Anda di halaman 1dari 35

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirobbilalamin. Puji Syukur atas kehadirat Allah SWT.


Yang dengan limpahan taufiq-Nya sehingga Koordinator Komisariat Ikatan
Mahasiswa Muhammadiyah dan BEM STIKes Muhammadiyah Gombong
dapat menyusun Buku Panduan Masa Taaruf

dan PKK pada periode

2014/2015.
Masa Taaruf dan PKK sebagai pengenalan pra-pengkaderan dalam
lingkungan IMM yang mulai digulirkan

pada muktamar ke 7 IMM di

Purwokerto tanggal 25-31 Desember 1992 yangkemudian di tanfidzkan


oleh DPP IMM Periode 1993-1995 yang sebelumnya di istilahkan dengan
Malam Kasih Sayang Anggota (Makasa).
Dalam system pengkaderan Ikatan diharapkan forum ini dapat
memotifasi anggota baru yang nantinya secara aktif terlibat dalam
berbagai jenis kegiatan IMM dan juga pengkaderan baik secara formal,
informal maupun secara nonformal.
Semoga buku panduan MASTA dan PKK ini dapat member manfaat
bagi para anggota IMM mahasiswa baru. Aamiin.
Billahi fii sabilil haq, Fastabiqul khairaat

Kebumen, 18 Agustus 2014


Pimpinan Korom IMM STIKes
Muhammadiyah Gombong
Penyusun

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 1

PENDAHULUAN
A. Pengertian
Masta adalah suatu komponen awal yang berfungsi untuk
mengenalkan dan memasyarakatkan IMM, sekaligus sebagai
wahana rekruitmen anggota serta sebagai persiapan untuk
memasuki perkaderan Darul Arqom (DAD), dimana pelaksanaan
dan

pengelolaannya

diserahkan

kepada

komisariat

atau

koordinator komisariat IMM di bawah koordinasi Pimpinan cabang


IMM. Komponen awal atau pra pengkaderan ini selanjutnya
disebut Masa Taaruf atau yang disingkat dengan MASTA (SP
IMM.2011).
PKK adalah suatu komponen awal untuk memperkenalkan
Mahasiswa dalam kehidupan kampus.
B. Dasar
1. Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga IMM
2. Sistem Pengkaderan IMM
3. Sistem Pengkaderan Muhammadiyah
4. Buku Panduan MASTA DPD IMM Jawa Tengah Tahun 1996
5. Buku
Panduan
MASTA
KORKOM
IMM
Universitas
Muhammadiyah Purwokerto Tahun 1997
C. Tujuan
1. Tujuan Umum adalah melahirkan kader-kader Ikatan dan
Persyarikatan yang mampu memadukan akidah Islamiyah,
intelektualitas memiliki sikap komitmen terhadap islam.
2. Tujuan Khusus adalah untuk memperkenalkan persyarikatan
dan ikatan kepada calon anggota dan untuk menyatukan
pandangan calon anggota terhadap gerakan persyarikatan
dan ikatan sebagai organisasi dakwah, sosial kemasyarakatan
dan kemahasiswaan.
D. Target
Calon

anggota

IMM

dapat mengenal

apa, siapa

dan

bagaimana IMM sebagai salah satu ORTOM Muhammadiyah dan


timbul untuk mengembangkan diri dalam ikatan.
E. Pelaksanaan
Masa Taaruf Mahasiswa akan dilaksanakan di kampus STIKes
Muhammadiyah Gombong pada tanggal 9-10 September 2014
F. Persyaratan Peserta
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 2

1. Semua

peserta

MASTA

dan

PKK

sebelumnya

HARUS

melakukan registrasi ulang dengan cara mendaftarkan diri


sebagai

member

di

blog

IMM

STIKes

Muhammadiyah

Gombong (pkimm.stikesmuhgombong.blogspot.com)
2. Pakaian rapih (tidak ketat, tidak transparan, baju dimasukan)
a) Putra
1) Pakaian :
Hari Senin : Kemeja putih, celana hitam, dasi hitam
Hari Selasa : baju koko, malam batik
Hari Rabu : kemeja putih, celana hitam, dasi hitam, baju olah raga

( seragam kelompok) dan sepatu OR


Hari Kamis : batik, baju olah raga ( seragam kelompok) dan sepatu

OR
Hari Jumat : Kaos putih,Celana Traning
Hari Sabtu : kemeja putih, celana hitam (no pensil, no jeans)
2) Memakai ikat pinggang hitam polos
3) Sepatu vantofel hitam
4) Kaos kaki putih
5) Rambut ukuran 2 1
6) Kuku pendek dan bersih
7) Tidak memakai aksesoris kecuali jam tangan
b) Putri
1) Pakaian :
Hari Senin : Kemeja putih (no ketat), rok hitam model A ( no ketat ,

no span), dasi hitam


Hari Selasa : baju gamis, malam batik
Hari Rabu : kemeja putih (no ketat), rok hitam model A, dasi

hitam, baju olah raga ( seragam kelompok) dan sepatu OR


Hari Kamis : batik, baju olah raga ( seragam kelompok) dan sepatu

OR
Hari Jumat : Kaos putih,Celana Traning
Hari Sabtu : Kemeja putih (no ketat), rok hitam model A ( no ketat ,
no span), dasi hitam

2) Sepatu vantofel hitam bukan karet ( No Heels)


3) Jilbab hitam polos segi empat tidak transparan, tidak memakai bros, ciput topi
4) Memakai ikat pinggang hitam polos
5) Kuku pendek dan bersih
6) Kaos kaki putih sampai menutup mata kaki
7) Tidak memakai aksesoris kecuali jam tangan
3. Atribut
Id Card

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 3

Dengan cara diakses di blog IMM STIKes Muhammadiyah


Gombong (pkimm.stikesmuhgombong.blogspot.com)
kemudian di print dengan ketentuan, antara lain:
a) Ukuran id card : P (16 cm) x L (11 cm)
b) Plastik id card
: P (12 cm) x L (10 cm)
c) Tali kur Merah : P (75 cm) sama untuk putra/putri
d) Foto ukuran : 4 cm x 6 cm ( berwarna)
4. Peralatan yang dibawa
a. Individu
1) Perlengkapan shola
2) Pakaian olahraga Atasan : warna disamakan sesuai kelompok
Bawahan : celana trining bebas , sepatu olahraga
3) Bag folder Putra
: warna pink
Putri : warna kuning
4) Buku gelatik isi 50 lembar ukuran sedang disampul warna merah (kertas
emas) logo pojok kiri atas logo IMM, tengah atas logo STIKes
Muhammadiyah Gombong, pojok kanan atas logo BEM.
5) Buku tulis isi 4 lembar sampul koran (nama panitia dan wali kafilah,
TTD, prodi)
6) Alat tulis
7) Bengbeng terbaru 3 bungkus Sari roti sobek isi 4, 2 bungkus (no exp
untuk 3 hari kedepan)
8) Air mineral botol 1,5 liter 3 botol
9) Buah apel merah fuji 3 buah
10) Buah jeruk sunkist 3 buah
11) Susu bantal ukuran besar 3 bungkus
12) Buahvita 1 kotak 250ml
13) Jus kelengkeng 1 kotak
14) Beras 1,5 kg
15) Minyak kelapa tanpa merk kg
16) Gula pasir kg
17) Mie instan 3 buah
18) Alat tulis pribadi
19) Bagfolder (Putra: Pink, Putri: Kuning)
20) AL-Quran terjemah
21) Alat shalat
22) Peralatan mandi
23) Obat-obatan pribadi
24) Pakaian olahraga
b. Kelompok
1) Plastik kresek putih besar 10 buah
2) Pulpen standar hitam 1 pack
3) Sapu lidi 2
4) Handwash 1 buah 250 ml
5) Lanting rasa 2 bungkus (ex : rasa cabe ijo, daging, jagung bakar)
6) Chocolatos 2 pack
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 4

7) Recheze 2 pack
8) Permen foxs 1 bungkus
9) Lilin 1 pak dan gelas aqua kosong
10) Tali rafia 1 gulung besar
11) Balon 1 pak isi 10
12) Buku bacaan yang sudah ditentukan
13) Buah melon 1 buah (1 Kelompok)
14) Ceting 10 buah (1 kelompok)

G. TATA TERTIB PESERTA MASTA DAN PKK


1. Peserta wajib mendaftar pada saat pembekalan MASTA dan
PKK dengan mengisi absensi yang disediakan oleh panitia.
2. Peserta diwajibkan mengikuti seluruh rangkaian MASTA dan
PKK pada tanggal 8-13 September 2014
3. Peserta MASTA dan PKK sudah hadir di Kampus STIKes
Muhammadiyah Gombong dan kumpul lapangan Kampus
STIKes Muhammadiyah Gombong untuk menemui wali kafilah
masing-masing. Apabila terjadi keterlambatan akan dikenakan
sanksi tertentu. Peserta datang dan tepat waktu sesuai jadwal
yang ditentukan.
4. Apabila ada keperluan diluar lokasi kegiatan harus meminta
izin dengan wali kafilah/panitia MASTA dan PKK dengan form
surat izin keluar.
5. Izin tidak mengikuti
diperbolehkan

apabila

MASTA
surat

dan

izin

PKK

karena

sakit

disertai

dengan

surat

keterangan dokter yang jelas.


6. Peserta HARUS memperhatikan saat penyampaian materi.
7. Peserta diharapkan berperan AKTIF baik bertanya atau
memberi tanggapan selama acara diskusi berlangsung.
8. Seluruh peserta maupun panitia MASTA dan PKK DILARANG
MEROKOK selama dilingkungan kampus.
9. Seluruh peserta MASTA dan PKK dilarang

membawa

kendaraan selama kegiatan MASTA dan PKK berlangsung.

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 5

10.

Peserta harus mengumpulkan handphone dan gadget.

Apabila ada yang tidak mengumpulkan handphone dan


gadget maka handphone dan gadget akan disita dan hanya
boleh diambil kembali dengan orang tua.
11.
Peserta yang tidak mengikuti

seluruh

rangkaian

kegiatan MASTA dan PKK tidak akan menerima sertifikat


sebagai syarat wisuda.
H. Ketentuan
1. Buku Catatan
a) Merupakan buku notes isi 100 yang disampuli dengan
kertas emas warna merah
b) Etiket dengan warna dasar

putih

(nama

lengkap,

Program studi, nama kafilah, wali kafilah)


c) Ditempel dengan logo kiri atas logo IMM, STIKes
Muhammadiyah Gombong tengah atas dan logo BEM
Logo STIKES
pojok kanan atas
Muh
Gombong

Logo BEM

Logo IMM

Etiket

SELAYANG PANDANG
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 6

Kelahiran

IMM

tidak

lepas

kaitannya

dengan

sejarah

perjalanan Muhammadiyah dan juga bisa dianggap sejalan dengan


faktor kelahiran Muhammadiyah itu sendiri. Hal ini berarti bahwa
setiap hal yang dilakukan Muhammadiyah merupakan perwujudan
dari keinginan Muhammadiyah untuk memenuhi cita-cita sesuai
dengan kehendak Muhammadiyah dilahirkan.
Di samping itu, kelahiran IMM juga merupakan respon atas
persoalan-persoalan keummatan dalam sejarah bangsa ini pada
awal kelahiran IMM, sehingga kelahiran IMM sebenarnya merupakan
sebuah

keharusan

sejarah.

Faktor-faktor

problrmatis

dalam

persoalan keummatan itu antara lain sebagai berikut (Farid Fathoni,


1990:102) :
1. Situasi kehidupan bangsa yang tidak stabil, pemerintah yang
otoriter dan serba tunggal, serta adanya ancaman komunisme di
Indonesia.
2. Tepecah-belahnya umat islam dalam bentuk saling curiga dan
fitnah, serta kehidupan politikummat islam yang semakin buruk.
3. Terbingkai-bingkainya kehidupan kampus (mahasiswa) yang
berorientasi pada kepentingan politik praktis.
4. Melemahnya kehidupan beragama dalam

bentuk

merosotnya

akhlak, dan semakin tumbuhnya materialisme-individualisme.


5. Sedikitnya pembinaan dan pendidikan agama dalam kampus, serta
masih kuatnya suasana kehidupan kampus yang sekuler.
6. Masih membekasnya ketertindasan imprealisme penjajahan dalam
bentuk keterbelakangan, kebodohan, dan kemiskinan.
7. Masih banyaknya praktek-praktek kehidupan serba bidah, khufarat,
bahkan

kesyirikan,

serta

semakin

meningkatnya

misionaris

(Kristenisasi)
8. Kehidupan ekonomis, sosial dan politik yang semakin memburuk.
Dengan latar belakang tersebut, sesungguhnya semangat untuk
mewadahi dan membina mahsiswa dari kalangan Muhammadiyah
telah dimulai sejak lama. Semangat tersebut sebenarnya telah
tumbuh dengan adanya keinginan untuk mendirikan perguruan
tinggi

Muhammadiyah

pada

kongres

Seperempat

Abad

Muhammadiyah di Betawi Jakarta pada tahun 1936. Pada saat itu,


Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 7

Pimpinan pusat Muhammadiyah diketuai oleh K.H Hisyam (periode


1934-1937). Keinginan tersebut sangat logis dan realistis, karena
keluarga besar Muhammadiyah semakin banyak dengan putraputrinya

yang sedang dalam penyelesaian menengahnya. Di

samping itu, Muhammadiyah juga sudah banyak memiliki amal


usaha pendidikan tingkat menengah.
Gagasan pembinaan kader lingkungan mahasiswa dalam
bentuk penghimpun dan pembinaan langsung adalah selaras
dengan kehendak pendiri Muhammadiyah (K.H Ahmad Dahlan),
yang berpesan bahwa Dari kalian nanti ada yang jadi dokter,
meester, insinyur tetapi kembalilah kepada Muhammadiyah(Suara
Muhammadiyah, nomor 6 tahun ke-68, Maret 1988, halaman 19).
Dengan demikian, sejak awal Muhammadiyah sudah memikirkan
kader-kader muda yang profesional harus memiliki dasar ke-islaman yang tangguh dengan kembali ke Muhammadiyah.
Namun demikian, nama gagasan untuk menghimpun dan
membina mahasiswa di lingkungan Muhammadiyah cenderung
terabaikan,

lantaran

Muhammadiyah

sendiri

belum

memiliki

perguruan tinggi. Belum mendesaknya pembentukan wadah kader


di lingkungan mahasiswa Muhammadiyah saat itu juga karena
jumlah mahasiswa yang ada di lingkungan Muhammadiyah belum
terlalu banyak. Dengan demikian, pembinaan kader di lingkungan
mahasiswa

Muhammadiyah

dilakukan

melalui

wadah

Muhammadiyah (1932) untuk wadah laki-laki dan melalui Nasyiatul


Aisyiyah (1931) untuk mahasiswa perempuan.
Pada Mukhtamar Muhammadiyah ke-31 pada tahun 1950 di
Yogyakarta, dihembuskan kembali keinginan untuk mendirikan
perguruan tingginMuhammadiyah. Namun karena berbagai macam
hal, keinginan tersebut belum bisa diwujudkan sehingga gagasan
untuk dapat secara langsung membina dan menghimpun para
mahasiswa dari kalangan Muhammadiyah tidak berhasil. Dengan
demikian, keinginan untuk membentuk wadah bagi mahasiswa
Muhammadiyah juga masih jauh dari kenyataan.

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 8

Pada

Mukhtamar

Muhammadiyah

ke-33

tahun

1996

di

Palembang, gagasan pendirian perguruan tinggi Muhammadiyah


baru

bisa

direalisasikan.

Namun

gagasan

untuk

mewadahi

mahasiswa Muhammadiyah dalam satu himpunan belum bisa


diwujudkan. Untuk mewadahi pembinaan terhadap mahasiswa
kalangan Muhammadiyah, maka Muhammadiyah membentuk Badan
Pendidikan Kader (BPK) yang dalam menjalankan aktivitasnya
bekerja sama dengan Pemuda Muhammadiyah.
Gagasan untuk mewadahi mahasiswa

dari

kalangan

Muhammadiyah dalam satu himpunan setidaknya telah menjadi


polemik di lingkungan Muhammadiyah sejak lama. Perdebatan
seputar kelahiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah berlangsung
cukup sengit, baik dikalangan Muhammadiyah sendiri maupun
dikalangan gerakan mahasiswa yang lain. Setidaknya, kelahiran IMM
sebagai wadah bagi mahasiswa Muhammadiyah mendapatkan
resistensi, baik dari kalangan Muhammadiyah sendiri maupun dari
kalangan gerakan mahasiswa yang lain, terutama Himpunan
Mahasiswa Islam (HML). Di kalangan Muhammadiyah sendiri pada
awal munculnya gagasan pendirian IMM terdapat anggapan bahwa
IMM belum dibutuhkan kehadirannya dalam Muhammadiyah, karena
Pemuda Muhammadiyah dan Nasyiatul Asyiyah masih dianggap
cukup

mampu

untuk

mmewadahi

mahasisswa

dari

kalangan

Muhammadiyah.
Di samping itu, resistensi terhadap ide kelahiran IMM pada
awalnya juga disebabkan adanya hubungan dekat yang tidak
kentara antara Muhammadiyah dengan Himpunan Mahasiswa Islam
(HMI). Hubungan dekat itu dapat dilihat ketika Lafran Pane mau
menjajagi pendirian HMI. Dia bertukar pikiran dengan Prof. Abdul
Kahar Mudzakar (Tokoh Muhammadiyah) dan beliau setuju. Pendiri
HMI yang lain ialah Maisarah Hilal (cucu K.h Ahmad Dahlan) yang
juga seorang aktivis di Nasyiatul Aisyiyah.
Bila asumsi itu benar adanya, maka hubungan dekat itu
selanjutnya sangat mempengaruhi perjalanan IMM, karena dengan
demikian Muhammadiyah saat itu beranggapan bahwa pembinaan
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 9

dan pengkaderan mahasiswa Muhammadiyah bisa dititipkan melalui


HMI (Farid Fathoni, 1990:94). Pengaruh hubungan dekat tersebut
sangat besar bagi kelahiran IMM. Hal ini bisa dilihat dari perdebatan.
Tentang kelahiran IMM. Pimpinan Muhammadiyah di tingkat lokal
seringkali

menganggap

bahwa

kelahiran

IMM

saat

itu

tidak

diperlukan, karena sudah terwadaih dalam Pemuda Muhammadiyah


dan Nasyiatul Asyiyah, serta HMI yang sudah cukup eksis dan
mempunyai

pandangan

ideologis

yang

sama.

Pimpinan

Muhammadiyah pada saat itu lebih menganak emaskan HMI dari


pada IMM. Hal ini terlihat jelas dengan banyaknya pimpinan
Muhammadiyah , baik secara pribadi maupun kelembagaan, yang
memberikan dukungan pada aktivitas HMI. Di kalangan Pemuda
Muhammadiyah juga terjadi perdebatan yang cukup sengit seputar
kelahiran IMM. Perdebatan seputar kelahiran IMM tersebut cukup
beralasan, karena sebagian pimpinan baik di Muhammadiyah,
Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Asyiyah, serta amal-amal usaha
Muhammadiyah adalah kader-kader yang dibesarkan di HMI.
Setelah mengalami polemik yang cukup serius tentang
gagasan untuk mendirikan IMM, maka pada tahun 1956 polemik
tersebut mulai mengalami pengendapan. Tahun 1956 bisa disebut
sebagai tahap awal bagi embrio operasional pendirian IMM dalam
bentuk pemenuhan gagasan penghimpun wadah mahasiswa di
lingkungan Muhammadiyah (Farid Fathoni, 1990: 981) .Pertama
pada tahun 1956 Muhammadiyah secara formal membentuk kader
terlembagaan (yaitu BPK). Kedua, Muhammadiyah pada tahun itu
telah bertekad untuk kembali pada identitasnya sebagai gerakan
islam dakwah amar maaruf nahi mungkar (tiga tahun sesudahnya,
1959 dikukuhkan dengan melepaskan diri dari komitmen politik
dengan Masyumi, yang berarti bahwa Muhammadiyah tidak harus
mengakui bahwa satu-satunya organisasi mahasiswa Islam di
Indonesia adalah HMI). Ketiga perguruan tinggi Muhammadiyah
telah

banyak

didirikan.

Keempat,

Keputusan

Mukhtamar

Muhammadiyah bersamaan Pemuda Muhammadiyah tahun1956 di


Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 10

Palembang

tentang

menghimpun

pelajar

dan

mahasiswa

Muhammadiyah agar kelak menjadi Pemuda Muhammadiyah atau


warga Muhammadiyah yang mampu mengembangkan amanah.
Baru
pada
tanggal
1961
menjelang
Mukhtamar
Muhammadiyah Setengah Abad di Jakarta, diselenggarakan Kongres
Mahasiswa Universitas Muhammadiysh di Yogyakarta (saat itu
Muhammadiyah sudah mempunyai perguruan tinggi sebanyak
sebelas buah yang tersebar di berbagai kota). Pada saat itulah,
gagasan untuk mendirikan IMM digulirkan sekuat-kuatnya. Keinginan
tersebut

ternyata

tidak

hanya

dari

mahasiswa

Universitas

Muhammadiyah, tetapi juga dari kalangan di berbagai Universitas


non- Muhammadiyah. Keinginan kuat tersebut tercermin dari
tindakan para tokoh muda Muhammadiyah untuk melepaskan
Departemen Kemahasiswaan di lingkungan Pemuda Muhammadiyah
untuk berdiri sendiri. Oleh karena itu, lahirlah Lembaga Dakwah
Muhammadiyah yang di koordinasikan oleh Margono (UGM, Ir.),
Soedibyo Markoes (UGM, dr), Raden Saleh (IAIN, Drs), sedangkanide
pembentukan dari Djazman al-kindi (UGM, Drs).
Tahun 1963 dialakukan penjajagan untuk mendirikan wadah
mahasiswa Muhammadiyah secara resmi oleh Lembaga Dakwah
Muhammadiyah dengan di sponsori oleh Djazman al-Kindi yang saat
itu

menjabat

sebagi

Muhammadiyah.

Sekertaris

Dengan

Pimpinan

demikian

Pusat

Pemuda

Lembaga

Dakwah

Muhammadiyah (yang banyak di motori oleh para mahasiswa


Yogyakarta) inilah yang menjadi embiro lahirnya IMM dengan
terbentuknya IMM lokal Yogyakarta.
Tiga
bulan
setelah
penjajagan,
Muhammadiyah

meresmikan

berdirinya

Pimpinan
Ikatan

Pusat

Mahasiswa

Muhammadiyah pada tangagal 29 Syawal 1384 H atau 14 Maret


1964 M. Pendatanganan piagam pendirian Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah dilakukan Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah
saat itu, yaitu K.H. Ahmad Badawi. Resepsi peresmian IMM
dilaksanakan

di

Gedung

Dinoto

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 11

Yogygakarta

dengan

penandatanganan Enam Penegasan IMM oleh K.H. Ahmad Badawi,


yaitu :
1. Menegaskan bahwa IMM adalah gerakan mahasiswa Islam.
2. Menegaskan bahawa KEPEDULIAN Muhammadiyah adalah
landasan perjuangan IMM.
3. Menegaskan bahwa fungsi IMM adalah eksponen mahasiswa
dalam Muhammadiyah.
4. Menegaskan bahwa IMM adalah Organisasi mahasiswa yang
sah dengan mengindahkan segala hukum, undang-undang
peraturan, serta dasar dan falsafah Negara.
5. Menegaskan bahwa ilmu adalah amaliah dan amal adalah
ilmiah.
6. Menegaskan bahwa amal IMM adalah lillahi taala dan
senantiasa diabadikan untuk kepentingan rakyat.
Tugas akhir kehadiran Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
untuk pertama kalinya adalahuntuk membentuk akademisi Islam
yang

berakhlak

mulia

dalam

rangka

mencapai

tujuan

Muhammadiyah. Sedangkan aktivitas IMM pada awal kehadirannya


yang paling menonjol ialah kegiatan keagamaan dan pengkaderan,
sehingga seringkali IMM pada awal kehadirannya disebut sebagai
Kelompok

Pengajian

1990,102).
Adapun

Mahasiswa

maksud

Yogyakarta.

didirikannya

(Farid

Ikatan

Fathoni,

Mahasiswa

Muhammadiyah antara lain adalah sebagai berikut :


1. Turut memelihara martabat dan membela kejayaan
bangsa.
2. Mengakkan dan menunjung tinggi agama Islam.
3. Sebagai
upaya
menopang,
melangsungkan

dan

meneruskan cita-cita pendirian Muhammadiyah.


4. Sebagai pelopor, pelangsung dan penyempurna amal
usaha Muhammadiyah.
5. Membina, meningkatkan, dan memadukan iman dan ilmu
serta

amal

dalam

kehidupan

bangsa,

ummat,

dan

persyarikatan.
Dengan berdirinya IMM lokal Yogyakarta, maka berdiri pulalah
IMM lokal dibeberapa kota lain di Indonesia, seperti : Bandung,
Jember, Surakarta, Jakarta, Medan, Padang, Tuban, Sukabumi,
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 12

Banjarmasin, dan lain-lain. Dengan demikian, mengingat semakin


besarnya arus perkembangan IMM di hampir seluruh kota-kota
universitas, maka dipandang perlu untuk meningkatkan IMM dari
organisasi di tingkat lokal menjadi organisasi yang berskala nasional
dan mempunyai struktur vertikal.
Atas prakarsa pimpinan IMM Yogyakarta, maka bersamaan
dengan Musyawarah IMM se-Daerah Yogyakarta pada tanggal 11-13
Desember

1964

di

selenggarakan

Musyawarah

Nasional

Pendahuluan IMM seluruh Indonesia yang dihadiri oleh hampir


seluruh pimpinan IMM lokal dari berbagai kota. Musyawarah
Nasional tersebut bertujuan untuk mempersiapkan kemungkinan
diselenggarakannya

Musyawarah

Nasional

Pertama

Ikatan

Mahasiswa Muhammadiyah pada bulan April atau Mei 1965.


Musyawarah

Nasional

Pendahuluan

tersebut

menyepakati

penunjukan pimpinan IMM Yogyakarta sebagai Dewan Pimpinan


Pusat Sementara IMM (dengan Djazman al-Kindi sebagai Ketua dan
Rosyad

Saleh

sebagai

Sekretaris)

sampai

diselenggarakannya

Musyawarah Nasional Pertama di Solo.


Dalam Musyawarah Pendahuluan tersebut juga disahkan atas
IMM yang tersusun dalam Enam Penegasan IMM, Anggaran Dasar
dan Anggaran Rumah Tangga IMM. Gerak Arah IMM, serta berbagai
konsep lainnya. Termasuk lambang IMM, rancangankerja bentuk
kegiatan lain-lain.
PRINSIP DASAR ORGANISASI
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah gerakan mahasiswa
Islam yang bergerak dibidang keagamaan, kemasyarakatan, dan
kemahasiswaan. Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya
akademisi Islam yang berakhlak mulia dalam rangka mencapai
tujuan Muhammadiyah.
Dalam

mencapai

tujuan

tersebut,

Muhammadiyah melakukan beberapa upaya


berikut :
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 13

Ikatan

Mahasiswa

strategis

sebagai

1. Membina

para

anggota

menjadi

kader

persyarikatan

Muhammadiyah kader umat, dan kader bangsa, yang


senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.
2. Membina para anggotanya untuk selalu tertib dalam
ibadah,

tekun

dalam

studi

dan

mengamalkan

ilmu

pengetahuannya untuk melaksanakan ketaqwaannya dan


pengabdiannya kepada Allah SWT.
3. Membantu para anggota khusus dan mahasiswa pada
umumnya dalam menyelesaikan kepentingannya.
4. Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah
Islam dan dakwah amar maruf nahi munkar kepada
masyarakat khususnya masyarakat mahasiswa.
5. Segala usaha yang tidak menyalahi azas, gerakan dan
tujuan organisasi dengan mengindahkan segala hukum
yang berlaku dalam Republik Indonesia.
JARINGAN STRUKTURAL IMM
Susunan organisasi IMM dibuat secara berjenjang dari tingkat
Dewan Pimpinan Pusat, Dewan Pimpinan Daerah, Pimpinan Cabang
dan Komisariat. Dewan Pimpinan Pusat adalah tingkat pimpinan
tertinggi di IMM yang menjangkau ruang lingkup Nasional. Dewan
Pimpinan Daerah adalam pimpinan organisasi yang menjangkau
suatu kesatuan wilayah tertentu yang terdiri dari cabang-cabang
IMM. Pimpinan Cabang adlah pimpinan organisasi yang menjangkau
satu kesatuan komisariat IMM. Komisariat IMM adalah kesatuan
anggota-anggota IMM dalam sebuah fakultas di perguruan tinggi
atau kelompok tertentu. Saat ini, Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
telah menjangkau seluruh wilayah Indonesia.
IDENTITAS
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

Bismillahirrohmaanirrohiim
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 14

Untuk

terus

mengembangkan

hidup

dan

kehidupan

ikatan

mahasiswa muhammadiyah beserta amal geraknya maka perlu


ditegaskan identitas imm sebagai berikut :
1. Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah adalah : organisasi kader yang
bergerak

dibidang

keagamaan

kemasyarakatan

dan

kemahasiswaan dalam rangka mencapai tujuan muhammadiyah.


2. Sesuai dengan Muhammadiyah memantapkan gerakan dakwah
ditengah-tengah masyarakat khususnya dikalangan mahasiswa.
3. Setiap anggota IMM harus mampu memadukan kemampuan ilmiah
dan akidahnya.
4. Oleh karena setiap anggota harus tertib dalam ibadah, tekun dalam
studi

dan

mengamalkan

ilmunya

untuk

menatalaksanakan

ketaqwaan dan pengabdiannya kepada Allah SWT.

PENJELASAN IDENTITAS IMM


1. Pengalaman

sejarah

mengajarkan

kepada

kita

bahwa

suatu

organisasi didalam melintasi perjalanan hidupnya akan bergerak


secara

mantap

apabila

identitas

atau

kepribadiannya

atau

Syahsyiahnya tampak jelas dan tegas.


Selama identitas itu masih kabur maka rasio de-etre dari
organisasi itu akan tetap dipersoalkan, yakni apakah organisasi itu
mampu menjawab tantangan zamannya atau tidak. Selain itu juga
masih dipersoalkan apakah organisasi itu dengan identitasnya
assuch benar- benar dikembangkan untuk merealisir idea yang
menyertai kelahirannya.
Hal seperti ini berlaku pula dengan ikatan kita, yang bertujuan
membentuk

akademis

islam

dalam

rangka

mencapai

tujuan

Muhammadiyah. Untuk mengembangkan hidup dan kehidupan IMM,


maka perlu identitas dirumuskan dalam suatu formulasi yang jelas,
namun harus selalu diingat bahwa identitas ini harus inherent dalam
tubuh ikatan Mahasiswa Muhammadiyah sejak ia lahir ditengahtengah masyarakat Indonesia.
Dalam pada itu harus diingat pula, dengan adanya identitas imm
yang telah dirumuskan diatas sama sekali tidak terkandung makna
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 15

bahwa IMM memiliki kepribadian yang berbeda dengan kepribadian


Muhammadiyah, sehingga seolah olah memiliki kepribadian ganda.
Kepribadian

Muhammadiyah

adalah

secara

concurent

juga

kepribadian IMM, akan tetapi karena fungsi IMM sebagai eksponen


mahasiswa dalam tubuh Muhammadiyah memiliki ciri khusus. Dan
sebagai Ikatan dari Mahasiswa Muhammadiyah dari perkumpulan
mahasiswa lainnya. Ciri-ciri khusus yang membedakannya dari
organisasi mahasiswa lain itulah yang dirumuskan dalam identitas
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM).
2. Dalam gerak perjuangan di dalam keagamaan, kemasyarakatan dan
kemahasiswaan untuk mencapai tujuan Muhammadiyah, IMM telah
meletakan beberapa dasar falsafah. Bagi IMM dasar falsafah yang
dipegang adalah :
a. Semua amal geraknya harus diabdikan untuk Allah semata.
b. Keikhlasan harus senantiasa menjadi landasan geraknya
c. Ridho Allah SWT. Harus senantiasa menjadi ghayah terakhirnya,
karena tanpa ridhonya, tidak akan pernah ada sesuatu hasil yang
bisa dicapainya.
d. Tenaga perbuatan (power of action) sangatlah menentukan
karena nasib kita akan banyak tergantung akan usaha dan
perbuatan kita sendiri.
e. Falsafah Al-Ghayatu yabarirru al- washilah atau apa yang disebut
the oad justifies the means haruslah disingkirkan jauh-jauh
karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.
Walaupun dasar perjuangan diatas bisa juga Sianggap sebagai
dasar perjuangan muslim pada umumnya namun, toh perlu kita
tekankan mengingat banyak orang muslim yang sering berjuang
kehilangan arah disamping untuk mencegah dan mengingatkan IMM
agar jangan sampai jatuh ke jurang hipokrisi. Sementara itu pula
apabila dasar falsafah perjuangan seperti dituntunkan agama islam
tersebut kita pegang benar-benar, maka penyakit hubbur riyasah
dan hubbuliyah yang sering menjadi fenomena umum di kalangan
kita ummat islam bisa kita atasi. Kita seringkali melipat kelesuan
jalan

roda

organisasi

dan

perkumpulan-perkumpulan

hanya

disebabkan pimpinan yang diperebutkan akibat adanya semacam


Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 16

perbenturan ambisi diantara para pemimpin. Insya Allah bagi IMM


seperti hal demikian tidak boleh terjadi karena tujuan akhir
perjuangan kita sekali lagi adalah ridho Allah dan bukan selainnya.
Keikhlasan berjuangan memang sengaja kita tekankan, karena itu
merupakan pokok bagi keberhasilan usaha kita, disamping itu selalu
menjadi benteng yang kuat terhadap penyakit-penyakit patah
semangat, frustasi, apatisme, dan lain-lain. Kiranya sangat baik
rangkaian kata-kata berikut selalu kita ingat.
-

Semua orang hakikatnya mati, kecuali beriman.


Semua orang yang berilmu akan bingung kecuali mereka yang

beramal.
Seorang yang beramal akan menjadi tanpa arah kecuali mereka

yang ikhlas.
3. IMM adalah organisasi kader, jadi bukan organisasi masa. Pengertian
IMM sebagai organisasi kader harus ditafsirkan bahwa setiap
Mahasiswa yang menjadi anggota IMM tidak cukup hanya dengan
memahami dan menyetujui AD dan ART IMM saja akan tetapi citacita

dan

program

organisasi

serta

selalu

berusaha

untuk

melaksanakan tuntutan-tuntutannya.
Disamping pengertian yang demikian, maka terkandung pula
bahwa IMM sebagai organisasi kader sebagai penggerak masa,
yakni massa angkatan muda Islam pada umumnya dan angkatan
muda Muhammadiyah pada khususnya. Konsekuensi logis dari
watak

organisasi

kader

yang

demikian

adalah

mutlaknya

pelaksanaan konsolidasi, kaderisasi dan kristenisasi yang bagi IMM 3


K merupakan organisasi

Pourtujuor atau kegiatan rutin bagi

dirinya. Selain itu pengertian IMM sebagai kader Muhammadiyah


yakni intelegensia atau ulama yang akan menjadi tulangpunggung
dari pergerakan, dilingkungan Muhammadiyah IMM adalah pelopor,
pelangsung dan pelaksana amal usaha Muhammadiyah.
4. Sifat dari pada gerakan IMM adalah sama dengan Muhammadiyah,
yakni gerakan dawah Islam (amar maruf nahi munkar). Sudah
barang tentu usaha serta perjuangannya adalah sesuai dengan
keadaan / kadar kemampuannya.dalam usaha-usaha yang besar, ,
ia harus menggabungkan kekuatannya dengan Muhammadiyah,
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 17

bahkan

kadang-kadang

harus

sudah

puas

menjadi

kekuatan

suplementer bagi Muhammadiyah. Pola-pola gerakan IMM pada


pokoknya juga sama dengan perjuangan Muhammadiyah yakni :
a. Pembnaan aqidah
b. Penyebar luas Ilmu dan ajaran islam
c. Penyatalaksana amalan-amalan Islam
Dalam pada itu, oleh karena banyak diantara kita yang sering
mempersoalkan kedudukan polotik dalamrangka perjuangan kita
maka soal ini haruslah kita jelaskan. Memisahkan dengan tajam
antara politik dengan dakwah atau bahkan mempertentangkannya
dan meletakkan politik dalam satu Ekstrema
ekstrim

dan dakwah dalam

yang lain adalah keliru. Hubungan antara politik

dan

dakwah bagi IMM bisalah kita katakan sebagai hubungan antara


cabang dengan pokoknya. Selain itu, politik adalah salah satu
daripada

bidang-bidang

dakwah

(seperti

pendidikan,

tabligh,

kesejahteraan, dan lain-lain ) maka semua gerakan yang bersifat


politik perlu kita jelaskan mengingat banyak anggota IMM

yang

menganggap bidang politik sebagai setrum perjuangan utama.


Kemudian IMM dalam meletakan sasaran perjuangan

lebih

mengutamakan golongan-golongan masyarakat yang berada di luar


tubuh ummat Islam walaupun regenerasi dan reyuvenasi ajaranajaran Islam bagi umat (Umat Ijabah) adalah penting sekali akan
tetapi sasaran-sasaran diluar tubuh umat Islam dianggap penting.
Kita sering merasakan bahwa sudah terlalu banyak saudara-saudara
kita yang menjadikan umat Islam sendiri sebagai sasaran utama
perjuangan, yang karena kekhilafan kekhilafan strategi maupun
taktis sering memperoleh sebaliknya seperti apa yang diharapkan
semula.
5. Setiap anggota IMM harus sanggup memadukan kemampuan
ilmiahnya dan aqidah

Islam. Penjelasan dari

pengertian ini ialah

bahwa selama studi setiap anggota IMM harus berusaha mencapai


kemampuan ilmiah di bidang

masing-masing sebaik mungkin.

Sambil mengintegrasikan kemampuan ilmiah itu dengan akidah


guna mempersiapkan perjuangan yang sesungguhnya (yakni lebih
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 18

berat) akan tetapi di masa Post Study

atau setelah berakhirnya

kuliah.
Kemampuan yang dipadukan dengan aqidah yang kokoh
kiranya akan menentukan penyelamatan Islam di jaman modern ini.
Hampir

kebanyakan

ulama

berpendapat

bahwa

salah

satu

permasalahan sentral yang dihadapi dunia modern sekarang ini


adalah bagaimana menyelamatkan Islam dan umatnya dari serbuan
isme-isme, kultur dan peradaban umat Islam terutama yang Datang
Dari Barat. Biasanya masyarakat Islam dalam menghadapi serbuan
itu terpecah menjadi menjadi tiga golongan :
Petama kaum konservatif, yang berpendirian bahwa umat Islam
bias menyelamatkan dirinya dari pengaruh non Islam asal mau
tetap berpegang teguh pada nilai-nilai tradisional yang sudah
ada. Demikian pula gaya dan cara yang sudah established harus
tetap diawetkan. Karena dengan (hanya) inilah kemurnian Islam
-

bias dijaga.
Kedua kaum modernis yang beranggapan bahwa karena umat
Islam sudah ketinggalan zaman dibandingkan dengan bangsabangsa barat. Maka untuk mengejar ketinggalan itu, satu-satunya
jalan adalah dengan mengabsorber kultur Barat dari semua segiseginya. Mudah kita bayangkan kaum modernis kehilangan
identitasnya sebagai muslim kendatipun masih mendakwaan

dirinya sebagai orang muslim tulen.


Ketiga, kaum reinasance yang berkeyakinan bahwa Islam pasti
bisa menjawab persoalan-persoalan zaman asalkan ummat Islam
sendiri sanggup menegakan Islam secara konsekuen. Kelompok
ini berbeda dengan kelompok pertama yang picik memandang
penyelamat umat Islam hanya dengan jalan isolasionalisme, juga
berbeda dengan kelompok kedua yang tenggelam dalam kultur
barat da sudah dis oriented dari dasar-dasar Islam. Akan tetapi
sebaliknya kaum reinasance selalu berusaha menerjemahkan
ajaran

ajaran

Islam

menjadi

realistis

di

tengah-tengah

masyarakat modern, tidak bersifat isolative dan tidak perlu apriori


menerima menolak kultur Barat.
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 19

Mereka menerima beberapa segi dari peradaban modern


misalnya teknologi, komunikasi dan lain-lain. Pada umumnya bias
kita katakana bahwa kaum reinasance ini bersifat menjembatani
antara kaum konservatif dan kaum modernis saraya mengambil
nilai-nilai positif. Namun, juga kita harus akui usaha-usaha kaum
reinasance dalam bentuk banyak hal belum bias kita katakana
berhasil sepenuhnya. Rintangan-rintangan yang dihadapi oleh kaum
reinasance cukup banyak. Untuk menjadi reinasance itulah anggota
IMM harus mampu berusaha memadukan aqidah dan kemampuan
Ilmiahnya yakni secara berimbang dengan intelektualitasnya.
Meskipun masih panyak dialami perjuangan kaum reinasance
untuk menyelenggarkan revival Islam harus kita jadikan perjuangan
IMM pila, terlebih lagi dalam masa post studinya. Jadi keharusan
setiap anggota IMM untuk tertib beribadah, tekun dalam studi , dan
mengamalkan Ilmunya guna memanivestsikan ketakwaan dan
pengabdian kepada Allah SWT. Terutama di dalam shalat harus
benar-benar dijaga waktunya dan senantiasa berjamaah . Kita harus
sanggup melenyapkan kenyataan yang begitu ironis di lingkungan
kita yakni banyak orange Islam berbicara tentang perjuangan Islam,
tentang masyarakat islam , tentang ideology Islam dan berbagai
macam serba Islam, akan tetapi mereka dalam kehidulan sehariharinya mengabaikan sholat sebagai tiang agama. Orang-orang
seperti ini justru meremehkan factor terpenting yang menentukan
baik-buruknya hasil studi, atau perjuangan Islam hanya izin dan
Ridho Allah SWT. Tekun dalam studi kiranya cukup jelas, IMM tidak
mengaharapkan studi anggota-anggotanya terlambat atau berlarutlarut apalagi kalau kesibukan dalam organisasi menjadi sandaran
atau dasar, mengingat bahwa IMM dipersilahkan untuk perjuangan
di masa mendatang, studi yang berkepanjangan tidak menentu
tidak sesuai dengan maksud yang sebenarnya.
PENGKADERAN DALAM IMM

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 20

1. Maksud dan tujuan pengkaderan IMM


1.1 Pengkaderan IMM dimaksud sebagai usaha yang dilakukan
secara sadar dan sistematis agar para anggota IMM dapat
dikembangkan semaksimal mugkin dengan segala potensi, bakat
yang dimilikinya dan mendayagunakan segala kemampuan yang
dimilikinya secara efektif dan efisien untuk mencapai tujuan
organisasi.
1.2 Tujuan Pengkaderan

Ikatan

adalah

merupakan

tujuan

organisasi yaitu Terbentuknya Akademisi Islam untuk Mencapai


Tujuan Muhammadiyah
2. Arah pengkaderan IMM adalah merupakan proyeksi dari pada tujuan
pengkaderan itu sendiri, yaitu Demensi pengaderan dan Demesi
dakwah/ perjuangan.
3. Struktur pengaderan terdiri dari :
- Jenis pengkaderan
- Lembaga pengkaderan, dan
- Jenjang pengkaderan
4. Jenis Pengkaderan
4.1 Pengkaderan Umum ( Formal)
4.1.1 Darul Arqam Dasar ( DAD)
4.1.2 Darul Arqam Madya (DAM)
4.1.3 Darul Arqam Paripurna (DAP)
4.2 Pengkaderan khusus (non formal)
4.2.1 Penataran
4.2.1.1 Penataran Manajemen Perkantoran
4.2.1.2 Penataran Jurnalistik
4.2.1.3 Penataran Kepemimpinan
4.2.2 Kursus
4.2.2.1 Kursus manajemen perubahan social
4.2.2.2 Kursus masalah kewanitaan
4.2.2.3 Coaching Instruktur Daerah
4.2.2.4 Coaching Instruktur Pusat
4.3 Pengembangan
4.3.1 Pra Kader
Merupakan proses pengkaderan sebelum memasuki
pengkaderan

itu

sendiri

berfungsi

sebagai

forum

pengenalan antara anggota yang masuk dengan IMM.


Forum penggembira, forum dialog, pemecah masalah ,
forum bertanya yang kemudian disebut dengan MASTA
yaitu masa taaruf.
4.3.2 Dekade Dasar

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 21

Proses
mengalami

pengkaderan

agar

para

Sindrom Kepemimpinan

pimpinan

tidak

yaitu setelah jadi

Pemimpin tidak mau meninggalkan kedudukannya karena


tidak mengetahui apa yang dapat diperbuat, serta untuk
mengembangkan dari anggota yang mempunyai kelebihan
tertentu baik dalam hal bakat, keterampilan, dan lainlainnya.
Dekade Kadermeliputi :
a. Penokohan sesuai dengan bakat, kemampuan dan
keahlian
b. Penempatan

pada

tempat-tempat

tertentu

yang

memungkinkan dia dapat mengembangkan karier lebih


pesat

(di

Muhammadiyah

pada

berbagai

Amal

usahanya, lembaga social, san keagamaan lainnya).


c. Pengiriman ke berbagai organisasi lainnya.
d. Pendidikan lebih lanjut di luar ikatan (mengikuti
Seminar, sekolah di luar Negeri, dan lainnya)
5. Lembaga Pengkaderan
5.1 DAD
adalah
training
milik
cabang,
tetapi

dalam

pelaksanaannya ditangani oleh Pimpinan Komisariat.


5.2 DAM
adalah
training
milik
cabang
dimana

dalam

pelaksanaannya dilakukan oleh pimpinan cabang.


5.3 DAP Adalah traning milik daerah
dalam pelaksanaannya
dilakukan oleh Pimpinan Daerah.
5.4 Latihan Khusus adalah
training milik DPP yaitu tentang
training

instruktur

dan

kepemimpinan

khusus

dimana

pelaksanaannya atas kebijaksanaan DPP.


6. Sasaran Pembinaan Kaderisasi
6.1 Pembinaan fisik
6.2 Pembinaan Aqidah/ Akhlak
6.3 Pembinaan Intelektualitas
6.4 Pembinaan Sikap Mental
6.5 Pembinaan Keterampilan
7. Metode
7.1 Physical training, yaitu mengatur dan membiasakan hidup
sehari-hari secara tertib dan teratur.
7.2 Latihan-Latihan Ibadah
7.3 Kuliah Penelitian, praktek kerja lapangan.
8. Materi Training
8.1 Keagamaan dan Ke-Muhammadiyahan
8.2 Pengetahan social, politik dan budaya
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 22

8.3
8.4
8.5
8.6

Peningkatan kualitas kepemimpinan


Kemampuan teknik
Proyek operasi
Pembinaan Fisik dan mental

ANGGARAN DASAR
IKATAN MAHASISWA MUHAMMADIYAH

BAB I
NAMA, WAKTU DAN KEDUDUKAN
Pasal 1

Organisasi ini bernama Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah disingkat IMM adalah gerakan
mahasiswa Islam yang beraqidah Islam bersumber Alquran dan As-sunnah.

Pasal 2

IMM didirikan pada tanggal 29 Syawal 1384 H bertepatan dengan 14 Maret 1964 M di
Yogyakarta untuk waktu yang tidak terbatas.

Pasal 3
1. Tempat kedudukan IMM adalah di tempat kedudukan Dewan Pimpinan Pusatnya.
2. Tempat kedudukan Dewan Pimpinan Pusatnya seperti tersebut pada ayat 1 adalah di
Ibukota Negara Republik Indonesia.

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 23

BAB II
ASAS, GERAKAN DAN TUJUAN
Pasal 4
Organisasi ini berasas Islam.
Pasal 5
IMM adalah gerakan mahasiswa Islam yang bergerak di bidang keagamaan, kemasyarakatan
dan kemahasiswaan.
Pasal 6
Tujuan IMM adalah mengusahakan terbentuknya akademisi Islam yang berakhlak mulia
dalam rangka mencapai tujuan Muhammadiyah.

BAB III
USAHA
Pasal 7
1. Membina para anggotanya menjadi kader persyarikatan Muhammadiyah, kader umat
dan kader bangsa yang senantiasa setia terhadap keyakinan dan cita-citanya.
2. Membina para anggotanya untuk selalu tertib dalam ibadah, tekun dalam studi dan
mengamalkan ilmu pengetahuannya untuk melaksanakan ketaqwaannya dan
pengabdiannya kepada Allah SWT.
3. Membantu para anggota khususnya dan mahasiswa pada umumnya dalam
menyelesaikan kepentingannya.
4. Mempergiat, mengefektifkan dan menggembirakan dakwah Islam dan dakwah amar
maruf nahi munkar kepada masyarakat teristimewa masyarakat mahasiswa.

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 24

5. Segala usaha yang tidak menyalahi asas, gerakan dan tujuan organisasi dengan
mengindahkan segala hukum yang berlaku dalam negara Republik Indonesia
BAB IV
ORGANISASI
Pasal 8
Keanggotaan
1. Anggota IMM terdiri dari :
a. ANGGOTA BIASA, ialah mahasiswa Islam yang menyetujui asas dan tujuan
IMM.
b.

ANGGOTA LUAR BIASA, ialah alumni IMM yang tetap setia kepada IMM
dan Muhammadiyah.

c. ANGGOTA KEHORMATAN, ialah orang-orang yang dipandang berjasa


mengembangkan dan melestarikan IMM.
2. Peraturan dan syarat keanggotaan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 9
Susunan Organisasi

Susunan Organisasi Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) terdiri dari :


1. KOMISARIAT, ialah kesatuan anggota dalam suatu Fakultas/Akademi atau tempat
tertentu.
2. CABANG,

ialah

kesatuan

Komisariat-Komisariat

Kabupaten/Kota atau daerah tertentu.


Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 25

dalam

suatu

daerah

3. DAERAH, ialah kesatuan Cabang-Cabang dalam suatu Propinsi. 4. PUSAT, ialah


kesatuan Daerah-Daerah dalam Negara Rebuplik Indonesia.

Pasal 10
Pimpinan
1. Pimpinan Komisariat
Pimpinan Komisariat adalah pimpinan tertinggi dalam komisariatnya yang memimpin
dan melaksanakan kepemimpinan di atasnya, peraturan-peraturan dan keputusan
organisasi dalam lingkungannya.
Anggota Pimpinan Komisariat sekurang-sekurangnya 5 (lima) orang untuk masa
jabatan 1 (satu) tahun.
Ketua Pimpinan Komisariat karena jabatannya menjadi wakil Pimpinan Cabang di
komisariatnya.
2. Pimpinan Cabang
Pimpinan Cabang adalah pimpinan tertinggi dalam Cabangnya yang memimpin dan
melaksanakan kepemimpinan di atasnya, peraturan-peraturan dan keputusankeputusan organisasi kepada komisariat-komisariat di lingkungannya.
Anggota Pimpinan Cabang sekurang-sekurangnya 9 (sembilan) orang untuk masa
jabatan 1 (satu) tahun.
Untuk mewakili kepentingan-kepentingan Cabang serta mengatur kerjasama antara
Pimpinan Komisariat dalam suatu Perguruan Tinggi/Universitas/Institut, Pimpinan
Cabang dapat membentuk Koordinator Komisariat (KORKOM) yang ketentuan dan
syaratnya menyesuaikan dengan kebutuhan masing-masing pimpinan cabang.
Ketua Pimpinan Cabang karena jabatannya menjadi wakil Dewan Pimpinan Daerah di
daerahnya.
3. Dewan Pimpinan Daerah
Dewan Pimpinan Daerah adalah pimpinan tertinggi dalam daerahnya yang memimpin
dan melaksanakan kepemimpinan di atasnya, peraturan-peraturan dan keputusankeputusan organisasi dalam lingkungannya.
Anggota Dewan Pimpinan Daerah sekurang-sekurangnya 9 (sembilan) orang untuk
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 26

masa jabatan 2 (dua) tahun.


Ketua Dewan Pimpinan Daerah karena jabatannya menjadi wakil Dewan Pimpinan
Pusat di daerahnya.
4. Dewan Pimpinan Pusat adalah pimpinan tertinggi yang memimpin organisasi, terdiri
dari sekurang-kurangnya 9 (sembilan) orang, yang dipilih dan ditetapkan oleh
Muktamar untuk masa jabatan 2 (dua) tahun.

Pasal 11
Pergantian dan Pemilihan Pimpinan
1. Pergantian Pimpinan dilaksanakan pada setiap musyawarah tertinggi di masingmasing tingkat pimpinan.
2. Pemilihan pimpinan diatur dalam Anggaran Rumah Tangga.

Pasal 12
Permusyawaratan
1. Permusyawaratan terdiri dari :
a. MUKTAMAR, ialah permusyawaratan tertinggi dalam organisasi yang diikuti
oleh anggota Dewan Pimpinan Pusat, utusan-utusan Dewan Pimpinan Daerah,
utusan-utusan Pimpinan Cabang.
b. TANWIR, ialah permusyawaratan tertinggi dalam organisasi di bawah
Muktamar yang diikuti oleh Dewan Pimpinan Pusat, utusan-utusan Dewan
Pimpinan Daerah untuk membicarakan kepentingan-kepentingan organisasi
yang tidak dapat ditangguhkan sampai berlangsung Muktamar, diadakan
sekurang-kurangnya 1 (satu) kali dalam satu periode.

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 27

c. MUKTAMAR LUAR BIASA, ialah permusyawaratan yang diadakan untuk


membicarakan masalah yang mendesak yang tanwir tidak berwenang
memutuskannya dan tidak dapat ditangguhkan sampai Muktamar.
d. MUSYAWARAH DAERAH, ialah permusyawaratan tertinggi dalam Daerah,
yang diikuti oleh anggota Dewan Pimpinan Daerah, utusan-utusan Pimpinan
Cabang, dan utusan-utusan Pimpinan Komisariat diadakan 2 (dua) tahun
sekali.
e. MUSYAWARAH CABANG, ialah permusyawaratan tertinggi dalam Cabang
yang diikuti oleh anggota Pimpinan Cabang dan Pimpinan Komisariat dan
seluruh anggota, diadakan 1 (satu) tahun sekali.
f. MUSYAWARAH KOMISARIAT, ialah permusyawaratan tertinggi dalam
Komisariat yang diikuti oleh Pimpinan Komisariat dan seluruh anggota,
diadakan 1 (satu) tahun sekali.
2. Keputusan
a. Musyawarah dapat berlangsung dengan tidak memandang jumlah yang hadir,
asal yang berkepentingan telah diundang secara sah.
b.

Keputusan musyawarah diusahakan dengan suara bulat. Apabila terpaksa


diadakan pemungutan suara, maka keputusan diambil dengan suara terbanyak
mutlak.

c.

Keputusan Muktamar berlaku setelah disetujui oleh Pimpinan Pusat


Muhammadiyah, disyahkan dan ditanfidzkan Dewan Pimpinan Pusat IMM.

d.

Keputusan Musyawarah Daerah berlaku setelah disetujui oleh Pimpinan


Wilayah Muhammadiyah, disyahkan oleh Dewan Pimpinan Pusat IMM, dan
ditanfidzkan oleh Dewan Pimpinan Daerah IMM.

e.

Keputusan Musyawarah Cabang berlaku setelah disetujui oleh Pimpinan


Daerah Muhammadiyah, disyahkan oleh Dewan Pimpinan Daerah IMM, dan
ditanfidzkan oleh Pimpinan Cabang IMM.

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 28

f.

Keputusan Musyawarah Komisariat berlaku setelah disyahkan oleh Pimpinan


Cabang IMM, dan ditanfidzkan Pimpinan Komisariat IMM.

BAB V
KEUANGAN
Pasal 13
Keuangan organisasi diperoleh dari :
1. Uang Pangkal dan Iuran.
2. Sumber-sumber lain yang halal dan tidak mengikat.

BAB VI
ANGGARAN RUMAH TANGGA
Pasal 14

1. Hal-hal yang belum diatur dalam Anggaran Dasar, akan diatur dalam Anggaran
Rumah Tangga.
2. Anggaran Rumah Tangga dapat diubah oleh Dewan Pimpinan Pusat dengan tidak
menyalahi Anggaran Dasar, kemudian disyahkan oleh Tanwir dan atau Muktamar.

BAB VII
PERUBAHAN ANGGARAN DASAR

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 29

Pasal 15

Anggaran Dasar hanya dapat diubah oleh Muktamar dan perubahannya sah apabila
diputuskan dengan suara sekurang-kurangnya dua pertiga dari jumlah anggota Muktamar
yang hadir, yang memang sengaja diundang untuk membicarakan perubahan Anggaran Dasar.

BAB VIII
Pembubaran
Pasal 16

1. Pembubaran

IMM

menjadi

wewenang

kedaulatan

Muktamar,

berdasarkan

kesepakatan bersama.
2. Setelah Imm dibubarkan segala kewajiban dan asset menjadi tanggung jawab
Muhammadiyah.
BAB IX
PENUTUP
Pasal 17
Anggaran Dasar ini menjadi pengganti Anggaran Dasar sebelumnya, dan telah disyahkan
oleh Muktamar XII di Ambon, Maluku pada tanggal 12 15 Mei 2006 M, dan mulai berlaku
sejak disahkan oleh Pimpinan Pusat Muhammadiyah. Ditetapkan di Ambon, Maluku Tanggal
15 Rabiul Akhir 1427 H Bertepatan dengan tanggal 14 Mei 2006 M.

ATRIBUT IKATAN MAHASISWA


MUHAMMADIYAH (IMM)
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 30

1. Bentuk Lambang

2. Arti Lambang
a. Perisai Pena
Berarti, sebagai lambing orang yang menuntut Ilmu, Berlapis
tiga maknanya Iman, Islam, dan Ikhsan. Atau Iman, Ilmu dan
Amal.
b. Warna
Hitam : Bermakna ketabahan dan keadilan
Kuning: Bermakna kemuliaan tujuan
Merah : Bermakna keberanian alam berfikir, berbuat dan
bertanggung jawab.
Hijau : Bermakna kesejahteraan
Putih : Bermakna Kesucian
c. Gambar
Sinar Matahari
: Adalah Lambang Muhammadiyah
Melati
: Bermakna bahwa IMM itu sebagai kaderkader muda Muhammadiyah (Hijau) dalam pitanya bertuliskan
Fastabikul Khairaat
d. Tulisan IMM
Adalah singkatan dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
(berwarna putih)

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 31

STRUKTUR PANITIA MASA TAARUF DAN PKK


Pelindung

: Ketua STIKes Muhammadiyah Gombong

Penanggung Jawab : WK III dan WK IV


Steering Committee

: Amalia Misgi Briliana

: Endah Setiyaningsih
Organizing Committee
Ketua

:
Teguh Tendi Hermawan
Anggar Nardiansah

Sekretaris

: Nur Khoiriyah Solikhin


Punti Bela Antika

Bendahara

: Arum Faradina
Siti Maria Ufah

Divisi - divisi
acara

: Rizal Subekti
Ani Susanti
Uji Setiati
Imam Kurniawan

Humas

:
Tres Damayanti
Ludi Nur Kurniawan

Perlengkapan

: Ammar Sholeh
Eka Nanda Murfiantono
Cahya Aminah
Sigit Priyadi
Yahya abathihim
Muslihin

Dekdok

:
Tri Listi
Rizka Yohana

Konsumsi

:Nur Zaadah
Ani Setiani Rizki
Epi Nurbaeti
Tri Imroah Fatonah

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 32

Keamanan

: Arif Purnomo
Wahyudi Candra
Wahyu Nitasari
Abdurahman Ismoyo Dewo
Firman Hidayat
Mustika Diyah F. Kh

Kesehatan

: Dwi Ariantika
Novi Khasanah
Diana Mei Astuti
Ana Nur Hidayat

Wali Khafilah :
1. Devi Rahayu dan Nining Yulianingsih - K.H. Ahmad Dahlan
2. Arum Dwi dan Sri Wahyuningsih - A. R. Fakhruddin
3. Nurul Fadhilah dan Intang Widyowati- K. H. Hisyam
4. Devia Famela dan Rizki Pawitrasari - K. H. Sudja
5. Kholifatul dan Suryaningsih- Ki Bagus Hadikusumo
6. Puji Lestari dan Anggi Saptorini - K. H. Mas Mansur
7. Retno Wulandari dan Tri Handini - A. R. Sutan Manmsur
8. Irfannudin dan Siam Dasuki - Prof. Dr. H. Ahmad Syafii Maarif
9. Iin Kusuma dan Rizki Rahmatulloh Prof. Dr. Munir Mulkhan, SU
10.Margita Silvi dan Isnaeni nur ramadhan - K. H. Ahmad Badawi
11.Agus Setioningsih dan septiana - Prof. Dr. H. M. Amien Rais, MA
12.Rendi Puspa R dan Melinda Kurniasari - H. Djarnawi Hadikusumo
13.Eka Velly Handayani dan yunanto adi nugroho - Jenderal Sudirman
14.Ludi Nur Kurniawan dan trianto - K.H. Ibrahim
15.Dewi Setyo Wigi dan tres damayanti Prof. Dr. HAMKA
16.

Amalia Misgi Briliana dan rina febri mulyawati- H.M. Yunus Anis

17.Nurbaeti Indah L dan Weni Maharani- K.H. Fakih Usman


18.Tri utami wahyuni dan Diana Mei Astuti- K.H. Ahmad Azhar Baasyir,
MA
19.Dwi Alfi Mujahidah dan erni kurnia - A.M. Fatwa
20.Siti nur aliyah dan riri - Prof. Dr. H. M. Din Syamsuddin, MA

LAGU-LAGU
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 33

SANG SURYA
Ciptaan : Djarnawi Hadikusumo
Sang surya telah bersinar
Syahadat dua melingkar
Warna yang hijau berseri
Membuatku rela hati
Yaa Allah, Tuhan, Rabbiku
Muhammad, Junjunganku
Al-Islam Agamaku
Muhammadiyah Gerakanku
Reff :
Ditimur fajar cerah gemerlapan
Mengusir kabut hitam
Menggugah kaum muslimin
Tinggalkan peraduan
Lihatah matahari telah tinggi di ufuk timur sana
Seruan Illahi rabbi
Sami na Wa atana

MARS IMM
Ciptaan : M. Diponegoro
Ayolah..ayo..ayo
Derap derukan langkah
Dan kibar geleparkan panji-panji
Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah
Sejarah ummat telah menuntut bukti
Ingatlah..ingat..ingat
Niat tlah di ikrarkan
Kitalah cendekiawan berpribadi
Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 34

Susila cakap takwa kepada tuhan


Pewaris tampuk pimpinan ummat nanti
Reff:
IMMawan dan Immawati
Siswa teladan putra harapan
Penyambung hidup generasi
Ummat Islam Seribu zaman
Pendukung cita-cita luhur
Negri indah adil dan makmur
MARS STIKes MUHAMMADIYAH GOMBONG
Ciptaan : Aang Anwarudin., S.T
Sekolah tinggi ilmu kesehatan Muhammadiyah gombong
Menjadikan lembaga pendidikan unggul modern islami
Mengemban misi pendidikan riset dan tekhnologi
Laksanakan penelitian mengabdi masyarakat
Dalam kibaran panji Muhammadiyah
Mengamalkan amar maruf nahi mungkar
Dalam kibaran Panji Muhammadiyah
Mewujudkan generasi yang berbudi
Menyongsong masa depan gemilang
Dibidang kesehatan
Ikut membangun bangsa negara
Indonesia jaya

Buku Panduan Masta Mahasiswa 2014Page 35

Anda mungkin juga menyukai