang lebih rendah, sehingga menyebabkan protein
mengendap. Larutan tersebut kemudian disentrifugasi kembali selama 15 menit dengan
kecepatan 3000 rpm. Supernatan yang berisi DNA kemudian dituangkan ke dalam tabung berisi
isopropanol dingin dan tabung dibolak-balik kembali dengan gerakan angka 8. Pemberian
isopropanol bertujuan untuk visualisasi DNA. Selanjutnya tabung disentrifugasi kembali selama
5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Hasil dari sentrifugasi adalah terdapatnya pelet DNA pada
dasar tabung yang kemudian ditambahkan etanol 70% dan dibolak-balik kembali. Pemberian
etanol bertujuan untuk membersihkan DNA dari pengotor-pengotornya. Setelah tercampur,
tabung kemudian disentrifugasi kembali selama 5 menit dengan kecepatan 3000 rpm. Hasil
akhirnya adalah DNA yang berada pada tepi dasar tabung. Langkah akhirnya adalah dengan
pemberian Tris-EDTA yang bertujuan untuk melarutkan kembali DNA untuk dipreservasi.
Selanjutnya dapat dilakukan pengukuran konsentrasi dan kemurnian dengan spektrofotometer
atau disimpan pada suhu 40C untuk penundaan identifikasi sementara, pada suhu - 200C
(untuk penyimpanan selama 3 bulan), dan pada suhu 80 0C (untuk penyimpanan lebih lama).
Untuk pengukuran konsentrasi dan kemurnian, DNA harus diencerkan terlebih dahulu. Dengan
pengeceran 1/10 menggunakan larutan DD H2O (Double Destilat H2O/aquabidest).
Referensi Jawaban
Anam, K. 2010. Laporan Praktikum Rekayasa Genetika: Isolasi Dan Pemetaan DNA Plasmid. Bogor: IPB.
http://khairulanam.files.wordpress.com/2010/08/laporan-1-rekgen.pdf (diakses pada 3 Agustus
2011)
Cammpbell, Neil A., Jane B. Reece, dkk. 2010. Biologi Jilid 1, Edisi Kedelapan. Jakarta: Erlangga.
Carladc,
C.
D.
2010. Our
World:
DNA.http://carladc.student.umm.ac.id/download-aspdf/umm_blog_article_57.pdf (Diakses pada 5 Agustus 2011)
Faatih,
M. Jurnal:
isolasi
Dan
Digesti
Kromosom.http://eprints.ums.ac.id/1395/1/7._FATIH.pdf (Diakses pada 7 Agustus 2011)
DNA
Gaffar, S. 2007. Buku Ajar Bioteknologi Molekul. Bandung: FMIPA Kimia Universitas Padjadjaran.
Ravichandran,
M. Plasmid
Extraction.http://www.ppsk.usm.my/lecturers/mravi/PDF_FIles/Plasmidextraction2002.pdf (Dia
kses pada 3 Agustus 2011)
Qiagen
Plasmid
Purification
Handbook.http://www.mnstate.edu/provost/Qiagen_Plasmid_Prep_Book.pdf (Diakses pada 3
Agustus 2011)