Anda di halaman 1dari 5

STRATEGI PELAKSANAAN TINDAKAN KEPERAWATAN

PADA KLIEN RESIKO PERILAKU KEKERASAN SP1 (Tx. GENERALIS)

A. Proses Keperawatan
Kondisi Klien
…………………………………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………………..
Diagnosa Keperawatan : Resiko perilaku kekerasan
Tujuan khusus : SP 1 Resiko perilaku kekerasan
a. Klien mampu mengidentifikasi penyebab, tanda dan gejala, serta akibat dari perilaku
kekerasan
b. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara fisik 1 tarik nafas dalam dan
cara fisik 2: pukul kasu/bantal
c. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara minum obat secara teratur
d. Klien mampu mengontrol perilakuk kekerasan dengan cara verbal/bicara baik-baik
e. Klien mampu mengontrol perilaku kekerasan dengan cara spiritual

Tindakan keperawatan:
a. Menjelaskan tanda dan gejala, penyebab dan akibat perilaku kekerasan serta melatih
latihan tarik nafas dalam dan pukul kasur bantal
b. Menjelaskan dan melatih klien minum obat dengan prinsip 6 benar, manfaat/keuntungan
minum obat dan kerugian tidak minum obat.
c. Melatih cara verbal/ bicara baik-baik
d. Melatih cara spiritual

B. Proses Pelaksanaan Tindakan


Fase Orientasi
Salam Terapeutik
“Assalamualaikum/Selamat pagi ibu....…”saya perawat zaini, Saya akan merawat ibu dari jam
08.00 – 14.00.
Evaluasi
“Bagaimana perasaan ibu... saat ini? Apa yang ibu rasakan? Apa yang terjadi di rumah sampai
di bawa di rumah sakit? Oh jadi ibu sering marah-marah di rumah?
Validasi
Baiklah ibu, untuk mengatasi itu apa yang sudah dilakukan? ibu sudah dilatih apa saja?
Kontrak
Baiklah sekarang kita akan bercakap-cakap tentang cara mengatasi marah, tujuannya jika ibu
marah dapat mengontrol marahnya dengan baik. Bagaimana kalau waktunya 20 menit? Dan
tempatnya disini?

Fase Kerja
Predisposisi dan Presipitasi
a. Biologi
 Pernahkan Ibu dirawat sebelumnya?
 Kemana berobatnya?
 Aibuah sebelumnya ibu pernah mengalami hal yang sama (mendengar suara-suara)
 Aibuah Ibu mengetahui/diberitahu penyakit Ibu?
 Aibuah setelah pulang ke rumah Ibu mendapatkan obat?
 Aibuah Ibu mengetahui tentang pengobatan penyakit Ibu? (nama obat, jumlah, dosis)
 Aibuah obatnya diminum secara rutin?
 Pernah berhenti minum obat?
 Kapan terakhir minum obat?
 Bagaimana cara perawatan di rumah?
 Aibuah ada riwayat penyakit fisik sebelumnya (misalnya sakit panas hingga kejang-
kejang, jika ya kapan?
 Aibuah pernah mengalami jatuh/kecelakaan hingga pingsan, jika ya kapan?
 Aibuah pernah menggunakan NAPZA, jika kapan dan apa jenisnya?
 Adakah keluarga yang lain ada yang mempunyai gejala yang sama dengan Ibu?

b. Sosial
 Aibuah dulu pernah sekolah? Pendidikan terakhirnya apa?
 Aibuah pernah mengalami putus sekolah?Jika ya, karena apa?
 Apabila dulu bekerja, dimana? Aibuah sekarang masih bekerja?
 Aibuah hasil dari pekerjaannya dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari?
 Apabila tidak bekerja siapa yang menanggung biaya hidupnya?
 Aibuah sudah menikah? Sudah punya anak? Berapa? Di rumah ibu tinggal dengan
siapa? Saudaranya ada berapa? Di rumah punya teman? Bagaimana hubungan ibu
dengan teman-teman di rumah?
 Siapa orang yang paling berarti dalam kehidupan ibu?
 Aibuah Ibu pernah mengalami kehilangan yang dicintai, perceraian, kehilangan harta
benda?
 Aibuah ada penolakan dari orang di masyarakat?

c. Psikologis
 Bagaimana perasaan ibu ketika dibawa ke rumah sakit?
 Aibuah ada peran ibu yang terganggu akibat di rawat?
 Aibuah ibu memiliki pengalaman yang tidak menyenangkan? Kapan itu terjadi?
 Aibuah ibu termasuk orang yang mudah cemas, mudah marah, mudah tersinggung atau
menutup diri?

d. Penilaian stressor
 Baiklah Bu, jadi ibu pernah sakit, tidak pernah minum obat, ingin melanjutkan sekolah
tapi tidak ada biaya, ingin menikah, ingin bekerja, Jadi ada 5 ya Bu/Ibu yang menjadi
masalah Ibu saat ini. Baiklah saya ingin tahu apa yang ibu rasakan atau ibu pikirkan
terkait masalah yang ibu hadapi! Apa yang Ibu pikirkan terkait dengan:
 Ibu kan pernah sakit? Apa yang ibu pikirkan tentang penyakit ibu?
 Apa yang ibu pikirkan ketika menghentikan minum obat?
 Apa yang ibu rasakan setelah ibu tidak minum obat?
 Bagaimana perasaan ibu terkait masalah putus obat tadi?
 Aibuah setelah putus obat, ibu menjadi mudah sedih atau mudah marah?
 Aibuah ibu menjadi lebih nyaman ketika berhenti minum obat?
 Setelah berhenti minum obat, aibuah menjadi sulit tidur?
 Aibuah menjadi pusing, dada berdebar-debar
 Aibuah menjadi kurang nafsu makan setelah berhenti minum obat?
 Aibuah setelah berhenti minum obat, ibu menjadi tidak bisa tenang, mondar-mandir ?
 Aibuah ibu ibu menjadi sulit mengontrol perilakunya?
 Aibuah lebih suka menyendiri daripada bergaul dengan orang lain?
 Setelah berhenti minum obat, aibuah ibu menjadi enggal bergaul dengan orang lain ?
 Aibuah ibu menjadi malu atau minder untuk berbicara dengan orang lain?
 Aibuah setelah berhenti minum obat menjadi malas ikut kegiatan sosial?

e. Sumber koping dan mekanisme koping


Personal ability
 Baiklah ibu, apa yang ibu lakukan untuk mengatasi masalah ingin marah atau kesel
tadi?
 Aibuah sudah pernah diajarkan cara mengatasi masalah tersebut?
 Aibuah ibu sudah pernah melatihnya, bagaimana hasilnya? Aibuah perasaan kesalnya
hilang?

Social support
 Selama ibu sakit dan dirawat, siapa yang menemani ibu di sini?
 Siapa yang merawat (care giver) ibu di rumah?
 Apa yang dapat dilakukan mereka (keluarga/care giver) ketika merawat ibu?
 Aibuah ibu punya teman kelompok dengan penyakit yang sama?
 Aibuah di lingkungan tempat tinggal ibu terdapat kader kesehatan jiwa?

Material asset
 Selama ibu dirawat disini siapa yang membiayai?
 Aibuah ibu mempunyai jaminan kesehatan?
 Aibuah ada asset pribadi seperti tabungan, tanah, piaraaan atau sawah?
 Kemana biasanya keluarga membawa /mengobati ketika ada anggota keluarga yang
sakit?
 Aibuah ada PKM,. RSJ terdekat dari rumah?

Positive belief
 Aibuah ibu yakin bisa sembuh? Aibuah ibu yakin bahwa masalah yang dialami dapat
diatasi?
 Aibuah ibu yakin bahwa petugas kesehatan dapat membantu kesembuhan ibu?

f. Tindakan Keperawatan Generalis


Baiklah, tadi ibu mengatakan perasaannya sering kesal dan ingin marah, Apa yang
menyebabkan perasaan itu muncul? Apa yang dilakukan saat perasaan kesel itu muncul?Oh,
jadi sudah pernah diajarkan tapi lupa, ada tidak keinginan untuk mengatasi perasaan
marahnya itu?Baiklah kalo ibu punya keinginan untuk mengatasinya, mari kita latihan untuk
mengendalikan perasaan marah itu. Ada 4 cara untuk mengontrolnya, yaitu latihan fisik
tarik nafas dalam dan pukul bantal atau kasur, kedua latihan minum obat secara teratur,
ketiga latihan berbicara yang benar, keempat latihan melakukan kegiatan spiritual. Dari
keempat latihan tersebut, mana yang ibu akan pilih dulu untuk latihan hari ini? Cara yang
pertama ya? Baiklah kita akan lakukan latihan yang pertama yaitu latihan tarik nafas
dalam, “caranya coba ibu hirup udara melalui hidung, tahan sebentar kemudian keluarkan
dari mulut dilakukan sehari 5x”. coba saya praktekkan, ibu bisa melihat. “Coba sekarang
ibu praktekkan cara tarik nafas dalam tersebut, seperti yang saya contohkan tadi” bagus.....

Nah sekarang kita akan latihan pukul bantal dan kasur, jadi kalau ibu lagi kesal ingin
memukul seseorang, luapkan marahnya pada bantal dan kasur yang ada diruangan ini,
caranya seperti ini, ibu perhatikan saya dulu ya, baru ibu lakukan.....ya sekarang ibu coba
lakukan pukul bantal dan kasur.......bagus. Nah sekarang kita buat jadwal kegiatannya ya
ibu, mau jam berapa aja melakukan latihan fisik tarik nafas dalam dan pukul bantal dan
kasur.

Fase Terminasi:
Evaluasi Subyektif

Bagaimanaperasaan ibu...setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol perasaan


marah dengan latihan fisik tarik nafas dalam dan pukul bantal?

Evaluasi Obyektif

Coba ibu... sebutkan kembali ada berapa cara mengontrol marah dengan latihan fisik? Bagus
ibu...

R/ Ya ibu lakukan tarik nafas dalam 5x sehari dan pukul bantal 5x sehari Jangan lupa
laksanakan semua latihan dengan teratur sesuai jadual ya ibu.

Rencana Tindak lanjut

Baik ibu...., besok kita akan bertemu lagi, saya juga akan melatih cara mengontrol perasaan
marah dengan cara berikutnya yaitu minum obat yang benar. Ibu... mau jam berapa? Dimana?
Baik ibu sampai jumpa besok dan selamat istirahat.

Kontrak yang akan datang

“Besok kita ketemu lagi untuk belajar cara yang lain yaitu minum obat dengan benar,
bagaimana kalo jam 9.00 wib waktunya 20 menit, tempatnya disini saja atau dimana? Baiklah
di sini saja. Baiklah ibu, sudah selesai pertemuan kita. Selamat pagi…”

Anda mungkin juga menyukai