Anda di halaman 1dari 7

PENGALAMAN BELAJAR LAPANGAN (PBL)

BAGIAN/SMF ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN


RSUP SANGLAH/FK UNUD
1. Nama Mahasiswa
NIM
2. Tanggal Kunjungan
3. Nama Responden/KK
Pekerjaan KK

: Ida Bagus Aditya Nugraha


: 0602005059
: 21 Februari 2011
: Gede Arcana
: Pedagang Sayur Mayur di Pasar Kubu Anyar,

Tejakula Buleleng.
4. Nama Penderita
5. Alamat

: Made Setia Kurniawan


: Banjar : Kubu Anyar
Desa
: Pacung
Kecamatan : Tejakula
6. Diagnosis
: Skabies
7. Jumlah Anggota Keluarga : 5 orang dalam satu rumah
Susunan anggota keluarga-umur-jenis-pendidikan-hubungan
No
1

Nama
Gede Arcana

Umur
34 th

Kelamin
L

Pendidikan
SMP

Keluarga
Ayah penderita

2
3
4

Ketut Ali Arci


Putu Santika Giri
Md Setia

33 th
15 th
1 th

P
L
L

SD
SMP kelas 3
-

Ibu penderita
Kakak Penderita
Penderita

Kurniawan
8. Apakah ada penyakit yang serupa pada anggota keluarga?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke no 13)
9. Bila ya, bagaimana hubungan dengan penderita?
- Hubungan dengan penderita yakni dengan ibu penderita.
- Jenis penyakitnya : ibu penderita sekarang juga mengalami keluhan yang
sama dan masih dikeluhkan hingga saat kunjungan namun tidak terlalu
mengganggu.
10. Apakah sudah pernah diobati?
1. Ya
2. Tidak (lanjut ke no.12)
11. Bila ya, ke mana berobat? 12. Bila tidak, apa alasannya?
Ibu pasien mengatakan alasan pasien tidak pernah diobati adalah adanya anggapan
kalau rasa gatal yang timbul pada pasien adalah hal yang biasa dan akan hilang
dengan sendirinya. Ibu pasien juga mengatakan karena dia dan suaminya sehari-hari
sibuk bekerja sebagai pedagang dimana pagi-pagi sudah harus berangkat ke pasar

dan menyiapkan dagangannya jadi juga tidak sempat merawat anaknya sehingga
sehari-harinya anaknya harus dititipkan pada keponakannya.
13. Apakah disekitarnya ada yang menderita penyakit yang serupa?
1. Ya
2. Tidak
Tetangga dan teman dekat yang biasa diajak bermain penderita ada yang
menderita penyakit yang sama.
14. Apakah ada penyakit kulit yang lain pada anggota keluarga?
1. Ya,
2. Tidak
15. Dari mana anggota keluarga memperoleh air?
Leding/sumur pompa/sumur perigi/mata air/sungai/air hujan/PDAM.
Keluarga memperoleh air untuk MCK dan air untuk minum dari air yang berasal
dari sumur pompa yang berada di belakang rumah pasien.
16. Berapa kali anggota keluarga mandi?
2 x sehari
1x seminggu
1 x sehari
setiap 2 hari
lain-lain
Keluarga penderita dan penderita mandi sebanyak dua kali dalam sehari yaitu
pagi dan sore hari.
17. Bila mandi, apakah memakai sabun?
1. Ya
2. Tidak
3. Kadang-kadang
18. Berapa kali anggota keluarga ganti pakaian?
1x sehari
1x seminggu
2x seminggu
tidak tentu
lain-lain
Penderita dan keluarga penderita ganti pakaian sekali dalam sehari.
19. Apakah pakaian dipakai bersama-sama oleh anggota keluarga?
1. Ya
2. Tidak
Dari hasil wawancara didapatkan untuk pemakaian handuk antara ayah serta ibu
dipakai bersama, sedangkan untuk pakaian sehari-hari pada anak-anaknya dan
antara ibu serta ayah tidak ada yang dipakai bersama.
20. Kesan keadaan sosial ekonomi keluarga
Setelah dilakukan kunjungan didapatkan bahwa keluarga penderita termasuk
keluarga dengan keadaan sosial ekonomi menengah ke bawah. Ayah dan ibu
penderita bekerja sebagai Pedagang sayur mayur di Pasar Karang Anyar,
Tejakula Kabupaten Buleleng dengan penghasilan yang tidak menentu setiap
bulannya, tergantung musim tanam dan musim panen tanaman. Terkadang bila
serangan hama datang dan permintaan dari konsumen menurun mereka bisa
merugi bahkan lebih besar dari biaya untuk membeli sayur mayur tersebut dari
produsen. Menurut ibu penderita, penghasilan mereka hanya cukup untuk
memenuhi kebutuhan pokok seperti makan untuk seluruh anggota keluarga,
untuk keperluan yang lain terkadang dirasakan kurang. Penderita saat ini masih
2

berusia 1 tahun 8 bulan, sedangkan kakak penderita saat ini bersekolah di SMP 1
Baturiti dan duduk di kelas 3 SMP. Keluarga tinggal dalam satu rumah dengan 1
ruang tamu, 2 kamar tidur, 1 kamar mandi, 1 dapur yang mencukupi untuk
seluruh anggota keluarga dan juga terdapat tempat persembahyangan/sanggah.
Fasilitas rumah hanya terdapat sebuah televisi, dan sebuah sepeda motor.
Penderita tidur bersama dengan kakaknya pada satu kamar, sedangkan kedua
orang tuanya tinggal pada kamar yang berbeda. Sehari-harinya pasien bisanya
diasuh oleh bibinya karena kedua orang tua pasien harus berangkat pagi-pagi ke
Pasar untuk berjualan, dan sehari-harinya bibi pasien biasanya mengajak pasien
untuk bermain di rumah tetangganya.
Kehidupan sosial keluarga terkesan baik, ini nampak saat kami
mengadakan kunjungan ke rumah bapak Gede Arcana, kami disambut dengan
ramah dan keluarga beliau tampak akrab dengan tetangga-tetangga tampak dari
sapaan-sapaan dan komunikasi kecil yang terjadi antara warga dan keluarga
tersebut.
21. Kesan keadaan kesehatan lingkungan
Lingkungan rumah penderita terkesan tidak begitu luas, sedikit kotor, namun
masih layak untuk ditempati. Rumah beliau beratap seng, memakai lantai dari
semen. Ventilasi dan pencahayaan cukup. Dari segi rumah dapat dilihat bahwa
bangunan rumah terdiri dari dua kamar dimana satu untuk ayah serta ibu dan
kamar yang satunya untuk kakak serta penderita. Tiap kamar tampak cukup
gelap dan juga tampak beberapa pakaian yang berserakan di kamar penderita.
Keadaan ruang tamunya tampak terdapat sebuah televisi dan terdapat dua buah
kursi kayu untuk kursi tamu. Sedangkan untuk keadaan kamar mandi tampak
sederhana. Kamar mandi bapak Gede Arcana terletak di luar bangunan rumah,
yaitu di pekarangan rumah beliau berdekatan dengan sumur pompa. Sistem
pembuangan air limbah dialirkan melalui selokan yang ada di depan rumah.
Sampah juga selalu dikumpulkan dan setiap sore dibuang di tempat pembuangan
akhir.
22. Resume Kunjungan
Penderita bernama Made Setia Kurniawan, berusia 1 tahun 8 bulan, beragama
Hindu didiagnosa dengan skabies. Kunjungan dilakukan pada hari Senin tanggal
21 Februari 2011, yang bertempat di rumah bapak Gede Arcana di Banjar Kubu
3

Anyar, Desa Pacung, Kecamatan Tejakula. Kunjungan diawali dengan


memperkenalkan diri terhadap anggota keluarga dan datang dengan tujuan untuk
melakukan kunjungan dan wawancara terhadap penderita. Kami disambut
dengan ramah. Dari wawancara didapatkan hasil yaitu Bapak Gede Arcana (34
tahun) sebagai kepala keluarga memiliki seorang istri yang bernama Ketut Ali
Arci (33 tahun) serta 2 orang anak yaitu Putu Santika Giri (kakak penderita, 15
tahun) duduk di kelas 3 SMP di SMP 1 Baturiti. Bapak Gede Arcana bekerja
sebagai Pedagang sayur mayur di Pasar Karang Anyar. Begitu pula dengan ibu
penderita, ibu Ketut Ali Arci juga bekerja sebagai pedagang sayur mayur di
tempat yang sama dan biasanya berjualan bersama. Menurut beliau, penghasilan
mereka hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari namun untuk
memenuhi biaya yang lain misalnya biaya sekolah dan biaya kesehatan karena
penghasilan pasien tidak menentu maka dirasakan masih kurang.
Ibu penderita juga sedang menderita keluhan yang sama dengan
penderita dan memperoleh pengobatan yang sama dengan yang diperoleh
penderita dari poli kulit dan kelamin RSUD Singaraj, namun pengobatan pada
anggota keluarga yang lain belum dilakukan saat kami melakukan kunjungan.
Teman bermain penderita, serta orang tuanya ada yang menderita keluhan yang
sama dengan penderita. Anggota keluarga mandi dua kali sehari dan memakai
sabun dengan sumber airnya berasal dari sumur pompa. Penderita dan keluarga
penderita ganti pakaian sekali dalam sehari. Keluarga penderita termasuk
keluarga dengan keadaan sosial ekonomi menengah ke bawah. Secara umum
kondisi lingkungan rumah penderita masih belum tertata dengan bersih dan baik.
Pada kunjungan terkesan bahwa dahulu KK kurang memiliki kesadaran untuk
melakukan pengobatan, namun kini KK telah menyadari bahwa anak keduanya
memang seharusnya mendapatkan pengobatan yang tepat.
23. Advis yang diberikan kepada anggota keluarga
Advis yang diberikan :
1. Memberikan pengertian dan pemahaman tentang penyakit yang diderita
oleh anak KK yakni Made Setia Kurniawan. Penjelasan yang diberikan
adalah tentang skabies secara umum mengenai penyebab, gejala klinis,
pengobatan dan cara pencegahan agar tidak menularkan kepada orang lain
ataupun tertular dari orang yang sudah terinfeksi.
4

2.

Menyarankan kepada penderita untuk teratur menggunakan obat yang


diberikan serta selalu kontrol ke poli Kulit & Kelamin RSUD Singaraja

3.

sesuai dengan waktu yang ditentukan atau setelah obat habis.


Kebanyakan gagalnya pengobatan skabies berhubungan dengan salah
penggunaan obat atau pengobatan yang tidak tuntas. Maka dari itu perlu
untuk menerangkan kepada ibu penderita tentang cara penggunaan lotion
atau cream topikal. Lotion dipakai dari leher atau dari belakang telinga
sampai ke seluruh tubuh dan konsentrasikan pada daerah-daerah yang
terdapat lesi, namun pastikan daerah axial, pergelangan tangan, pergelangan
kaki, dan area pubis juga dioleskan. Cream atau lotion harus segera
dibersihkan setelah delapan sampai dua belas jam pemakaian. Jika terdapat

4.

keraguan dalam penggunaan, bisa dipakai beberapa hari kemudian.


Disarankan juga untuk menghindari kontak erat dengan penderita untuk
sementara hingga pengobatan selesai, tidak bertukar handuk, baju dan tidak
tidur bersama penderita untuk sementara, serta tidak bermain dengan
tetangga penderita yang juga mengalami penyakit yang sama. Baju dan
seprai yang biasa dipakai oleh penderita agar dicuci dengan air hangat dan
setrika. Kasur yang biasa dipakai oleh penderita agar dijemur. Barangbarang yang biasa kontak dengan penderita agar dimasukkan plastik dan
didiamkan selama 1-2 minggu agar tungau penyebab skabies mati. Sebisa
mungkin untuk tidak menggaruk daerah lesi agar tidak terjadi infeksi
sekunder. Apabila terdapat tanda infeksi sekunder pada tempat garukan juga

5.

perlu diobati.
Menyarankan kepada anggota keluarga yaitu kakak penderita serta semua
orang yang pernah kontak dengan penderita yang mengeluhkan gatal atau
tidak untuk dilakukan pemeriksaan dan pengobatan skabies. Hal ini karena
pengobatan skabies harus dilakukan secara menyeluruh pada semua

6.

penderita dalam satu lingkungan dalam satu waktu.


Menerangkan kepada penderita agar menghentikan penggunaan obat atau
membilas obat dengan bersih apabila terjadi iritasi kulit atau reaksi

7.

hipersensitivitas pada saat pemakaian.


Menjelaskan bahwa lesi (papula-papula) yang tersisa bisa bertahan dalam
beberapa minggu. Selain itu keluarga dan penderita juga diberikan
penjelasan bahwa gejala gatal pada kulit bisa tetap bertahan walaupun
5

tungau yang ada di kulit sudah mati semua oleh pengobatan yang diberikan.
Obat salep yang mengadung steroid topikal bisa
8.

digunakan untuk

menghilangkan gatalnya.
Menyarankan untuk banyak istirahat dan makan makanan yang bergizi serta
tetap menjaga kebersihan dan higiene tubuh.
Komunikasi, informasi dan edukasi penting diberikan kepada penderita

dan keluarganya karena penyakit ini memang tidak memerlukan waktu yang
cukup lama untuk sembuh namun angka terinfeksi kembali cukup tinggi dan
sangat dipengaruhi oleh faktor-faktor predisposisi. Kesabaran serta ketaatan
penderita untuk berobat dan menjaga kebersihan sangat diperlukan apalagi
penularan bisa melalui kontak langsung maupun tidak langsung.
Dengan memperhatikan pemilihan dan cara pemakaian obat, serta syarat
pengobatan dan menghilangkan faktor predisposisi (antara lain hygiene yang
buruk), maka penyakit ini dapat diberantas dan memberi prognosis yang baik.
DENAH RUMAH PENDERITA
1

Utara

3
2

Keterangan :
1. Pintu masuk / gerbang rumah.
2. Ruang tamu.
3. Kamar penderita dan kakaknya.
4. Kamar ayah dan ibu penderita.
6

5. Padmasana.
6. Sumur Pompa.
7. Kamar mandi.
8. Penunggun Karang.
9. Pekarangan Rumah.

Anda mungkin juga menyukai