Lingkungan Hidup
(Pertemuan ke 11)
Ada banyak sekali problem Lingkungan Hidup (LH) di Indonesia yang
tidak terselesaikan.
Kementrian Lingkungan Hidup (KLH) melalui laporan Status
Lingkungan Hidup Indonesia (SLHI) 2006 mencatat terjadi penurunan
kualitas lingkungan hidup pada tahun 2006 karena terjadi
peningkatan polutan secara signifikan di media air dan udara. +
Peningkatan kasus pencemaran limbah domestik dan limbah bahan
berbahaya dan beracun (B3)
Sehingga Pada saat yang sama, krisis lingkungan semakin
mengancam keberlanjutan alam-atas dasar itulah sesungguhnya
mengapa diperlukan Undang-Undang (UU) LH yang lebih sempurnaitulah filosofi kelahiran UU PPLH No 32 tahun 2009.Dasar hukum
tersebut di atas jelas menginspirasi betapa perlunya negara
membuat aturan yang kompleks yang berorientasi jangka panjang.
Sejak tanggal 3 Oktober 2009, Undang-Undang No. 23 Tahun 1997
tentang Pengelolaan Lingkungan Hidup (PLH) telah dicabut dan
KONVENSI/PERJANJIAN
INTERNASIONAL
INTERNATIONAL SOFT LAW & HARD LAW
SOFT LAW merupakan satu bentuk HI yang tidak secara langsung
mengikat negara, tetapi dia harus dipedomani untuk membentuk
hukum masa datang.
Contoh : * Deklarasi Stockholm 1972
* Deklarasi Rio de Janeiro 1992
Dijaminnya
pelestarian
dan
pendayagunaan
keanekaragaman hayati secara berkelanjutan dan
berbagai keuntungan secara adil dan merata dari hasil
pemanfaatan sumber genetika, alih teknologi yang
relevan, serta pembiayaan yang cukup dan memadai.
1. KEPENDUDUKAN (Population)
2. KEMISKINAN (Poverty)
3. KERUSAKAN/PENCEMARAN
(Pollution)
4. KEBIJAKSANAAN (Policy)
SISTEMATIKA UU PPLH
Penegakkan Hukum
Dapat dilakukan melalui berbagai jalur dengan
berbagai sanksinya
Sanksi :
Administrasi
Perdata
Pidana
Pasal 14
Instrumen pencegahan pencemaran dan/atau kerusakan lingkungan
hidup.