Anda di halaman 1dari 18

Modul VI (A1) Askep Anak PK

MODUL VI (A 1)
ASUHAN KEPERAWATAN PASIEN ANAK DENGAN PERILAKU KEKERASAN

Korban di Nangroe Aceh Darussalam (NAD) mengalami banyak gangguan kesehatan jiwa, baik
akibat gempa, tsunami dan konflik keamanan/stabilitas politik yang ada di NAD. Dampak yang
akan terjadi pada anak dari lingkungan paska bencana, antara lain : perilaku kekerasan itu sendiri,
depresi, ketidak berdayaan, menarik diri bahkan bunuh diri. Oleh karenanya perlu dilakukan
intervensi terhadap individu, keluarga yang mengalami masalah tersebut.

Intervensi pada pasien anak memiliki pendekatan khusus,


baik dari segi penemuan kasus atau pengkajian, intervensi serta evaluasi.antara lain
menggunakan terapi bermain. Selamat belajar!

A. Tujuan Pembelajaran
Setelah peserta pelatihan mengikuti pembelajaran pada asuhan keperawatan pasien dengan
perilaku kekerasan ini, diharapkan sdr/i dapat :
1. Melakukan pengkajian pada anak dengan perilaku kekerasan
2. Menetapkan diagnosa keperawatan pada anak dengan perilaku kekerasan
3. Melakukan tindakan keperawatan pada pasien anak dengan perilaku kekerasan
4. Melakukan tindakan keperawatan pada keluarga dengan anak yang mengalami perilaku
kekerasan
5. Mengevaluasi kemampuan pasien dan keluarga dalam merawat anak dengan perilaku
kekerasan
6. Mendokumentasikan hasil asuhan keparawatan anak dengan perilaku kekerasan

B. Pengkajian Anak dengan Perilaku Kekerasan

Modul VI (A1) Askep Anak PK

1. Pengertian Perilaku Kekerasan


Perilaku kekerasan pada anak adalah jika anak memperlihatkan sikap menentang selalu
berdebat, tidak mau mengalah, senang menonjolkan diri, tidak patuh pada peraturan di
rumah, bicara dengan nada yang keras dan bila keinginanya tidak dikabulkan anak akan
menunjukkan perilaku tempertantrum (ngadat) maupun impulsif.
2. Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan observasi :
Asuhan keperawatan pada modul ini diarahkan untuk pasien anak pra sekolah. Data yang
dapat diobservasi antara lain:
a. Muka merah
b. Pandangan tajam
c. Otot tegang
d. Nada suara tinggi: menghina, bahasa kasar, mengancam.
e. Berdebat
f. Memaksakan kehendak, seperti: merampas makanan
g. Memukul jika tidak senang
3. Pengkajian Perilaku Kekerasan dengan Wawancara diarahkan pada:
a. Penyebab marah:
1) Keinginan yang tidak terpenuhi: mainan yang tidak dibelikan.
2) Adakah perubahan fungsi tubuh: cacat? Adakah perubahan peran dalam keluarga,
seperti anggota baru?
3) Apakah terjadi aniaya, seperti: Apakah pasien mengalami aniaya fisik? Apakah pasien
menyaksikan tindak kekerasan? Apakah pasien mengalami pengalaman yang buruk,
seperti pernah tenggelam/kecelakaan?
4) Terdapat perubahan drastis, seperti: Apakah pasien tinggal di daerah konflik, seperti
Aceh/lainnya?
b. Perasaan marah yang dirasakan oleh klien: Apa yang dirasakan saat marah?Apakah
pasien merasa ingin mengumpat/memukul/menyerang orang lain? Apakah pasien ingin
melempar barang? Apakah pasien mengalami tempertantrum, menangis, mengompol?

Modul VI (A1) Askep Anak PK

C. Diagnosa Keperawatan :

Perilaku kekerasan

D. Tindakan Keperawatan untuk Pasien


1. Tujuan:
a. Membina hubungan saling percaya
b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala, serta akibat perilaku kekerasan
d. Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan
e. Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
f. Mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan
g. Mendemonstrasikan patuh obat untuk mencegah perilaku kekerasan
2. Tindakan Keperawatan:
Persiapan perawat, sebelum merawat pasien dengan perilaku kekerasan perawat perlu:
Sadar perasaan sendiri
Yakin pasien dapat belajar ungkapan marah yang benar
Hangat, tegas, menerima, tetap tenang dan kalem

Bicara dengan lembut

Nada rendah

Tidak membalas suara keras pasien

Gunakan kalimat pendek dan simpel

Hindarkan tertawa dan senyum tidak pada tempatnya

Katakan anda siap membantu

Modul VI (A1) Askep Anak PK

Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaan dan pengalaman

Sikap rileks dan terapeutik

Gerakan tidak tergesa-gesa

a. Membina Hubungan Saling percaya dengan Pasien


1) Beri salam/panggil nama perawat sambil jabat tangan
2) Sebutkan nama perawat sambil jabat tangan
3) Jelaskan maksud hubungan interaksi
4) Jelaskan tentang kontrak yang akan dibuat
5) Beri rasa aman dan sikap empati
Latihan 1. Bina hubungan saling percaya pada pertemuan awal dengan orang tua anak, kemudian
pada pasien anak itu sendiri
Orientasi:
Assalammualaikum Bu, perkenalkan nama saya Suster Erni. Saya perawat dari Puskesmas Ingin
Jaya.
Nama Ibu siapa? Senangnya dipanggil apa?
Ibu bisa kita berbincang-bincang sekarang? Saya dengar Dina sedang marah, mengamuk. Di
mana kita duduk Bu? Berapa lama Ibu punya waktu? Bagaimana kalau setengah jam?
Kerja:
Ibu, Dina ini anak ke berapa? Dari berapa bersaudara? Berapa tahun umur Dina, Bu? Sudah
berapa lama Dina sering marah atau mengamuk seperti yang Ibu sebutkan tadi? Adakah anggota
keluarga lain yang berperilaku seperti Dina? Jadi memang ada pengalaman Dina melihat orang
marah sampai mengamuk yang berulang-ulang ya?
Biasanya apa yang dilakukan Dina jika sedang mengamuk, Bu? Jadi Dina membanting semua
barang-barang, nangis menjerit-jerit sambing berguling-guling, bisa sampai berjam-jam?
Mari kita temui Dina Bu!
Dina, apa saja yang membuat Dina kesal dan marah? Lalu apa yang Dina lakukan? Apakah
dengan cara itu keinginan Dina tercapai? Dina, bagaimana perasannya kalau habis marah? Jadi
capek yang Dina?
Sering sampai tertidur di lantai begitu Bu? Kalau begitu bagaimana kalau Dina belajar cara
yang baik jika lagi kesal! Bagus! Dina mau ya?
Terminasi:
Baik, bagaimana perasaan Ibu dan Dina setelah kita ngobrol-ngobrol? Tadi kita sudah
mendiskusikan apa saja ya? Bagus sekali, Dina bisa menyebutkan kembali. Baik kalau nanti ada
yang masih inginn diceritakan berhubungan dengan masalah yang Dina maupun Ibu alami dapat

Modul VI (A1) Askep Anak PK

disampaikan saat saya datang kembali minggu depan. Saya datang sekitar pukul 10 pagi. Dan
kita akan mendiskusikan tentang rasa marah Dina selama lebih kurang setengah jam. Saya
permisi dulu Ibu, Dina. Wasssalammualaikum.

b. Mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan


1) Beri kesempatan untuk mengungkapkan perasaannya
2) Bantu pasien untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel/kesal

Latihan 2: Mengidentifikasi Penyebab Perilaku Kekerasan


Orientasi:
Assalammualaikum. Wah Dina sudah cantik pagi ini, Sudah mandi ya. Bagus sekali! Dina
sedang main boneka, siapa nama bonekanya? Susan, Dina yang memberi nama?Bagus sekali!
Hai Susan, Dina mau mengobrol dengan suster Erni. Kita ngobrol sama-sama ya!
Bagaimana perasaan Ibu dan Dina hari ini? Ada yang ingin disampaikan sebelum kita ingin
mendiskusikan tentang penyebab Dina marah? Baik, kita akan mengobrol setengah jam di ruang
tamu ini saja ya?
Kerja:
Apa yang membuat Dina marah pada Ibu? Selain pada Ibu, apakah Dina juga suka marah
pada teman atau orang lain? Sudah berapa lama Dina suka marah-marah? Apakah
penyebabnya sama? Apalagi yang membuat Dina marah? Terakhir kapan Dina marah?
Terminasi:
Bagaimana perasaan Dina setelah kita ngobrol? Jadi ada dua yang sudah disebutkan yang
membuat Dina marah, bisa disebutkan lagi?Nah nanti jika ada lagi yang belum disebutkan bisa
beritahu suster saat kita bertemu. Pertemuan berikutnya kita akan ngobrol tentang tanda-tanda
yang Dina rasakan jika Dina akan marah.
c. Mengidentifikasi tanda dan gejala serta akibat perilaku kekerasan
1) Anjurkan pasien mengungkapkan yang dialami dan dirasakan saat jengkel/marah
2) Observasi tanda dan gejala perilaku kekerasan pada pasien
3) Simpulkan bersama pasien tanda dan gejala jengkel/marah yang dialami pasien
4) Diskusikan akibat/kerugian dari cara marah yang dilakukan pasien
5) Simpulkan bersama akibat dari perilaku kekerasan pasien

Modul VI (A1) Askep Anak PK

11

Latihan 3: Mengidentifikasi Tanda dan Gejala serta Akibat Perilaku Kekerasan

Orientasi:
Assalammualaikum. Bagaimana perasaan Dina dan Ibu hari ini? Apakah ada yang
menyebabkan Dina marah seminggu ini? Sesuai janji kita, hari ini kita akan mendiskusikan apa
yang dirasakan Dina sebelum marah-marah, tujuannya agar Dina mengetahui tanda-tanda jika
akan marah sehingga dapat menghindari mengamuk. Di mana kita duduk? Berapa lama kita
bercakap-cakap?
Kerja:
Apa yang Dina rasakan sebelum memukul Ibu atau memecahkan barang-barang di rumah?
Apakah Dina merasa kesal, dadanya berdebar-debar, mata melotot, mulut seperti terkunci rapat,
tangan mengepal atau bertolak pinggang, ada perasaan sangat kuat ingin menangis, menjerit, dan
mengacaukan semua barang-barang yang ada? O, jadi Dina merasa ...
Menurut Ibu, apa perubahan yang tampak sebelum Dina mengamuk? Menurut Dina, biasanya
setelah mengamuk apakah apa yang diinginkan Dina terpenuhi? Ternyata tidak selalu ya? Malah
kadang-kadang Ibu jadi marah ya?Barang-barang rusak? Jadi menurut Dina, baik tidak tindakan
yang Dina lakukan? Apa saja kerugiannya?
Kalau begitu, apakah Dina mau belajar cara baru yang sehat? Iya, ada beberapa cara yang
Dina bisa coba. Wah waktunya sudah selesai.
Terminasi:

Modul VI (A1) Askep Anak PK

13

Bagaimana perasaan Dina dan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Apa saja yang kita obrolkan
tadi? Baik, kalau ada yang masih teringat tentang tanda dan akibat marah yang dialami serta
ingin disampaikan, nanti kita sampaikan saat kita bertemu.
Pertemuan berikutnya kita akan mendiskusikan cara marah yang sehat seperti hari ini, minggu
depan saya akan datang sekitar jam 10.00. Dan kita akan diskusi kurang lebih setengah jam. Saya
permisi. Wassalam.

d. Mendemonstrasikan cara fisik untuk mencegah perilaku kekerasan


1) Diskusikan kegiatan fisik yang biasa dilakukan pasien
2) Beri pujian atas kegiatan yang biasa dilakukan pasien
3) Diskusikan cara fisik yang dapat mencegah perilaku kekerasan yang paling mudah
dilakukan untuk : tarik nafas dalam dan pukul kasur dan bantal
4) Diskusikan cara tarik nafas dalam dengan pasien
5) Beri contoh pada pasien cara tarik nafas dalam
6) Minta pasien untuk mengikuti contoh yang diberikan sebanyak 5 (lima) kali
7) Beri pujian positif atas kemampuan pasien mendemonstrasikan cara tarik nafas dalam
8) Tanyakan perasaan pasien setelah selesai
9) Anjurkan pasien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat
marah/jengkel
10) Diskusikan dengan pasien frekwensi latihan yang akan dilakukan sendiri oleh pasien
11) Susun jadual kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari
12) Pasien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara pencegahan perilaku kekerasan yang
telah dilakukan dengan mengisi jadual kegiatan harian (self evaluation)
13)

Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan

14) Berikan pujian atas keberhasilan pasien


15) Tanyakan pada pasien Apakah kegiatan cara pencegahan perilaku kekerasan
mengurangi perasaan marah

Modul VI (A1) Askep Anak PK

15

Latihan 4: Demonstrasi cara marah yang sehat secara fisik

Orientasi:
Assalammualaikum. Bagaimana perasaan Dina dan Ibu hari ini?Seminggu ini ada yang
membuat Dina marah? Baik sesuai janji kita, hari ini kita akan mendiskusikan cara marah yang
sehat secara fisik. Tujuannya agar Dina dapat menyalurkan kekuatan fisik untuk kegiatan yang
lebih berguna. Kita akan bercakap-cakap selama setengah jam di ruang tamu ini saja.
Kerja:
Mari kita berlatih cara yang sehat secara fisik! Kalau Dina merasakan tanda-tanda marah yang
kita diskusikan tadi, Dina bisa lakukan tarik nafas dalam, caranya seperti ini. Mari kita berdiri,
tarik nafas dari hidung, tahan, lalu tiup dari mulut. Ulangi 5X. Bagus! Bagaimana perasaannya?
Bagus...! Apakah keinginan marah berkurang? Coba kita buat jadwalnya! Berapa kali sehari
Dina mau latihan tarik nafas dalam? Baik kita jadwalkan.
Ibu, nanti bantu Dina untuk melaksanakan rencana yang dibuat. Jika sudah tarik nafas dalam
tapi rasa marah masih ada dan ingin memukul, maka Dina bisa coba cara yang lain, misalnya
main gendang, pukul gendang sekuatnya atau boleh juga pukul kasur dan bantal. Lakukan sampai
Dina merasa tenang. Jangan lupa juga tetap lakukan nafas dalam sampai merasa lega. Dengan
begitu Dina tidak menyakiti Ibu dan tidak merusak barang-barang.
Terminasi:
Bagaimana perasaan Dina dan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Apa saja yang sudah kita
obrolkan tadi? Baik, jangan lupa untuk mempraktekkan cara yang sudah dipelajari tadi.
Pertemuan berikutnya, kita akan mendiskusikan cara marah yang sehat secara sosial atau
berbicara yang baik. Seperti hari ini, minggu depan saya akan datang sekitar jam 10.00, dan kita
akan diskusi sekitar setengah jam. Permisi. Wassalam.
e. Mendemonstrasikan cara sosial untuk mencegah perilaku kekerasan
1) Diskusikan cara bicara yang baik dengan pasien
2) Beri contoh cara bicara yang baik :
a) Meminta dengan baik

Modul VI (A1) Askep Anak PK

17

b) Menolak dengan baik


c) Mengungkapkan perasaan dengan baik
d) Catat kata-kata yang disukai pasien pada saat mengungkapkan perasaan
e) Pertahankan kontak mata
f) Pertahankan posisi tubuh: berhadapan dan tegak,berbicara dengan jelas
g) Nada suara tegas
h) Ekspresi wajah dan sikap tubuh untuk penekanan
3) Minta pasien mengikuti contoh cara bicara yang baik (satu per satu)
4) Minta pasien mengulang sendiri
a) Diskusikan dengan pasien waktu dan kondisi cara bicara dapat dilatih di ruangan, misal :
meminta obat, baju, menolak ajakan merokok/tidur tidak pada waktunya, menceritakan
kekesalan pada perawat
b) Susun jadual kegiatan untuk melatih cara yang telah dipelajari
c) Pasien mengevaluasi pelaksanaan latihan cara bicara yang baik dengan mengisi jadual
kegiatan harian (self evaluation)
d) Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan
e) Berikan pujian atas keberhasilan pasien

Latihan 5: Demonstrasi Cara Marah yang Sehat secara Sosial/Verbal


Orientasi:
Assalammualaikum. Bagaimana perasaan Dina dan Ibu hari ini? Apakah dalam seminggu ini
Dina masih suka marah-marah? Apakah sudah dicoba cara yang sudah dipelajari?Bagus. ada
manfaatnya pelajaran kita yang lalu, boleh suster lihat jadwal yang sudah dibuat?
Sesuai janji kita, hari ini kita akan mendiskusikan cara marah yang sehat secara social atau
berbicara. Tujuannya agar Dina dapat menyampaikan keinginan dengan benar tanpa merasa
kesal atau bermusuhan dengan orang lain.

Modul VI (A1) Askep Anak PK

19

Kita akan bercakap-cakap selama setengah jam di ruang tamu ini saja.
Kerja:
Mari kita berlatih cara yang sehat menyampaikan marah dengan cara berbicara yang baik.
Kalau Dina merasakan tanda-tanda marah seperti yang kita diskusikan minggu lalu, Dina bisa
berbicara dengan orang yang membuat kesal. Misalnya Dina ingin membeli boneka waktu ikut
Ibu ke pasar, tetapi tidak diizinkan oleh Ibu, Dina pasti kecewa bukan? Biasanya Dina langsung
marah dan mengamuk ya? Setelah kita belajar hari ini, Dina bisa bertanya ke Ibu caranya: Bu,
apakah Dina boleh minta boneka baru? Kenapa tidak boleh Bu? Misalnya Ibu jawab: Boneka
Dina masih bagus, dan hari ini, Ibu hanya punya uang untuk belanja sayur. Dina harus belajar
mengerti alasan Ibu. Dan jika Dina sangat menginginkan boneka itu, Dina bisa bersabar dan
bilang ke Ibu: Kalau begitu Dina tidak jadi minta boneka, tapi kalau boneka Dina sudah jelek dan
Ibu punya uang, belikan ya Bu! Coba sekarang Dina latihan dengan Ibu, bagaimana caranya
berbicara mau minta makan tetapi lauknya tidak suka, dan Ibu tidak punya lauk kesukaan Dina.
Silakan Bu dibantu Dina untuk latihan bicara menyampaikan keinginan yang baik!
Jika berbicara seperti itu, apakah keinginan marah berkurang? Bagus! Dina bisa lakukan ini
untuk setiap kali ada kebutuhan yang Dina inginkan. Bagaimana, apakah Ibu juga merasakan
manfaatnya berbicara dengan baik? Bagus sekali jika banyak manfaatnya.
Jika Dina bisa berbicara menyampaikan keinginan dengan baik, pasti temannya akan banyak.
Terminasi :
Bagaimana perasaan Dina dan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Apa saja yang sudah kita
obrolkan tadi? Baik, jangan lupa untuk mempraktekkan cara yang sudah dipelajari tadi.
Pertemuan berikutnya, kita akan mendiskusikan cara marah yang sehat secara spiritual atau
berdoa. Seperti hari ini, minggu depan saya akan datang sekitar jam 10.00, dan kita akan diskusi
sekitar setengah jam. Permisi. Wassalam.

f. Mendemonstrasikan cara spiritual untuk mencegah perilaku kekerasan


1) Diskusikan dengan pasien kegiatan ibadah yang pernah dilakukan
2) Bantu pasien menilai kegiatan ibadah yang dapat dilakukan di rumah
3) Bantu pasien memilih kegiatan ibadah yang akan dilakukan
4) Minta pasien mendemonstrasikan kegiatan ibadah yang dipilih
5) Beri pujian atas keberhasilan pasien
6) Diskusikan dengan pasien waktu pelaksanaan kegiatan ibadah
7) Susun jadual kegiatan untuk melatih kegiatan ibadah
8) Pasien mengevaluasi pelaksanaan kegiatan ibadah dengan mengisi jadual kegiatan harian
(sel evaluation)
9) Validasi kemampuan pasien melaksanakan latihan

Modul VI (A1) Askep Anak PK

21

10) Berikan pujian atas keberhasilan pasien

Latihan 6: Demonstrasi Cara Marah yang Sehat secara Spiritual


Orientasi:
Assalammualaikum. Bagaimana perasaan Dina dan Ibu hari ini? Apakah dalam seminggu ini
Dina masih suka marah-marah? Sudah tidak marah lagi atau sudah mulai bicara ke Ibu secar
baik untuk meminta sesuatu? Bagus sekali Dina. Dina harus mempertahankan hal yang sudah
baik ini.
Sesuai janji kita, hari ini kita akan mendiskusikan cara marah yang sehat secara spiritual atau
berdoa. Tujuannya agar Dina merasa tenang dan sabar.
Kita akan bercakap-cakap selama setengah jam di ruang tamu ini saja.
Kerja:
Apakah Dina sudah belajar sholat? Bagus. Tidak apa-apa belajar sedikit demi sedikit. Pasti
Dina pandai sholat sendiri.
Kalau Bapak dan Ibu sholat, Dina selalu ikut? Bagaimana perasaannya kalau sedang sholat?
Kalau berdoa Dina sudah bisa? Bagus. Sudah bisa doa mau makan dan mau tidur.
Kalau sedang kesal atau ada keinginan yang tidak tercapai, Dina bisa berdoa kepada Allah agar
diberi ketenangan dan kesabaran. Doanya bisa seperti ini: Ya Allah, yang Maha Penyayang.
Sayangi Dina dan orang tua Dina. Hilangkan perasaan kesal Dina dan gantilah dengan
kegembiraan dan jadikan Dina orang yang sabar. Amin. Kemudian tarik nafas dalam, hembuskan
perlahan-lahan. Sekarang Dina coba. Bagus sekali. Nah mau berapa kali sehari dilakukan? Mari
kita tambahkan pada jadwal kegiatan Dina.
Terminasi
Bagaimana perasaan Dina dan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Apa saja yang sudah kita
obrolkan tadi? Baik, jangan lupa untuk mempraktekkan cara yang sudah dipelajari tadi.
Pertemuan berikutnya, kita akan mendiskusikan tentang obat yang Dina minum. eperti hari ini,
minggu depan saya akan datang sekitar jam 10.00, dan kita akan diskusi sekitar setengah jam.
Permisi. Wassalam.

Modul VI (A1) Askep Anak PK

23

g. Mendemonstrasikan patuh obat untuk mencegah perilaku kekerasan (Dilakukan jika pasien
dapat obat
1) Diskusikan dengan pasien jenis obat yang dimakan (nama, warna, besarnya); waktu
minum obat (jika 3 kali : jam 07.00, 13.00, 19.00)
2) Diskusikan dengan pasien manfaat minum obat teratur
3) Beda perasaan sebelum minum obat dan sesudah minum obat
4) Jelaskan dosis hanya boleh dirubah oleh dokter
5) Jelaskan akibat tidak teratur minum obat, missal : kambuh
6) Diskusikan proses minum obat
7) Pasien meminta obat pada perawat (jika di RS), pada keluarga (jika di rumah)
8) Pasien memeriksa obat sesuai dosisnya
9) Pasien meminum obat pada waktu yang tepat
10) Susun bersama pasien jadual minum obat
11) Pasien mengevaluasi pelaksanaan minum obat dengan mengisi jadual kegiatan harian (self
evaluation)
12) Diskusikan bagaimana cara pemberian obat
13) Validasi pelaksanaan minum obat pasien & antisipasi dalam patuh minum obat yang
dilaksanakan oleh keluarga
14) Beri pujian atas keberhasilan
15) Yang harus diperhatikan dari pengobatan :
a)

Diskusikan dengan pasien dan keluarga jenis obat, dosis obat, frekuensi/waktu minum
obat, manfaat obat, akibat tidak patuh obat, dan efek samping yang mungkin terjadi.
- Terapi yang dapat diberikan antara lain ; Chlorphromazine 3 x 25 mg, Haloperidol 2 x
0,5 mg (bertahap sampai dengan maksimal 1,5 mg), Trihexiphenidil 3 x 2 mg
- Efek samping pemberian obat antara lain: gangguan pencernaan (konstipasi),
gangguan eliminasi urin (retensio urin), gangguan cardiovaskuler (aritmia, nyeri
dada), tenggorokan kering dan tremor.

b)

Yang perlu diperhatikan apabila selama dua minggu tidak ada perubahan perilaku ke
arah perilaku positif, anak harus segera di rujuk ke puskesmas/RSU/RSJ

Modul VI (A1) Askep Anak PK

25

Latihan 7: Demonstrasi cara menggunakan obat dengan teratur dan benar


Orientasi:
Assalammualaikum. Bagaimana perasaan Dina dan Ibu hari ini? Sesuai janji kita, hari ini kita
akan mendiskusikan cara minum obat yang teratur dan benar. Tujuannya agar Dina tidak salah
menggunakan obat. Kita akan bercakap-cakap selama setengah jam di ruang tamu ini saja.
Kerja:
Apakah Dina sudah pernah berobat dan dapat obat karena marah dan mengamuk ini bu? Ada
berapa macam obatnya? Ibu perhatikan jumlah obat, warna, ukuran dan berapa kali sehari obat
harus diminum agar tidak tertukar dengan obat yang lain yang ada di rumah. Sebaiknya beri obat
setelah makan dan perhatikan adanya keluhan setelah minum obat.
Dina, apa yang dirasakan kalau habis minum obat? Kalau ada rasa pusing, mau muntah, Dina
beritahu Ibu, Dina istirahat dan Ibu coba bawa Dina ke puskesmas untuk periksa kondisi fisiknya.
Selama ini badan Dina terasa enak saja ya? Bagus sekali.
Terminasi
Bagaimana perasaan Dina dan Ibu setelah kita bercakap-cakap? Apa saja yang sudah kita
obrolkan tadi? Baik, jangan lupa untuk mempraktekkan cara yang sudah dipelajari tadi.
Pertemuan berikutnya, kita akan mendiskusikan tentang kemajuan kondisi Dina. Seperti hari ini,
minggu depan saya akan datang sekitar jam 10.00, dan kita akan diskusi sekitar setengah jam.
Permisi. Wassalam.

E. Tindakan Keperawatan Pada keluarga


1. Tujuan : keluarga dapat merawat anak dengan perilaku kekerasan
2. Tindakan keperawatan:
a) Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat pasien sesuai dengan yang telah
dilakukan keluarga terhadap pasien selama ini
b) Tingkatkan pemahaman keluarga tentang tumbuh kembang anak
c) Jelaskan keuntungan peran serta keluarga dalam merawat pasien
d) Jelaskan masalah pasien
e) Jelaskan cara-cara merawat pasien :

Terkait dengan cara mengontrol perilaku marah secara konstruktif

Sikap dan cara bicara

Modul VI (A1) Askep Anak PK

27

Membantu pasien mengenal penyebab marah dan pelaksanaan cara pencegahan


perilaku kekerasan

f) Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat pasien


g) Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi
h) Anjurkan keluarga mempraktikkannya pada pasien selama di rumah sakit dan
melanjutkannya setelah pulang ke rumah
i) Anjurkan pasien menceritakan dan menunjukkan kegiatan harian yang telah dilatih
dan dilaksanakan
j) Anjurkan keluarga memberi pujian atas kemampuan pasien
Latihan 8 : Membantu keluarga mengontrol perilaku kekerasan anak

Orientasi :
Assalammualaikum. Bagaimana perasaannya hari ini pak/bu? Bagaimana perkembangan
kondisi Dina menurut bapak dan ibu selama 3 kali saya kunjungi? Bagus sekali kalau begitu.
Sesuai janji kita, hari ini saya akan berdiskusi dengan bapak dan ibu tentang bagaimana
sebaiknya menghadapi Dina jika sedang mengamuk, kurang lebih selama setengah jam di ruang
tamu ini saja pak/bu.
Kerja :
Bisa bapak dan ibu uraikan apa saja yang dilakukan saat menghadapi Dina yang sedang
mengamuk?Karena susah diberitahu, dikurung di kamar mandi begitu ya pak? Berapa lama ya
pak? Sampai minta ampun, kalau tidak minta ampun tidak dikeluarkan ya,biasanya juga diam
sendiri baru dikeluarkan.
Makanya kalau ibu tidak repot, digendong, kalau repot ya biarkan saja, nanti diam sendiri ya,
lebih cepat diam mana bu, digendong apa didiamkan?Digendong, berarti kalau mendapat
perhatian lebih cepat tenang ya?
Sebetulnya marah itu normal kan pak/bu?Tapi marah yang tidak terkontrol itu yang berbahaya,
bisa mencelakai diri sendiri atau orang lain bahkan lingkungan. Seperti yang bapak/ibu alami
pada masalah Dina.Saya tidak bermaksud menyalahkan tapi, tadi ibu sampaikan kalau
diperhatikan ternyata Dinamenjadi lebih cepat tenang. Jadi utamakan untuk memberi perhatian
terhadap keinginan-keinginannya walaupun tidak selalu menuruti keinginan Dina. Selanjutnya
berkomunikasi, Dina dan ibu sudah belajar bersama sekarang, bapak dapat terlibat untuk
meningkatkan kemajuan perilaku Dina yang baik. Hal ini penting untuk mencegah Dina
mengamuk. Jika Dina masih mengamuk, untuk menjaga keselamatan, bapak/ibu dapat
memeluknya dari belakang selain dapat mengendalikan perilaku juga memberi ketenangan pada
Dina. Jangan diikat apalagi dikurung di kamar mandi, kita tidak dapat mengawasi tingkah
lakunya. Setelah tenang, ajak bicara dengan sabar, ingatkan Dina untuk melakukan latihan nafas
dalam, menyalurkan energi marah dengan pukul gendang atau bermain atau suruh Dina berdoa.

Modul VI (A1) Askep Anak PK

29

Jika sudah pernah berobat, berikan obat untuk menenangkannya secara teratur dan benar.
Bapak/Ibu harus membawa Dina ke puskesmas jika usaha yang dilakukan tidak dapat menolonh
Dina. Penting juga untuk selalu bapak/ibu ingatkan pada Dina bahwa bapak dan ibu salah selama
ini menghukum Dina.
Terminasi :
Bagaimana perasaan Bapak dan Ibu setelah bercakap-cakap? Apa saja yang sudah kita obrolkan
tadi? Bagus, Bapak dan Ibu bisa menerapkan hal ini nanti. Pertemuan berikutnya, kita akan
mendiskusikan tentang pertumbuhan dan perkembangan Dina dan yang harus Bapak dan Ibu
perhatikan agar mencegah Dina melakukan tindakan kekerasan lagi. Seperti hari ini, minggu
depan saya akan datang sekitar jam 10.00, dan kita akan diskusi sekitar setengah jam. Permisi.
Wassalam.

F. Evaluasi Kemampuan
1. Pasien :
a) Pasien menjelaskan situasi nyata yang membuat ia marah
b) Pasien berpartisipasi dalam latihan/role play
c) Pasien dapat mendemonstrasikan cara marah yang tepat, seperti menarik nafas dalam
d) Pasien dapat menyebutkan hasil dari cara yang digunakan
2. Keluarga :
a) Keluarga mampu memberikan perawatan pasien di rumah
b) Keluarga mengetahui keuntungan peran serta keluarga dalam merawat pasien
c) Keluarga mampu memfasilitasi pada saat pasien mengungkapkan perasaan dan
perilaku marah
d) Keluarga mampu memberikan pujian terhadap setiap perilaku pasien yang positif

G. Dokumentasi Asuhan Keperawatan


Berikut merupakan panduan untuk melakukan pengkajian :
1. Bagaimana riwayat tumbuh kembang anak :
2. Faktor predisposisi :

Modul VI (A1) Askep Anak PK

31

a. Pernah mengalami gangguan jiwa di masa lalu?


Ya

Tidak

1) Pengobatan sebelumnya :
Berhasil
2)
3)
4)
5)
6)

Kurang berhasil

Tidak berhasil

Aniaya fisik
( O Pelaku O Korban/usia O Saksi/pada usia)
Aniaya seksual ( O Pelaku O Korban/usia O Saksi/pada usia)
Penolakan
( O Pelaku O Korban/usia O Saksi/pada usia)
Kekerasan dalam keluarga ( O Pelaku O Korban/usia O Saksi/pada usia)
Tindakan kriminal
( O Pelaku O Korban/usia O Saksi/pada usia)

Jelaskan No.1,2,3

Masalah Keperawatan .
3. Pengalaman masa lalu yang tidak menyenangkan :

Masalah keperawatan :...


4. Status mental :
a. Penampilan
Tidak rapi

Penggunaan
pakaian tidak sesuai

Cara berpakaian
tidak seperti biasanya

Jelaskan :.
Masalah keperawatan..
b. Pembicaraan
O Cepat
O Keras
O Gagap
O Apatis
O Lambat
O Membisu
O Tidak mampu memulai pembicaraan

O Inkoheren

Modul VI (A1) Askep Anak PK

33

Jelaskan :.
Masalah keperawatan..
c. Aktivitas Motorik :
O Lesu
O TIK

O Tegang
O Gelisah O Agitasi
O Grimasen O Tremor O Kompulsif

Jelaskan :.
Masalah keperawatan..
d. Interaksi selama wawancara :
O Bermusuhan
O Kontak mata kurang

O Tidak kooperatif
O Defensif

O Mudah tersinggung
O Curiga

Jelaskan :.
Masalah keperawatan..

Latihan 9 : Identifikasi kasus di bawah ini sesuai langkah-langkah pada asuhan keperawatan,
lakukan dengan diskusi kelompok @ 3-5 orang.
Kasus:
Anak A, 5 th, agama Islam, anak ke-4 dari 5 bersaudara, saat ini pasien marah-marah, tidak bisa
tidur, mondar-mandir, tidak dapat mengontrol perilaku, melempari rumah tetangga, menjerit-jerit,
penampilan kotor, tidak mandi selama 3 hari.
Setahun yang lalu, ayah meninggal karena tsunami. Pasien tinggal dengan ibunya, pasien senang
mengobrol dengan tetangganya, pasien dekat dengan ibu dan kakaknya. Pasien bercita-cita untuk
sekolah kembali di gedung lama.
Diagnosa medis : Hiperakif
Terapi :
- Chlorphromazine 3 x 25 mg
-

Haloperidol 2 x 0,5 mg (bertahap sampai dengan maksimal 1,5 mg

Trihexiphenidil 3 x 2 mg

Modul VI (A1) Askep Anak PK

Data: .................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Masalah: ...........................................................................................................................................
..........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Tindakan: ..........................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
...........................................................................................................................................................
Evaluasi: .........................................................................................................................................

35

Anda mungkin juga menyukai