Anda di halaman 1dari 32

REFERAT

Relevansi Prostate
Specific Antigen (PSA)
Pada Kasus Perkosaan
Dosen Pembimbing:
dr. Hadi Salim, M.Si Med
UKRIDA
Ahmad Zul Fahmi Bin Ahmad Ros(112013329)

Residen Pembimmbing:
dr. Agung Hadi Pramono

M. Syaiful Bin Samingan (112013194)


Prilly Pricilya Theodorus (112013058)
Ratna Tri Permata (112013138)

ABDURAB
Riyani Radiyus (10101028)
Altaf Fathan Amsaka (10101042)

Kepaniteraan Klinik Ilmu


Kedokteran Forensik dan
Medikolegal
RSUP Dr. Kariadi Semarang
2015
1

Pendahuluan

11/9/15

Latar Belakang

Rumusan Masalah
Apa definisi Prostate Specific Antigen
(PSA)?

Bagaimana metode dan prosedur


pemeriksaan Prostate Specific Antigen
(PSA) pada kasus perkosaan?

Apa definisi, jeni-jenis, dan cara


pemeriksaan kasus perkosaan?

11/9/15

Tujuan
Mengetahui hubungan

Umum

kadar Prostate Specific


Antigen (PSA) dengan
kasus perkosaan.

Khusu
s

Diketahuinya relevansi
Prostate Specific Antigen
(PSA) pada kasus
perkosaan.

11/9/15

Bagi
perguruan
tinggi

Bagi penulis

Manfaat
5

11/9/15

P S A
Prostate Spesific
Antigen

11/9/15

Prostate Spesific Antigen - PSA

PSA : enzim proteolitik yang dihasilkan oleh epitel


prostat & dikeluarkan bersamaan dengan cairan
semen dalam jumlah banyak.

Nilai normal PSA 4ng/ml.

Kadar PSA dapat meningkat pada keadaan:


inefksi, BPH, post biopsi, dan juga ejakulasi.

Ilmuwan menemukan bahwa protein dalam


cairan semen mirip dengan antigen yang
memiliki urutan asam amino sama dengan PSA.

11/9/15

PSA. . .
Peningkatan

level PSA dapat terjadi


pada kondisi-kondisi seperti;
peradangan, keganasan, setelah
prosedur bipsi, dan juga setelah
ejakulasi. Sebesar 67% pria yang
berusia lebih dari 50 tahun yang diteliti
menunjukan bahwa level PSA
menunjukan kenaikan sebanyak 41%
(0,8 ng/mL) satu jam setelah ejakulasi.

11/9/15

Tahap pemeriksaan PSA


Ambil dua usapan vagina dari setiap subjek, sampel
diambil dengan kapas usap di sekitar alat kelamin dengan
memutar kapas usap 5 - 10 kali

salah satu kapas usap dioleskan pada kaca objek untuk


pemeriksaan mikroskopis guna menemukan spermatozoa.

kapas usap dimasukkan ke dalam tabung reaksi yang


berisi 2 cc akuades, lalu cairan itu diambil dari tabung uji
dengan menggunakan pipet

dua tetes sampel diletakkan pada kit PSA rapid


test dan hasilnya di intepretasikan dengan
mengamati munculnya garis merah muda pada
Tes (T), Referensi (R), dan Kontrol (C)

10

11/9/15

Pemeriksaan PSA Rapid Test


Positif: ada dua garis merah muda, hasil tes
positif menandakan bahwa level PSA
setidaknya lebih atau sama dari 4 ng/ml.
Negatif: hanya ada satu garis merah muda,
Ini mengindikasikan beberapa kemungkinan:
1. Ketiadaan PSA dalam cairan semen
2. PSA yang dikandung kurang dari 4 ng/ml.
3. Adanya efek hook dosis tinggi yang dapat
memberikan false (-) dikarenakan kelebihan
konsentrasi PSA pada strip, (cairan semen
murni).
Invalid: Jika tidak ada garis merah muda yang
terlihat di C atau zona kontrol Ulangi tes.

11

11/9/15

Pebandingan PSA Rapid Test


Dengan Asam Fosfatase
Comparing

Rapid Test PSA

Asam Fosfatase

SPESIFITAS

81%

78,9%

SENSITIVITAS

84,6%

82,7%

Akurasi

84%

82%

Prediksi Hasil Nilai


(+)

55,4%

51,7%

Prediksi Hasil Nilai (-) 95%


94,3%
Hasil ini menunjukkan bahwa PSA rapid test
lebih baik dibandingkan tes asam fosfatase.

12

11/9/15

Perbandingan PSA Rapid Test dengan Pemeriksaan Spermatozoa

Kekhususan pemeriksaan spermatozoa dan PSA rapid test memiliki


tingkat yang sama baik, yaitu 100%.
Dengan demikian, kedua tes ini sangat spesifik untuk mendeteksi air
semen/komponen laki-laki dalam alat kelamin perempuan.
Hasil (+) dari kedua pemeriksaan ini menandakan telah terjadinya
hubungan seksual.

Comparing

Rapid Tes PSA

Tes
Spermatozoa

Sensitifitas

84,62%

23,08%

Akurasi

87,5%

37,5%

Spesifitas

100%

100%

13

11/9/15

Penemuan PSA pada cairan lain


dalam tubuh
PSA

dapat ditemukan pada banyak


cairan dan jaringan selain pada air
semen, diantaranya jaringan payudara,
tumor,kelenjar periuretra, ASI,
kolostrum, cairan ketuban, dan urin
perempuan .

Perkosaan
Penetrasi

penis

14

kedalam

11/9/15

vagina

baik

sebagian

maupun seluruhnya dengan atau tanpa ejakulasi

DEFINISI

dengan unsur paksaan ()


Tindakan menyetubuhi seorang wanita yang bukan
istrinya dengan kekerasan atau ancaman kekerasan.
Bertolak dari pengertian ini, seorang suami tidak
dapat dipidana karena menyetubuhi istrinya dengan
paksa (Kusuma dan Yudianto)
Suatu

usaha

melampiaskan

nafsu

seksual

oleh

seorang lelaki terhadap seorang perempuan dengan


cara yang menurut moral dan atau hukum yang
berlaku melanggar. (Soetandyo Wignjosoebroto)

15

11/9/15

Epidemiologi

Jumlah kasus pemerkosaan cukup tinggi, dimana


satu dari enam wanita di dunia menjadi korban
pemerkosaan selama hidupnya. Pada tahun 2010,
373.476 perempuan diserang secara seksual di
seluruh dunia sementara sekitar 52% (193.124
perempuan) dari mereka diperkosa.

16

Tipe penetrasi

11/9/15

17

Jenis Jenis Perkosaan

Sadistic rape
Domination rape
Anger rape
Seductive rape
Victim precipitated rape
Exploitation rape

11/9/15

18

11/9/15

Perkosaan dibedakan
A. Perkosaan yang
pelakunya sudah dikenal
korban

1.

2.
3.
4.

Perkosaan yang
pelakunya suami/mantan
suami
Perkosaan oleh teman
atau pacar
Perkosaan oleh
atasan/majikan
Penganiayaan seksual
terhadap anak-anak.

B. Perkosaan oleh orang


tidak dikenal

1.
2.
3.

Perkosaan beramairamai
Perkosaan di penjara
Perkosaan dalam
situasi perang

Penderitaan
Korban
Penderitaan

19

11/9/15

secara psikologis
Kehamilan yang tidak diinginkan
Penderitaan fisik
Beresiko terkena penyakit menular seksual

20

11/9/15

Sistematik Pemeriksaan Forensik


Khusus Pada Korban Perkosaan
Menentukan

adanya tanda-tanda
persetubuhan
Menentukan adanya tanda-tanda
kekerasan
Memperkirakan umur
Menentukan pantas tidaknya korban
buat kawin

21

11/9/15

Persiapan Sebelum Pemeriksaan


Korban
Harus

ada permintaan tertulis untuk pemeriksaan


kasus perkosaan dari penyidik atau pihak yang
berwenang.

Korban

datang dengan didampingi polisi/penyidik.

Memperoleh

persetujuan (inform consent) dari

korban.
Pemeriksaan

dilakukan sedini mungkin untuk


mencegah hilangnya alat bukti yang penting bagi
pengadilan.

22

11/9/15

Pemeriksaan Genital dari


Korban Pemerkosaan
Kulit

genital
Eritema vestibulun
Perdarahan dari vagina
Kelainan dari vagina (infeksi penyebab lain)
Robekan baru / lama pada himen
Pencarian spermatozoa pada sediaan hapus
cairan vagina

23

11/9/15

Pengumpulan Bukti dalam


Kasus Perkosaan
Pengumpulan,

Penyimpanan dan
pengiriman air semen
Rambut kemaluan
Deteksi cairan semen sebagai tanda
persetubuhan
Adanya kesan gigitan dan cakaran pada
tubuh pelaku

Contoh Laporan Kasus

24

11/9/15

Seorang wanita thailand berusia 30


tahun telah ditemukan tewas di lantai
dasar disebuah monumen kecil dijalan
raja dumnern bangkok thailad,
dengan memakai kaos oblong tanpa
lengan
dan
tidak
menggunakan
pakaian bagian bawah, dengan di
temukan bercak darah di seluruh
bagian
tubuh korban sebanyak
kurang lebih 1000 cc. Penyelidikan
kasus telah di lakukan pada tanggal
24 Januari 2006 sekitar jam 10 malam.

25

Pada pemeriksaan luar didapatkan

Terdapat luka bacok pada leher kanan dengan sudut lancip


dengan ukuran P= 9 cm L= 1,6 cm, dan d= 15,5 cm, yang
menembus sampai ke ruang mediastinum bagian atas,
yang memotong trakea dan arteri karotis eksterna kanan
Di bagian tengah dan bagian bawah leher ditemukan 2 luka
tusuk.
Luka pertama P= 2,5cm L= 1cm, dan d= 6cm,
luka kedua P= 2,5 cm L= 0,3cm, dan d= 3,5 cm
Luka pada leher kanan bawah P=9,5cmL= 0,8cm,, d=3,3cm
luka pada supraklavikula kiri P= 8cm, L= 0,3cm,d= 2,5cm
Luka pada dada bagian atas P= 7 cm, L= 0,7cm, d= 1,7cm
luka pada bahu kiri bagian tengah P= 2,5cm, L= 0,7cm, d=
2 cm

Di temukan
luka robek
pada ostium
cervix

Di temukan
luka lecet pada
dinding vagina
bagian
posterolateral
kanan

Di temukan
luka robek
pada bagian
vulva
berukuran 1x2
cm

Pemeriksaan Khusus pada Genitalia


26

11/9/15

Pada usap vagina, test PSA + dengan konfirmasi dengan


ELISA 52,07 ng/ml

Pada pemeriksaan toksikologi, ditemukan ethanol dalam


darah 395mg%
Didapatkan juga luka pada arteri carotis communis kanan
0,3 cm x 1 cm dan juga ditemukan luka bacok pada otot
leher
Setelah dilakukan otopsi 12 jam setelah kematian,
didapatkan trakea yang terpotong 3,5 cm di bawah pita
suara.
27

11/9/15

28

11/9/15

Pembahasan
Berdasarkan

hasil investigasi, pasien diduga


merupakan korban kekerasan seksual yang
dibunuh

Pada

alat genitalia, ditemukan luka robek pada


vulva, luka lecet pada dinding vagina dan luka
robek pada ostium cervix yang membuktikan
korban mengalami kekerasan seksual

Pemeriksaan

pada organ menyimpulkan bahwa


korban meninggal kerana perdarahan masif
kerana terpotongnya trakea dan didapatkan
luka pada arteri karotis communis kanan dan
otot leher.

29

11/9/15

Pembahasanooo
Pada

pemeriksaan toksikologi, didapatkan


kandungan ethanol dalam darah sebanyak
395mg% dan menyebabkan pasien dalam
keadaan koma dan tidak mampu membela diri

Test

PSA + test mikroskopik spermatozoa


memungkinkan bahwa pelaku merupakan
seorang lelaki yang telah divasektomi

30

Kesimpulan
Terdapat relevansi pemeriksaan PSA pada kasus
perkosaan.

Pemeriksaan PSA sangat baik pada kasus


perkosaan dibanding pemeriksaan lainnya seperti
tes asam fosfatase dan mikroskopis spermatozoa
yang telah banyak digunakan oleh negara maju
lain

PSA rapid test juga memiliki kelemahan, yakni


dapat menghasilkan hasil negatif palsu bila tidak
dilakukan sesuai dengan prosedur.

11/9/15

Saran

31

11/9/15

Untuk Institusi Kesehatan


Disarankan untuk institusi kesehatan di Indonesia, t.u bagian
ilmu forensik mempertimbangkan peggunaan PSA rapid test
sebagai tes konfirmasi kasus perkosaan berdampingan dengan
pemeriksaan yang sudah digunakan sebelumnya, seperti tes
asam fosfatase dan tes mikroskopik spermatozoa.

Memberikan edukasi & penyuluhan kepada masyarakat tentang


hal-hal yang harus dilakukan bila terjadi perkosaan, misalnya
segera melapor kepada pihak berwenang dan tidak melakukan
banyak manipulasi yang dapat menghilangkan atau merusak
barang bukti.

32

11/9/15

Anda mungkin juga menyukai