Anda di halaman 1dari 11

RPK ( RIWAYAT PERILAKU KEKERASAN )

SP 1 (LATIHAN CARA TARIK NAFAS DALAM )

1. Fase Orientasi
a. Salam Tarapeutik
“Assalamualikum, selamat pagi bu.”
b. Perkenalan
“Perkenalkan nama saya Ardifa Saya mahasiswa perawat jiwa diruangan ini.”
“Nama Ibu siapa?”
-susianti
“Ibu lebih suka dipanggil apa?”
-susi
c. Membuka Topik Umum
“Ibu bagaimana tidurnya semalem?”
-kurang nyenyak sus
“Tadi pagi makannya habis tidak bu?
-tidak sus
“Dari tadi pagi sudah melakukan aktifitas apa saja bu?”
-hanya membereskan tempat tidur setelah itu duduk duduk di taman
d. Kontrak
“Sesuai kesepakatan sebelumnya, sekarang kita berbincang-bincang ya bu. Waktunya
sekitatar 15 menit. Tempatnya mau di mana bu?”
-disini saja
“Oh baik bu, disini saja.”
2. Fase Kerja
“Coba Ibu ceritakan apa yang menyebabkan Ibu marah?”
- Saya marah kalau sudah stress apalagi kalau sudah menyangkut masalah pekerjaan dan
uang
“Apa sebelumnya Ibu pernah marah?”
-ya pernah
“Saat penyebab marah itu ada, apa yang ibu rasakan?”
- Ya ingin melampiaskannya Sus
“Apakah ibu merasakan kesal, kemudikan dada ibu berdebar-debar, mata melotot, rahang
katup rapat, dan tangannya mengepal?”
-iya sus
“Setelah itu apa yang ibu lakukan?”
- Marah, banting pintu atau pecahin barang didekat saya
“Apakah dengan cara ini stress ibu hilang?
-Tidak
“Iya… tentu tidak ya bu. Apa kerugian dari cara yang ibu lakukan tersebut?”
-Yang lain pada takut, Sus
“Betul, orang-orang disekitar ibu jadi takut, barang-barang juga pecah.”
“kalau begitu, apakah ibu mau belajar mengungkapkan marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian?”
-mau sus
“Ada beberapa cara fisik untuk mengendalikan rasa marah, hari ini kita berlajar dulu satu
ya bu.”
-iya sus
“Begini bu, kalau tanda-tanda marah ibu sudah ibu rasakan, ibu berdiri lalu tarik nafas dari
hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari mulut seperti mengeluarkan
kemarahan. Ibu bisa melakukannya sebanyak 5 kali. Setelah ini saya
contohkan, lalu ibu ikuti ya.”
(Pasien mengikuti)
“Bagus sekali ibu. Ibu sudah dapat melakukannya dengan baik. Ibu Hebat!”
“Nah sebaiknya latihan ini Ibu lakukan secara rutin, sehingga bila sewaktu-waktu rasa
marah Ibu muncul Ibu R sudah terbisa melakukannya.”
3. Fase Terminasi
“Bagaimana perasaan ibu setelah kita berbincang-bincang?”
-sedikit lebih tenang sus
“Coba ibu sebutkan kembali bagaimana cara ibu mengatasi rasa marah ibu jika timbul
lagi?”
-berdiri lalu tarik nafas dari hidung, tahan sebentar, lalu keluarkan secara perlahan-lahan dari
mulut seperti mengeluarkan kemerahan. Ibu bisa melakukannya sebanyak 5 kali.
“Betul bu, dengan menarik nafas dalam.”
b. Rencana Tindak Lanjut
“Selanjutnya bisa ibu praktikkan sendiri ya saat ibu merasa marah.”
c. Kontrak yang akan datang
“Besok kita berbincang-bincang lagi ya bu. Wakunya dan tempatnya mau dimana bu?”
-disini saja sus jam 10 Q10
d. Salam Tarapeutik
“Kalau gitu pertemuan hari ini sampai di sini dulu ya. Saya tinggal dulu.
Assalamualaikum

“waalaikumsalam”

SP 2 (LATIH PATUH OBAT )


1. Fase Orientasi
a. Salam terapeutik
“ Assalamualaikum selamat pagi ibu”

“Masih ingat dengan saya?”

b. Perkenalan / validasi identitas perawat :


“Iya betul ibu/bapak saya perawat Nabila yang bertugas pada hari ini dari pukul 08.00-
14.00”

c. Evaluasi / validasi :
“Bagaimana perasaan ibuhari ini”

“Makannya hari ini gimana pak, habis atau tidak”

“Tidurnya semalam nenyak atau tidak bu?”

“Bapak kemarin kan kita melkakukan kegiatan pertama kan ya, boleh bapak sebutkan
apa kegiatannya?”

“Iya betul ibu kegiatannya tarik nafas dalam ya bu”

“Ibu boleh saya lihat jadwal kegiatan yang kemarin?”


“Bagaimana apakah ibu sering melakukan Latihan yang ada di jadwal kegiatan ibu?”

“Bagaimana perasaan ibu setelah melakukan kegiatan itu?”

d. Kontrak :
Topik

“Kemarin kita sudah membuat janji bahwa hari ini kita akan melatih minum obat

secara teratur dengan prinsip 5 B (Benar pasien, benar obat, benar dosis, benar

waktu pemberian, benar cara pemberian) untuk mengontrol perilaku kekerasan

Waktu dan Tempat

“Untuk melatih cara minum obat ibu mau dimana?”

“Untuk waktunya ibu mau berapa lama? Kalo 15 menit bagaimana?”

Fase Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)

”Ibu apakah ibu rutin meminum obat yang di berikan oleh dokter”

”Ibu apakah ada perbedaan setelah ibu meminum obat secara teratur”

”Ada berapa obat yang ibu minum”

”Iyaa ibu benar ada 3 obat”

”Ini yang warna kuning adalah THP ibu minumnya 2x sehari jam 1 pagi dan

malam. Sekali minum sau tablet ya bu. Ini gunannya untuk membuat tubuh rileks

dan tidak kaku”

”Nah yang kedua namanya Clozapin oren 2x sehari jam 7 pagi dan jam 7 malam, di

minumnya cukup satu tablet ya bu. Gunakannya aga ibu tenang”

”Nah yang ketiga Halopteridol yang berwarna pink di minumnya 2x sehari jam 7 pagi
dan jam 7 malam

satu tablet”

”Nah ibu untuk minum obatnya harus rutin ya tidak boleh terputus sebab kalo
terputus kebiasaan buruk bapak akan kambuh dan akan sulit untuk kembali ke

kadaan semula”

”Nanti saat obatnya abis bapak bisa konsultasi kembali ke dokter ya bu”

”Ibu juga harus teliti saat menggunakan obat yang sudah di berikan. Pastika bahwa

obatnya benar artinya ibu harus memastikan apakah obat tersebut benar untuk ibu

atau tidak ibu bisa baca terlebih dahulu nama di kemasannya”

”Pastikan juga bahwa obat di minumnya di waktu yang tepat yang telah di

jadwalkan tadi”

”Ibu juga harus meminum obat secara benar ya bu yaitu di minum sesudah makan

dan benar berapa tablet yang harus di minum”

2. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif)

“Ibu bagaimana perasaannya saat ini setelah kita berlatih tentang cara meminum obat”

“Alhamdulillah ibu kalo gitu ibu sudah cukup paham ya”

Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement)


“Baik ibujadi tadi saya sudah sebutkan ya bu beberana mana obatnya”

“Bisa ibu tunjukan warna obatnya dan berapa kali ibu minum obat tersebut dalam
sehari”

“Wah bagus bu sudah benar”

Rencana tindak lanjut :

“Nah sekarang kita masukan Latihan tadi ke dalam jadwal kegiatan harian ibu”
“Nah bapak jadwal minum obatnya pagi pukul 7 dan malam pukul 7 juga ya pak dalam
seharinnya nanti bapak bisa meminta obatnya ke suster ya pak”

“Bapak juga bisa lebih pelajari tentang obatnya ya pak, ini saya memberikan catatan agar
bapak bisa mempelajari tentang obat dan bagaimana cara meminumnya”

b. Kontrak yang akan datang :


Topik :

“Baik ibu untuk kegiatan selanjutnya kita akan kegiatan fisik ibu apakah ibu

bersedia?”

Waktu:

Untuk waktunya ibu mau jam berapa? Bagaimana kalo jam 9 seperti hari ini?”

“Baik ibu besok jam 9 berarti ya, mau berapa lama waktu ibu untuk berlatih?”

Tempat:

“Untuk temoatnya ibu mau dimana?bagaimana jika di kamar saja? Baik ibu jika

begitu besok saya akan dating Kembali pukul 09.00

c. Salam terapeutik
“Baik ibu Latihan cara minum obatnya besok kita akan berlatih Kembali ya bu,
sebelumnya apa ada yang ingin di tanyakan?”
“Baik kalo tidak ada saya permisi dulu ya bu”

SP 3 (LATIHAN CARA FISIK 2 : PUKUL KASUR/BANTAL)


1. Fase Orientasi
e. Salam terapeutik
Assalamualaikum/Selamat pagi ibu ’S”

f. Perkenalan / validasi identitas perawat :


Masih ingat bu dengan saya? Baiklah karena ibu lupa saya perkenalkan lagi nama saya
Ardifa biasa dipanggil perawat difa, saya mahasiswi keperawatan dari Universitas
Jenderal Achmad Yani yang akan berjaga pada hari ini pukul 08.00 sampai 14.00.
g. Pembicaraan dengan topik netral :
Bagaimana kabar ibu hari ini? dan bagaimana perasaan ibu saat ini ? Apakah tidur ibu
“S” nyenyak?

h. Evaluasi / validasi :
Bagaimana bu, sudah makan siang? sudah minum obat? Apakah ibu sudah melakukan
cara yang saya ajarkan kemarin untuk mengontrol marah ibu ? ibu masih ingat cara
latihan fisik yang kemarin kan?

i. Kontrak :
Topik

Baiklah seperti janji kita kemarin hari ini kita akan belajar latihan cara mengontrol
marah ibu .

Waktu

Berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 15 menit?

Tempat

Ibu ingin berbincang - bincang dimana? Baiklah disini saja ya.

2. Fase Kerja (langkah-langkah tindakan keperawatan)


-Evaluasi kegiatan yang lalu (SP1 SP2
Apakah ibu sudah melakukan cara yang saya ajarkan kemarin untuk mengontrol marah ibu ?
ibu masih ingat cara latihan fisik yang kemarin kan? Obatnya sudah diminum bu?

-Latih cara fisik 2  pukul kasur / bantal


Ketika perasaan marah ibu muncul apa yang ibu lakukan? Apakah dengan ibu marah-
marah, keadaan jadi lebih baik? Menurut ibu adakah cara lain yang lebih baik selain
marah-marah? Maukah ibu belajar mengungkapkan rasa marah dengan baik tanpa
menimbulkan kerugian? Baiklah ibu ada beberapa cara untuk mengendalikan rasa
marah yaitu dengan latihan fisik, minum obat, latihan berbicara dengan baik dan
spriritual. Nah hari ini kita belajar cara-cara mengendalikan rasa marah dengan latihan
fisik. Caranya yaitu melampiaskan rasa marah dengan memukul bantal atau kasur,
nah disaat rasa marah ibu muncul ibu bisa melampiaskannya dengan cara memukul
bantal dan kasur, sepeti ini saya contohkan dan bisa ibu ulangi ? bagus sekali ibu bisa
melakukannya. Nah sebaiknya latihan ini ibu lakukan secara rutin, sehingga bila
sewaktu-waktu rasa marah itu muncul ibu sudah terbiasa melakukannya.
-Masukkan dalam jadwal harian pasien
Baiklah latihan hari ini kita masukan ke jadwal kegiatan untuk latihan fisik ya bu.

3. Fase terminasi
d. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
Evaluasi klien (subjektif) : Bagaimana perasaan ibu setelah belajar cara mengendalikan
marah ibu?

Evaluasi perawat (objektif setelah reinforcement) :

Baiklah ibu masih ingat tidak kita tadi belajar apa? Coba contohkan kembali bagaimana
cara mengontrol rasa marah ibu ? Bagus sekali ibu, ibu bisa melakukannya .

e. Rencana tindak lanjut : Sekarang kita buat jadwal latihan nya ya bu, berapa kali sehari ibu
mau latihan mengontrol marah ? dan jika rasa marah ibu muncul ibu bisa
melampiaskannya dengan memukul kasur dan bantal ya bu.
f. Kontrak yang akan datang :
Topik

Baiklah bagaimana kalau besok kita mengobrol kembali dan latihan cara ketiga untuk
mengontrol marah.

Waktu

Besok saya akan kembali lagi sekitar pukul 09.00. Waktunya ibu mau berapa lama
bagaimana sama seperti tadi 15 menit.

Tempat

Tempatnya ibu mau dimana? baiklah disini saja ya bu.

Salam terapeutik

Kalau begitu saya permisi dulu ya buu. Assalamualaikum


SP 4 (LATIHAN SECARA SOSIAL/VERBAL)
1. Fase orientasi
 Salam terapeutik :
Assalamualaikum, selamat pagi, bu.
 Perkenalan :
Apakah ibu masih ingat dengan saya ? bagus ibu, ya saya suster dedeh.
 Membuka pembicaraan dengan topik umum :
Bagaimana kabar ibu hari ini ? semalam bagaimana tidurnya ? Makannya habis
atau tidak ?
 Evaluasi / validasi :
Bagaimana bu apakah sudah dilakukan Tarik nafas dala, minum obat dan pukul
bantal seperti yang sudah saya ajarkan kemarin?, bagus bu. apa yang ibu rasakan
setelah melakukan latihan secara teratur, apakah ibu merasa terbantu? Coba saya
lihat jadwal kegiatan hariannya, bagus bu.
 Kontrak
Topik : baiklah bu, sesuai janji kita yang kemarin, hari ini saya datang kembali
untuk mendiskusikan tentang latihan cara bicara yang baik untuk mencegah
marah, apakah ibu bersedia?
Waktu : berapa lama ibu mau berbincang-bincang? Bagaimana kalau 20 menit?
Tempat : ibu mau berbincang-bincang dimana? bagaimana kalau ditempat yang
sama?

2. Fase kerja
Pada pertemuan yang kemarin kan ibu sudah latihan Tarik nafas dalam,dan pukul
bantal ya bu, ketika ibu marah, ibu sudah bisa menyalurkan kemarahan ibu pada cara
itu ya bu. jadi sekarang kita akan latihan cara yang selanjutnya yaitu cara bicara yang
baik untuk mencegah marah. Nah, kalau marah sudah disalurkan melalui Tarik nafas
dalam dan pukul Kasur dan bantal, dan sudah merasa lega, maka kita perlu bicara
dengan orang yang membuat kita marah. Begitu ya bu.
Caranya ada tiga ya bu, Cara yang pertama adalah meminta dengan baik tanpa
marah dengan suara yang rendah serta tidak menggunakan kata-kata kasar. Kalau
kemarin kan ibu mengatakan penyebab marahnya karena makanan tidak tersedia ya,
nah coba ibu bisa meminta sediakan makanan dengan baik ya bu, saya contohkan
seperti ini “bu, tolong sediakan makan karena saya lapar”. Coba ibu praktekan, bagus
bu. Nanti biasakan dicoba disini untuk meminta makan dan minum, meminta baju,
meminta obat dan lain-lain ya bu.
Cara yang kedua yaitu menolak dengan baik. Jika ada yang menyuruh ibu dan ibu
tidak ingin melakukannya,, katakan “maaf saya tidak bisa melakukannya karena saya
sedang ada kerjaan”. atau saat ada yang mengajak ibu tetapi ibu tidak ingin ikut atau
menolak, ibu bisa menolak dengan baik, katakan “maaf saya tidak ingin ikut karena
saya tidak lagi ingin pergi kemana-mana”, coba ibu praktikan, bagus bu seperti itu ya.
Cara yang ketiga adalah mengungkapkan dengan baik. Jadi ketika ibu marah atau
kesal ibu bisa mengungkapkan perasaan kesalnya dengan baik, jika ada perlakuan
orang lain yang membuat kesal, ibu dapat katakan “saya jadi ingin marah karena
perkataanmu itu” coba ibu praktikan, bagus sekali bu.

3. Fase terminasi
a. Evaluasi respon klien terhadap tindakan keperawatan
 Evaluasi klien (subyektif) :
bagaimana perasaan ibu setelah berbincang-bincang tentang cara mengontrol
marah dengan bicara yang baik?
 Evaluasi perawat (objektif)
Coba ibu bisa sebutkan lagi cara bicara yang baik yang telah kita pelajari.
Bagus sekali bu.
b. Rencana tindak lanjut :
Sekarang mari kita masukan dalam jadwal ya bu. Berapa kali sehari ibu mau
latihan bicara yang baik? bagaimana kalau 3 kali sehari ya bu yaitu tiap jam 8
pagi, jam 2 siang dan jam 8 malam atau ibu bisa latihan sesering mungkin ya bu.
c. Kontrak yang akan datang
Topik : baiklah bu, untuk pertemuan hari ini kita cukupkan ya, bagaimana kalau
besok kita ketemu lagi bu? Besok kita akan berbincang-bincang lagi ya bu, untuk
membicarakan cara yang lain untuk mengatasi rasa marah ibu yaitu dengan cara
ibadah, apakah ibu setuju?
Waktu : ibu mau jam berapa? Bagaimana kalau jam 09.00 lagi bu?
Tempat : ibu mau dimana? Disini lagi?
d. Salam terapeutik
Baik kalau begitu untuk pertemuan kali ini sudah cukup ya, saya kira inu sudah
mengerti . sampai nanti ya bu, saya pamit. Assalamualaikum.

SP 5 (LATIHAN SECARA SPIRITUAL)

1. Fase Orientasi
“Assalamu’alaikum Ibu R, selamat pagi. Masih ingat nama saya? Betul Ibu”
“Bagaimana perasaan Ibu R hari ini?”
“Kemarin sudah kita pelajari bahwa jika Ibu R akan marah dan muncul perasaan
kesal, berdebar-debar, mata melotot, selain nafas dalam maka Ibu R juga bisa
mengontrol marah dengan memukul bantal atau kasur. Dan kemudian setelah
amarahnya reda, Ibu R bisa bicara baik-baik dengan orang yang membuat Ibu R
merasa marah dan kesal. Nah bagaimana sudah dilatih semuanya? Bagus! Bagaimana
dengan perasaan marahnya?”
“Sesuai janji kemarin, hari ini kita akan latihan mengenai cara mencegah amarah
dengan cara ibadah.”
“Dimana enaknya kita berbincang-bincangnya Ibu R? Bagaimana kalau ditempat
biasa saja? Baiklah Ibu R”
“Untuk waktunya bagaimana kalau 10-15 menit saja Ibu R? Baiklah”
2. Fase kerja
“Coba ceritakan kegiatan ibadah yang biasa Ibu R lakukan. Bagus... wah banyak
sekali ya bu. Yang mana yang mau kita coba sekarang ?”
“Nah, kalau Ibu R sedang marah coba ibu langsung duduk dan langsung tarik nafas
dalam. Jika tidak reda juga marahnya rebahkan badan agar rileks. Jika tidak reda juga,
ambil air wudhu kemudian sholat”
“Ibu R bisa melakukan sholat secara teratur untuk meredakan kemarahan.”
“Coba Ibu R sebutkan sholat 5 waktu? Bagus, ibu mau coba yang mana? Coba
sebutkan caranya?”
3. Fase terminasi
“Bagaimana perasaan Ibu R setelah kita bercakap-cakap tentang cara mengontrol
marah dengan beribadah tadi?”
“Jadi sudah berapa cara mengontrol marah yang sudah kita pelajari? Bagus”
“Mari kita masukkan kegiatan ibadah pada jadwal kegiatan sehari-hari Ibu R. Mau
berapa kali ibu melaksanakan sholat? Baik kita masukkan sholat …….dan ……
(sesuai kesebuatan pasien).”
“Coba ibu sebutkan lagi cara ibadah yang dapat ibu lakukan bila ibu sedang marah”
“Setelah ini coba ibu lakukan sholat sesuai jadwal yang telah kita buat tadi”
“Baik Ibu R sesuai kontak waktu di awal tadi, kita sudah berbincang-bincang selama
15 menit ya bu. Kalau begitu untuk hari ini sudah selesai ya bu. Saya pamit keruangan
saya dulu. Nanti kita berbincang lagi. Assalamu’alaikum”

Anda mungkin juga menyukai