Anda di halaman 1dari 10

RETORIKA

KAUM BIJAK

MEDIA PEMBANGKIT MOTIVASI


DAYA HIDUP SERTA PENANAMAN NILAI-NILAI
BUDI LUHUR

Kesuksesan hidup ini ditentukan


bukan dari apa yang orang lain
katakan
kepada
ku
tetapi
kesuksesan hidup saya ditentukan
dari apa saya niatkan dan dari niat
itu saya perjuangkan dengan
kesungguhan dan kerja keras saya
sendiri.
Bagi
yang
bekerja
keras,
keberhasilan bukanlah masalah
kemungkinan tapi masalah waktu.
Semangat adalah kekuatan mental
untuk dapat mencapai sebuah
harapan yang meyakinkan.
Cinta adalah ungakapan hati yang
sangat kuat untuk memiliki, cinta
yang tulus timbul ketika hati dan
pikiran mengharapkan TUHAN tuk
hadir dalam jiwa dan raganya.
........................................................................Syihabuddin Syah

B AB I
PE N DAH U LUAN

Sejarah Singkat Retorika

Retorika (dari bahasa Yunani adalah rhetor) merupakan suatu teknik


pembujuk-rayuan secara persuasi untuk menghasilkan bujukan dengan melalui
karakter pembicara, emosional atau argumen, awalnya Aristoteles mencetuskan
dalam sebuah dialog sebelum The Rhetoric dengan judul 'Grullos' sedangkan
Plato menulis dalam Gorgias, secara umum ialah seni manipulatif atau teknik
persuasi (bujukan) politik yang bersifat transaksional dengan menggunakan
lambang untuk mengidentifikasi (mengenalkan) pembicara (speaker,orator)
dengan pendengar (audience) melalui pidato, persuader dan yang dipersuasi
(dipersuasi) saling bekerja sama dalam merumuskan nilai, keprcayaan dan
pengharapan mereka.
Ini yang dikatakan Kenneth Burke (1969) sebagai konsubstansialitas
dengan penggunaan media oral atau tertulis, bagaimanapun, definisi dari
retorika telah berkembang jauh sejak retorika naik dan dijadikan sebagai bahan
studi di berbagai universitas di seluruh dunia. Dengan ini, ada perbedaan antara
retorika klasik (dengan definisi yang sudah disebutkan diatas) dan praktek
kontemporer dari retorika yang termasuk analisa atas teks tertulis dan
visual.Dalam doktrin retorika Aristoteles, terdapat tiga teknis alat persuasi
politik yaitu deliberatif, forensik dan demonstratif.

Retorika deliberatif memfokuskan diri pada apa yang akan


terjadi dikemudian bila diterapkan sebuah kebijakan saat
sekarang.
Retorika forensik lebih memfokuskan pada sifat yuridis dan
berfokus pada masa lalu untuk menunjukkan bersalah atau tidak,
pertanggungjawaban atau ganjaran.

Retorika demonstartif memfokuskan pada epideiktik, wacana


memuji atau penistaan dengan tujuan memperkuat sifat baik atau
sifat buruk seseorang, lembaga maupun gagasan.
BAB II
PE M BAH ASAN

Rhetoric is the art of ruling the minds of men


(Perhatian orang lain akan mudah dipengaruhi apabila kita menguasai
seni berbicara)
plato in BQ 216
terjemahan sebenarnya adalah Retorika merupakan seni penguasan
pikiran orang lain, memang benar apa yang dikatakan Plato, bahwasanya
untuk menarik perhatian orang lain maka dibutuhkannya sebuah kelihaian
dalam berbicara. Berabad-abad sebelum masehi, Nabi-nabi terdahulu telah
menggunakan seni berbicara ini, tapi dalam konteks yang berbeda namun pada
hakikatnya jalur dan tujuannya sama yaitu dakwah, di zaman sekarang, seni
berbicara inipun masih dan setiap hari digunakan oleh kalangan-kalangan yang
ingin mendapatkan keuntungan sepihak dari pihak lain, mereka memberikan
bumbu-bumbu sebagai penyedap rasa dari setiap perkataan yang mereka
ucapkan sehingga orang yang diperdengarkan (audience) lebih mudah dan
dengan cepat menyetujui segala keputusan atau ajakan dari sang retorikator
tadi. Realita seperti ini tidak sulit untuk ditemukan, misalnya saja seorang
pemimpin bangsa yang terus me-ninabobokan rakyatnya dengan perkataan dan
ucapan-ucapan yang manis dan rasional tetapi pada akhirnya tak lebih dan
bahkan lebih hina daripada setetes air liur, seorang enterpreuner yang dapat
mengantongi ratusan juta rupiah dalam sehari hanya dengan memainkan kedua
bibirnya untuk memanipulasi pikiran orang-orang yang hanya memikirkan
keuntungan sementara, dan bahkan masih banyak contoh-contoh yang dapat
kita saksikan dan temukan di sisi kehidupan kita mengenai dampak dan
penggunaan dari seni berbicara ini. Tergantung kepada pribadisasi yang
menggunakannya. Karena di zaman sekarang ini orang-orang sudah sangat
cerdik dalam mengaplikasian seni ini dengan berbagai macam cara untuk

mencapai keuntungan bagi mereka sendiri sehingga dampak negatifnya


pastinya tertuju kepada orang-orang yang berpikiran pendek. Walaupun
memiliki sisi negatifnya ada tetapi sisi positifnya bahkan lebih besar, orangorang yang di dalam hati dan pikirannya menyadari bahwa kehidupan ini
merupakan ruangan universal pasti akan memanfaatkan seni berbicara ini dalam
memotivasi seseorang yang tadinya hidup dalam keterpurukan dapat tersenyum
dan melangkah dengan penuh kepastian, orang yang tadinya miskin tatpi
setelah terjamah oleh kata-kata dari seorang motivator yang retorik kini dapat
mengantongi dan menggenggam kunci emas sambil tersenyum bangga, dan
bahkan seseorang yang dulunya terpandang lebih hina dari pada sampah tetapi
setelah terpengaruh oleh kata-kata orang bijak walaupun hanya kalimat singkat
dapat dengan mudah mencapai taraf hidup yang terpandang.
When money speaks, the truth in silent
( ketika uang berbicara, kebenaran akan diam)
-Russian Proverb in BQ 152
Sangatlah sulit untuk mengungkapkan kebenaran manakala uang berada
di pihak yang salah karena sumber dari semua kejahatan di dunia adalah
kecintaan terhadap materi, ini merupakan pernyataan yang akan terus
menceritakan kepada ummat manusia tentang orang-orang yang menjadi budak
dan pelayan setia dari pengaruh harta dan rayuan materi duniawi, baik yang
berada di masa lalu, masa kini dan masa akan datang. Banyak realita yang telah
terjadi yang dimana melakonkan manusia-manusia sebagai budak uang di dunia
ini. Di negara kita yang besar ini (INDONESIA), harta dan kedudukan atau
jabatan menjadi buruan utama bagi mereka yang berjiwa pengemis, padahal
sebelumnya mereka telah memiliki jabatan yang terhormat sebagai dan dicap
sebagai pelayan rakyat yang tulus tetapi dengan mudahnya dapat meneteskan
air liur yang hina ketika disodorkan uang untuk dapat melakukan pelencengan
dari jalur jabatan yang seharusnya dia jaga.
Sumber penyebab sehingga negara kita ini mengalami keterpurukan dari
dalam adalah karena perkembangan spiritual masyarakatnya yang tak pernah
berputar kedepan dan selalu berputar melawan arah, karena para wakil
rakyatnya yang telah dipercayakan dan diberikan jabatan untuk mengayomi
masyarakat dan melayaninya dengan baik selalu melakukan hal-hal yang
membuat mereka menjadi kaya dan bertahtakan kekuasan untuk mereka sendiri,
contohnya saja sudah bervariasi dan memiliki keragaman warna. Seorang
pegawai di kementerian pajak yang upahnya melebihi pegawai-pegawai biasa
agar dia tidak mengambil hak orang lain, tetap dia manipulasi karena

penglihatannya telah tertutup dari kebenaran hati nurani, seorang hakim yang
jalur kuasanya menentukan akan kebenaran dan kebatilan dapat menutup
telinganya dari semua itu sehingga hanya kebatilan yang akan dia tuntun ke
mimbar kemenangan, dan seorang wakil rakyat pun yang telah menduduki
jabatan di DPR dapat dengan mudah menghancurkan masa depan rakyat yang
diwakili di daerahnya hanya dengan pengaruh dan satu kedipan mata dari harta
dan kekuasaan.

If you wish to reach the highest, begin at the lowest


(jika anda mengharapkan untuk mencapai yang tertinggi, maka mulailah dari
yang terndah)
Syrus-Maxims in BQ 12
Mulailah dari hal-hal yang kecil karena keberhasilan terbesar sekalipun
dimulai dari yang terkecil merupakan makna sekaligus hikmah dari pernyataan
diatas, orang-orang yang hari ini menduduki suatu jabatan terhormat merupakn
orang-orang yang dulunya hina dan terlunta dari segi materi tetapi sebenarnya
yang menjadi penggerak sehingga kehidupannya dapat dikagumi oleh orang
lain adalah karena semangatnya yang tak pernah mengecil ketika menapaki
anak tangga yang paling bawah, mereka terus melangakah dan menaiki anak
tangga tersebut dengan penuh pengharapan dan tekad membara yang tak pernah
mpadam oleh pengaruh negatif di sekitarnya. Seorang bapak motivator yaitu
Mario Teguh pernah berkata bagi yang bekerja keras, keberhasilan bukanlah
masalah kemungkinan, tetapi hanya masalah waktu. Perkataan dari beliau ini
memiliki kaitan yang erat dengan pernyataan Syrus di atas. Mustahil jika
seseorang yang memiliki keinginan untuk menjadi sepenuhnya sukses secara
tiba-tiba, sebuah kenyataan yang terjadi dalam angan-angan jika seseorang
langsung dapat menuju ke puncak gunung tanpa melalui dari bawah. Itu sama
saja dengan menatap kelangit malam dengan bermaksud melihat matahari.
Percuma kalau kita berdoa terus-menerus tanpa ada usaha untuk berkembang.
Semua harus di mulai dari yang terendah untuk mencapai yang tertinggi, tak
akan ada terendah jika tertinggi tak pernah tercipta, dan tak akan terwujudkan
sebuah ketinggian jika terendahan tak pernah diciptakan, kecil ada karena besar
juga ada, besar ada karena kecil juga ada, awal ada karena akhir ada dan tak
akan ada yang terakhir jika yang awal tak pernah ada. Begitulah Zat Yang Maha
Pencipta menciptakan di alam semesta ini dengan berpasang-pasangan. Hanya
DIA-lah yang Maha Awal dan Maha Akhir yang tak dapat disejajarkan dengan
apapun, karena DIA-lah yang menguasai ruang waktu dan ruang kehidupan dari

apa yang DIA ciptakan, sebuah ironi yang menyedihkan jika seseorang hamba
yang berstatus sebagai yang diciptakan ingin melampau dari SIAPA YANG
MENCIPTAKANNYA. Dan semua akan kembali kepada-NYA. WALLAHU
ALAM ...

(jangan menunda pekerjaan mu hingga esok hari, yang kamu dapat


kerjakan hari ini)
Pernyataan bijak di atas memberikan nasihat yang sangat mendalam
akan sebuah pengaturan dan pemanfaatan waktu, waktu itu adalah sebuah
anugrah yang hanya dapat dirasakan manfaatnya ketika kita menggunakan
dengan sebaik-baik mungkin, waktu itu bernilai bukan karena panjangnya akan
tetapi ia bernilai karena kebaikan universal yang kita lakukan di dalamnya,
banyak orang yang menjadikan sebuah pekerjaan itu seharusnya menjadi
ringkas dan dapat menghemat waktu untuk diselesaikan tetapi pada akhirnya
mereka menjadikannya semakin rumit dan panjang untuk diselesaikan,
Pernyataan bijak diatas memiliki relefansi yang kuat pada pernyataan bijak
yang lain, seperti halnya dengan mahfudzat ini :
(Sebaik-baik manusia adalah yang lebih baik budi pekertinya dan yang lebih
bermanfaat bagi manusia)
Menunda suatu pekerjaan adalah bagian dari kehidupan sifat malas, dan
malas memperbaikai adalah sebuah ketegasan untuk melanjutkan kesulitan
sedangkan menunda memperbaiki keadaan buruk adalah suatu tindakan untuk
memperpanjang keadaan yang tidak membahagiakan. Beginilah yang terjadi
pada diri kita. Seringkali hal-hal sepele yang sebenarnya memiliki pengaruh
yang sangat besar selau kita tunda dalam penyelesaiannya, sehingga tanpa kita
sadari ada pihak lain yang secara otomatis kita rugikan. Dari semua itu
mengalirlah dosa yang tanpa disadari berasal dari tindakan kita dalam
menyepelekan suatu pekerjaan.

(Orang yang berilmu itu besar meskipun masih muda, dan orang yang bodoh
itu kecil walaupun sudah berumur, belajarlah karena tak ada satupun orang
yang dilahirkan dalam keadaan berilmu, tidaklah sama orang yang berilmu
itu dengan orang yang bodoh )
Imam Syafii

Ilmu tak akan pernah melihat orang yang memiliki dan


mengamalkannya dengan pandangan yang duniawi, tapi ilmu itu melihat
dengan pandangan yang universal, tak melihat apakah dia tua atau muda, kaya
atau miskin, jelek atau tampan, indah atau buruk. Ilmu pengetahuan adalah
kekasih yang sangat setia sekalipun dia dimadu oleh berbagai macam ilmu lain,
ia akan terus menuntun orang yang memilikinya dengan tuntunan cahaya dan
senantiasa meluaskan hamparan untuk pijakan kaki orang-orang yang
mengharapkan keridhohan Rabbnya.

BAB III
PE N UTU P

A. Kesimpulan
Untuk menjadi sepenuhnya pribadi yang sukses dan dapat
mengarungi bahtera kehidupan yang fana ini, maka setiap insan yang
berpikir dengan landasan hati dan logika, sepatutnya menerapkan dan
mengaplikasikan setiap tutur kata dan perbuatannya dengan irama dan
senandung orang-orang bijak agar kehidupan ini tetap dapat berada
dalam taraf keseimbangan. Karena manusia itu adalah insan yang
senantiasa berppikir dan menelaah dan mereka tak akan pernah berhenti
untuk melakukan hal yang sangat menakjubkan ini.

B. Saran dan Kritik


Penulis menilai bahwa pembawaan dan metode dalam
memberikan dan mengarahkan mahasiswa dan mahasiswi untuk
menelaah ilmu pengetahuan dalam studi Retorika Kaum Bijak yang
dikembangkan dalam program PIKIH ini telah menempati posisi yang
sudah dapat diaplikasikan kepada masyarakat umum. Manusia itu
mahluk yang berproses, jadi penulis pada kesempatan ini (tanpa
mengurangi rasa tazim saya) mengungkapkan bahwa jangan pernah
berhenti dan bertumpu pada satu titik dalam melangkah karena
kehidupan ini akan terus melangkah dan tak akan pernah berhent, oleh
karena itu kembangkan apa yang telah dimiliki dan jangan pernah
berhenti untuk menjalankan perintah dari Zat Yang Maha Agung dan
senantiasa menjalankan sunnah-sunnah dari insan yang tak akan ada

yang dapat menyamai eksistensinya dalam mengarahkan ummat


manusia ke jalan yang diridhoi ileh ALLAH SWT.

10

Anda mungkin juga menyukai