SHAPING
A.
PENGERTIAN SHAPING
Eksternal shaping
2.
Internal shaping
Internal shaping dapat terjadi dalam lingkungan yang sangat bebas dan
sangat tidak berstruktur. Diberi nama internal shaping karena tekanan
konstan terhadap tingkah laku datangnya dari dalam organisme, bukan
dari lingkungan fisik. Skinner (1951) bahwa proses internal shaping dapat
dilukiskan dengan cukup obyektif, tetapi pelaksanaannya memerlukan
kecerdasan, akal, dan keahlian yang besar dari orang yang melakukan
shaping.
Proses shaping akan sangat berjalan dengan sangat cepat dan efektif bila
reinforcement tepat bersamaan waktu dengan respon. Dalam shaping ada
tahapan-tahapan dalam menuju perilaku akhir, meskipun belum sampai
pada perilaku akhir yang diharapkan, apabila seseorang itu telah berubah
atau membentuk perilaku baru maka diberikan reinforcement.
B.
Topografi
Jumlah
Secara jumlah
Secara intensitas
C. PROSEDUR SHAPING
Karena terminal perilaku yang diinginkan tidak terjadi pada awalnya perlu
memperkuat beberapa perilaku yang mendekati itu, dan mengidentifikasi
titik awal. Tujuan program awal ini adalah untuk membentuk perilaku,
dengan memperkuat titik awal ke final yang diinginkan meskipun titik
awal mungkin sama sekali berbeda dengan perilaku terminal.
3.
Tahap ini membantu kita untuk mendekati akhir perilaku yang diinginkan.
Contoh; anggaplah akhir perilaku yang diharapkan dalam program
membentuk seorang anak berkata papa, telah ditetapkan bahwa anak
berkata Paa dan respon ini diatur sebagai perilaku awal. Kita andaikan
bahwa kita memutuskan untuk pergi dari perilaku awal Paa melalui
langkah-langkah beriku Paa-Paa, Pa-Pa, dan Papa.
Untuk memulai, penguatan diberikan pada sejumlah kesempatan untuk
memancarkan perilaku awal (Paa). Ketika perilaku ini terjadi pelatih
bergerak ke langkah berikutnya dan memperkuat langkah demi langkah
sampai anak akhirnya berkata papa.
Memang tidak ada seperangkat pedoman untuk mengidentifikasi ukuran
langkah yang ideal, namun dalam usaha untuk menentukan langkahlangkah perilaku awal ke terminal perilaku, pelatih sudah bisa
membayangkan langkah-langkah yang akan dilalui.
4.
D.
1.
Memilih perilaku akhir, pilihlah perilaku yang spesifik ( seperti
bekerja dengan tenang selama 10 menit di meja ) dan bukan yang umum
( seperti perilaku yang baik di kertas ). Jika memungkinkan pilihlah
perilaku yang akan terjadi dengan reinforcer alami.
2.
3.
Rencana awal. Membuat daftar perilaku yang dianggap berhasil
yang m,endekati perilaku yang diinginkan untukperilaku paling awal,
pilihlah perilaku yang mirip dengan yang sudah dilakauakan dengan
subjek yang bersangkutan.
4.
Penerapan rencana. Katakan pada siswa sebelum menerapkan
program mengenai program yang bersangkutan. Mulailah memberikan
reinforcer begitu dengan yang dijalankan. Jangan menuju ke langkah
berikutnya sebelum siswa berhasil melakukan tugas dengan sempurna.
Berikan reinforcer secukupnya jangan berlebihan atau terlalu pelit. Jika
anak mogok, dengan kemungkinan tugas yang terlalu berat atau langkah
yang terlalu cepat, atau reinforcer tidak efektif.
Daftar Pustaka