Anda di halaman 1dari 3

STRATEGI PELAKSANAAN: RISIKO PERILAKU KEKERASAN

Syafinna Rahmadhita_2110711098_Kelas C

STRATEGI PELAKSANAAN 3 (SP 3) RISIKO PERILAKU KEKERASAN

A. Proses Pelaksanaan
1. Fase Preorientasi
Perawat telah menyiapkan kesiapan diri dan hal-hal yang dibutuhkan seperti jadwal
harian, alat tulis, dan telah membaca rekam medis pasien. Sebelum masuk ke ruangan,
perawat telah mencuci tangan terlebih dahulu dan siap melakukan intervensi.

2. Fase Orientasi
a. Salam Terapeutik
“Selamat sore, mbak. Wah, mbak masih ingat dengan saya, ya. Saya izin perkenalan
lagi. Saya dengan Ners Syafinna, biasa dipanggil Ners Fina. Hari ini ners bertugas
dari jam 14.00 sampai jam 20.00 malam nanti. Boleh sebutkan kembali nama
lengkap mbak dan tanggal lahirnya?”

b. Evaluasi
“Bagaimana perasaan hari ini mbak? Apakah rasa marah dan kesalnya masih terasa
mengganjal?”
“Baik. Kalau begitu latihan kemarin apakah sudah dilakukan?”

c. Validasi
“Wah, hebat sekali kalau mbak sudah berlatih saat rasa kesal dan marahnya muncul.
Karena mbak sudah melakukan latihan, kita bisa memasukannya ke jadwal kegiatan
harian.”

d. Kontrak
1) Topik
“Baiklah sesuai dengan janji kita kemarin hari ini kita akan latihan untuk minum
obat. Tujuannya adalah untuk mengetahui obat apa saja yang harus mbak
minum dan apa manfaat dari masing-masing obat yang sedang mbak minum.
Apakah mbak bersedia?”
2) Waktu
“Kita akan berbincang – bincang sekitar 10 menit saja. Apakah mbak bersedia?”
3) Tempat
Mbak mau berbincang-bincang dimana? Disini atau di tempat lain?”

3. Fase Kerja
“Baik, disini ners bawa obat mbak. Hal yang harus dilakukan pertama kali adalah cek
apakah sudah benar obat ini ditujukan untuk mbak. Disini di label obat sudah tertulis
nama mbak Intan ya? Berarti sudah benar.”
“Kedua, cek apakah obatnya sudah benar atau belum. Obat yang mbak ambil ada dua
yaitu Risperidone dan Trihexapenidril atau THP. Risperidone fungsinya untuk
mengendalikan emosi yang tidak terkendali mbak, namun karena ada efek samping
yang ditimbulkan seperti kekakuan otot dan tangan tremor atau kehilangan cara
berekspresi bisa dikurangi efek sampingnya dengan menggunakan THP ini.”
“Ketiga, cek dosisnya sudah benar atau belum. Dosis dari Risperidone dan THP yang
diambil oleh mbak masing masing adalah 5 mg per tabletnya.”
“Keempat, cek apakah sudah benar frekuensi obatnya. Disini obatnya harus diminum
di pagi dan malam setelah makan. Jadi dua kali sehari.”
“Kelima, benar cara mengonsumsi obatnya. Obat ini diminum ya menggunakan air
mineral biasa. Jangan memakai kopi, teh, susu, atau minuman lain karena dapat
menghilangkan efek utama dari obatnya.”
“Keenam, cek kadaluarsa dari obatnya. Jika mbak menemukan obatnya sudah lewat
kedaluwarsa, boleh lapor ke ners saja ya.”
“Ketujuh, saat mbak sudah minum obat, beri tanda centang di daftar obat pasien yang
ners sudah kasih supaya mbak bisa ingat kapan saja sudah minum obat.”

4. Fase Terminasi
a. Evaluasi Subjektif
“Bagaimana perasaan mbak setelah tadi kita berlatih cara meminum obat?”

b. Evaluasi Objektif
“Wah, bagus. Mbak berarti sudah mengatahui apa saja obat yang mbak ambil dan
bagaimana tata cara minum obatnya, ya. Coba boleh mbak ulangi lagi apa yang
telah mbak pelajari tadi?”
c. Rencana Tindak Lanjut
“Baiklah, kita masukkan di jadwal kegiatan harian setelah kita melakukan kegiatan
hari ini ya.”

d. Kontrak yang Akan Datang


1) Topik
“Besok, ners akan kembali lagi untuk latihan keempat yaitu latihan verbal
seperti bagaimana cara untuk meminta dengan baik, menolak dengan baik, dan
mengungkapkan kekesalan dengan cara yang baik. Apakah mbak mau?”
2) Waktu
“Besok mbak mau bertemu ners jam berapa? Baik, jam 13:00 ya?”
3) Tempat
“Mbak mau latihan dimana besok? Baik disini saja, ya.”

e. Salam Penutup
“Baiklah mbak, sesuai kontrak tadi ners akan datang di jam 13:00. Tempatnya disini
lagi seperti tadi, ya. Kalau begitu ners pamit dan mbak bisa lanjutkan aktivitasnya
lagi. Saya permisi, selamat sore mbak.”

Anda mungkin juga menyukai