Anda di halaman 1dari 12

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

MENGAPA ASAM BISA MENJADI PENGGANTI ENZIM DI VCO ? 1. Virgin Coconut Oli (VCO) VCO adalah minyak yang dihasilkan tanpa mengubah kandungan kimiawi minyak, minyak diperoleh dengan hanya perlakuan mekanis dan pamakaian panas minimal. Salah satu metode pembuatan VCO yang cukup mudah dan murah dengan menggunakan cuka dan bantuan panas matahari sebagai pemercepat terpisahnya minyak. Berbeda dari minyak kelapa biasa yang terbuat dari kopra, VCO terbuat dari kelapa tua yang masih segar. Proses pengolahannya tidak menggunakan bahan kimia dan pemanasan tinggi. Minyak kelapa yang dihasilkan masih

mempertahankan struktur phito-kimianya yang terjadi secara alami yang menghasilkan rasa dan bau kelapa yang unik. Syarat buah kelapa yang dapat dijadikan VCO: a) Berasal dari varietas kelapa dalam atau kelapa hibrida lokal. Rendemen yang diperoleh dari varietas ini akan lebih banyak dibandingkan dengan kelapa hibrida. b) Telah berumur 11-13 bulan. Umur kelapa yang akan digunakan untuk membuat VCO tidak boleh terlalu muda atau kelewat tua. Apabila terlalu muda, kandungan minyaknya masih sangat rendah sehingga rendemen yang dihasilkan akan sedikit. Sebaliknya, bila kelapa yang digunakan sudah terlalu tua, banyak kandungan minyak yang sudah diubah menjadi karbohidrat. Dengan demikian, rendemen yang dihasilkan pun akan sedikit. c) Berat kelapa berkisar 130 g/butir. Sebaiknya, ukuran kelapa dipilih yang seragam agar memudahkan dalam penanganan. d) Kulit sabut kelapa sudah berwarna cokelat. Hal ini menandakan bahwa kelapa tersebut sudah cukup tua. e) Apabila dikoclak, bunyinya akan terdengar nyaring. Tentu saja hal ini sangat berhubungan dengan jumlah air yang terdapat di dalamnya. Apabila koclak, menandakan bahwa jumlah air yang berada di dalam kelapa telah berkurang. Berkurangnya jumlah air ini berhubungan dengan dekomposisi kandungan gizi kelapa. Banyak kandungan zat-zat gizi dari air kelapa yang dipindahkan ke dalam daging buahnya. Dengan demikian kandungan zat gizi yang

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

terdapat di dalam daging buah akan bertambah banyak, terutama kandungan minyak atau lemaknya. f) Kelapa belum berkecambah. Apabila sudah berkecambah, kelapa tersebut sudah terlalu tua sehingga kandungan gizinya banyak yang sudah berubah. g) Daging buah berwarna putih dengan ketebalan berkisar 10 - 15 mm. Pada pangkal kelapa, sudah terdapat benjolan kecil berwarna kekuningan, disebut gandos. Apabila gandos tersebut sudah besar, sebaiknya tidak digunakan karena kandungan minyak dalam daging buah sudah banyak berkurang. Menurut Bernasconi, et.al. (1995) emulsi dapat dipecah dengan meniadakan setiap kondisi yang menunjang pembentukan emulsi, dengan cara mendiamkannya (efek gaya gravitasi), memberikan percepatan (efek gaya sentrifugal) dalam bejana putar, mengubah kerapatan dan/atau konsentrasi dengan menambah cairan untuk

faseluar. Dapat pula dilakukan dengan cara mengubah suhu dengan cara pemanasan atau pendinginan, mengubah nilai pH dengan penambahan bahan yang bersifat asam atau basa dan mengubah tegangan permukaan. Metode pembuatan VCO ada beberapa macam, yaitu sebagai berikut: a. Metode Enzimatis dan Fermentasi b. Metode Pemancingan c. Metode Pengasaman Santan a. Metode Enzimatis dan Fermentasi 2. Metode Pengasaman Santan Perusakan protein atau denaturasi protein untuk dapat mendapatkan minyak kelapa dapat dilakukan dengan cara pengasaman. Pada prinsipnya teknik pengasaman ini adalah metode denaturasi protein dikarenakan terbentuknya ion zwitter pada kondisi iso elektronik. Zwiter ion terbentuk karena molekul memiliki adanya muatan yang berlawanan dimasing-masing ujungnya. Di dalam protein sendiri sebenarnya mengandung gugus NH2 yang lebih memiliki muatan posotif dan gugus karboksilat yang bermuatan negative. Untuk dapat mencapai kondisi iso elektronik ini, maka santan dibuat dalam kondisi asam. Biasanya pengaturan pH untuk mendapat kondisi iso elektrik yaitu pada pH 4,5 yang dilakukan dengan penambahan asam asetat (CH3COOH) atau yang sering dikenal dengan cuka makanan. Dengan cara

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan bawah adalah air. Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan jernih. Ekstraksi minyak dilakukan dengan cara menambahkan asam cuka atau asam lainnya seperti asam sitrat dan asam dari buah-buahan sehingga mencapai titik isoelektirs protein santan. Campuran kemudian didiamkan selama 24 jam sehingga terjadi pemisahan air, minyak, dan gumpalan protein. Selanjutnya dilakukan

pemanasan untuk menguapkan sisa air (Setiaji dan Sasmita, 1987). Metode pengasaman dalam Purwaningsih dan Wijana (1999) dilakukan pada santan dengan penambahan asam sebesar 2% dari volume krim santan, kemudian diperam selama 1-2 jam untuk memisahkan fraksi lemak dan air. Lapisan lemak pada bagian atas dipisahkan kemudian dipanaskan hingga seluruh air yang terdapat dalam minyak teruapkan dan diperoleh minyak dan blondho. Minyak kemudian dipisahkan dari blondho dengan penyaringan. Pembuatan minyak kelapa dengan metode pengasaman yang disebut dengan lava process dilakukan dengan ekstraksi santan menggunakan alat roller press yang permukaannya kasar sehingga santan yang diperoleh cukup banyak. Selanjutnya santan disentrifugasi untuk menghasilkan krim. Krim diasamkan pada pH 4 agar pecah dan mengalami proses dekomposisi yang menghasilkan minyak Pengasaman krim santan dengan menambahkan asam sitrat, asam asetat atau HCL (Palungkung, 2001). Prinsip teknologi ini adalah memisahkan air dengan minyak melalui pembentukan emulsi. Emulsi minyak terjadi karena proses pengasaman. Proses pengasaman secara alami juga terjadi pada santan yang diolah dengan mendiamkannya semalam. Alur proses pengolahan kelapa diawali dengan pemarutan daging kelapa segar. Daging kelapa segar kemudiaan diparut dan ditambahkan air sehingga diperoleh santan. Santan didiamkan diatas sinar matahari selama tiga jam kemudiaan santan kental yang diperoleh lalu dipindahkan ke wadah lain. Asam cuka lalu ditambahkan ke dalam santan kental sesuai dengan dosisnya untuk 50 butir kelapa dan santan tersbut diletakan diatas sinar matahari. Minyak kelapa murni dapat diperoleh setelah 3-4 jam. Apabila kondisi hujan minyak dapat disimpan semalam dengan hasil berupa minyak kelapa bermutu.

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

Biasanya pengaturan pH untuk mendapat kondisi isoelektrik yaitu pada pH 4,5 yang dilakukan dengan penambahan asam asetat (CH3COOH) atau yang sering dikenal dengan cuka makanan. Dengan cara pengasaman ini akan terbentuk tiga lapisan juga, dimana lapisan minyak berada paling atas, kemudian lapisan tengah protein dan lapisan bawah adalah air. Adapun minyak yang diperoleh dari cara pengasaman warna akan jernih. Santan kelapa termasuk jenis emulsi minyak di dalam air (M/A) dengan komponen minyak lebih sedikit dibanding komponen air. Definisi emulsi adalah campuran dua zat cair yang berbeda polaritasnya yang distabilkan oleh suatu bahan yang disebutsurfaktan. Dalam emulsi santan yang berperan sebagai surfaktan adalah protein kelapa yang mengandung enam jenis asam amino esensial yang diperlukan tubuh. Surfaktan yang berupa protein kelapa ini dapat menstabilkan campuran minyak dan air yang berbeda polaritas karena surfaktan mempunyai dua permukaan aktif yaitu sisi polar (untuk mengikat air ) dan non polar (untuk mengikat minyak). Komposisi yang tepat antara minyak, air dan surfaktan menjadikan emulsi bersifat stabil, namun perbandingan komposisi masing-masing komponen tersebut tidak selalu tetap dalam emulsi sejenis yang berbeda. Untuk memisahkan minyak dari emulsi santan perlu dilakukan pemecahan emulsi dengan beberapa metode yang prinsip kerja utamanya adalah merubah komposisi minyak dan air atau merusak protein kelapa sebagai surfaktan. Metode konfensional yang sering dilakukan untuk menghasilkan minyak kelapa ada dua cara yaitu cara kering (kopra) dan cara basah (dengan membuat santan kelapa) . Cara basah yang sering digunakan oleh nenek moyang kita adalah dengan pemanasan pada suhu di atas 100oC untuk menguapkan air sekaligus merusak protein kelapa. Dengan berkurangnya komposisi air maka kestabilan emulsi menurun dan emulsi pecah menjadi tiga komponen yang terpisah yaitu minyak, air dan protein kelapa (yang tidak lagi dapat berperan sebagai penstabil emulsi). Pengasaman pada santan dapat berperan cepat memecah emulsi karena pada tingkat keasaman (pH) tertentu yang disebut titik isoelektrik emulsi mencapai ketidakstabilan yang tertinggi. Nilai pH untuk titik isoelektrik pada santan kelapa ditentukan oleh komposisi asam amino penyusun protein kelapa yang nilainya tidak

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

selalu sama. Karakter seperti ini sangat sulit untuk menentukan jumlah asam yang ditambahkan agar mencapai pH isoelektrik yang diharapkan dan menyebabkan tingkat kegagalan metode ini cukup tinggi sehingga kurang menguntungkan jika diterapkan untuk produksi skala industri. Daging buah kelapa yang akan diparut tidak perlu dikerok kulit arinya karena kandungan vitamin E alaminya cukup tinggi. Setelah itu dilakukan pemecahan emulsi santan tanpa menggunakan pemanasan dalam bentuk apapun dan tanpa menambahkan bahan pemecah emulsi santan. Minyak kelapa yang dihasilkan cukup disaring dengan menggunakan kertas saring biasa agar yang tersaring hanya kotoran-kotoran padat saja dan vitamin E alaminya tidak hilang. Penyaringan menggunakan adsorben dapat menyerap vitamin E alami dan menyebabkan minyak cepat tengik. Extra virgin coconut oildisebut sebagai minyak ajaib karena dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit ketuaan, penyakit karena bakteri, virus dan jamur, menambah kecantikan kulit dan rambut serta menambah daya tahan tubuh. Kunci suksesnya pembuatan extra virgin coconut oil sangat ditentukan oleh metode pemecahan emulsi yang digunakan. Sedang kualitas extra virgin coconut oil ditentukan oleh sifat kimia dan fisika minyak. Sifat kimia yang harus dipenuhi adalah kadar asam lemak bebas, kadar air, kadar logam dan bakteri E.colii- nya tidak terdeteksi dengan alat yang sensitifitanya tinggi. Sedang sifat fisika yang dipersyaratkan adalah minyak harus jernih, encer dan berbau harum. Kandungan vitamin E alamiextra virgin coconut oil sekitar 3000 ppm dengan batas kadaluwarsa selama dua tahun lebih satu bulan. Iklim di Indonesia sangat cocok untuk memecah emulsi santan dengan cara yang sangat lembut ( tanpa menggunakan panas dan tanpa menambahkan bahan perusak emulsi santa ) seperti di atas. Dengan pelatihan yang lebih intesif tentang pembuatanextra virgin coconut oil yang benar dan tepat maka kesehatan masyarakat dapat lebih ditingkatkan dan Indonesia mampu menjadi produsen extra virgin coconut oil terbaik di dunia. 3. Angka asam Menurut Herlina (2002) angka asam menunjukan banyaknya asam lemak bebas yang terdapat dalam suatu lemak atau minyak. Angka asam dinyatakan sebagai jumlah

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

miligram NaOH yang dibutuhkan asam lemak bebas yang terdapat dalam satu gram lemak atau minyak. Menurut Sudarmadji, et. al, (2007). Cara penentuan minyak atau lemak sebanyak 10 20 gram ditambahkan 50 ml alkohol netral 95 %, kemudian dipanaskan 10 menit dalam penangas air sambil diaduk dan ditutup pendingin balik. Alkohol berfungsi sebagai pelarut asam lemak. Setelah didinginkan kemudian dititrasi dengan KOH 0,1 N menggunakan indikator PP sampai tepat warna merah jambu. Menurut Wijdanarko (1996) lemak atau minyak dilarutkan dalam alkohol 95% dan dipanaskan selama 10 menit diatas penangas air sambil diaduk dan ditutup dengan pendingin balik, setelah dingin asam lemak bebas dititrasi dengan KOH dengan indikator PP sampai merah jambu. 4. Sulfatasi Asam sulfat mempunyai rumus kimia H2SO4, merupakan asam mineral (anorganik) yang kuat. Zat ini larut dalam air pada semua perbandingan. Asam sulfat mempunyai banyak kegunaan, termasuk dalam kebanyakan reaksi kimia. Kegunaan utama termasuk pemrosesan bijih mineral, sintesis kimia, pemrosesan air limbah dan pengilangan minyak. Reaksi hidrasi (pelarutan dalam air) dari asam sulfat adalah reaksi eksoterm yang kuat. Jika air ditambah kepada asam sulfat pekat, terjadi pendidihan. Senantiasa tambah asam kepada air dan bukan sebaliknya. Sebagian dari masalah ini disebabkan perbedaan isipadu kedua cairan. Air kurang padu dibanding asam sulfat dan cenderung untuk terapung di atas asam. Reaksi tersebut membentuk ion hidronium : H2SO4 + H2O H3O+ + HSO4Disebabkan asam sulfat bersifat mengeringkan, asam sulfat merupakan agen pengering yang baik, dan digunakan dalam pengolahan kebanyakan buah-buahan kering. Apabila gas SO3 pekat ditambah kepada asam sulfat, ia membentuk H2S2O7. Ini dikenali sebagai asam sulfat fuming atau oleum atau, jarang-jarang sekali, asam Nordhausen. Di atmosfer, zat ini termasuk salah satu bahan kimia yang menyebabkan hujan asam Asam sulfat dipercayai pertama kali ditemukan di iran oleh Al-Razi pada abad ke-9.

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

Sulfatasi adalah proses perlakuan minyak dengan asam sulfat pekat untuk mendapatkan minyak yang dapat teremulsi dalam air. Minyak sulfat ini mempunyai sifat aktif permukaan dan dapat mengemulsikan minyak bebas. Minyak mineral yang disulfonasi juga banyak digunakan karena harganya yang relatif murah dan daya emulsinya yang sangat kuat. Minyak yang disulfitasikan juga semakin banyak digunakan karena sifatnya yang khas, yaitu emulsinya tahan terhadap asam dan elektrolit. Sulfitasi dikerjakan dengan larutan Natriun bisulfit dengan sirkulasi udara. Minyak kationik bermuatan positif, karena itu bereaksi dengan zat bermuatan negatif sehingga terjadi netralisasi. Minyak kationik ini diperoleh dengan cara mengemulsikan minyak bebas dengan bahan kationik aktif permukaan yang sangat kuat. Minyak kationik ini digunakan untuk meminyaki permukaan kulit yang sudah diminyaki dengan minyak anionik, juga digunakan untuk meminyaki permukaan kulit corrected grain, hal ini untuk mengurangi kemungkinan mudahnya retaknya nerf. Minyak dengan muatan ganda merupakan campuran secara marata dari minyak anionik dan kationik dengan pemantap anionik. Digunakan untuk menghasilkan kulit yang lembut atau soft. Sulfatasi adalah suatu proses dimana suatu grup pengemulsi (SO3H) direaksikan dangan minyak. Sulfatasi dapat dilakukan dengan cara sebagai berikut : 1. Penambahan asam sulfat kedalam minyak dengan pengadukan, reaksi yang terjadi eksotermis sehingga diperlukan suatu pendingin air/larutan refrigerant. -CH=CH- + H2SO4 -CH2-CH-OSO2OH

Reaksi pada Proses Sulfatasi 2. 3. Pencucian dengan garam dapur. Netralisasi dengan alkali -OSO2OH + NaOH OSO2ONa + H2O

Reaksi pada Proses Netralisasi Beberapa faktor yang berpengaruh pada proses sulfatasi sebagai berikut: 1. 2. Jenis minyak yang dipakai Perbandingan antara asam dan minyak

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

3. 4. 5. 6. 5. a)

Kekuatan asam Suhu sulfatasi Waktu reaksi Cara netralisasi dan pencucian Pengujian Minyak Sulfat Uji Emulsi Emulsi adalah sistim dua fase, yang salah satu cairannya terdispersi dalam cairan

yang lain, dalam bentuk tetesan kecil. Jika minyak yang merupakan fase terdspersi dan larutan air merupakan fase pembawa. Sistem ini disebut emulsi minyak dalam air. Emulsi dapat distabilkan deengan penambahan bahan pengemulsi yang mencegah koalesensi, yaitu penyatuan tetesan kecil menjadi tetesan besar dan akhirnya menjadi suatu fase tunggal yang memisah. Selama 3 jam setelah penggojogan, emulsi minyak tidak pecah dan kemudian terbentuk butiran setelah ditambah asam asetat. Asam asetat di sini berfungsi sebagai katalis untuk mempercepat reaksi. Emulsi dikatakan stabil sebab larutan berwarna susu dan ukuran partikelnya kecil sehingga semakin mudah masuk ke dalam serat kulit. Waktu pecahnya emulsi tergantung dari bahan minyak yang diuji dan juga kandungan asam lemaknya, termasuk asam lemak tidak jenuh atau asam lemak jenuh. Tidak semua minyak dapat diemulsikan dengan pengemulsi. Minyak-minyak yang tidak mengandung gugus asam lemak yang tidak jenuh yang dapat diemulsikan serta yang mengandung gugus OH-. Jadi apabila kandungan asam lemak tidak jenuhnya sedikit maka waktu pecahnya emulsi akan lebih lama. Ciri-ciri minyak dengan asam lemak jenuh dan tidak jenuh adalah sebagai berikut : a. Asam lemak jenuh : 1) Biasanya lebih kental atau padat 2) Tidak menjadi gelap bila terkena matahari 3) Tidak bereaksi dengan iodin dan sulfur 4) Sulit di sulfatasi b. Asam lemak tidak jenuh : 1) Lebih cair 2) Menjadi coklat gelap bila terkena matahari, biasanya membentuk lapisan khas atau lekat

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

3) Bereaksi dengan iodin dan sulfur 4) Mudah di sulfatasi Salah satu hal yang perlu diperhatikan dalam minyak sulfat adalah mengenai suhu maksimal teremulsinya minyak dalam air. Hal ini digunakan sebagai parameter untuk menentukan suhu yang paling efektif dalam proses fatliquoring. Semakin tinggi temperature pecahnya minyak, maka semakin bagus pula minyak sulfat tersebut. b) Uji kadar air Uji kadar air dilakukan untuk menentukan seberapa besar kandungan air dalam minyak semakin besar kandungan air dalam minyak maka semakin encer minyak tersebut. Sehingga apabila diaplikasikan ke kulit minyak tidak terlalu kental, encer, sehingga presentase minyak dalam aplikasi ke kulit bisa lebih sesuai. c) Uji kadar SO3 terikat SO3 bersifat reaktif, mudah bereaksi dengan air dan membentuk asam sulfat. H2SO4 juga bersifat merusak sehingga sebisa mungkin kadar SO3 terikat dalam minyak dihilangkan agar tidak merusak kulit. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui seberapa banyak kandungan SO3 terikat dalam minyak sulfat. Komposisi minyak tersulfatasi yang baik adalah : a) Total sulfat : 4,30 % : 3,45 % : 77,89 % : 0,19 % : 3,65 % : 18,22 %

b) SO3 terikat c) Kadar minyak d) Total alkali e) f) 6. Kadar abu Kadar air

Kelebihan dan Kekurangan Metode Pengasaman Santan Pengasaman merupakan salah satu upaya pembuatan VCO dengan cara membuat suasana emulsi (santan) dalam keadaan asam. Asam memiliki kemapuan untuk memutus ikatan lemak protein dengan cara mengikat senyawa yang berikatan dengan lemak. Namun asam yang dicampurkan ke dalam santan hanya bisa bekerja dengan maksimal bila kondisi pH (derajat keasamannya) sesuai. Pada proses pembuatan VCO, pH yang paling optimal yaitu 4,3. Pengukuran pH tersebut dilakukan dengan pHmeter atau kertas lakmus.

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

Pembuatan VCO dengan pengasaman memiliki kelebihan dan kekurangan, yaitu: 1. Kelebihan a. Warna lebih bening dibandingkan dengan VCO yang dibuat secara tradisonal. b. Kandungan asam lemak dan antioksidannya tidak banyak berubah karenapr oses hanya memutuskan ikatan protein-lemak saja. c. Daya simpan sangat lama, bisa sampai 10 tahun karena selama proses pembuatan tidak terjadi denaturasi komposisi gizinya. d. Proses pembuatan tidak membutuhkan tenaga tambahan. e. Tidak membutuhkan biaya terlalu mahal karena harga asam cuka sebagai bahan tambahan cukup murah. 2. Kekurangan a. Tidak bisa diformulasikan secara pasti karena untuk mendapatkan pH 4.3 banyak faktor yang berpengaruh sehingga harus dilakukan pencampuran (santan dan asam) berulang ulang b. pH campuran santan dan asam harus pas, yaitu 4,3. Apabila pH-nya kurang

atau lebih, kemungkinan kegagalan dalam pembuatan virgin coconut oil sangat tinggi. c. Waktu yang dibutuhkan untuk proses pembuatan VCO cukup lama, sekitar 10 j am d. Ketergantungan pada enzim tinggi e. Masih menggunakan panas f. Ada tambahan zat kimia g. Ketergantungan pada minyak pemancing h. Waktu proses lama i. Tahapan proses yang cukup panjang. Dibandingkan dengan minyak nabati lainnya misalnya seperti minyak sawit, minyak kedelai, minyak jagung dan minyak bunga matahari, VCO memiliki beberapa keunggulan yaitu kandungan asam laurat tinggi, komposisi asam lemak rantai mediumnya tinggi dan berat molekulnya rendah. Asam laurat merupakan asam lemak jenuh rantai sedang atau dalam istilah kesehatan lebih dikenal dengan medium chain fatty acid (MCFA).

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

Asam yang ditambahkan ke dalam santan dapat mempercepat reaksi hidrolisis minyak sehingga kadar asam lemak bebas (FFA) dan kadar airnya cukup tinggi , warnanya keruh dan baunya tengik. Kualitas minyak yang dihasilkan dengan cara pengasaman tergolong tidak berkualitas baik. Metode pengasaman tidak sesuai untuk menghasilkan minyak kelapa yang disebut extra virgin coconut oil karena dalam proses pembuatannya merusak struktur kimia minyak sehingga dihasilkan asam lemak bebas. Syarat utama agar minyak kelapa dapat disebut extra virgin coconut oil adalah tidak terdeteksinya kadar asam lemak bebas saat minyak dipisahkan dari emulsi santan. Selain itu extra virgin coconut oil juga tidak boleh mengandung logam, air dan kotoran padat yang menggagu kejernihan. Beberapa asam lemak rantai sedang yang terkandung didalam VCO yaitu asam kaprilat (C8) sebanyak 5.0-10.0%, asam caprat (C10) sebanyak 4.5-8.0% dan asam laurat (C12) sebanyak 43-53%. Asam laurat misalnya, didalam tubuh akan diubah menjadi monolaurin yaitu sebuah senyawa monogliseride yang bersifat antivirus, antibakteri, antiprotozoa (Proyugo, 2006) Selain asam laurat, VCO juga mengandung capric acid yang berantai sedang. Asam inipun bermanfaat bagi kesehatan manusia yang didalam tubuh akan diubah menjadi monocaprin. Monocaprin sangat bermanfaat mengatasi berbagai penyakit. 3.7 Skema Pembuatan VCO dengan Penambahan Asam Cuka

Nama : Septyana Asih Prastiwi NIM : 03111003041

Anda mungkin juga menyukai