Anda di halaman 1dari 10

IF4058 Topik Khusus Sains Komputer

1
Metode Numerik
Integral

Dipersiapkan oleh:

David Soendoro / 13507086


Samsu Sempena / 13507088
Kevin Tirtawinata / 13507097

Institut Teknologi Bandung


Jalan Ganesha 10
Bandung
2011

Soal
POKOK BAHASAN : SULUSI PERSAMAAN DIFERENSIAL BIASA
1 Bidang Fisika - Gelombang
Sebuah osilator nonlinier bekerja berdasarkan persamaan

d 2x
2 x x 2
2
dt
dimana x(t) menunjukkan perpindahan, t adalah waktu, dan
adalah kontanta. Diberikan nilai x(0) = 1, x(0) = 0, ambil = 1.
Selesaikan persamaan diferensial tersebut secara numerik untuk
= 0.01, 0.1, 1, 10 untuk interval waktu masukan.
Metode yang digunakan:
a
b
c
d
e

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Euler
Heun
Runge-Kutta orde 3
Runge-Kutta orde 4
P-C Adams-Moulton

2 Bidang Fisika - Gravitasi


Persamaan gravitasi

xy' '2 y ' x ( y 2 c ) 3 / 2 0


dimana y(0) = 1, y(0) = 0. Selesaikan persamaan diferensial
tersebut secara numerik pada interval 0<x<5 untuk c = 0.1.
Metode yang digunakan:
a
b
c
d
e

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Euler
Heun
Runge-Kutta orde 3
Runge-Kutta orde 4
P-C Adams-Moulton

[Petunjuk: Akan timbul permasalahan ketika y bernilai 0 pada x


= 0. Untuk mengatasinya, bagi seluruh persamaan dengan x dan
gunakan aturan LHospital pada y/x untuk x0]

3 Bidang Listrik
Pada suatu rangkaian listrik yang terdiri dari resistor, induktor,
dan kapasitor, nilai tegangan yang melaluinya adalah iR (i adalah
arus dalam ampere, R adalah besar hambatan resistor dalam
ohm), nilai induktansinya adalah L(di/dt) (L adalah nilai
induktansi induktor dalam henry), dan nilai kapasitansinya
adalah q/C (q adalah muatan kapasitor dalam coulomb, C adalah
nilai kapasitansi kapasitor dalam farad). Maka perbedaan
tegangan antara titik A dan B adalah

V AB L

di
q
Ri
dt
C

Jika persamaan tersebut diturunkan terhadap t dan dq/dt = i,


maka akan diperoleh persamaan diferensial kedua:

d 2i
di 1
dV

dt C
dt
dt 2

Jika tegangan VAB (pada mulanya bernilai 0) tiba-tiba meningkat


menjadi 15 volt dan tetap stabil pada 15 volt (dV/dt = 0), arus
akan mengalir melalui rangkaian.
a Hitung nilai arus yang melalui rangkaian saat t = 0 sampai t =
0.1 detik, jika C = 1000 mikrofarad, L = 50 milihenry, dan R =
4.7 ohm; gunakan t = 0.002 detik.
b Hitung nilai tegangan yang melalui kapasitor selama selang
waktu tersebut.
Metode yang digunakan:
a
b
c
d
e

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Euler
Heun
Runge-Kutta orde 3
Runge-Kutta orde 4
P-C Adams-Moulton

4 Bidang Geograf
Kurva penduduk P(t) untuk Amerika Serikat diasumsikan memenuhi
persamaan diferensial P = aP bP2. Jika t menyatakan tahun
setelah 1900, dan penambahannya h = 10, nilai a = 0.02 dan b =
0.00004. Tentukan P(t) hingga tahun 2000 dengan menggunakan
pendekatan:

a Metode Euler
b Metode Heun
c Metode Runge-Kutta orde 3
d Metode Runge-Kutta orde 4
e Metode P-C Adams-Moulton
Penduduk Amerika Serikat pada tahun 1900 berjumlah 76.4 juta jiwa.

5 Bidang Matematika
a Untuk persamaan:

dy
x3 y 2
dx
dengan y(0) = 0, gunakan h = 0.2 untuk menghitung y(1.4).
Metode yang digunakan:
a
b
c
d
e

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Euler
Heun
Runge-Kutta orde 3
Runge-Kutta orde 4
P-C Adams-Moulton

b Diberikan persamaan differensial berikut: dy/dt = exp(-2t) 2y,


y(0) = 0.1
Lakukan perhitungan numerik untuk menaksir nilai y pada nilai-nilai
x dalam selang [0,2] (ambil ukuran langkah h = 0.2, 0.1 dan 0.05).
Metode yang digunakan:
a Metode Euler
b Metode Heun
c Metode Runge-Kutta orde 3
d Metode Runge-Kutta orde 4
e Metode P-C Adams-Moulton
Program juga harus dapat menerima masukan nilai x dari user.
c Diketahui sistem PDB orde 1
dy/dt = -0.5 y
; y(0) = 4
dz/dt = 4 0.3 z 0.1y ; z(0) = 6
Selesaikan sistem PDB di atas. Program menerima nilai peubah
bebas x yang merupakan masukan dari user, yang akan dihitung
nilai y(x) dan z(x) dari peubah x itu.

Metoda yang digunakan:


a
b
c
d
e

Metode
Metode
Metode
Metode
Metode

Euler
Heun
Runge-Kutta orde 3
Runge-Kutta orde 4
P-C Adams-Moulton

Nilai h juga merupakan masukan dari user.

Dasar Teori
Metode Euler
Metoda euler untuk turunan ke-2 dikerjangan dengan menggunakan
hasil uraian

y (x r+ 1)

di sekitar x ke dalam deret Taylor:

y(xr+1) = y(xr) + (xr+1 xr) y'(xr) + (xr+1 xr) + y"(xr) + ... (1)
dan digunakan hingga suku kedua
y(xr+1)=y(xr)+hf(xr,yr) + h2f(xr,yr) / 2

; r = 0,1,2,,n

dengan nilai f(xr+1,yr+1) = f (xr,yr) + hf(xr,yr)


dan dapat dituliskan lebih singkat sebagai
y r +1= y r +h f r +h 2 f ' r
f r+1=f r + h f ' r

Metode Heun
Metode
prediktor

Heun
yang

untuk
sama

turunan

persamaan

dengan

metode

ke-2

Euler

menggunakan
untuk

turunan

persamaan ke-2 dan menggunakan korektor yang sama dengan


metoda Heun biasa.

Runge Kutta Orde 3


Metode Runge Kutta merupakan salah satu algoritma pemecahan
diferensial dengan prinsip deret taylor. Runge Kutta orde 3
membutuhkan 1 nilai awal untuk memulainya (x0, y0) dan
merupakan

potongan

dari

tiga

perhitungan tersebut antara lain:


k 1=hf ( x r , y r )
1
1
k 2=hf x r + h , y r + k 1
2
2

k 3 =hf ( xr + h , y rk 1+ 2k 2 )

perhitungan

deret

taylor.

Dan hasilnya atau nilai diferensialnya adalah


1
y r +1= y r + (k 1 + 4 k 2 +k 3)
6
Perubahan pada kedua metode Runge Kutta dilakukan pada
perhitungan seluruh konstanta yang ada, konstanta perubahan
dilakukan dengan memperhitungkan turunan pertama fungsi dan
juga nilai turunan kedua fungsi, dilakukan juga metode Runge
Kutta terhadap turunan pertama dari fungsi.

Runge Kutta Orde 4


Metode Runge Kutta merupakan salah satu algoritma pemecahan
diferensial dengan prinsip deret taylor. Runge Kutta orde 4
membutuhkan 1 nilai awal untuk memulainya (x0, y0) dan
merupakan potongan dari empat perhitungan deret taylor. 4
perhitungan tersebut antara lain:
k 1=hf ( x r , y r )
1
1
k 2=hf x r + h , y r + k 1
2
2

(
)
1
1
k =hf ( x + h , y + k )
2
2
3

k 3 =hf ( xr + h , y r +k 3 )
Dan hasilnya atau nilai diferensialnya adalah
1
y r +1= y r + (k 1 +2 k 2 +2 k 3 +k 4 )
6
Perubahan pada kedua metode Runge Kutta dilakukan pada
perhitungan seluruh konstanta yang ada, konstanta perubahan
dilakukan dengan memperhitungkan turunan pertama fungsi dan
juga nilai turunan kedua fungsi, dilakukan juga metode Runge
Kutta terhadap turunan pertama dari fungsi.

P-C Adams-Bashforth-Moulton
Metode dengan prediktor dan korektor merupakan metode bahu
langkah atau multi-step yang artinya memerlukan lebih dari 1 buah
nilai awal. Metode Adams-Bashforth-Moulton memerlukan 3 buah
nilai awal karena pendekatan dilakukan dengan interpolasi Lagrange

derajat tiga. Hasil integrasi interpolasi Lagrange derajat tiga


tersebut adalah:
y r +1= y r +

h
(9 f r 3 +37 f r259 f r1 +55 f r )
24

Yang merupakan prediktor dari persamaan yang ingin dicari. Untuk


mencari korektor dilakukan cara yang sama dengan tambahan data
yang dicari itu sendiri. Sehingga persamaan untuk korektor adalah:
y r +1= y r +

h
f r25 f r1+ 19 f r + 9 f r +1 )
(
24

Untuk mencari nilai diferensialnya, lakukan prediksi dan koreksi


terus menerus dari x0, y0 hingga ke titik yang dicari.
Pada

metode

Adams

Bashfort

Moulton

dilakukan

dengan

menggunakan metode Runge Kutta untuk permasalahan turunan


persamaan ke-2

dan merubah nilai perubahan yang digunakan

pada perhitungan turunan pertama.

Hasil dan Analisis


Soal 1 - Bidang Fisika Gelombang
Soal 2 Bidang Fisika Gravitasi
X = 5; h = 0.5
Metode
Euler
Heun
Runge-Kutta

y
0.88329
0.88196
0.8721

y
-0.040468
-0.040283
-0.043818

y
-0.0056056
-0.0055814
-0.0034476

Orde 3
Runge-Kutta

0.8721

-0.043818

-0.0034475

Orde 4
P-C Adams-

0.87104

-0.040448

-0.004719

BashforthMoulton

Soal 3 Bidang Listrik


Soal 4 Bidang Geograf
T = 1940; h = 10

Metode
Euler
Heun
Runge-Kutta Orde 3
Runge-Kutta Orde 4
P-C Adams-Bashforth-Moulton

Jumlah penduduk
138.789
142.97
143.203
143.213
143.205

Soal 5 Bidang Matematika


a dy/dt = x3 + y2
Metode
Euler
Heun
Runge-Kutta Orde 3
Runge-Kutta Orde 4
P-C Adams-Bashforth-Moulton

y(1.4)
0.365872
0.569639
0.559184
0.557816
0.558873

b dy/dt = exp(-2t) 2y, y(0) = 0.1


h = 0.2
Metode
Euler
Heun
Runge-Kutta Orde 3
Runge-Kutta Orde 4
P-C Adams-Bashforth-Moulton
h = 0.1

y(2)
0.0354995
0.0391685
0.0384508
0.038465
0.0406937

Metode
Euler
Heun
Runge-Kutta Orde 3
Runge-Kutta Orde 4
P-C Adams-Bashforth-Moulton
h = 0.05

y(2)
0.0373844
0.0386398
0.0384608
0.038463
0.0402842

Metode
Euler
Heun
Runge-Kutta Orde 3
Runge-Kutta Orde 4
P-C Adams-Bashforth-Moulton

y(2)
0.0380137
0.0385064
0.0384626
0.0384629
0.0366587

c dy/dt = -0.5 y & dz/dt = 4 0.3 z 0.1y


x=2

Metode

Anda mungkin juga menyukai